Anda di halaman 1dari 5

Nama : Tarikh Rizqi Nasution

NIM : 0206193071
Kelas : V (B)

Soal
1. Tuliskan pengertian dan tujuan hukum acara pidana?
2. Jelaskan asas asas yang terkandung dalam hukum acara pidana?
3. Bagaimana peran dan fungsi polisi, jaksa dan hakim menurut
hukum acara pidana
4. Bagaimana ruang lingkup praperadilan dalam hukum acara pidana?
5. 5. Jelaskan alat-alat bukti serta konsep pembuktian yang diatur KUHAP?

Jawaban

1. Hukum pidana merupakan keseluruhan peraturan yang


menentukan perbuatan yang dilarang serta menentukan
hukuman apa yang dapat dijatuhkan terhadap yang
melakukannya.Tujuan hukum acara pidana adalah untuk
mencari dan mendapatkan kebenaran materil, yakni
kebenaran dari suatu perkara pidana dengan menerapkan
ketentuan hukum acara pidana secara jujur dan tepat
dengan tujuan agar mencari pelaku yang dapat didakwakan
melakukan pelanggaran hukum.

2. A). Asas legalitas, Asas legalitas dalam hukum pidana dan


hukum acara pidana adalah sesuatu yang berbeda. Dalam
hukum pidana, asas legalitas dapat diartikan “tidak ada
suatu perbuatan yang dapat dipidana tanpa ada peraturan
yang mengaturnya (nullum delictum nulla poena sine lege
poenali). Namun, dalam hukum acara pidana, asas legalitas
memiliki makna setiap Penuntut Umum wajib segera
mungkin menuntut setiap perkara. Artinya, asas legalitas
lebih dimaknai setiap perkara hanya dapat diproses di
pengadilan setelah ada tuntutan dan gugatan terhadapnya.
Sedangkan penyimpangan terhadap asas ini dikenal dengan
asas oportunitas yang berarti
bahwa demi kepentingan umum, Jaksa Agung
dapat mengesampingkan penuntutan perkara
pidana.
a. Asas diferensiasi fungsional. Asas ini menyatakan setiap aparat
penegak hukum dalam sistem peradilan pidana memiliki tugas dan
fungsinya sendiri yang terpisah antara satu dengan yang lain;
b. Asas lex scripta. Asas ini berarti hukum acara pidana yang
mengatur proses beracara dengan segala kewenangan yang ada
harus tertulis. Selain itu, asas ini juga mengajarkan bahwa aturan
dalam hukum acara pidana harus ditafsirkan secara ketat

3. - Polisi
Polisi berwenang memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat,
menegakkan hukum, dan memberikan perlindungan, pengayoman, dan
pelayanan kepada masyarakat. Wewenang Polisi diatur dalam UU nomor
2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Dalam penegakan hukum Polisi dapat melakukan penindakan seperti
penyelidikan, penggeledahan dan penangkapan terduga pelaku
kejahatan. Setelah penyidikan, berkas hasilnya akan diserahkan ke
Kejaksaan Negeri untuk dilakukan penuntutan di pengadilan.
Dalam struktur pemerintahan, Polisi adalah anggota dari Kepolisian
Negara Indonesia (Polri). Polri dipimpin oleh seorang Kepala Kepolisian
Negara Indonesia (Kapolri), yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Presiden. Karena itu polisi adalah bagian dari lembaga
Eksekutif dalam teori pemerintahan Trias Politika.
- Jaksa
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2004
tentang Kejaksaan Republik Indonesia yang dimaksud dengan Jaksa
adalah "Pejabat Fungsional yang diberi wewenang oleh undang undang
untuk bertindak sebagai penuntut umum dan pelaksanaan putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap serta
wewenang lain berdasarkan undang-undang."
Jaksa adalah anggota dari Kejaksaan Agung, termasuk di tingkat
Kejaksaan Negeri maupun Kejaksaan Tinggi. Kejaksaan Agung dipimpin
oleh seorang Jaksa Agung, yang merupakan seorang pejabat setingkat
menteri di bawah presiden. Karena itu jaksa juga adalah bagian dari
lembaga Eksekutif.
- Hakim
 Menurut undang-undang Republik Indonesia nomer 48 tahun
2009 tentang Kekuasaan Kehakiman bahwa yang dimaksud
dengan hakim adalah hakim pada Mahkamah Agung dan hakim
pada badan peradilan yang berada di bawahnya dalam
lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama,
lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha
negara, dan hakim pada pengadilan khusus yang berada dalam
lingkungan peradilan tersebut, seperti peradilan TIPIKOR (Tindak
Pidana Korupsi).
 Hakim berperan menyidang dan menetapkan keputusan
terhadap perkara yang disidang, termasuk apakah pelaku
bersalah atau tidak.
 Hakim berada dibawah Mahkamah Agung (MA). Karena itu hakim
adalah bagian dari lembaga Yudikatif.

4. Pasal 10 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana


(KUHAP), yang berbunyi:
“Praperadilan adalah wewenang pengadilan negeri untuk memeriksa
dan memutus menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini,
tentang:
a. sah atau tidaknya suatu penangkapan dan atau penahanan atas
permintaan tersangka atau keluarganya atau pihak lain atas kuasa
tersangka;
b. sah atau tidaknya penghentian penyidikan atau penghentian
penuntutan atas permintaan demi tegaknya hukum dan keadilan;
c. permintaan ganti kerugian atau rehabilitasi oleh tersangka atau
keluarganya atau pihak lain atas kuasanya yang perkaranya tidak
diajukan ke pengadilan.

5. - Keterangan saksi
Menurut Pasal 1 butir 27 KUHAP, keterangan saksi adalah salah satu alat bukti
dalam perkara pidana yang berupa keterangan dari saksi mengenai suatu
peristiwa pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri, dan ia alami
sendiri dengan menyebut alasan dari pengetahuannya itu.
- Keterangan ahli
Menurut Pasal 1 butir 28 KUHAP, keterangan ahli adalah keterangan yang
diberikan oleh seorang yang memiliki keahlian khusus tentang hal yang
diperlukan untuk membuat terang suatu perkara pidana guna kepentingan
pemeriksaan dalam hal serta menurut cara yang diatur dalam undang-
undang.
- Surat
Menurut Pasal 187 KUHAP, Surat sebagaimana tersebut pada Pasal 184 ayat
(1) huruf c, dibuat atas sumpah jabatan atau dikuatkan dengan
sumpah, adalah:
 berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh
pejabat umum yang berwenang atau yang dibuat di hadapannya,
yang memuat keterangan tentang kejadian atau keadaan yang
didengar, dilihat atau yang dialaminya sendiri, disertai dengan alasan
yang jelas dan tegas tentang keterangannya itu;
 surat yang dibuat menurut ketentuan peraturan perundang-
undangan atau surat yang dibuat oleh pejabat mengenal hal yang
termasuk dalam tata laksana yang menjadi tanggung jawabnya dan
yang diperuntukkan bagi pembuktian sesuatu hal atau sesuatu
keadaan.
 surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat
berdasarkan keahliannya mengenai sesuatu hal atau sesuatu keadaan
yang diminta secara resmi dan padanya;
 surat lain yang hanya dapat berlaku jika ada hubungannya dengan
isi dari alat pembuktian yang lain.
- Petunjuk
Menurut Pasal 188 KUHAP ayat (1), Petunjuk adalah perbuatan, kejadian
atau keadaan, yang karena persesuaiannya, baik antara yang satu dengan
yang lain, maupun dengan tindak pidana itu sendiri, menandakan bahwa
telah terjadi suatu tindak pidana dan siapa pelakunya.
- Keterangan terdakwa
Menurut Pasal 189 ayat (1) KUHAP, Keterangan terdakwa adalah apa yang
terdakwa nyatakan di sidang tentang perbuatan yang dilakukan atau yang
ia ketahui sendiri atau ia alami sendiri. Dasar Hukum Alat Bukti
Keterangan Terdakwa diatur dalam :
 Keterangan terdakwa: Pasal 184 huruf e dan Pasal 189 KUHAP.
 Pemeriksaan terdakwa :Pasal 175 sampai Pasal 178 KUHAP.

Anda mungkin juga menyukai