BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pembinaan sikap para penegak hukum dengan fungsi dan wewenangnya demi
1945).
hukum, hal tersebut telah dituangkan dalam Pasal 1 ayat (3) UUD 1945
yaitu:
Sesuai dengan hal itu, maka segala sesuatu yang berkaitan dengan
berdasarkan tata cara dan ketentuan kitab undang-undang hukum acara pidana
yang berlaku.
Hukum acara pidana ini memiliki tujuan seperti yang digariskan oleh
“Tujuan dari hukum acara pidana adalah mencari dan mendapatkan atau
setidak-tidaknya mendekati kebenaran materiil, ialah kebenaran yang
selengkap-lengkapnya dari suatu perkara pidana dengan menerapkan
ketentuan hukum acara pidana secara jujur dan tepat dengan tujuan untuk
mencari siapakah pelaku yang dapat didakwakan melakukan suatu
pelanggaran hukum, dan selanjutnya meminta pemeriksaan dan putusan
dari pengadilan guna menentukan apakah terbukti bahwa suatu tindak
pidana telah dilakukan dan apakah orang yang didakwa itu dapat
dipersalahkan, demikian pula setelah putusan pengadilan dijatuhkan dan
segala upaya hukum telah dilakukan dan akhirnya putusan telah
mempunyai kekuatan hukum tetap, maka hukum acara pidana mengatur
pula pokok-pokok acara pelaksanaan dan pengawasan dari putusan
tersebut”.1
penggabungan perkara pada perkara pidana dalam hal ganti rugi, pengawasan
1
Bambang Poernomo, Pola Dasar Teori Dan Azas Umum Hukum Acara Pidana Indonesia,
Cet. I, ed. I, ( Yogyakarta: Liberty 1988) hal.30
3
pemeriksaan pendahuluan, yakni pra peradilan. Hal ini diatur secara lengkap
dalam KUHAP, sedangkan dalam HIR tidak diatur mengenai hal tersebut,
terdakwa memiliki hak-hak yang harus dipenuhi dan dihormati oleh setiap
terdapat dalam BAB VI KUHAP, yaitu dari Pasal 50 sampai dengan pasal 68.
selama dalam waktu dan pada setiap pemeriksaan, hak menghubungi dan
melakukan suatu perbuatan pidana oleh aparat penegak hukum, tidak dapat
disertai alat bukti yang cukup dan sah menurut Kitab Undang-Undang
Hukum Acara Pidana (KUHAP) untuk dapat diajukan oleh penuntut umum
serta merta membuat tersangka dapat dikenakan sanksi pidana karena adanya
dengan alasan pemaaf yaitu seseorang yang mengalami gangguan jiwa atau
dianggap tidak bersalah dan dalam hukum acara pidana dikenal dengan “asas
disertai dengan bukti permulaan yang cukup, dan tersangka menurut penyidik
tidak mampu untuk membayar jasa penasehat hukum dapat dilihat dalam
baik polisi, jaksa penuntut umum atau majelis hakim, wajib menunjuk
hak-hak tersangka yang diduga melakukan tindak pidana yang dilakukan oleh
tersangka atau terdakwa. Hal ini bertujuan untuk menjunjung asas persamaan
dihadapan hukum (equality before the law), bahwa keadilan tidak hanya bagi
mereka yang mampu secara materi, tapi juga berlaku bagi mereka yang tidak
mampu. Hukum juga tidak memandang seseorang yang di lihat dari suku, ras,
terdakwa, karena dengan adanya bantuan hukum dari seorang advokat atau
aman terhadap tersangka yang diduga sebagai pelaku perbuatan pidana yang
7
bisa saja dalam keadaan atau kondisi tertentu melakukan perbuatan pidana
bukan atas kehendaknya sendiri atau bukan atas dasar niat dari pelaku
yang karna ilmu dan profesinya dirasa mampu untuk mendampingi tersangka
yang dilakukan oleh polisi, jaksa penuntut umum bahkan setelah berubah
cuma ini adalah bantuan hukum yang dilakukan oleh advokat kepada
tersangka dan terdakwa yang tidak mampu secara gratis (prodeo), sehingga
B. Perumusan Masalah
secara ekonomi?
1. Tujuan Penelitian
sebagai berikut:
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis
Pasal 56 KUHAP.
b. Manfaat praktis
ruang lingkup penelitian yang sesuai dengan latar belakang yang menjadi
dasar pemikiran serta perumusan masalah yang menjadi fokus utama kajian
dalam penelitian ini, maka ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
bantuan hukum.
(KUHAP) menyebutkan:
bantuan hukum dari seorang atau lebih penasehat hukum selama dalam
waktu dan pada setiap tingkat pemeriksaan, menurut tata cara yang
pidana oleh aparat penegak hukum, wajib mendapatkan bantuan hukum untuk
pelaku perbuatan pidana oleh penyidik, maka dalam hal menentukan bantuan
menyebutkan:
cuma adalah:
hukum secara cuma-cuma adalah bagi mereka yang tidak mampu atau bagi
mereka yang ancaman hukumannya diatas lima tahun penjara sampai dengan
atau terdakwa tidak mencabut surat kuasa terhadap advokat selaku pemberi
2
A. Buyung Nasution dalam Bambang Sunggono dan Aries Harianto, Bantuan Hukum Dan
Hak Asasi Manusia, (Bandung: Mandar Maju, 2001), hal 7.
14
atau terdakwa yang tidak mampu juga terdapat dalam pasal 22 undang-
berwenang dalam hal ini penyidik kepolisian, jaksa penuntut umum atau
majelis hakim, dan tersangka atau terdakwa tersebut telah memilih advokat
83 Tahun 2008 tentang persyaratan dan tata cara pemberian bantuan hukum
pencari keadilan”.
tentang persyaratan dan tata cara pemberian bantuan hukum secara cuma-
tersangka atau terdakwa yang tidak mampu tidak dapat menolak permohonan
bantuan hukum yang diajukan oleh pemohon dalam hal ini tersangka atau
2008 tentang persyaratan dan tata cara pemberian bantuan hukum secara
cuma dilarang meminta atau menerima pemberian dalam bentuk apapun dari
pemohon bantuan hukum yaitu tersangka atau terdakwa yang tidak mampu.
tahun 2008 tentang tata cara pemberian bantuan hukum secara cuma-cuma
keadilan”.
profesional sesuai dengan profesi dan kode etik advokat yang diembannya,
di atas maka seorang advokat tersebut akan menerima sanksi yang diberikan
oleh advokat secara tertulis oleh advokat yang memberikan bantuan hukum
secar cuma-cuma.
bantuan hukum serta syarat dan tata cara pemberian bantuan hukum.
hukum”.3
3
Darwan prinst, Hukum Acara Pidana Dalam Praktik, edisi revisi, (Jakarta: Djambatan,
2002), hal. 102
19
undangan.
wajib mematuhi hak dan kewajiban yang telah diatur dalam pasal 12 dan
digariskan dalam pasal 14 dan pasal 15 BAB VI tentang syarat dan tata cara
meyebutkan:
Pasal 14:
1) Untuk memperoleh bantuan hukum, pemohon bantuan hukum
harus memenuhi syarat-syarat;
a. Mengajukan permohonan secara tertulis yang berisi
sekurang-kurangnya identitas pemohon dan uraian singkat
20
bantuan hukum, maka dalam jangka waktu 3 (tiga) hari kerja pemberi
hukum tersebut di terima atau di tolak, dalam hal penolakan oleh pemberi
cuma-cuma.
bantuan hukum secara gratis tanpa dipungut bayaran oleh pemberi bantuan
hukum”.
pemohon bantuan hukum dalam hal ini adalah tersangka atau terdakwa
yang tidak mampu yang ancamannya diatas 5 (lima) tahun penjara atau
dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan denda maksimal
22
sebesar Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah), hal ini digariskan
menyebutkan:
1. Penyelidikan
tersebut adalah memang benar suatu perkara pidana, maka penyelidik atas
tersangka dan terdakwa, harus dilandasi dengan rasa tanggung jawab dan
penyelidikan”.
2. Penyidikan
mengumpulkan bukti dan dengan bukti itu membuat atau menjadi terang
4
M. Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP, Penyelidikan
dan Penuntutan, edisi II,( Jakarta: Sinar Grafika, 2000) hal. 101.
25
mengumpulkan bukti, dan dengan bukti itu membuat atau menjadi terang
perbuatan pidana.
bukti yang cukup untuk membuat terangnya suatu perbuatan pidana, serta
5
M.Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP, Penyidikan
dan Penuntutan, Edisi ke2, (Jakarta: Sinar Grafika, 2001), hal. 109
26
(KUHAP), yaitu:
pemeriksaan, yaitu:
untuk mencari dan mengumpulkan bukti pelaku tindak pidana. Asal kata
mengamat-amati”7.
umum.
3. Penuntutan
Hal ini ditegaskan dalam pasal 138 ayat 1 dan 2 KUHAP, yang
menyebutkan:
perkara oleh penyidik kepada penuntut umum, maka Jaksa peneliti yang
tersangka perlu ditahan atau tidak, serta apakah hasil penyelidikan telah
membuat surat dakwaan yang ditegaskan dalam pasal 140 ayat 1 kitab
karena faktor-faktor yang digariskan dalam pasal 140 ayat (2) huruf a
hukum.
Pengadilan.”
menyebutkan:
berwenang mengadili”.
31
pidana lainnya, hal ini digariskan dalam kitab undang-undang hukum acara
pidana (KUHAP) pasal 284 ayat 2 BAB XXI tentang ketentuan peralihan,
Jaksa Agung, perkara pidana khusus yang dimaksud adalah tindak pidana
ekonomi dan tindak pidana korupsi. Hal ini ditegaskan dalam keputusan
pengusutan tindak pidana ekonomi dan tindak pidana korupsi dari tahap
32
wewenang pengadilan negeri yang lain, hal ini dijelaskan dalam pasal 147
menunjuk hakim yang akan mengadili perkara tersebut dan hakim itulah
yaitu:
Harahap ciri dari acara pemeriksaan biasa adalah sifat perkara biasa tidak
biasa ini harus menggunakan surat dakwaan yang dibuat oleh penuntut
9
M. Yahya Harahap, pembahasan permasalahan dan penerapan KUHAP, pemeriksaan
sidang pengadilan, banding kasasi, dan peninjauan kembali, cet. VIII, ed. Kedua (Jakarta: sinar
grafika, 2006) hal. 395
34
yang dilakukannya, serta waktu dan tempat kejadian perkara itu dilakukan,
pelanggaran lalu lintas jalan, yang ancaman hukumannya tidak lebih dari
(3) tiga bulan penjara, dalam hal pelimpahan perkara, penuntut umum
ini berdasarkan ketentuan pasal 205 ayat 2, yang dimaksud “atas kuasa”
adalah demi hukum. Sehingga penyidik dalam hal ini menjadi wakil dan
dan catatan tersebut berbentuk formulir, hal ini ditentukan dalam pasal 207
surat dakwaan yang dibuat oleh penuntut umum, sedangkan dalam acara
dakwaan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
normatif ini sering kali dikonsepkan sebagai apa yang tertulis dalam
KUHAP.
B. Pendekatan Masalah
metode pendekatan yang digunakan oleh para peneliti hukum ada 3 (tiga)
suatu bidang studi yang kadang kala menunjuk pada hal-hal yang
partikular.11
10
Amirudin dan zainal asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2008), hal 118.
11
Johny Ibrahim, “teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif”, (Malang:
Banyumedia Publishing, 2007) hal. 306.
37
yang diteliti.
1. Sumber data terdiri dari: (a) Data Kepustakaan, dan (b) Data Lapangan.
a) Data Kepustakaan
objek penelitian;
b) Data Lapangan
seperti:
- Kepolisian
- Kejaksaan Negeri
- Pengadilan Negeri
- Advokat
2. Sedangkan jenis data yang dipergunakan adalah: (a) Data Primer, dan
tersebut.
penelitian ini ada dua (2) jenis, yaitu : (1) Studi Dokumen, dan (2)
Wawancara:
BAB IV
menggantikan hukum acara pidana yang diatur dalam HIR (herziene inlands
tidak mampu untuk membayar jasa penasehat hukum dapat dilihat dalam
baik polisi, jaksa penuntut umum atau majelis hakim, wajib menunjuk
tersangka atau terdakwa yang diduga melakukan tindak pidana. Hal ini
42
before the law), bahwa keadilan tidak hanya bagi mereka yang mampu secara
materi, tapi juga berlaku bagi mereka yang tidak mampu. Hukum juga tidak
memandang seseorang yang di lihat dari suku, ras, dan golongan ataupun
disertai dengan bukti permulaan yang cukup, dan tersangka menurut penyidik
terdakwa, karena dengan adanya bantuan hukum dari seorang advokat atau
aman terhadap tersangka yang diduga sebagai pelaku perbuatan pidana yang
bisa saja dalam keadaan atau kondisi tertentu melakukan perbuatan pidana
bukan atas kehendaknya sendiri atau bukan atas dasar niat dari pelaku
segala macam tuntutan karena adanya alasan pemaaf yaitu karena tersangka
yang karna ilmu dan profesinya dirasa mampu untuk mendampingi tersangka
polisi, jaksa penuntut umum bahkan setelah berubah status di muka sidang
tersangka diancam dengan ancaman hukuman pidana mati atau lima belas
tahun penjara atau lebih ataupun tersangka yang diancam dengan pidana lima
tahun penjara atau yang tidak mampu dan tidak mempunyai penasihat hukum
penyidik akan membuatkan berita acara penolakan dan ditanda tangani oleh
tersangka, hal ini dilakukan oleh penyidik dengan alasan tidak ingin
tersebut bahwa penasihat hukum yang ditunjuk oleh penyidik tidak bersedia
12
Wawancara dengan AKP Lalu Salehudin Kasat Reskrim Polres Mataram pada tanggal 7
juni 2012, pukul 08.30 Wita.
45
oleh penuntut umum menurut pasal 56 KUHAP yaitu tersangka atau terdakwa
yang diancam dengan ancaman hukuman mati, seumur hidup atau yang
diancam hukuman penjara lebih dari lima tahun yang tidak mampu atau tidak
13
Wawancara dengan sopian idris, selaku tersangka yang mendapatkan bantuan hukum
secara cuma-cuma pada tanggal 7 juni 2012, pukul 09.00 Wita.
46
ini menurut pendapat bapak Hademan tidak pernah tejadi dengan alasan
pemberian bantuan hukum secara cuma-cuma ini sudah disiapkan pada awal
menerima berkas dari penyidik apabila berkas dari penyidik tersebut tidak
yang berkaitan dengan surat kuasa dari tersangka dengan penasihat hukum
dan adanya tanda tangan yang dibubuhkan dalam berita acara pemeriksaan
perkara telah lengkap barulah jaksa penuntut umum membuat surat dakwaan
14
Wawancara dengan bapak Hademan kasipidum kejaksaan negeri mataram selaku penuntut
umum pada tanggal 3 juni 2012, pukul 10.00 wita.
47
berkas perkara.
bantuan hukum maka jaksa penuntut umum wajib menunjuk penasihat hukum
menyebutkan:
yang diatur dalam pasal 56 KUHAP ini, setiap kali ia memulai dengan suatu
telah melakukan suatu tindak pidana lima tahun atau lebih, maka ia harus
penuntut umum atau hakim wajib menunjuk penasihat hukum bagi tersangka
atau terdakwa.15
terdakwa yang tidak mampu oleh pemberi bantuan hukum berdasarkan hasil
bantuan hukum itu tetap dipaksakan maka pemberian bantuan hukum tersebut
tidaklah optimal.16 Hal ini tentu bertentangan dengan apa yang telah
atau tersangka atau terdakwa yang tidak mampu, hal ini digariskan dalam
15
P.A.F. Lamintang dan Theo lamintang, PEMBAHASAN KUHAP Menurut Ilmu
Pengetahuan Hukum Pidana & Yurisprudensi, cet. II, ed I, (Jakarta: Sinar Grafika, 2010) hal.199.
16
Wawancara dengan bapak zarman hadi selaku advokat pada tanggal 7 juni 2012, pukul
12.00 wita.
49
bantuan hukum yang juga disebut klien yang tidak mampu ini dijelaskan pada
“Bantuan hukum adalah jasa hukum yang diberikan oleh advokat secara
2008 tentang persyaratan dan tata cara pemberian bantuan hukum secara
terhadap tersangka atau terdakwa yang tidak mampu tidak boleh menolak
permohonan bantuan hukum yang diajukan oleh pemohon dalam hal ini
tersangka atau terdakwa yang tidak mampu, apabila advokat tersebut menolak
pasal di atas maka seorang advokat tersebut akan menerima sanksi yang
nuraninya”. Hal ini digariskan dalam pasal 3 KEAI (Kode Etik Advokat
kliennya secara optimal, professional dan penuh tanggung jawab, hal inilah
yang menjadi dasar penolakan oleh bapak Zarman Hadi, namun apabila
terhadap dirinya sebelum dijatuhi sanksi oleh organisasi advokat tersebut. Hal
tahun 2008 tentang tata cara pemberian bantuan hukum secara cuma-cuma
bantuan hukum kepada mereka yang secara ekonomi tidak mampu (miskin).
telah tersirat kewajiban ini. Asas ini dipertegas lagi dalam pasal 7 KEAI
(prodeo) bagi orang yang tidak mampu”. Asas ini dalam internasional Bar
seperti lembaga bantuan hukum (LBH) dan Biro Bantuan Hukum (BBH),
namun kewajiban advokat atau kantor advokat memberi jasa hukum kepada
yaitu bapak I Ketut Sumertha selaku advokat atau penasihat hukum sudah
pemberian bantuan hukum oleh aparat penegak hukum atas dirinya sebagai
tersangka atau terdakwa maka pemberian tersebut tidak juga di tolak dalam
arti apabila tersangka atau terdakwa memberikan pemberian uang atau barang
sebagai tanda terima kasih dari tersangka atau terdakwa yang mendapatkan
17
Siti Aminah, Panduan Bantuan Hukum di Indonesia “Pedoman Anda Memahami dan
Menyelesaikan Masalah Hukum”, edisi kedua cet pertama (Jakarta:yayasan obor Indonesia,2009)
hal. 38.
53
melanggar kode etik advokat yang telah digariskan dalam pasal 22 ayat 1
tidak boleh meminta atau menerima pemberian dalam bentuk apapun yang
keadilan”.
profesional sesuai dengan profesi dan kode etik advokat yang diembannya,
18
Wawancara dengan bapak I ketut sumertha selaku advokat piket di posbakum pengadilan
negeri mataram tanggal 7 juni 2012, pukul 10.30 wita.
54
ketentuan yang digariskan pasal di atas maka seorang advokat tersebut akan
2008 tentang tata cara pemberian bantuan hukum secara cuma-cuma untuk
oleh organisasi advokat tersebut. Hal ini digariskan dalam pasal 14 ayat 3 dan
diri.
55
tidak mampu tidak hanya diberikan oleh organisasi advokat namun juga
dapat dikenai sanksi pidana dan denda yang digariskan dalam ketentuan
merupakan tujuan hukum nasional itu sendiri dan tidak memberikan bantuan
hukum atas dasar materi. Hal ini ditentukan dalam pasal 10 peraturan
pemerintah nomor 83 tahun 2008 tentang persyaratan dan tata cara pemberian
terlebih lagi bagi mereka yang secara ekonomi tidak mampu (miskin) harus
pidana tersebut.
19
Santoso poedjosoebroto dalam soerjono soekanto, Bantuan Hukum Suatu
Tinjauan Sosio Yuridis , (Jakarta:Ghalia Indonesia,1983) hal. 21.
57
hukum adalah terdakwa yang diancam dengan ancaman hukuman pidana mati
atau lima belas tahun penjara atau lebih ataupun terdakwa yang diancam
dengan pidana lima tahun penjara atau yang tidak mampu dan tidak
demikian karna tidak ingin melanggar hak asasi manusia ketika terdakwa
menolak bantuan hukum yang ditawarkan oleh hakim, maka hakim tidak
hukum oleh tersangka atau terdakwa yang tidak mampu menurut bapak Mion
Ginting karena adanya asumsi dari terdakwa atau keluarga terdakwa apabila
ada pula asumsi bahwa pemberian bantuan hukum secara cuma-cuma ini
tentang bantuan hukum pada bulan januari 2011 sampai dengan bulan juli
2012 hanya 73 (tujuh puluh tiga) kasus yang telah mendapatkan bantuan
20
Wawancara dengan bapak Mion Ginting selaku Hakim dan Humas Pengadilan Negeri
Mataram pada tanggal 5 juni 2012, pukul 09.30 wita.
58
hukum secara cuma-cuma dari 928 (Sembilan ratus dua puluh delapan) kasus
yang terdaftar dan telah diputus di pengadilan negeri mataram. Keadaan ini
secara cuma-cuma kepada terdakwa yang tidak mampu tersebut, maka hakim
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
secara ekonomi yang dilakukan oleh aparat penegak hukum baik kepolisian,
cuma, walaupun masih banyak tersangka atau terdakwa yang tidak ingin
Hal ini dilakukan oleh aparat penegak hukum agar tidak melanggar
tersangka atau terdakwa yang tidak mampu secara ekonomi. Namun apabila
penegak hukum maka akan dibuatkan berita acara penolakan oleh aparat
dipaksakan karena aparat penegak hukum tidak ingin melanggar hak asasi
manusia.
B. Saran
dialaminya.
tidak mampu.
kepada tersangka atau terdakwa yang tidak mampu secara ekonomi dapat
sebagai aparat penegak hukum yang bebas dan mandiri, karena advokat
DAFTAR PUSTAKA
Harianto, Aries dan Sunggono, Bambang. 2001. Bantuan Hukum Dan Hak Asasi
Manusia, cet, II Bandung: Mandar Maju.
Hamzah, Andi. 2008. Hukum Acara Pidana indonesia, Edisi kedua, Jakarta: sinar
grafika.
Ibrahim johny. 2007. Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Malang:
banyu media publishing.
Lamintang, Theo dan Lamintang, P.A.F. 2010. Pembahasan Kuhap Menurut Ilmu
Pengetahuan Hukum Pidana dan Yurisprudensi, Ed I, cet. II, Jakarta:
Sinar Grafika.
Muladi, Lilik. 2002. Hukum Acara Pidana, Suatu Tinjauan Khusus Terhadap
Surat Dakwaan, Eksepsi dan Putusan Peradilan, Cet. II, Bandung: Citra
Aditya Bakti.
Soekanto, soerjono. 1983. Bantuan Hukum Suatu Tinjauan Sosio Yuridis, Cet. I.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Poernomo, Bambang. 1988. Pola Dasar Teori Dan Azas Umum Hukum Acara
Pidana, cet, I Yogyakarta: Liberty.
Prinst, Darwan. 2002. Hukum Acara Pidana Dalam Praktik, cet, II edisi revisi
Jakarta: djambatan.
B. Peraturan-peraturan.
Peraturan Pemerintah Nomor 83 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara
Pemberian Bantuan Hukum Secara Cuma-Cuma Untuk Melaksanakan
65