Anda di halaman 1dari 12

Menjual Sembari Menjaga Nirwana

Sumber:http://nexttriptourism.com/ora-beach-in-maluku/
Gambar 4.1 Pantai Ora di Maluku Tengah

1. Indonesia adalah surga sekaligus kisah nyata, bukan isapan jempol belaka atau
romantisme dari masa lalu. Ada begitu banyak tempat indah yang tersembunyi dan
masih perawan. Sayangnya, tempat-tempat itu belum digarap serius sebagai tujuan
wisata. Jangankan membuat program wisata yang kreatif, membangun prasarananya
saja kerap tidak dilakukan pemerintah.
2. Dalam beberapa tahun terakhir, bahkan keindahan sejumlah tempat terancam oleh
eksploitasi alam yang salah dan serakah. Padahal, dengan pariwisata, daerah bisa
mendapatkan penghasilan sekaligus memelihara alam selingkungannya.
3. Di kepulauan Togean, Sulawesi Tengah, ironi itu terpampang nyata. Kepulauan itu
memiliki pantai-pantai molek, laut yang bening dan tenang, serta ikan berwarna-
warni yang menyelinap di antara terumbu karang indah. Menjelang senja, matahari
menjadi bola merah yang ditelan laut jingga. Namun, di sana juga berlangsung
perusakan alam yang kerap didukung para politikus. Mereka datang hanya pada saat
kampanye untuk memancing suara, bahkan mempersilahkan para nelayan mengebom
terumbu karang. Keinginan pemerintah pusat menjadikan sebagai taman nasional
ditentang justru oleh pemerintah daerah.
4. Di Mentawai, Sumatera Barat, lain lagi yang terjadi. Kepulauan ini memiliki ombak
terbaik untuk berselancar. Di dunia ini hanya ada tiga tempat yang memiliki barrel—
ombak berbentuk terowongan— yang dapat ditemui sepanjang waktu: Hawaii, Haiti,
dan Mentawai. Namun, pemerintah daerah seolah-olah tidak berdaya di sana. Resor
tumbuh menjamur, tetapi kontribusi mereka kepada ekonomi daerah amat minimal.
Mungkin ini merupakan bentuk “protes” mereka kepada pemerintah daerah yang
tidak serius membangun prasarana wisata di sana.
5. Dengan ribuan “surga yang tersembunyi” itu, pemerintah seharusnya bisa menaikkan
jumlah wisatawan asing yang datang ke negeri ini. Tahun lalu, menurut catatan Badan
Pusat Statistik, hanya ada 8 juta wisatawan asing yang datang berkunjung ke

1
Indonesia. Jangankan dibandingkan dengan Prancis yang mampu mendatangkan 83
juta turis tahun lalu, jumlah wisatawan asing ke Indonesia masih jauh dari Malaysia,
yang menurut United Nations World Tourism Organization kedatangan 25 juta
pelancong pada 2012. Ini menempatkan Malaysia pada peringkat ke-10 negara
dengan jumlah wisatawan asing terbanyak.
6. Problem utama dari tidak berkembangnya pariwisata di Indonesia adalah ceteknya
kesadaran akan potensi yang kita miliki. Pemerintah pusat ataupun daerah masih lebih
senang mendapatkan uang dengan cara mengeksploitasi sumber daya alam. Mereka
lebih suka membabat hutan untuk mengambil kayunya, menggali buminya untuk
mengeduk mineral di dalamnya, atau menggantikan pepohonan hutan dengan kelapa
sawit. Pariwisata dianggap tidak terlalu menguntungkan—terutama untuk pejabat
yang korup. Tidak ada resor atau pengelola wisata yang bisa membayar setoran ke
pejabat korup sebesar yang disetor pejabat hutan atau pemilik tambang.
7. Kesadaran menjaga alam dan mengembangkan potensi wisata justru datang dari
operator wisata. Di Togean, seorang pemilik resor harus membayar nelayan secara
berkala agar mereka tidak memburu ikan dengan bom. Ia berupaya menyadarkan
masyarakat tentang arti penting keindahan alam di halaman rumah mereka. Di Hulu
Bahau, Kalimantan Utara, seorang ketua adat besar berhasil menyadarkan masyarakat
untuk menjaga hutan. Bersama lembaga seperti WWF, masyarakat di sana
mengembangkan wisata sungai dan rimba.
8. Selain membangun infrastruktur—seperti akses ke tempat itu—dan sarana semisal
transportasi dan penginapan, pemerintah harus lebih serius memikirkan program-
program untuk membungkus potensi ini agar lebih menarik. Singapura, misalnya,
pulau kecil yang penuh beton itu mampu membuat banyak atraksi wisata—meski
sebagian besar artifisial dan terlihat lebih indah di iklan—yang mampu menarik 15
juta wisatawan asing. Hampir dua kali lipat dari yang ke Indonesia.
9. Selama ini pemerintah hanya menjual Bali dan Bali, atau—kalau mau dikatakan agak
berpandangan luas sedikit—bergesernya pun paling-paling hanya ke Yogyakarta dan
Danau Toba. Padahal tempat-tempat itu tidak perlu “dijual” lagi dan sebaiknya
dibiarkan jalan sendiri. Berapa banyak peminat wisata yang tahu, misalnya, bahwa
Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, di pertemuan antara Selat
Malaka, Laut Cina Selatan, dan arus surut Sungai Kampar, terdapat “bono”, tidal
bore yang dirindukan para selancar sungai, dan diakui sebagai yang terbaik di dunia.

Sumber:http://idtraveling.net/2014/07/29/fenomena-7-hantu-seven-ghost-
gelombang-bono-teluk-merant Gambar 4.2 Bono di Sungai Kampar

2
10. Indonesia memang surga sekaligus kisah nyata. Di tangan para pemangku
kepentingan terletak tanggung jawab merayakannya.

(Sumber: Tempo, 18—24 November 2013)

Tugas 1
Memahami Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Opini/Editorial

Pada Tugas 1 ini, kalian diajak untuk memahami struktur teks opini/ editorial dengan
menguak teks “Menjual Sembari Menjaga Nirwana” yang menjadi teks model dalam Pelajaran 4.
Perhatikanlah secara saksama teks berikut ini dan bacalah.

Setelah kalian membaca teks “Menjual Sembari Menjaga Nirwana” tersebut, cobalah
kalian diskusikan beberapa hal berikut.

(1) Setujukah kalian bahwa penulis teks tersebut ingin mengemukakan pendapatnya?
 Sangat setuju, penulis membantu kami memperoleh wawasan pengetahuan mengenai
beberapa ‘surga yang tersembunyi’ di Indonesia.

(2) Apakah penulis sekadar ingin menjelaskan pandangannya mengenai persoalan yang
diangkatnya, atau juga bermaksud memengaruhi pembaca agar menyetujui
pemikirannya?
 Penulis tidak hanya sekedar ingin menjelaskan pandangannya mengenai persoalan yang
diangkatnya tetapi juga bermaksud mempengaruhi pembaca agar pembaca menyetujui
pemikirannya.

(3) Sebutkan alasan kalian mengapa teks “Menjual Sembari Menjaga Nirwana” ini bisa
disebut teks opini/editorial.
 Ya karena teks tersebut berisi perkiraan, pendapat atau tanggapan tentang suatu hal. Dan
dalam mengungkapkan pendapat atau pikiran penulis melengkapi teks tersebut dengan
fakta penunjang dan alas an yang masuk akal yang bisa dipercaya oleh pembaca.

(4) Argumentasi apa saja yang dikemukakan oleh penulis dalam teks “Menjual Sembari
Menjaga Nirwana”?
 Selama ini pemerintah hanya menjual Bali dan Bali, atau—kalau mau dikatakan agak
berpandangan luas sedikit—bergesernya pun paling-paling hanya ke Yogyakarta dan
Danau Toba. Padahal tempat-tempat itu tidak perlu “dijual” lagi dan sebaiknya
dibiarkan jalan sendiri. “
 “ Pemerintah seharusnya bisa menaikkan jumlah wisatawan asing yang datang ke negeri
ini. Tahun lalu, menurut catatan Badan Pusat Statistik, hanya ada 8 juta wisatawan asing
yang datang berkunjung ke Indonesia. Jangankan dibandingkan dengan Prancis yang
mampu mendatangkan 83 juta turis tahun lalu, jumlah wisatawan asing ke Indonesia
masih jauh dari Malaysia, yang menurut United Nations World Tourism Organization

3
kedatangan 25 juta pelancong pada 2012. Ini menempatkan Malaysia pada peringkat ke-
10 negara dengan jumlah wisatawan asing terbanyak. “
(5) Berdasarkan isi teks opini/editorial di atas, terdapat beberapa argumentasi penulis.
Tentukanlah apakah kalian setuju atau tidak pada pendapat tersebut dengan
membubuhkan tanda centang (ѵ) pada kolom (S) jika setuju dan pada kolom (TS) jika
tidak setuju.
No. Argumentasi S TS
1. Keindahan sejumlah tempat terancam oleh eksploitasi alam yang v
salah dan serakah.
2. Dengan ribuan “surga yang tersembunyi” itu, pemerintah v
seharusnya bisa menaikkan jumlah wisatawan asing yang datang
ke negeri ini.
3. Problem utama dari tidak berkembangnya pariwisata di v
Indonesia adalah ceteknya kesadaran akan potensi yang kita
miliki.
4. Selain membangun infrastruktur—seperti akses ke tempat itu— v
dan sarana semisal transportasi dan penginapan, pemerintah
harus lebih serius memikirkan program-program untuk
membungkus potensi ini agar lebih menarik.
5. Selama ini pemerintah hanya menjual Bali dan Bali, atau—kalau v
mau dikatakan agak berpandangan luas sedikit—bergesernya
pun paling-paling hanya ke Yogyakarta dan Danau Toba.
Padahal tempat-tempat itu tidak perlu “dijual” lagi dan
sebaiknya dibiarkan jalan sendiri.

(6) Kemukakanlah pendapat kalian tentang beberapa pernyataan berikut ini.

a) Dengan pariwisata, daerah bisa mendapatkan penghasilan sekaligus memelihara


alam selingkungannya. Apa yang dimaksud dengan pernyataan tersebut?
 Dengan adanya kawasan pariwisata, pemerintah daerah bias mendapat
pemasukan lebih dari turis yang datang dan sekaligus merawat
lingkungan agar semakin banyak menarik pengunjung.

b) Setujukah kalian dengan pernyataan: Resor tumbuh menjamur, tetapi kontribusi


mereka kepada ekonomi daerah amat minimal.
 Kami setuju jika resor disuatu daerah bisa sampai menjamur maka
pendapatan suatu daerah tentu besar, karena bila tidak resor tidak akan
menjamur selain itu karena mereka membayar pajak.

4
c) Mungkin ini merupakan bentuk “protes” mereka kepada pemerintah daerah yang
tidak serius membangun prasarana wisata di sana. Apa yang dimaksudkan
pengarang dengan kata “protes” pada pernyataan ini?
 Yang dimaksud oleh protes mereka kepada pemerintah daerah yang tidak
serius membangun prasarana wisata disana adalah kurangnya pendapatan
suatu daerah dari hasil-hasil resor atau kurangnya konstribusi dari resor
yang ada disuatu daerah tersebut.

(7) Judul teks tersebut adalah “Menjual Sembari Menjaga Nirwana”. Apa yang hendak dijual
di sini?
 Yang dimaksud di jual adalah menawarkan keindahan obyek wisata kepada
parawisatawan. Dengandatangnya wisatawan dapat meningkatkan pendapatan
Negara

(8) Bacalah kembali teks dan tandailah kalimat utama yang ada dalam tiap paragraf.
Misalnya

Indonesia adalah surga sekaligus kisah nyata, bukan isapan jempol


belaka atau romantisme dari masa lalu. Ada begitu banyak tempat
indah yang tersembunyi dan masih perawan. Sayangnya, tempat-
tempatitu belum digarap serius sebagai tujuan wisata. Jangankan
membuatprogram wisata yang kreatif, membangun prasarananya saja
kerap tidak dilakukan pemerintah.

Dalam paragraf pertama tersebut terdapat kalimat yang dicetak miring. Kalimat itu
merupakan kalimat utama paragraf tersebut. Sekarang, carilah kalimat utama pada tiap
paragraf dalam teks berikut.
 Kalimat utama paragraf 2
Dalam beberapa tahun terakhir, bahkan keindahansejumlah tempatterancam oleh
eksploitasi alam yang salah dan serakah.
 Kalimat utama paragraf 3
Di kelpulauan Togean, Sulteng, ironi itu terpampang nyata.
 Kalimat utama paragraf 4
Di Mentawai, Sumatera Barat, lainlagi ceritanya…
 Kalimat utama paragraf 5
Dengan ribuan “surga yang tersembunyi” itu, pemerintah seharusnya bisa
menaikkan jumlah wisatawan asing yang datang ke negara Indonesia.
 Kalimat utama paragraf 6
Problem utama dari tidak berkembangnya pariwisata di Indonesia adalah ceteknya
kesadaran akan potensi yang kita miliki.

5
 Kalimat utama paragraf 7
Kesadaran menjaga alam dan mengembangkan potensi wisata justru datang dari
operator wisata.
 Kalimat utama paragraf 8
Selain membangun infrastruktur—seperti akses ke tempat itu—dan sarana semisal
transportasi dan penginapan, pemerintah harus lebih serius memikirkan program-
program untuk membungkus potensi ini agar lebih menarik.
 Kalimat utama paragraf 9
selama ini pemerintah hanya menjual Bali atau Yogya, padahal sebaiknya tidak
perlu dijual namun lebih memperhatikan tempat lain.
 Kalimat utama paragraf 10
Indonesia memang surga sekaligus kisah nyata.

(9) Pada tugas ini kalian diharapkan dapat menangkap fungsi sosial teks opini melalui
pemahaman ciri kebahasaan yang ada dalam teks “Menjual Sembari Menjaga Nirwana”
tersebut. Sebuah teks opini biasanya mengupas tuntas suatu masalah aktual tertentu
dengan tujuan memberi tahu, memengaruhi, meyakinkan, atau bisa juga sekadar
menghibur pembacanya. Oleh sebab itu, bahasa yang digunakan untuk mengekspresikan
opini tersebut harus mengungkapan tujuan. Dalam menyatakan sebuah informasi, kata-
kata dipilih secara hati-hati untuk mengekspresikan sikap dan sudut pandang penulis.
Setelah membaca teks “Menjual Sembari Menjaga Nirwana” itu dengan saksama,
tergambar tujuan penulis. Jelaskanlah bagaimana cara penulis teks mengungkapkan
tujuannya melalui teks opini/editorial.
 Penulis menjelaskan kejadian-kejadian penting kepada para pembaca. Penulis
menerangkan bagaimana suatu kejadian tertentu berlangsung, faktor-faktor apa
yang diperhitungkan untuk menghasilkan perubahan dalam kebijakan pemerintah,
dengan cara bagaimana kebijakan baru akan mempengaruhi kehidupan sosial dan
ekonomi suatu masyarakat.
 Untuk memperlihatkan kelanjutan suatu peristiwa penting, penulis teks opini
menggambarkan kejadian tersebut dengan latar belakang sejarah, yaitu
menghubungkannya dengan sesuatu yang telah terjadi sebelumnya.
 Suatu teks opini kadang kadang menyajikan analisis yang melewati batas berbagai
peristiwa sekarang dengan tujuan meramalkan sesuatu yang akan terjadi pada
masa datang.
 Para penulis editorial mempertahankan kata hati masyarakat. Mereka
mempertahankan isu-isu moral dan mempertahankan posisi mereka. Merek
berkata kepada pembacanya tentang sesuatu yang benar dan salah.

6
(10) Dalam sebuah teks opini/editorial biasanya digunakan bahasa yang dapat
mengekspresikan sikap eksposisi. Agar dapat meyakinkan pembaca, diperlukan ekspresi
kepastian, yang bisa dipertegas dengan kata keterangan atau adverbia frekuentatif, seperti
selalu, biasanya, sebagian besar waktu, sering, kadang-kadang, jarang, dan lainnya.
Tugas kalian adalah mencari adverbia frekuentatif tersebut dalam teks yang ada.

No. Kalimat Adverbia


Frekunesi
1. Jangankan membuat program wisata yang kreatif, membangun kerap
prasarananya saja kerap tidak dilakukan pemerintah
2. Namun, di sana juga berlangsung perusakan alam yang kerap kerap
didukung para politikus.

(11) Konjungsi yang berada dalam teks “Menjual Sembari Menjaga Nirwana”

No. Kalimat Konjungsi Fungsi Konjungsi


1. Kesadaran menjaga alam dan Justru Untuk memperkuat argumentasi
mengembangkan potensi wisata justru
datang dari operator wisata.
2. Selain membangun infrastruktur dan Agar Untuk menyatakan harapan
sarana semisal transportasi dan
penginapan, pemerintah harus lebih serius
memikirkan program-program untuk
membungkus potensi ini agar lebih
menarik.
3. Keinginan pemerintah pusat Justru Untuk memperkuat argumentasi
menjadikannya sebagai taman nasional
ditentang justru oleh pemerintah daerah.
4. Dalam beberapa tahun terakhir, bahkan Bahkan Untuk memperkuat argumentasi
keindahan sejumlah tempat terancam oleh
eksploitasi alam yang salah dan serakah.
5. Mereka datang hanya pada saat kampanye Bahkan Untuk memperkuat argumentasi
untuk memancing
suara, bahkanmempersilakan para
nelayan mengebom terumbu karang.
6. Namun, di sana juga berlangsung Juga Untuk memperkuat argumentasi
perusakan alam yang kerap didukung para
politikus.
7. Singapura, misalnya, pulau kecil yang Misalnya Untuk memperkuat argumentasi
penuh beton itu mampu membuat banyak
atraksi wisata-meski sebagian besar
artifisial dan terlihat lebih indah di iklan-
yang mampu menarik 15 juta wisatawan
asing.

7
8. Berapa banyak peminat wisata yang Misalnya Untuk memperkuat argumentasi
tahu,misalnya, bahwa Teluk Meranti,
Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, di
pertemuan antara Selat Malaka, Laut Cina
Selatan, dan arus surut Sungai Kampar,
terdapat “bono”, tidal bore yang
dirindukan para selancar sungai, dan
diakui sebagai yang terbaik di dunia.

9. Padahal, dengan pariwisata, daerah bisa Padahal Untuk memperkuat argumentasi


mendapatkan penghasilan sekaligus
memelihara alam selingkungannya.

10. Padahal tempat-tempat itu tidak perlu Padahal Untuk memperkuat argumentasi
“dijual” lagi dan sebaiknya dibiarkan jalan
sendiri.
11. Di Togean, seorang pemilik resor harus Agar Untuk menyatakan harapan
membayar nelayan secara
berkala agar mereka tidak memburu ikan
dengan bom.

(12) Kalimat yang mengandung verba “Menjual Sembari Menjaga Nirwana”

No. Kalimat Verba Jenis Verba


1. Indonesia adalah surga sekaligus kisah nyata, Adalah Verba Relasional
bukan isapan jempol belaka atau romantisme dari Identifikatif
masa lalu.
2. Selain membangun infrastruktur dan sarana Membangun, Verba Material
semisal transportasi dan penginapan, pemerintah Membungkus
harus lebih serius memikirkan program-program
untukmembungkus potensi ini agar lebih

8
menarik..
3. Di kepulauan Togean, Sulawesi Tengah, ironi itu Menyelinap Verba Material
terpampang nyata. Kepulauan itu memiliki pantai-
pantai indah, laut yang bening dan tenang, serta
ikan berwarna-warni yang menyelinap di antara
terumbu karang indah
4. Problem utama dari tidak berkembangnya Adalah Verba Relasional
pariwisata di Indonesia adalah ceteknya Identifikatif
kesadaran akan potensi yang kita miliki.
5. Mungkin ini merupakan bentuk “protes” mereka Merupakan Verba relasional atributif
kepada pemerintah daerah yang tidak serius
membangun prasarana wisata di sana.
5. Mereka datang hanya pada saat kampanye untuk Mempersilahkan Verba Material
memancing suara, bahkanmempersilakan para
nelayan mengeb*m terumbu karang.
6. Mereka lebih suka membabat hutan untuk Membabat, Verba Material
mengambil kayunya, menggali buminya Mengeduk
untuk mengeduk mineral di dalamnya, atau
menggantikan pepohonan hutan dengan kelapa
sawit
7. Jangankan membuat program wisata yang Membuat, Verba Material
kreatif, membangun prasarananya saja kerap Membangun
tidak dilakukan pemerintah.
8. Berapa banyak peminat wisata yang tahu, Terdapat Verba Relasional atributif
misalnya, bahwa Teluk Meranti, Kabupaten
Pelalawan, Provinsi Riau, di pertemuan antara
Selat Malaka, Laut Cina Selatan, dan arus surut
Sungai Kampar,terdapat “bono”, tidal bore yang
dirindukan para selancar sungai, dan diakui
sebagai yang terbaik di dunia.
9. Pemerintah harus lebih Memikirkan Verba Mental
seriusmemikirkan program-program untuk
membungkus potensi ini agar lebih menarik.
10. Selama ini pemerintah hanya menjual Bali dan Berpandangan Verba Mental
Bali, atau-kalau mau dikatakan
agakberpandangan luas sedikit-bergesernya pun
paling-paling hanya ke Yogyakarta dan Danau
Toba.

(13) Arti kata baru yang di temukan dalam teks “Menjual Sembari Menjaga Nirwana”.

No. Kosakata Arti Kosakata


1. terumbu Dangkalan di laut (yang tidak terlalu luas), terjadi dari gundukan batuan, seperti
gamping atau koral, sering kelihatan apabila air surut
2. cetek Tidak mendalam (tentang pengetahuan dan sebagainya)
3. nirwana Tempat kebebasan (kesempurnaan); surga

9
4. mengeduk Mengeruk; mengorek; menggali;
5. membabat Menebas; merambah (pohon-pohon, semak belukar, rerumputan, dan sebagainya);
6. resor Daerah kecil; daerah kuasa:
7. artifisial Tidak alami, buatan
8. kreatif Memiliki daya cipta; memiliki kemampuan untuk menciptakan; bersifat
(mengandung) daya cipta:
9. eksploitasi Pengusahaan; pendayagunaan:
10. kontribusi Uang iuran (kepada perkumpulan dan sebagainya); sumbangan
11. statistik Catatan angka-angka (bilangan); perangkaan; data yang berupa angka yang
dikumpulkan, ditabulasi, digolong-golongkan sehingga dapat memberi informasi
yang berarti mengenai suatu masalah atau gejala
12. wisata Bepergian bersama-sama (untuk memperluas pengetahuan, bersenang-senang, dan
sebagainya); bertamasya;
13. wisatawan Orang yang berwisata; pelancong; turis:
14. pelancong Bepergian untuk bersenang-senang; bertamasya; pesiar:
15. potensi Kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan; kekuatan;
kesanggupan; daya;
16. infrastruktur Prasarana
17. akses Jalan masuk
18. atraksi Sesuatu yang menarik perhatian; daya tarik;
19. selancar Olahraga yang dilakukan di atas air dengan cara berdiri di atas sebilah papan,
meluncur sambil melenggok-lenggok seirama dan lajunya ombak;
20. pemangku Pengelola; penyelenggara (pemerintahan dan sebagainya)

(14) Struktur teks opini/editorial

Pernyataan Pendapat

STRUKTUR TEKS OPINI


"Menjual Sembari Argumentasi
Menjaga Nirwana"

Pernyataan Ulang
Pendapat

10
(15) Struktur Teks “Menjual Sembari Menjaga Nirwana”
a. Pandangan penulis dalam pernyataan pendapat:
Banyak tempat indah di Indonesia yang belum dikembangkan dan dijadikan
tujuan pariwisata, karena masih belum ada pembangunan prasarana oleh
pemerintah.

b. Argumentasi 1
Keindahan alam di Indonesia yang seharusnya bisa mendatangkan pendapatan
bagi daerah, terancam oleh eksploitasi yang salah san serakah.

c. Argumentasi 2
Di kepulauan Togean, Sulawesi Tengah, terdapat banyak keindahan yang rusak
akibat pengeboman terumbu karang dan penentangan pemerintah terhadap
keinginan pemerintah pusat untuk membangun taman national.

d. Argumentasi 3
Di Mentawai, Sumatera Barat, terdapat omabk terbaik untuk berselancar, yaitu
ombak terowongan dan ombakini hanya terdapat di tiga tempat yang memiliki
barrel. Namun pemerintah daerah tidak serius membangun prasarana wisata
disana.

e. Argumentasi 4
Dengan ribuan “surga yang tersembunyi” itu,pemerintah seharusnya bisa
menaikkan jumlah wisatawan asing yang datang ke negeri ini.

f. Argumentasi 5
Pemerintah daerah maupun pusat lebih senang mengekploitasi sumberdaya
alam.pariwisata dianggap tidakterlalu menguntungkan terutama untukpejabat
yang korup.

g. Argumentasi 6
Kesadaran menjaga alam dan mengembangkan potensi wisata justru datang
darioperatot wisata, seperti Togean yang melakukan pencegahan secara berkala
agar para nelayantidakmemburu ikan dengan bom. Dan juga di Hulu Bahau,
Kalimantan Utara, yang menyadarkan masyarakat untuk menjaga hutan dan
mengembangkan wisata sungai dan rimba bersama lembaga seperti WWF.

h. Argumen 7
pemerintah harus lebih serius memikirkan program-program untuk membungkus
potensi ini agar lebih menarik. Singapura, misalnya, pulau kecil yang penuh beton
itu mampu menarik 15 juta wisatawan asing. Hampir dua kali lipat dari yang ke
Indonesia.

i. Argumen 8
Pemerintah hanya menjual wisata yang telah terkenal, yang bisa berjalan sendiri
dan telah banyak orang dan wisatawan yang tahu.

11
j. Pernyataan ulang pendapat penulis
Indonesia memang surga sekaligus kisah nyata. Ditanganparapemangku
kepentingan terletak tanggung jawab merayakannya.

12

Anda mungkin juga menyukai