Hukum Pidana dan Hukum Acara Pidana adalah dua pilar yang tidak dapat
dipisahkan dalam proses penegakan hukum pidana. Hukum pidana dibedakan
menjadi dua yaitu hukum pidana materiil biasa disebut hukum pidana adalah
hukum yang mengatur tentang perbuatan-perbuatan yang dapat dipidana,
syarat-syarat untuk menjatuhkan pidana dan hukum pidana formil biasa
disebut hukum acara pidana adalah hukum yang mempelajari peraturan yang
diciptakan Negara karena adanya pelanggaran undang-undang pidana. Dengan
demikian hukum acara pidana fungsinya adalah untuk menegakan hukum
pidana materiil (hukum pidana). Hukum acara pidana bersifat formal atau
resmi karena setiap usaha mengakkan hukum pidana harus dilakukan oleh
aparat resmi sebagaimana telah ditetapkan dalam undang-undang.
Adapun hukum acara pidana sebagai salah satu instrumen dalam sistem
peradilan pidana pada pokoknya memiliki fungsi utama, yaitu:
0
b. Pengambilan keputusan oleh hakim, dan
1. Tersangka
2. Terdakwa
3. Terpidana
4. Saksi
1
Yaitu orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentigan
penyidikan, penuntutan dan peradilan tentang suatu perkara yang pidana
yang is dengar, lihat atau alami sendiri.
5. Saksi ahli
6. Penyidik
2
b. Pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus
oleh undang-undang.
7. Penyelidik
8. Penyidik pembantu
9. Jaksa
10. Hakim
3
BAB II
ASAS-ASAS HUKUM ACARA PIDANA
Yaitu perlakuan yang sama atas diri setiap orang di muka hukum dengan
tidak membedakan perlakuan.
Setiap orang yang sudah disangka, ditangkap, ditahan dan atau dihadapkan
dimukasidang pengadilan wajib dianggap tidak bersalah sampai adanya
putusan pengadilan yang menyatakan kesalahannya dan memeperoleh
kekuatan hukum tetap.
4
4. Asas pemberian ganti rugi dan rehabilitasi atas salah tangkap, salah faham
dan salah tuntut.
5. Asas peradilan cepat, sederhana, biaya ringan, bebas, jujur, dan tidak
memihak.
Peradilan yang dilakukan harus cepat, sederhana dan biaya ringan serta
bebas, jujur dan tidak memihak. Harus ditrapkan secara konsekuen dalam
seluruh tingkat peradilan.
5
Kepada seorang tersangka, sejak saat dilakukan penangkapan dan atau
penahanan selain wajib diberitahu dakwaan dan dasar hukum yang
didakwakan kepadanya, juga wajib diberitahu haknya itu termasuk hak
untuk menghubungi dan minta bantuan penasehat hukum.
1. Logika, yaitu berpikir dengan akal sehat berdasar atas hubungan beberapa
fakta (berpikir rasional). Peranan hukum acara pidana sangat penting terkait
persangkaaan atau pembuktian yang dilakukan melalui tahapan :
6
d. Konstruksi yaitu menyusun dan merangkai bukti-bukti yang ada dengan
keterangan yang diperoleh menjadi suatu konstruksi yang logis tentang
ada atau tidaknya atau sesuai dengan tindak pidana yang dipersangkakan.
Sebelum lahirnya KUHAP hukum acara yang berlaku bagi peradilan umum
adalah Het Herzine Indonesisch Reglement (S.1941 No. 44) atau HIR. HIR
7
diapaki bagi pedoman acara pidana sipil untuk semua pengadilan dan
kejaksaan negeri dalam wilayah Indonesia kecuali atas beberapa perubahan
dan tambahan. HIR berasala dari IR (Inlands Reglement S. 1848 Nomor 16),
pembaruan IR menjadi HIR dimaksudkan bukan untuk melakukan unfikasi
hukum, melainkan hanya menyesuaikan ketentua yang berlaku bagi orang
eropa dengan mempertahankan sifat kesederhanaannya. Pembaruan tersebut
yaitu diadakannya lembaga Penuntut Umum (Openbaar Ministerie) dalam
HIR berdiri sendiri terlepas dari kekuasaan Pamong Praja.
E. RANGKUMAN