Anda di halaman 1dari 13

Dr. RAHMAN AMIN, S.H., M.H.

PENGERTIAN HUKUM ACARA PERDATA


m
Menurut Wirjono Prodjodikoro hukum acara perdata adalah rangkaian
peraturan-peraturan yang memuat bagaimana orang harus bertindak
terhadap dan di muka pengadilan dan cara bagaimana pengadilan itu
harus bertindak, satu sama lain untuk melaksanakan berjalannya
peraturan-peraturan hukum perdata.

Sudikmo Metrokusumo menyatakan bahwa hukum acara perdata adalah


peraturan hukum yang mengatur bagaimana caranya menjamin
ditaatinya hukum perdata materiil dengan perantaraan hakim atau
peraturan hukum yang menentukan bagaimana caranya menjamin
pelaksanaan hukum perdata materiil.

Abdul Kadir Muhammad menjelaskan bahwa hukum acara perdata


adalah peraturan hukum yang berfungsi untuk mempertahankan
berlakunya hukum perdata sebagaimanan mestinya. Hukum acara
perdata berisi peraturan hukum yang mengatur proses penyelesaian
perkara perdata melalui pengadilan, sejak diajukan gugatan sampai
dengan pelaksanaan putusan pengadilan.
TUJUAN DAN FUNGSI
HUKUM ACARA PERDATA

Tujuan hukum acara perdata adalah untuk mempertahankan atau


melindungi hak-hak kepemilikan seseorang atas suatu barang atau
benda yang dirampas atau diambil tanpa hak atau melawan hukum
oleh orang lain melalui proses peradilan di pengadilan sehingga
hak-haknya dapat diperoleh kembali oleh orang yang berhak.

Fungsi hukum acara perdata adalah untuk mengatur bagaimana


seseorang mengajukan gugatan dalam rangka mempertahankan
hak-haknya di pengadilan apabila hak-haknya tersebut dirampas
oleh orang lain tanpa hak atau melawan hukum, dan bagaimana
hakim di pengadilan mengadili hingga penjatuhan putusan serta
pelaksanaan eksekusi putusan tersebut sehingga dapat
memulihkan hak-haknya yang telah dirampas oleh orang lain.
ASAS-ASAS HUKUM ACARA PERDATA

Asas hakim bersifat menunggu bahwa dalam perkara perdata, inisiatif


untuk mengajukan gugatan ke pengadilan negeri adalah pihak yang
merasa hak-haknya dilanggar atau dirampas oleh orang lain.

Asas hakim bersifat pasif yaitu hakim di pengadilan bersifat pasif


dalam hal gugatan yang diajukan oleh para pihak ditentukan oleh pihak
tersebut, hakim tidak menentukan materi gugatan atau pokok perkara
yang diajukan oleh pihak kepada pihak lain.

Asas persidangan bersifat terbuka yaitu pelaksanaan sidang di


pengadilan bersifat terbuka untuk umum, setiap orang dapat
menghadiri sidang pengadilan kecuali ditentukan lain dalam undang-
undang.

Asas mendengar kedua belah pihak berarti dalam memeriksa suatu


perkara di pengadilan, hakim diharuskan untuk mendengarkan
keterangan yang diberikan oleh para pihak
ASAS-ASAS HUKUM ACARA PERDATA

Asas putusan hakim harus disertai alasan yaitu dalam putusan hakim di
pengadilan, harus memuat dasar atau alasan yang digunakan oleh
hakim dalam menjatuhkan putusan tersebut.

Asas beracara dikenakan biaya yaitu setiap orang yang mengajukan


gugatan ke pengadilan negeri, dikenakain biaya yang telah ditentukan
oleh pengadilan berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Asas tidak ada keharusan mewakilkan yaitu dalam mengajukan gugatan


ke pengadilan, maka pihak penggugat yang telah mengajukan
gugatannya pada saat sidang di pengadilan tidak ada keharusan untuk
mewakilkan dalam pemeriksaan perkara di muka persidangan.

Asas hakim aktif memberi bantuan yaitu hakim dapat memberikan


memberikan nasihat atau bantuan kepada penggungat yang
mengajukan gugatan ke pengadilan negeri.
PENGERTIAN HUKUM ACARA PIDANA

Wirjono Prodjodikoro mengemukakan bahwa hukum acara pidana


adalah rangkaian peraturan-peraturan yang memuat cara bagaimana
aparatur penegak hukum yang sudah ditentukan bertindak guna
mencapai tujuan negara dengan mengadakan hukum pidana.

Menurut Moeljatno, hukum acara pidana adalah bagian dari


keseluruhan hukum yang berlaku di suatu negara yang memberikan
dasar-dasar dan aturan-aturan yang menentukan dengan cara apa dan
prosedur macam apa, ancaman pidana yang ada pada suatu perbutan
pidana dapat dilaksanakan apabila ada sangkaan bahwa orang telah
melakukan perbuatan pidana tersebut.

Bambang Poernomo memberikan pengertian hukum acara pidana


dalam arti sempit yaitu peraturan hukum tentang penyelidikan,
penyidikan, penuntutan, pemeriksaan sidang sampai putusan
pengadilan dan eksekusi putusan hakim.
TUJUAN DAN FUNGSI
HUKUM ACARA PIDANA

Tujuan hukum acara pidana adalah untuk mencari dan mendapatkan


kebenaran materiil, yaitu kebenaran yang selengkap-lengkapnya dari
suatu perkara pidana dengan menerapkan ketentuan hukum acara
pidana secara jujur dan tepat dengan tujuan untuk mencari siapakah
pelaku yang dapat didakwakan melakukan suatu pelanggaran hukum,
dan selanjutnya meminta pemeriksaan dan putusan dari pengadilan
guna menemukan apakah terbukti bahwa suatu tindak pidana telah
dilakukan, dan apakah orang yang didakwa itu dapat dipersalahkan.

Fungsi hukum acara pidana adalah melaksanakan dan menegakkan


hukum pidana (fungsi represif) berarti jika ada perbuatan yang
tergolong sebagai perbuatan pidana, maka perbuatan tersebut harus
diproses agar ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam hukum pidana
itu dapat diterapkan kepada pelaku.
ASAS-ASAS HUKUM
ACARA PIDANA

Asas persamaan di muka hukum (equality before the law) berarti semua
orang berhak untuk mendapatkan perlakuan yang sama di muka hukum
tanpa adanya diskriminasi.

Asas legalitas yang dimaksud dalam hukum acara pidana adalah setiap
perbuatan dan tindakan yang dilakukan oleh penegak hukum dalam
melaksanakan tugas dan kewenangannya dalam ketentuan hukum acara
pidana dilakukan berdasarkan surat perintah tertulis yang dikeluarkan
oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Asas praduga tidak bersalah (presumption of innocence) adalah asas


yang memuat prinsip bahwa setiap orang yang diduga melakukan tindak
pidana wajib dianggap tidak bersalah sampai dengan adanya putusan
hakim di pengadilan yang menyatakan kesalahannya dan telah
mempunyai kekuatan hukum tetap (inkracht van gewisjde).
ASAS-ASAS HUKUM
ACARA PIDANA

Asas ganti kerugian dan rehabilitas adalah asas yang mendasari bahwa
setiap orang dapat menuntut ganti kerugian dan rehabilitasi akibat
kesalahan yang dilakukan oleh penegak hukum dalam melaksanakan
tugas dan kewenangannya dalam proses peradilan pidana.

Asas peradilan cepat adalah asas yang melandasi bahwa


penyelenggaraan peradilan pidana yang dilaksanakan oleh penegak
hukum yakni penyidik, penuntut umum dan hakim di pengadilan dilakukan
dengan cepat, tidak menunda-nunda atau mengulur-ulur waktu sehingga
penanganan perkara menjadi berlarut-larut dan menimbulkan
ketidakpastian kepada tersangka atau terdakwa.

Asas bantuan hukum adalah asas yang melandasi bahwa setiap orang
berhak mendapatkan bantuan hukum selama proses peradilan pidana
khususnya tersangka atau terdakwa yang hak-haknya dibatasi oleh
undang-undang yang dilakukan oleh penegak hukum.
ASAS-ASAS HUKUM
ACARA PIDANA

Asas pemberitahuan hak-hak tersangka adalah asas yang mewajibkan


penegak hukum khususnya penyidik untuk menyampaikan hak-hak
seseorang yang disangka melakukan tindak pidana sejak tahap awal
penanganan perkaranya.

Asas kehadiran tersangka adalah asas yang melandasi bahwa dalam


pemeriksan perkara di persidangan wajib dihadiri oleh terdakwa kecuali
undang-undang menentukan lain.

Asas keterbukaan adalah asas yang melandasi pelaksanaan pemeriksan


perkara pidana di persidangan dilaksanakan secara terbuka untuk umum
kecuali ditentukan lain oleh undang-undang.

Asas pengawasan adalah asas yang melandasi bahwa terhadap putusan


pengadilan yang dijatuhkan oleh hakim di persidangan dilakukan
pengawasan oleh lembaga hakim pengawas yang berada di pengadilan.
PROSES PERADILAN PIDANA

POLRI KEJAKSAAN PENGADILAN LAPAS

LIDIK / SIDIK PENUNTUTAN PERSIDANGAN PEMASYARAKATAN

PROSES PERADILAN PIDANA EKSEKUSI


SUSUNAN PENGADILAN

Pengadilan negeri bertugas dan berwenang memeriksa,


memutus dan menyelesaikan suatu perkara pada umumnya
perdata dan pidana pada tingkat pertama yang terjadi di
wilayah hukumnya

Pengadilan tinggi sebagai pengadilan yang memeriksa


perkara pada tingkat banding, yaitu terhadap perkara-perkara
yang dilakukan upaya hukum banding terhadap putusan
pengadilan negeri yang berada dalam wilayah hukum
Pengadilan Tinggi tersebut.

Mahkamah Agung berwenang untuk mengadili semua perkara


pada tingkat kasasi yaitu terhadap perkara yang diajukan
upaya hukum atas putusan Pengadilan Tinggi.
“FIAT JUSTITIA RUAT COELUM”

Anda mungkin juga menyukai