Anda di halaman 1dari 13

HUKUM JINAYAT

POINT 15-21

15. Pengertian Asas Peradilan Menyeluruh, Sederhana, Cepat dan Biaya Ringan dalam Qanun Jinayat
16. Pengertian Asas Peradilan Terbuka untuk Umum dalam Qanun Jinayat
17. Pengertian dan Pelaksana Tugas Penyelidikan dalam Perkara Jinayat
18. Pengertian dan Pelaksana Tugas Penyidikan dalam Perkara Jinayat
19. Pengertian dan Pelaksana Tugas Penuntutan dalam Perkara Jinayat
20. Pengertian dan Pelaksana Tugas Pelimpahan Perkara ke Pengadilan dalam Perkara Jinayat
21. Batas Wewenang Pemeriksaan Berkas Perkara oleh Panitera Muda Hukum Mahkamah Syariah
PENGERTIAN ASAS PERADILAN MENYELURUH,
SEDERHANA, CEPAT DAN BIAYA RINGAN DAN ASAS
PERADILAN TERBUKA UNTUK UMUM DALAM QANUN
JINAYAT

Dasar Hukum Pasal 2 Qanun Aceh Nomor 7 Tahun 2013 tentang Hukum Acara Jinayat menyatakan sebagai berikut :
a. legalitas;
b. keadilan dan keseimbangan;
c. perlindungan hak asasi manusia;
d. praduga tidak bersalah (presumption of innocence);
e. ganti kerugian dan rehabilitasi;
f. peradilan menyeluruh, sederhana, cepat, dan biaya ringan;
g. peradilan terbuka untuk umum;
h. kekuasaan hakim yang sah, mandiri dan tetap;
i. bantuan hukum bagi Terdakwa; dan
j. pembelajaran kepada masyarakat (tadabbur).
PENJELASAN PASAL 2 HURUF F

Yang dimaksud dengan asas “peradilan menyeluruh, sederhana, cepat, dan biaya ringan” adalah
pelaksanaan peradilan yang mencakup semua aspek yang berhubungan, termasuk spek perdatanya.
Prosedur yang sesederhana mungkin, sehingga tidak berbelit-belit dan dengan biaya yang seminimal
mungkin guna menjaga kestabilan psikologis terdakwa.
Asas menyeluruh menghendaki agar proses pemeriksaan peradilan bukan hanya untuk
menjatuhkan uqubat kepada pelaku jarimah, tetapi juga untuk memberikan kompensasi kepada korban
jarimah, memberikan rehabilitasi kepada pelaku jarimah yang tidak terbukti bersalah
Asas sederhana dan cepat mengandung arti bahwa penyelenggaraan peradilan dilakukan dengan
simple, tidak berbelit-belit, sehingga dapat menghemat waktu dan dapat diselesaikan sesegara mungkin
dalam waktu yang singkat
Biaya murah berarti penyelenggaraan peradilan dilakukan dengan menekan pembiayaannya secara
sedemikian rupa, agar terjangkau oleh pencari keadilan, menghindari pemborosan dan tindakan bermewah-
mewahan yang hanya dapat dinikmati oleh kelompok yang berduit saja
PENJELASAN PASAL 2 HURUF G

Yang dimaksud dengan asas “peradilan terbuka untuk umum” adalah hak dari public untuk
menyaksikan dan mengawasi jalannya peradilan (kecuali dalam hal-hal tertentu). Sedangkan
pemeriksaan pendahuluan, penyidikan dan pra peradilan dapat tidak terbuka untuk umum.
Asas ini menjadi dasar pemberian peluang kepada masyarakat untuk mengajukan
permohonan agar pemeriksaan yang dihentikan oleh Polisi atau Jaksa diteruskan ke Pengadilan
PENJELASAN PASAL 2 HURUF H

Yang dimaksud dengan asas “kekuasaan hukum yang sah dan tetap” adalah peradilan harus
dipimpin oleh seorang/beberapa orang hakim yang memiliki kewenangan yang sah dari pemerintah.
Hal ini berarti pengambilan keputusan mengenai salah tidaknya terdakwa dilakukan oleh
hakim karena jabatannya yang bersifat mandiri dan tetap.
PENJELASAN PASAL 2 HURUF I

Yang dimaksud dengan asas “bantuan hukum bagi terdakwa” adalah adanya bantuan hukum
yang diberikan bagi terdakwa pada setiap tingkat pemeriksaan sampai kepada pelaksanaan ‘uqubat.
Bantuan hukum tersebut akan didapat oleh tersangka/terdakwa secara bebas dan luas. Bantuan
hukum dapat diberikan sejak saat tersangka ditangkap atau ditahan, sampai kepada pelaksanaan ‘uqubat.
Penasihat hukum dapat menghubungi tersangka atau terdakwa pada semua tingkat pemeriksaan
pada setiap waktu. Pembicaraan antara penasehat hukum dan tersangka tidak didengar oleh penyidik dan
penuntut umum kecuali pada delik yang menyangkut keamanan negara.
PENJELASAN PASAL 2 HURUF J

Yang dimaksud dengan “pembelajaran kepada masyarakat (tadabbur)” adalah semua proses
peradilan mulai dari penangkapan sampai dengan kepada pelaksanaan ‘uqubat harus mengandung unsur
Pendidikan agar masyarakat mengetahui hukum, mengetahui proses penegakan hukum dan
perlindungan masyarakat, adanya perlindungan hak asai manusia yang seimbang terutama bagi korban
dan pelaku jarimah.
P E N G E RT I A N D A N P E L A K S A N A T U G AS P E N Y E L I D I KA N
D A L A M P E R K A R A J I NAYAT

• Pasal 1 angka 20 menyatakan bahwa Penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyelidik untuk
mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai Jarimah guna menentukan dapat
atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara yang diatur dalam Undang-Undang dan/atau
Qanun.
• Pelaksana Tugas Penyelidikan adalah pejabat Polri di Aceh dan PPNS yang diberi wewenang oleh
Undang-Undang dan/atau Qanun untuk melakukan penyelidikan yang disebut sebagai Penyelidik
sebagaimana ketentuan dalam Pasal 1 angka 17
PENGERTIAN DAN PELAKSANA TUGAS
PENYIDIKAN DALAM PERKARA JINAYAT

• Pasal 1 aangka 21 menyatakan bahwa Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik


dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang dan/atau Qanun untuk
mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang Jarimah yang
terjadi guna menemukan Tersangka.
• Pelaksana Tugas Penyidikan adalah Penyidik yaitu pejabat Polri di Aceh dan PPNS yang
diberi wewenang oleh Undang-Undang dan/atau Qanun untuk melakukan penyidikan
P E N G E RT I A N D A N P E L A K S A N A T U G AS
P E N U NT U TA N D A L A M P E R K AR A J I N AYAT

• Pasal 1 angka 24 menyatakan bahwa Penuntutan adalah tindakan penuntut umum


untuk melimpahkan perkara jinayat ke Mahkamah Syar’iyah yang berwenang dalam hal
dan menurut cara yang diatur dalam Undang-Undang dan/atau Qanun dengan
permintaan supayadiperiksa dan diputuskan oleh hakim di sidang Mahkamah.
• Pelaksana Tugas penuntutan adalah Penuntut umum yang dalam Pasal 1 angka 22
didefinisikan Penuntut umum adalah jaksa yang diberi wewenang oleh Qanun ini dan
Peraturan Perundang-undangan lainnya untuk melakukan penuntutan serta
melaksanakan penetapan dan putusan hakim mahkamah.
• Jaksa adalah pejabat fungsional yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk
bertindak sebagai penuntut umum dan pelaksana putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap serta wewenang lain berdasarkan undang-undang
sebagaimana ketentuan dalam Pasal 1 angka 23.
P E N G E RT I A N D A N P E L A K S A N A T U G A S P E L I M PA H A N
P E R K A R A K E P E N G A D I L A N D A L A M P E R K A R A J I N AYAT

• Pasal 139 ayat (1) menyatakan bahwa yang melakukan pelimpahan


perkara ke Mahkamah Syar’iyah adalah Penuntut Umum dengan
permintaan agar segera mengadili perkara tersebut yang disertai
dengan Surat Dakwaan.
BATAS WEWENANG PEMERIKSAAN BERKAS
PERKARA OLEH PANITERA MUDA HUKUM
MAHKAMAH SYAR’IYAH

Dalam Buku II Terbaru hal 54 tentang Administrasi Perkara Jinayat huruf e dan f menyebutkan bahwa :
e. Bagian penerimaan perkara memeriksa kelengkapan berkas. Kelengkapan dan kekurangan berkas dimaksud
diberitahukan kepada Panitera Muda Jinayat.
f. Dalam hal berkas perkara dimaksud belum lengkap, Panitera Muda Jinayat meminta kepada Kejaksaan untuk
melengkapi berkas dimaksud sebelum deregister.
Kelengkapan berkas yang diperiksa diantaranya yaitu Surat Permohonan Pemeriksaan Perkara, Surat Dakwaan dan
Hasil Pemeriksaan Kepolisian (Penyidik) serta dilengkapi dengan barang bukti yang diajukan oleh Jaksa Penuntut
Umum, baik yang sudah dilampirkan dalam berkas perkara maupun yang kemudian diajukan di persidangan, dimana
barang-barang bukti tersebut didaftarkan dalam register barang bukti dan dicatat dalam SIPP

Anda mungkin juga menyukai