Anda di halaman 1dari 5

Tugas 2 Bab 2

Materi 2 : PERAN LEMBAGA PENEGAK HUKUM DALAM MENJAMIN


KEADILAN DAN KEDAMAIAN

Nama: Annisa Azahra


Kelas : XII AKL 1/09

Petunjuk :
Buatlah rangkuman yang menjelaskan tentang Lembaga-lembaga penegak Hukum di
Indonesia !

1. Kepolisian
a. Peran Kepolisian Republik Indonesia (Polri)
b. Kewenangan Kepolisian RI dalam Pasal 16 Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 2002

2. Kejaksaan
a. Peran Kejaksaan Republik Indonesia yang diatur dalam Undang-Undang RI Nomor 16
Tahun 2004
b. Tugas dan Kewenangan Kejaksaan di Bidang Pidana, di Bidang Perdata dan Tata Usaha
Negara, dan di Bidang ketertiban dan ketentraman Umum
c. Tingkatan dalam Lembaga kejaksaan di Indonesia

3. Hakim
a. Wewenang Hakim sebagai Pelaksana Kekuasaan Kehakiman
b. Klasifikasi Kekuasaan Kehakiman menurut ketentuan Undang-Undang RI Nomor 48
Tahun 2009
c. Perbedaan konsep Peradilan dan Pengadilan

4. Advokat
a. Peran Advokat dalam Penegakan Hukum
b. Persyaratan untuk menjadi advokat di Indonesia yang diatur dalam Pasal 3 Undang-
Undang RI Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat
c. Tugas Advokat
d. Hak dan Kewajiban advokat

5. Komisi pemberantasan Korupsi (KPK)


a. Dasar hukum dibentuknya KPK
b. Tugas KPK
c. Wewenang KPK
d. Asas-asas KPK

Jawaban :

1. Kepolisian
a. Peran Kepolisian Republik Indonesia (Polri)
- memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat
- menegakkan hukum; dan
- memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.
b. Kewenangan Kepolisian RI dalam Pasal 16 Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 2002
a) melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan;
b) melarang setiap orang meninggalkan atau memasuki tempat kejadian perkara untuk
kepentingan penyidikan;
c) membawa dan menghadapkan orang kepada penyidik dalam rangka penyidikan;
d) menyuruh berhenti orang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa tanda
pengenal diri;
e) melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat;
f) memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;
g) mengadakan penghentian penyidikan;
h) menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum;
i) mengajukan permintaan secara langsung kepada pejabat imigrasi yang berwenang di
tempat pemeriksaan imigrasi dalam keadaan mendesak atau mendadak untuk
mencegah atau menangkal orang yang disangka melakukan tindak pidana;
j) memberi petunjuk dan bantuan penyidikan kepada penyidik pegawai negeri sipil
serta menerima hasil penyidikan penyidik pegawai negeri sipil untuk diserahkan
kepada penuntut umum; dan
k) mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab.

2. Kejaksaan
a. Peran Kejaksaan Republik Indonesia yang diatur dalam Undang-Undang RI Nomor 16
Tahun 2004
b. Tugas dan Kewenangan Kejaksaan di Bidang Pidana, di Bidang Perdata dan Tata Usaha
Negara, dan di Bidang ketertiban dan ketentraman Umum
a) melakukan penuntutan;
b) melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap;
c) melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat, putusan
pidana pengawasan, dan keputusan lepas bersyarat;
d) melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan undang-undang;
e) melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan pemeriksaan
tambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang dalam pelaksanaannya
dikoordinasikan dengan penyidik.
c. Tingkatan dalam Lembaga kejaksaan di Indonesia
1. Kejaksaan Agung
2. Kejaksaan Tinggi
3. Kejaksaan Negeri

3. Hakim
a. Wewenang Hakim sebagai Pelaksana Kekuasaan Kehakiman
Tugas utama Hakim adalah menerima, memeriksa dan mengadili serta menyelesaikan
semua perkara yang diajukan kepadanya. Dalam perkara perdata, Hakim harus
membantu para pencari keadilan dan berusaha keras untuk mengatasi hambatan-
hambatan dan rintangan agar terciptanya peradilan yang sederhana, cepat dan biaya
ringan.
b. Klasifikasi Kekuasaan Kehakiman menurut ketentuan Undang-Undang RI Nomor 48
Tahun 2009
1) bahwa kekuasaan kehakiman menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 merupakan kekuasaan yang merdeka yang dilakukan oleh
sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam
lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan
militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah
Konstitusi, untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan
keadilan;
2) bahwa untuk mewujudkan kekuasaan kehakiman yang merdeka dan peradilan yang
bersih serta berwibawa perlu dilakukan penataan sistem peradilan yang terpadu;
3) bahwa Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman tidak
sesuai lagi dengan perkembangan kebutuhan hukum dan ketatanegaraan menurut
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
4) bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b,
dan huruf c perlu membentuk Undang-Undang tentang Kekuasaan Kehakiman
c. Perbedaan konsep Peradilan dan Pengadilan
Peradilan adalah suatu proses yang dijalankan di pengadilan yang berhubungan dengan
tugas memeriksa, memutus dan mengadili perkara. Sedangkan pengadilan adalah badan
atau instansi resmi yang melaksanakan sistem peradilan berupa memeriksa, mengadili,
dan memutus perkara.

4. Advokat
a. Peran Advokat dalam Penegakan Hukum
Advokat sebagai seorang penasihat (sering ditulis: penasehat) hukum berperan untuk
memastikan bahwa hak-hak seorang tersangka, terdakwa dan terpidana tidak dilanggar.
Advokat bertindak sebagai penyeimbang terhadap upaya paksa yang diberikan oleh
undang-undang kepada penegak hukum.
b. Persyaratan untuk menjadi advokat di Indonesia yang diatur dalam Pasal 3 Undang-
Undang RI Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat
1. warga negara Republik Indonesia;
2. bertempat tinggal di Indonesia;
3. tidak berstatus sebagai pegawai negeri atau pejabat negara;
4. berusia sekurang-kurangnya 25 (dua puluh lima) tahun;
5. berijazah sarjana yang berlatar belakang pendidikan tinggi hukum sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1);
6. lulus ujian yang diadakan oleh Organisasi Advokat;
7. magang sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun terus menerus pada kantor Advokat;
8. tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam
dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih;
9. berperilaku baik, jujur, bertanggung jawab, adil, dan mempunyai integritas yang
tinggi.
c. Tugas Advokat
Memberi pendampingan hukum, membela dan memastikan bahwa seorang klien
mendapatkan hak-haknya dalam menjalankan proses hukum
d. Hak dan Kewajiban advokat
4. Advokat bebas mengeluarkan pendapat atau pernyataan dalam membela perkara
yang menjadi tanggung jawabnya di dalam sidang pengadilan dengan tetap
berpegang pada kode etik profesi dan peraturan perundangundangan.
5. Advokat bebas dalam menjalankan tugas profesinya untuk membela perkara yang
menjadi tanggung jawabnya dengan tetap berpegang pada kode etik profesi dan
peraturan perundang-undangan.
6. Advokat tidak dapat dituntut baik secara perdata maupun pidana dalam menjalankan
tugas profesinya dengan iktikad baik untuk kepentingan pembelaan klien dalam
sidang pengadilan.
7. Advokat berhak memperoleh informasi, data, dan dokumen lainnya, baik dari
instansi pemerintah maupun pihak lain yang berkaitan dengan kepentingan tersebut
yang diperlukan untuk pembelaan kepentingan kliennya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
8. Advokat berhak atas kerahasiaan hubungannya dengan klien, termasuk perlindungan
atas berkas dan dokumennya terhadap penyitaan atau pemeriksaan dan perlindungan
terhadap penyadapan atas komunikasi elektronik advokat.
9. Advokat tidak dapat diidentikkan dengan kliennya dalam membela perkara klien
oleh pihak yang berwenang dan/atau masyarakat.
Kewajiban yang harus dipatuhi oleh seorang advokat di antaranya adalah sebagai
berikut:
1. Advokat dalam menjalankan tugas profesinya dilarang membedakan perlakuan
terhadap klien berdasarkan jenis kelamin, agama, politik, keturunan, ras, atau latar
belakang sosial dan budaya.
2. Advokat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui atau diperoleh dari
kliennya karena hubungan profesinya, kecuali ditentukan lain oleh undang-undang.
3. Advokat dilarang memegang jabatan lain yang bertentangan dengan kepentingan
tugas dan martabat profesinya.
4. Advokat dilarang memegang jabatan lain yang meminta pengabdian sedemikian
rupa sehingga merugikan profesi advokat atau mengurangi kebebasan dan
kemerdekaan dalam menjalankan tugas profesinya.

5. Komisi pemberantasan Korupsi (KPK)


a. Dasar hukum dibentuknya KPK
Pada tanggal 27 Desember 2002, Presiden Megawati Soekarnoputri mengesahkan
Undang-Undang Nomor 30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi.
b. Tugas KPK
10. Pengkoordinasian dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak
pidana korupsi.
11. Pengawasan terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak
pidana korupsi.
12. Melakukan penyelidikan, penyidikan, serta penuntutan terhadap tindak pidana
korupsi.
13. Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara.
14. Melakukan tindakan-tindakan pencegahan terhadap tindak pidana korupsi.
c. Wewenang KPK
1. Menetapkan sistem pelaporan dalam kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi.
2. Meminta informasi mengenaikegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi kepada
instansi yang terkait.
3. Melaksanakan dengar pendapat atau pertemuan dengan instansi yang berwenang
melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi.
4. Meminta laporan instansi terkait mengenai pencegahan tindak pidana korupsi.
d. Asas-asas KPK
1. Asas kepastian hukum, yang merupakan asas yang ada dalam negara hukum. Asas
ini mengutamakan landasan peraturan perundang - undangan, keptutan serta
keadilan dalam kebijakan suatu penyelenggara negara.
2. Asas keterbukaan, merupakan suatu asas yang membuka diri terhadap hak - hak
masyarakat dalam pemperolehan informasi yang benar dan tidak diskriminatif.
3. Asas akuntabilitas, berfungsi untuk menentukan pelaksanaan kegiatan dan hasil
akhir dari suatu kegiatan penyelenggara negara yang dapat dipertanggung jawabkan
kepada kalangan masyarakat.
4. Asas kepentingan umum, merupakan suatu asas yang mendahulukan kepentingan
umum atau kesejahteraan umum melalui cara - cara yang aspiratif, akomodatif serta
selektif.
5. Peoporsionalitas merupakan asas dalam menjalankan tugas yang mengutamakan
keseimbangan antara hak dan kewajiban dari penyelenggara negara.

Anda mungkin juga menyukai