TM. II
Azas HAP, Pihak-Pihak dalam HAP,
Penyelidikan dan Penyidikan
Dosen Pengajar
DR. IVONNE SHERIMAN, SH. MH.
Untuk mencapai tujuan melindungi keluhuran
martabat manusia, maka asas-asas penegakan
hukum dirumuskan dalam Undang-undang
AZAS-AZAS Nomor 48 Tahun 2009 tentang ketentuan-
HUKUM ketentuan pokok peradilan yang ditegaskan
ACARA kembali dalam KUHAP untuk menghidupkan
PIDANA setiap pasal atau alinea agar senantiasa
mencerminkan perlindungan hak asasi manusia.
Asas-asas ini adalah:
1. Asas Peradilan Cepat, Sederhana, dan
Biaya Ringan
LANJUTAN
8. Praduga Tak Bersalah (Presumption Of Innocent)
Mensyaratkan bahwa seorang terdakwa harus dianggap tidak
bersalah, yaitu sebelum kesalahannya dinyatakan telah terbukti
oleh pengadilan dan putusan pengadilan telah mempunyai
kekuatan hukum yang tetap atau mempunyai suatu kracht van
gewijsde.
9. ASAS OPPORTUNITAS
Asas ini memberi wewenang pada penuntut umum untuk menuntut
atau tidak menuntut seorang pelaku dengan alasan kepentingan
umum. inilah yang dianut Indonesia contohnya seseorang yang
memiliki keahlian khusus, dan hanya dia satu-satunya di negara itu
maka dengan alasan ini JPU boleh memilih untuk tidak menuntut.
LANJUTAN
10. ASAS LEGALITAS
Asas yang menghendaki bahwa penuntut umum wajib menuntut
semua perkara pidana yang terjadi tanpa memandang siapa dan
bagaimana keadaan pelakunya. Dalam arti menghendaki agar
semua pelaku sesuatu tindak pidana, tanpa kecuali harus dituntut
menurut undang-undang pidana yang berlaku dan diajukan ke
pengadilan untuk diadili.
11. Asas Peradilan Dilakukan oleh Hakim Karena
Jabatannya
Asas ini menghendaki bahwa tidak ada satu jabatan yang berhak
untuk melakukan peradilan atau pemeriksaan hingga mengambil
putusan kecuali hanya diberikan pada hakim.
DAN
PENYIDIKA Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal
dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini untuk
N mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu
membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna
menemukan tersangkanya. (Psl 1 angka 2 KUHAP)
M. Yahya Harahap dalam bukunya Pembahasan Permasalahan dan Penerapan
KUHAP: Penyidikan dan Penuntutan (hal. 101), menjelaskan bahwa dari
pengertian dalam KUHAP: