Anda di halaman 1dari 9

Inisiasi Tuton ke – 1

Mata Kuliah : Hukum Acara Pidana


Judul Materi :Pengantar Hukum Acara Pidana dan penyelidikan
serta Penyidikan
Program Studi : Ilmu Hukum
Fakultas : HISIP

Penulis : susi Delmiati,SH.,MH


Email : susidelmiati@gmail.com
Penelaah : Dewi Mutiara
Emai : Dewim@ecampus.ut.ac.id
Pengantar Hukum Acara Pidana

R.Abdoel Djamali:
Pengertian Hukum “Hukum Acara Pidana yang disebut juga hukum pidana
Acara Pidana formal mengatur cara pemerintah menjaga
kelangsungan pelaksanaan hukum pidana material”.

Samidjo:
“Hukum Acara Pidana ialah rangkaian peraturan
hukum yang menentukan bagaimana cara-cara
mengajukan ke depan pengadilan perkara-perkara
kepidanaan, dan bagaimana cara-cara menjatuhkan
hukuman oleh hakim, jika ada orang yang disangka
Menurut para ahli : melanggar aturan hukum pidana yang telah ditetapkan
sebelum perbuatan melanggar hukum yang telah
ditetapkan sebelum perbuatan melanggar hukum itu
terjadi, dengan kata lain, hukum acara pidana ialah
hukum yang mengatur tata cara bagaimana alat-a;at
negara (kepolisian, kejaksaan dan pengadilan) harus
bertindak jika terjadi pelanggaran”.
Dari beberapa pendapat para ahli
dapat disimpukan:

Hukum acara pidana adalah hukum yang mengatur tentang


cara bagaimana atau menyelenggarakan Hukum Pidana
Material, sehingga memperoleh keputusan Hakim dan cara
bagaimana isi keputusan itu harus dilaksanakan.
Tujuan Hukum Acara Pidana

Dalam pedoman pelaksanaan KUHAP telah dirumuskan mengenai tujuan Hukum


Acara Pidana yaitu:

“untuk mencari dan mendapatkan atau setidaknya-tidaknya mendekati kebenaran


materiil, ialah kebenaran yang selengkap-lengkapnya dari suatu perkara pidana
dengan menerapkan ketentuan Hukum Acara Pidana secara jujur dan tepat, dengan
tujuan untuk mencari siapkah pelaku yang dapat didakwakan melakukan suatu
pelanggaran hukum, dan selanjutnya meminta pemeriksaan dan putusan dari
pengadilan guna menentukan apakah terbukti bahwa suatu tindak pidana telah
dilakukan dan apakah orang yang didakwa itu dapat dipersalahkan”.
Sumber Hukum Acara Pidana

1. UUD 1945 dalam Pasal 24 ayat (1) “Kekuasaan Kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah
Agung dan lain-lain badan kehakiman menurut undang-undang”, dan Ayat (2) “Susunan
dan badan-badan kehakiman itu diatur dengan undang-undang”. Dalam Pasal 25
menyatakan “Syarat-syarat untuk menjadi dan diberhentikan sebagai hakim ditetapkan
dengan undang-undang”, dalam penjelasan Pasal Pasal 24 dan 25 dijelaskan “Kekuasaan
kehakiman ialah kekuasaan yang merdeka artinya terlepas dari pengaruh kekuasaan
pemerintah. Berhubung dengan itu harus diaadakan jaminan dalam undang-undang
kedudukanya para hakim”. Dalam Pasal II Aturan Peralihan UUD 1945 “Segala lembaga
negara yang ada masih tetap berfungsi sepanjang untuk melaksanakan UUD dan belum
diadakan yang baru menurut undang-undang dasar ini”.
2. Kitap Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) Atau Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1981 Tentang Hukum Acara Pidana.
3. Undang-Undang Pokok Kekuasaan Kehakiman (UU No 48 tahun 2009)
4. Peraturan Pemerintah (PP) No. 27 tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang
Hukum Acara Pidana.
5. Undang-Undang No. 5 tahun 1986 tentang Mahkamah Agung
Beberapa Aasas Dalam Hukum Acara Pidana

1. Asas legalitas yang berarti bahwa setiap perbuatan pidana harus


dituntut.
2. Asas diferensiasi funsional artinya setiap aparat penegak hukum
dalam sistem peradilan pidana memiliki tugas dan fungsinya
sendiri yang terpisah antara satu dengan yang lain.
3. Asas lex scripta yang berarti bahwa Hukum Acara Pidana yang
mengatur proses beracara dengan segala kewenangan yang ada
harus tertulis.
4. Asas lex stricta yang menyatakan bahwa aturan dalam Hukum
Acara Pidana harus ditafsirkan secara ketat.
Penyelidikan dan Penyidikan

a. Pengertian Penyelidik
Menurut Pasal 1 angka 5 penyelidik adalah
“serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari
dan menemukan suatu peristiwa yang diduga
Peyelidikan sebagai tindak pidana guna menentukan dapat
atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara
yang diatur dalam undang-undang ini.”
c. Wewenang Penyelidik b. Pihak yang melakukan penyelidikan
1. Menerima laporan atau pengaduan Menurut Pasal 1 angka 4 penyelidik adalah
dari seseorang tentang adanya “Penyelidik adalah pejabat polisi negara Republik
tindak pidana. Indonesia yang diberi wewenang oleh undang-
2. Mencari keterangan saksi dan barang undang ini untuk melakukan penyelidikan.”
bukti.
3. Menyuruh berhenti seseorang yang
dicurigai dan menanyakan serta
memeriksa tanda pengenal diri
4. Mengadakan tindakan lain menurut
hukum yang bertanggung jawab
Penyidikan

a. Pengertian Penyidikan
Menurut Pasal 1 angka 2 KUHAP penyidikan adalah:
“Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan
menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini untuk mencari
serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang
tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan
tersangkanya.”
b. Pihak yang Melakukan Penyidikan
“Penyidik adalah pejabat polisi negara Republik Indonesia atau pejabat
pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh
undang-undang untuk melakukan penyidikan.”
SEKIAN &
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai