Anda di halaman 1dari 24

PENGERTIAN DAN ASAS-

ASAS HUKUM ACARA


PIDANA

Disampaikan oleh Sugianto, S.H.


Advokat dan Konsultan Hukum “AFP Law Firm (Counsellors & Attorneys At Law)”
Dalam Program Praktisi Mengajar
Prodi Hukum Fakultas Bisnis, Hukum, dan Ilmu Sosial
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
• Hukum Acara Pidana (Hukum Pidana
PENGANT Formal)
AR • Bahasa Belanda formeel strafrecht atau
straf procesrecht.
• Untuk menjamin, menegakan dan
mempertahankan hukum pidana materiil
(hukum pidana)
• Hukum Acara Pidana (pengaturan
kewenangan), apa yang boleh
dilaksanakan ?
• Sistem peradilan pidana (criminal justice
system)
SUMBER H.
A. PIDANA
Undang-Undang RI No. 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana

Sumber Undang-Undang RI No. 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan


Kehakiman
Hukum
Acara Undang-undang RI No. 3 Tahun 2009 tentang Mahkamah
Agung
Pidana
Setelah Undang-Undang RI No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian
Negara Republik Indonesia
KUHAP
Undang-undang RI No. 49 Tahun 2009 tentang Peradilan Umum
Undang-undang RI No.16 Tahun 2004 tentang
Lanjutan Kejaksaan Republik Indonesia
Sumber
Undang-Undang RI No. 18 Tahun 2003 tentang
Hukum Advokat
Acara
Pidana Undang-Undang RI No. 16 Tahun 2011 tentang
Bantuan Hukum
Setelah
KUHAP
Undang-Undang Khusus
SUMBER HUKUM ACARA PIDANA

Pasal 284 KUHAP


Pasal 24 dan 25 UUD
1945 “lex specialis derogate
legi generalis”
SUMBER HUKUM ACARA PIDANA
PELAKSANA DAN KHUSUS
1. PP No. 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan KUHAP
2. UU No. 46 Tahun 2009 Pengadilan Tipikor
3. UU No 23 tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak jo UU No.
11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana anak
4. UU No 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM
5. Dll.
PENGERTIAN HUKUM ACARA
PIDANA
MENURUT AHLI
R. Soesilo Van Bemmelen Andi Hamzah
Hukum acara pidana Hukum acara pidana yaitu Hukum acara pidana yaitu
adalah hukum yang mempelajari peraturan- mempelajari peraturan-
mengatur tentang cara peraturan yang diciptakan peraturan yang diciptakan
bagaimana oleh negara, karena oleh negara, karena
mempertahankan atau diduga terjadi pelanggaran diduga terjadi pelanggaran
menyelenggarakan hukum undang-undang pidana. undang-undang pidana.
pidana materiil, sehingga
dapat memperoleh
keputusan hakim dan cara
bagaimana isi keputusan
itu harus dilaksanakan.
TUJUAN HUKUM ACARA PIDANA
Mencari dan mendapatkan atau setidak-tidaknya mendekati
kebenaran materiil, yaitu kebenaran yang selengkap-
lengkapnya dari suatu perkara pidana dengan menerapkan
ketentuan hukum acara pidana secara jujur dan tepat.

Menurut Abdul Fatah, S.H., M.H., (Alm) dalam Modul PLKH UM Surabaya. 2016
MENCARI DAN
MENEMUKAN
FUNGSI KEBENARAN

HUKUM PEMBERIAN
PUTUSAN OLEH
ACARA HAKIM

PIDANA PELAKSANAAN DAN


PENGAWASAN
PUTUSAN
SIFAT HUKUM ACARA PIDANA
Public law and algemene belangen dengan sifat :
a. Ketentuan-ketentuan bersifat memaksa
(dwingen recht).
b. Memberikan perlindungan terhadap HAM.
ASAS-ASAS HUKUM ACARA PIDANA
• Asas Praduga Tidak Bersalah (Presumtion Of Innocence) Lawan
(Presumtion Of Nocence)
Pasal 9 Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman dan
juga dalam Penjelasan Umum butir 3 huruf c, yang berbunyi:
”Setiap orang yang disangka, ditangkap, ditahan, dituntut dan/atau dihadapkan di
sidang pengadilan wajib dianggap tidak bersalah sebelum adanya putusan
pengadilan yang menyatakan kesalahannya dan memperoleh kekuatan hukum
tetap”
• Asas Peradilan Cepat, Sederhana, Dan Biaya Ringan.
Pasal 2 ayat (4) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana
(KUHAP), berbunyi; “Peradilan dilakukan dengan sederhana, cepat, dan biaya
ringan”
• Asas Legalitas
Upaya Paksa (perintah tertulis dari yang berwenang) penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan
penyitaan hanya dilakukan berdasarkan perintah tertulis oleh pejabat yang diberi wewenang oleh
undang-undang dan hanya dalam hal dan dengan cara sebagaimana yang diatur dalam undang-undang.
Lihat Eddy, O.S Hiariej, 2008, Asas-Asas Dalam Hukum Acara Pidana, disampaikan dalam diskusi terbatas Eksaminasi Putusan Pra Peradilan atas
Gugatan Pra peradilan PT Inti Indosawit Subur Terhadap Direktorat Jenderal Pajak Departemen Keuangan Republik Indonesia, Fakultas Hukum
Universitas Gadjah Mada pada hari Selasa 22 Juli 2008, Yogyakarta, hlm. 3.

sama dengan Asas Oportunitas

• Asas Legal Assistance (tersangka dan terdakwa berhak mendapat bantuan


hukum)
Pasal 54 KUHAP, berbunyi:
“Guna kepentingan pembelaan, tersangka atau terdakwa berhak mendapat bantuan hukum dari
seorang atau lebih penasihat hukum selama dalam waktu dan pada setiap tingkatan pemeriksaan,
menurut tata cara yang ditentukan dalam undang-undang ini”.
Selain itu, asas ini diatur dalam Pasal 69 - 74 KUHAP
• Asas Pemeriksaan Hakim Yang Langsung Dan Lisan
Pasal 153 ayat (2) dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana

• Asas Remedy and Rehabilitation (pemberian ganti rugi dan rehabilitasi atas
salah tangkap, salah tahan, dan salah tuntut)
Ganti rugi sebagaimana Pasal 95 dan 96 KUHAP dengan peraturan pelaksana Bab IV PP No.
27/1983 ditegaskan, ganti rugi dibebankan kepada negara c.q. Departemen Keuangan dan
untuk itu Menteri Keuangan pada tanggal 31 Desember 1983 telah mengeluarkan Keputusan
Menteri Keuangan No. 983/LMK. O1/1983
Rehabilitasi sebagaimana Pasal 1 angka ke-23 dan Pasal 97 KUHAP

• Asas Hak Ingkar dan Hak Diam


Pasal 52 KUHAP
• Asas Pemeriksaan Pengadilan Terbuka Untuk Umum
Pasal 153 ayat (3) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana
(KUHAP)

• Asas Equal Before The Law


Pasal 5 ayat (1) dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 19821 tentang Hukum Acara
Pidana (KUHAP)

• Asas Pengawasan Dan Pengamatan Pelaksanaan Putusan Pengadilan


Pasal 280 KUHAP

• Asas Kepastian Jangka Waktu Penahanan


Sistem Peradilan Pidana,
Istilah Penyelidikan dan penyidikan
(kepolisian), Tersangka, Ahli, Alat
Bukti, Barang Bukti, Penuntutakan
(kejaksaan), Penasehat Hukum,
Hakim, Penangkapan, Penahanan,
Praperadilan, Pelaksanaan Putusan,
Requisitoir, Pleidoi, Replik, Duplik,
Lembaga Pemasyarakatan.
Penegakan Hukum Acara
Pidana
Penegakan Hukum Acara Pidana

Criminal Justice System/Sistem Integrasi

War System

Security Internal System

18
Bentuk
Pendekatan
dalam Sistem
Peradilan Pendekatan
Sosial
Pidana Pendekatan
Administrati
f
Dalam sistem Pendekatan
peradilan pidana Normatif
dikenal tiga bentuk
pendekatan yakni
Pendekatan normatif memandang keempat aparatur penegak hukum
(kepolisian, kejaksaan, pengadilan, dan lembaga pemasyarakatan) sebagai
institusi pelaksana peraturan perundang-undangan yang berlaku sehingga
keempat aparatur tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
sistem penegakan hukum.
Pendekatan administratif memandang keempat aparatur penegak hukum
sebagai suatu organisasi manajemen yang memiliki mekanisme kerja, baik
dalam hubungan yang bersifat horisontal maupun vertikal, sesuai dengan
struktur organisasi yang berlaku dalam organisasi tersebut. Sistem yang
digunakan adalah sistem administrasi.
Pendekatan sosial memandang keempat aparatur penegak hukum
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suatu sistem sosial. Dengan
demikian masyarakat secara keseluruhan ikut bertanggung jawab atas
keberhasilan atau ketidakberhasilan dari keempat aparatur penegak hukum
dalam melaksanakan tugasnya. Sistem yang digunakan adalah sistem social.
PENDEKATAN NORMATIF
• Crime Control Model, yakni Model Pengendalian Kejahatan
(Represif, Presumption Of Guilt, Informal Fact Finding, Factual
Guilt, Efisiensi)
• Due Process Model, yakni Model Perlindungan (Preventif,
Presumption Of Inocence, Formal Adjudicative, Legal Gulit,
Efektivitas).
KOMPONEN SISTEM PERADILAN
PIDANA
• Komponen sistem peradilan pidana yang lazim diakui, baik dalam
pengetahuan mengenai kebijakan pidana (criminal policy) maupun
dalam lingkup praktek penegakan hukum, terdiri atas unsur kepolisian,
kejaksaan, pengadilan dan lembaga pemasyarakatan.
• Penasehat Hukum untuk melindungi hak-hak tersangka dan terdakwa.
PENDEKATAN SISTEM DALAM
PERADILAN PIDANA
Penegakan hukum adalah “hukum dan ketertiban” (law and order
approach). Penegakan hukum dalam konteks pendekatan tersebut
dikenal dengan istilah, “law enforcement”.
TERIMA KASIH
&
SELAMAT BERDISKUSI

Anda mungkin juga menyukai