Anda di halaman 1dari 2

Marion Mutiara Matauch_1906385613

HAK ATAS KEADILAN

SOAL 1

a. 1) hak atas pengadilan yang jujur dan tidak memihak. Dalam judiciary procedure,
terdapat kesewenang-wenangan dalam penangkapan dan penahanan. Prosedur Peradilan yang
benar mengharuskan penangkapan dan penahanan berdasarkan: Lawfulness of detention
(Setiap bentuk penahanan harus didasarkan pada alasan hukum yang cukup), The right to be
informed of the grounds for arrest ( hak untuk mengetahui alasan dilakukannya penangkapan
atas diri seseorang), The right to judicial control of arrest and detention (Hak atas suatu
kontrol terhadap jalannya penangkapan dan penahanan), dan Prohibition of arbitrary exile
(Larangan pengasingan secara sewenang-wenang). Pengaturan hak tersebut juga diatur dalam
Undang–Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana yang mencantumkan
ketentuan–ketentuan yang memberikan perlindungan terhadap hak–hak yang dimiliki
tersangka/terdakwa/terpidana yang juga menjadi dasar perlindungan hak atas keadilan.
Sehingga seluruh proses penangkapan, penahanan, penggeledahan dan penyitaan harus
didasarkan pada Undang–Undang dan dilakukan dengan surat perintah (tertulis) dari pihak
yang berwenang dan dilakukan dengan tetap menghargai hak tersangka/terdakwa/terpidana.

2) Hak-hak untuk Tidak Dianggap Bersalah, Sampai Ada Putusan Pengadilan Berkekuatan
Hukum Tetap (presumption of innocence). Presumption of innocence merupakan prinsip
pengakuan terhadap prinsip legalitas dan yang menyatakan bahwa seorang tertuduh harus
dipandang tidak bersalah sampai ada bukti tentang kesalahannya. Berdasarkan KUHAP,
prinsip tersebut tercermin dalam hak–hak tersebut terdiri dari:1. Segera mendapat
pemeriksaan oleh penyidik.20 Ini berarti terdapat pembatasan waktu dalam hal penangkapan
dan penahanan untuk kepentingan pemeriksaan; 2. Berhak untuk diberitahukan dengan jelas
dalam bahasa yang dimengerti olehnya tentang apa yang disangkakan kepadanya; 3.
Memberikan keterangan secara bebas kepada penyidik.

b. Berdasarkan kasus tersebut, isu utama atas hak atas keadilan yang seharusnya didapatkan
oleh Hermanto adalah penjatuhan hukuman oleh para tersangka yang tidak sesuai dengan
beratnya bobot kejahatan pidana yang dilakukan. Perbuatan yang dilakukan oleh keempat
tersangka telah memenuhi unsur-unsur dari Pasal 338 KUHP bahwa keempat tersangka
dengan sengaja menghilangkan nyawa orang lain sehingga mendapatkan ancaman hukum
selama lima belas tahun. Diketahui bahwa salah satu bentuk perlindungan Negara terhadap
Marion Mutiara Matauch_1906385613

HAM seseorang adalah menjadi pemberi jalan keluar atau pemberi tindakan perbaikan bagi
seseorang yang haknya dilanggar. Oleh karena itu, sudah seharusnya negara hadir untuk
memberikan perlindungan dengan bentuk memberikan penjatuhan hukuman yang sebanding
dengan tindak pidana yang dilakukan oleh tersangka sebagai adagium yang menyatakan ”ubi
jus ibi remedium” yang berarti bahwa di mana ada hak di sana ada kemungkinan menuntut,
memperolehnya atau memperbaikinya bilamana hak tersebut dilanggar.

Selain terkait penjatuhan hukuman, hak yang perlu diperhatikan selanjutnya adalah
tindakan penegak hukum yang tidak melakukan penegakan keadilan melainkan menjadikan
hukum sebagai celah untuk merampas hak asasi manusia seseorang. Prinsip dari hukum acara
pidana itu sendiri sebagaimana yang tertuang dalam Undang–Undang No. 39 Tahun 1999
tentang HAM menyebutkan beberapa hal yang berkaitan dengan hak untuk mendapatkan
keadilan. Lebih lanjut, berdasarkan BAB XA, Pasal 28A–28J UUD. Konsep Hak atas
Keadilan dalam UUD disamakan dengan prinsip ”equality before the law” yang dalam Pasal
28D menyatakan: ”Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan
kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.” Hak–hak tersebut
tentunya harus dilaksanakan oleh setiap orang yang terkait, terlebih lagi para aparat penegak
hukum. Penekanan kata “terlebih lagi aparat penegak hukum” bermaksud untuk
mengharuskan pada penegak hukum untuk melaksanakan tugasnya yang sekiranya melanggar
hak-hak manusia dalam sistem peradilan pidana sesuai dengan kewenangannya dan sesuai
dengan prosedur dalam KUHAP. Aparat penegak hukum seharusnya dapat
mempertimbangkan prinsip legalitas, necesitas, proporsionalitas, kewajiban umum, preventif
dan masuk akal (reasonable) dalam menggunakan kekuatan yang diberikan oleh Negara
kepadanya dalam rangka menegakkan keadilan.

Anda mungkin juga menyukai