Anda di halaman 1dari 13

Disusun Oleh Kelompok 1;

Dias Udiyanto (191010250209)


Nadila Fitria (191010250232)
Yafkhan Imam M. (191010250253)

Hukum acara pidana


Pengertian Hukum pidana
hukum Ketentuan-ketentaun yang mengatur apa
yan tak boleh dilakukan dan atau tidak boleh
pidana
dilanggar oleh warga, yang bila tetap
substantif dilakukan atau dilanggar akan mendapat
( materil) ancaman hukum

Hukum Menurut Prof. Dr. Wirjono Prodjodikoro


Pidana hukum acara pidana; ”suatu rangkaian
peraturan yang memuat
hukum cara  bagaimana  badan-badan  pemerintah
acara yang berkuasa yaitu kepolisian, kejaksaan
pidana dan pengadilan harus bertindak guna
mencapai tujuan negara dengan
( formil) menegakkan hukum pidana
Fungsi Hukum Acara Pidana

Fungsi Reprensif yaitu


Fungsi Preventif yaitu fungsi mencegah dan
melaksanakan dan menegakkan mengurangi tingkat kejahatan. Fungsi ini
hukum pidana artinya jika ada dapat dilihat ketika sistem peradilan pidana
perbuatan yang tergolong sebagai dapat berjalan dengan baik dan ada
kepastian hukumnya, maka orang akan
perbuatan pidana maka perbuatan berhitung atau berpikir kalau akan melakukan
tersebut harus diproses agar tindak pidana dengan demikian maka dapat
ketentuan-ketentuan yang ditunjukkan bahwa antara hukum acara
pidana dan hukum pidana adalah pasangan
terdapat didalam hukum pidana yang tidak dapat dipisahkan dan mempunyai
dapat diterapkan hubungan yang sangat erat, diibaratkan
sebagai dua sisi mata uang.
Tujuan Hukum Acara Pidana

untuk mencari dan mendapatkan atau setidak-tidaknya mendekati kebenaran materiil, ialah
kebenaran yang selengkap-lengkapnya dari suatu perkara pidana dengan menerapkan ketentuan
hukum acara pidana secara jujur dan tepat, dengan tujuan untuk mencari siapakah pelaku yang
tepat didakwakan melakukan suatu pelanggaran hukum dan selanjutnya meminta pemeriksaan dan
putusan dari pengadilan guna menemukan apakah terbukti bahwa tindak pidana telah dilakukan dan
apakah orang yang didakwa itu dapat dipersalahkan

1. mencari dan menemukan kebenaran, 2. melakukan penuntutan adalah menjadi tugas


yang bertugas adalah pihak kepolisian dari kejaksaan yang dilakukan oleh JPU.
Rumusan dalam hal ini adalah penyelidik dan penyidik, Penuntutan harus dilakukan secermat mungkin
Hukum Acara kebenaran yang dimaksudkan adalah sehinggapenuntutan itu merupakan penuntutan
Pidana keseluruhan fakta-fakta yang terjadi yang yang tepat dan benar. Sebab kesalahan
ada hubungannya dengan perbuatan pidana penuntutan akan berakibat fatal yaitu gagalnya
yang terjadi. penuntutan yang berakibat pelaku bebas.
03 04
melaksanakan eksekusi putusan hakim,
melakukan pemeriksaan dan membuat yang secara administratif dilakukan oleh
dan menemukan putusan menjadi tugas jaksa akan tetapi secara operasionalnya
dilakukan dan menjadi tugas lembaga
hakim dipengadilan. pemeriksaan harus
pemasyarakatan kalau putusan itu
jujur dan tidak memihak dan putusannya putusan pidana penjara, namun jika
pun harus putusan yang adil bagi semua putusanya pidana mati maka langsung
pihak dilakukan oleh regu tembak yang khusus
disiapkan untuk itu
Sejarah Hukum Acara Pidana di indonesia

01 02
ACARA PIDANA SEBELUM ACARA PIDANA ZAMAN
ZAMAN KOLONIAL KOLONIAL

Pada zaman sebelum bangsa belanda Hukum acara pidana di Indonesia dimulai
menginjakan kaki di indonesia , indonesia sendiri dari masa penjajahan Belanda terhadap
telah tercipta hukum yang lahir dari masyarakat bangsa Indonesia. Sementara itu sistem
tradisional sendiri yang kemudian disebut hukum hukum Belanda sedikit banyak juga telah
adat. Dimana pada waktu itu belum ada hakim dan dipengaruhi oleh sistem hukum Eropa yang
jaksa seperti pada jaman sekarang , pada waktu itu juga dipengaruhi oleh sistem hukum Eropa.
dimulai pada abad ke-13 yang terus
hakim atau yang dapat memutus suatu perkara
hanya lah seseorang yang di anggap sebagai mengalami perkembangan hingga abad ke-
pemegang kekuasann ter tinggi atau yang lebih di 19. Jadi perkembangan hukum acara pidana
tuakan seperti kepala adat dan raja yang dapt Indonesia juga dipengaruhi oleh sistem
memutuskan suatu perkara. hukum Eropa.
LANJUT
03 04
INLANDS REGLEMENT KEMUDIAN ACARA PIDANA PADA ZAMAN
PENDUDUKAN JEPANG DAN SESUDAH
HERZIENE INLANDS REGLEMENT . PROKLAMASI KEMERDEKAAN

Salah satu peraturan yang mulai berlaku pada tanggal 1 mei Dengan undang-undang (osamu serei) nomor 1 tahun
1848 berdasarkan pengumuman Gubernur Jendral tanggal 3 1942 yang mulai berlaku pada tanggal 7 Maret 194,
desember 1847 Sld Nomor 57 ialah Inlands Reglement atau dikeluarkan aturan peralihan di Jawa dan Madura.
disingkat IR. reglemenn tersebut disahkan oleh Gubernur perubahan azasi kecuali hapusnya Raad van justitie
Jendral, dan diumumkan pada tanggal 5 april 1848, Sbld sebagai pengadilan untuk golongan Eropa. Susunan
nomor 16, dan dikuatkan dengan firman Raja tanggal 29 pengadilan ini diatur dengan Osamu Serei nomor 3
september 1849 \nomor 93, diumumkan dalam Sbld 1849 tahun 1942 tanggal 20 september 1942. HIR dan
nomor 63. Dengan Sbld 1941 nomor 44 di umumkan kembali Reglement voor de Buitengewesten serta
dengan Herziene Inlands Reglement atau HIR. terpenting dari Landgerechtsreglement berlaku untuk pengadilan negeri
perubahan IR menjadi HIR ialah dengan perubahan itu (Tihoo Hooin). Pengadilan tinggi (koot Hooin) den
dibentuk lembaga openbaar ministerie atau penuntut umum, pengadilan Agung (Saiko Hooin).
yag dahulu ditempatkan dibawah pamongpraja
ASAS-ASAS HUKUM ACARA PIDANA
Asas peradilan cepat, Asas Inquisitoir dan
sederhana, dan biaya Accusatoir
ringan

Asas praduga tak bersalah Asas oportunitas


(Persumption of Innouncen)
Asas peradilan cepat, sederhana, Asas praduga tak bersalah
1 dan biaya ringan
2 (Persumption of Innouncen)
Asas Praduga Tak Bersalah (Presumtion of inocene)
Asas ini dianut dalam KUHAP merupakan
Asas praduga tak bersalah ini menghendaki agar setiap
penjabaran UU Ketentuan Pokok Kekuasaan
orang yang terlibat dalam perkara pidana harus
Kehakiman.Peradilan cepat (untuk menghindari
dianggap belum bersalah sebelum adanya putusan
penahanan yang lama sebelum ada putusan
hakim yang berkekuatan hukum tetap. prinsip ini
hakim, merupakan bagian dari hak asasi
dipatuhi karena telah tertuang dalam UU No. 4 tahun
manusia.Begitu pula peradilan yang bebas, jujur
dan tidak memihak yg ditonjolkan dalam UU tsb. 2004 pasal 8.
hal ini ada didalam Undang-undang Nomor 4 tahun
2004 tentang kekuasaan Kehakiman pada pasal 4
ayat (2). Bertujuan untu mempermudah dalam
peradilan agar tidak berlibet libet dan menekan
biyay dalam peradilan
Asas Inquisitoir dan Asas oportunitas
3 4
Accusatoir
Adalah asas hukum yang memberikan wewenang
A. Asas Inquisitoir adalah asas yang
kepada Penuntut Umum untuk menuntut
menjelaskan bahwa setiap atau tidak menuntut yang telah mewujudkan
pemeriksan yang dilakukan harus perbuatan pidana demi kepentingan umum
dengan cara rahasia dan tertutup. (UU No. 5 tahun 1991 tentang Pokok-Pokok
B. Asas accusatoir menunjukkan Kejaksaan).
bahwa seorang Dalam penjelasan pasal tersebut artinya jaksa
dapat mengesampingkan suatu perkara jika
tersangka/tersangka yang
kepentingan umum merasa dirugikan apabila
diperiksa bukan menjadi obyek perkara itu dituntut. Dan asas ini tersirat
tetapi sebagai subyek. asas ini dalam pasal 14 KUHAP huruf h yang
memperlihatkan pemerinsaan berbunyi “ menutup perkara demi
dilakukan secara terbuka untuk kepentingan umum”.
umum
SUBYEK DALAM HUKUM ACARA PIDANA:
Tersangka/terdakwa dan Terpidana Hak-hak tersangka/terdakwa (pasal
1 50- pasal 68 KUHAP):
beserta hak-haknya:
Tersangka adalah seseorang yang karena
perbuatannya atau keadannya, berdasarkan bukti a.Hak untuk segera diperiksa, diajukan
permulaan patut diduga sebagai pelaku tindak pidana ke pengadilan dan diadili (pasal 50
(butir 14 KUHAP) ayat 1,2,3)
b.Hak untuk mengetahui dengan jelas
Terdakwa adalah seorang tersangka yang dituntut, dan bahasa yang dimengerti olehnya
diperiksa dan diadili di sidang pengadilan (pasal 1 tentang apa yang disangkakan dan
angka 15 KUHAP). apa yang didakwakan (pasal 51 butir a
dan b)
Terpidana adalah seorang yang dipidana berdasarkan c.Hak untuk memberikan keterangan
putusan pengadilan yang telah memperoleh keputusan secara bebas kepada penyidik dan
hukum tetap (pasal 1 angka32 KUHAP). hakim (pasal 52)
d.Hak untuk mendapat juru bahasa
(pasal 53 ayat (1))
Penuntut Umum Penyidik dan Penyelidik
Pasal 1 butir 6 dijelaskan bahwa:
Menurut pasal 1 butir 1, penyidik
Jaksa adalah pejabat yang diberi 2 3 adalah pejabat polisi atau
wewenang oleh UU untuk pegawai negeri sipil tertentu
bertindak sebagai penuntut yang diberi wewenang
umum serta melaksanakan
khusus oleh UU untuk
putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum melakukan penyidikan.
tetap. Pasal 1 butir 4, penyelidik
adalah pejabat polisi yang
Sedangkan Penuntut umum adalah diberi wewenang oleh UU
jaksa yang diberi wewenang untuk melakukan
oleh UU untuk melakukan
penyelidikan
penuntutan dan melaksanakan
penetapan hakim
Penasehat Hukum
Istilah penasehat hukum dan bantuan hukum adalah pembela atau
advokat.Fungsinya adalah sebagi pendamping tersangka atau
4 terdakwa dalam pemeriksaan.

Di dalam pasal 1 butir 13 KUHAP memberikan definisi tentang penasehat


hukum yang didefinisikan sebagai seorang yang memenuhi syarat
yang ditentukan oleh atau berdasar undang-undang untuk memberi
bantuan hukum.

Hampir bersamaan dengan hal itu, pasal 1 ayat 1 UU No. 18 Tahun 2003
tentang advokat menyebutkan bahwa adalah orang yang berprofesi
memberi jasa hukum baik di dalam maupun di luar pengadilan yang
memenuhi syarat berdasarkan ketentuan.

Anda mungkin juga menyukai