Anda di halaman 1dari 19

HUKUM ACARA PIDANA

TM. II
Azas HAP, Pihak-Pihak dalam HAP,
Penyelidikan dan Penyidikan
Dosen Pengajar
DR. IVONNE SHERIMAN, SH. MH.
 Untuk mencapai tujuan melindungi keluhuran
martabat manusia, maka asas-asas penegakan
hukum dirumuskan dalam Undang-undang
AZAS-AZAS Nomor 48 Tahun 2009 tentang ketentuan-
HUKUM ketentuan pokok peradilan yang ditegaskan
ACARA kembali dalam KUHAP untuk menghidupkan
PIDANA setiap pasal atau alinea agar senantiasa
mencerminkan perlindungan hak asasi manusia.
Asas-asas ini adalah:
1. Asas Peradilan Cepat, Sederhana, dan
Biaya Ringan

Pasal 2(4) UU Kehakiman No. 48 Tahun 2009


LANJUTAN yang menyatakan bahwa: “Keadilan dilakukan
ASAS dengan sederhana, cepat dan dengan biaya lebih
rendah.“Sederhana” di sini berarti pemeriksaan
dan penyelesaian perkara dilakukan secara
efektif dan efisien. “Biaya rendah” berarti
bahwa biaya suatu kasus dapat ditanggung oleh
masyarakat umum.
2. Asas in praesentia
 Pada dasarnya pengadilan memeriksa terdakwa
di hadapan hakim, namun dengan syarat dan
LANJUTAN pertimbangan tertentu, pengadilan dapat
ASAS-ASAS memeriksa terdakwa tanpa kehadiran terdakwa
(in absentia).
4. Asas Persamaan di Muka Hukum (equality before the law)
 Hukum memberikan jaminan dan kepastian tentang hak dan
kewajiban warga negara. Hukum juga tidak bisa membedakan
warga kaya dan miskin, berkuasa atau tidak, namun di mata
hukum, semua warga negara memiliki hak yang sama.
 Karena itu, lambang keadilan adalah dewi dengan mata tertutup.
LANJUTAN Artinya, seorang dewi harus menghakimi tanpa harus

ASAS - AZAS mempertimbangkan keadaan warga negara yang bermasalah.


Sama halnya dengan seorang hakim tidak boleh membeda-
bedakan orang.
 Dalam Ayat 1 Pasal 5 Undang-Undang Pokok Keadilan No. 4
Tahun 2004 disebutkan bahwa “Pengadilan mengadili menurut
hukum dengan tidak membeda-bedakan orang”.
5. Asas Inquisitoir dan Accusatoir.
 Asas yang menjelaskan bahwa setiap pemeriksaan yang
dilakukan harus dengan cara rahasia dan tertutup. Asas ini
menempatkan tersangka sebagai obyek pemeriksaan tanpa
memperoleh hak sama sekali, seperti Bantuan hukum dan
ketemu dengan keluarganya.
6. Asas accusatoir.
LANJUTAN  Asas yang mengajarkan bahwa tersangka/terdakwa yang
diperiksa bukan menjadi obyek tetapi sebagai subyek. Asas ini
memperlihatkan pemeriksaan dilakukan secara terbuka untuk
umum dimana setiap orang dapat menghadirinya (Asas
Pemeriksaan Pengadilan Terbuka untuk Umum)
 Namun, dalam beberapa kasus atau keadaan, persidangan
dapat dinyatakan tertutup untuk umum, misalnya kasus
pemerkosaan.
7. Asas Nullum Delictum Nulla Poena Sine Praevia Lege
Poenali
Merupakan asas yang berlaku untuk suatu tindak pidana yang
mana tidak ada perbuatan yang dapat dipidana kecuali atas
kekuatan aturan pidana dalam perundang-undangan yang telah ada
sebelum perbuatan tersebut dilakukan.

LANJUTAN
8. Praduga Tak Bersalah (Presumption Of Innocent)
Mensyaratkan bahwa seorang terdakwa harus dianggap tidak
bersalah, yaitu sebelum kesalahannya dinyatakan telah terbukti
oleh pengadilan dan putusan pengadilan telah mempunyai
kekuatan hukum yang tetap atau mempunyai suatu kracht van
gewijsde.
9. ASAS OPPORTUNITAS
Asas ini memberi wewenang pada penuntut umum untuk menuntut
atau tidak menuntut seorang pelaku dengan alasan kepentingan
umum. inilah yang dianut Indonesia contohnya seseorang yang
memiliki keahlian khusus, dan hanya dia satu-satunya di negara itu
maka dengan alasan ini JPU boleh memilih untuk tidak menuntut.
LANJUTAN
10. ASAS LEGALITAS
Asas yang menghendaki bahwa penuntut umum wajib menuntut
semua perkara pidana yang terjadi tanpa memandang siapa dan
bagaimana keadaan pelakunya. Dalam arti menghendaki agar
semua pelaku sesuatu tindak pidana, tanpa kecuali harus dituntut
menurut undang-undang pidana yang berlaku dan diajukan ke
pengadilan untuk diadili.
11. Asas Peradilan Dilakukan oleh Hakim Karena
Jabatannya
Asas ini menghendaki bahwa tidak ada satu jabatan yang berhak
untuk melakukan peradilan atau pemeriksaan hingga mengambil
putusan kecuali hanya diberikan pada hakim.

LANJUTAN 12. Asas Tersangka/terdakwa berhak mendapat Bantuan


Hukum.
Asas yang mengajarkan bahwa setiap orang yang tersangkut
perkara wajib diberi kesempatan memperoleh bantuan
hukum yang semata-mata diberikan untuk melaksanakan
kepentingan pembelaan atas dirinya ;
13. Pemeriksaan Hakim yang Langsung dan Lisan
Pemeriksaan di sidang pengadilan dilakukan oleh hakim secara
langsung, artinya langsung kepada terdakwa dan para saksi.
14. Asas Peradilan Bebas
Hakim dalam memberikan putusan, bebas dari adanya campur tangan dan
pengaruh dari pihak atau kekuasaan manapun.

LANJUTAN 15. Asas Ganti Rugi dan Rehabilitasi


Ganti rugi dapat diajukan oleh tersangka, terdakwa, maupun terpidana
atas akibat adanya penangkapan, penahanan, penuntutan, dan
penangkapan, penahanan, penuntutan, dan pengadilan serta tindakan lain
yang:
Tanpa alasan yg berdasarkan UU
Kekeliruan atas orang
 Kekeliruan hukum yg diterapkan
Tuntutan ganti rugi diajukan melalui sidang praperadilan
 Pihak-pihak dalam Hukum Acara Pidana, sebagai berikut:
1. Tersangka dan Terdakwa

PIHAK- 2. Penuntut Umum (Jaksa)

PIHAK 3. Penyelidik dan Penyidik


4. Penasehat Hukum
Pasal 1 butir 14 KUHAP dijelaskan pengertian tersangka adalah:
seorang yang karena perbuatannya atau keadaannya, berdasarkan
bukti permulaan patut diduga sebagai pelaku tindak pidana.
 Syarat seseorang ditetapkan menjadi tersangka adalah setidaknya
harus memenuhi minimal dua alat bukti sebagaimana diatur dalam
TERSANGK Pasal 184 KUHAP.

A  Alat bukti tersebut yaitu berupa keterangan saksi, keterangan ahli,


surat, petunjuk dan keterangan terdakwa.
DAN Pasal 1 butir 15 KUHAP., bahwa : terdakwa adalah seorang
TERDAKWA tersangka yang dituntut, diperiksa dan diadili di sidang pengadilan.
 Syarat tersangka dapat ditetapkan menjadi terdakwa ketika telah
memenuhi bukti yang cukup. Sejak saat itulah ia berubah statusnya
menjadi terdakwa.
 Pasal 1 angka 6 huruf (a) dan huruf (b) KUHAP dijelaskan
bahwa jaksa adalah pejabat yang diberi wewenang oleh
undang-undang untuk bertindak sebagai penuntut umum, serta
melaksanakan putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap.
 Penuntut umum adalah jaksa yang diberi wewenang oleh
PENUNTUT undang-undang untuk melakukan penuntutan dan
melaksanakan penetapan hakim.
UMUM  Perbedaan jaksa dan penuntut umum dapat dilihat bahwa jaksa
merupakan sebuah jabatan, sedangkan penuntut umum
hanyalah sebutan untuk seseorang yang diberi kewenangan
untuk melakukan penuntutan di muka hakim yang sifatnya
hanya fungsional.
 Penasihat hukum adalah seorang yang
memenuhi syarat yang ditentukan oleh atau
Penasehat berdasarkan undang-undang untuk memberi
bantuan hukum (Pasal 1 ayat [13] UU No. 8
Hukum Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana
KUHAP).
Penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyelidik untuk
mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai
tindak pidana guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan
PENYELIDIK penyidikan menurut cara yang diatur dalam undang-undang
AN ini. (Psl 1 angka 5 KUHAP)

DAN
PENYIDIKA Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal
dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini untuk
N mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu
membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna
menemukan tersangkanya. (Psl 1 angka 2 KUHAP)
M. Yahya Harahap dalam bukunya Pembahasan Permasalahan dan Penerapan
KUHAP: Penyidikan dan Penuntutan (hal. 101), menjelaskan bahwa dari
pengertian dalam KUHAP:

Tahapan penyelidikan adalah tindakan tahap pertama permulaan dari


penyidikan. Akan tetapi harus diingat, penyelidikan bukan tindakan yang
LANJUTAN berdiri sendiri terpisah dari fungsi penyidikan. Penyelidikan merupakan
bagian yang tak terpisah dari fungsi penyidikan. Kalau dipinjam kata-kata
yang digunakan buku petunjuk Pedoman Pelaksanaan KUHAP, penyelidikan
merupakan salah satu cara atau metode atau sub dari fungsi penyidikan yang
mendahului tindakan lain, yaitu penindakan berupa penangkapan, penahanan,
penggeledahan, penyitaan, pemeriksaan surat, pemanggilan, tindakan
pemeriksaan, dan penyerahan berkas kepada penuntut umum.
 Pada tindakan penyelidikan, penekanannya
diletakkan pada tindakan “mencari dan
menemukan” suatu peristiwa” yang dianggap atau
diduga sebagai tindakan pidana, sedangkan
KESIMPULA
N  Penyidikan titik berat penekanannya diletakkan
pada tindakan “mencari serta mengumpulkan
bukti”.
 Adapun perihal lembaga yang berwenang melakukan tindakan
penyelidikan dan penyidikan adalah kepolisian diberi wewenang untuk
melakukan penyelidikan. Sedangkan aparat penegak hukum yang
berwenang melakukan penyidikan adalah kepolisian atau atau pejabat
pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-
undang.
 Contohnya, penyidik pegawai negeri sipil (PPNS) di bidang lalu lintas dan
angkutan jalan yang bekerja di lingkungan Kementerian Perhubungan dan
LANJUTAN Dinas Perhubungan di seluruh Indonesia.

 Oleh karena itu, tugas penyelidikan dan penyidikan dilakukan oleh


masing-masing pejabat yang berwenang yaitu kepolisian untuk
penyelidikan dan penyidikan, serta penyidik pegawai negeri sipil (PPNS)
yang punya wewenang khusus berdasarkan undang-undang untuk
melakukan penyidikan.
 Adapun khusus terkait penghentian penyidikan, berdasarkan KUHAP,
penegak hukum yang berwenang mengadakan penghentian penyidikan
Perbedakan antara laporan dan pengaduan?
 Laporan dapat disampaikan oleh setiap orang dan merupakan
kewajibannya, sementara pengaduan hanya dapat diajukan oleh orang
tertentu saja bukan kewajibannya tapi merupakan hak.
 Dari segi obyeknya, laporan obyeknya adalah setiap delik/tindak
LAPORAN pidana yang terjadi tidak ada pengecualiannya, jadi hal ini berkenaan

DAN dengan delik biasa. sementara pengaduan, obyeknya terbatas pada


delik-delik aduan saja.
PENGADUA  Dari segi isinya, laporan berisi tentang pemberitahuan tanpa disertai
N permohonan, sedangkan pengaduan isinya pemberitahuan disertai
dengan permohonan untuk segera melakukan tindakan hukum.
 Dari segi Pencabutan, Laporan tidak dapat dicabut kembali sementara
pengaduan dapat dicabut kembali.

Anda mungkin juga menyukai