Anda di halaman 1dari 11

HAM DALAM PERSPEKTIF PENEGAKAN

HUKUM PIDANA

Nama Kelompok 7:

1. Diyan Ardiansyah (032110015)


2. Khofifah Nur Ayni (032110019)
 Pengertian

Menurut pasal 1 angka 1 UU HAM, Hak asasi manusia adalah


seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan
manusia sebagai makhluk tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung
tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintahan, dan
setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia.
HAM Dalam Perspektif System Peradilan Pidana

HAM dalam sistem pidana indonesia diatur melalui UU dan peraturan yang
menjamin perlindungan dan penerapan HAM bagi para terpidana dan tersangka.
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 (KUHAP) merupakan salah satu landasan
pengaturan HAM dalam sistem peradilan pidana. Penerapan HAM dalam sistem
peradilan pidana indonesia telah dilaksanakan pada tahap penyidikan, penahanan,
penuntutan, dan pemeriksaan di depan sidang pengadilan.
HAM Dalam Perspektif System Peradilan Pidana

 Dari Segi Proses penyidikan


Seseorang penyelidik kepolisian harus memperhatikan dan
mempertimbangkan keterangan yang berlaku dan tidak boleh bertindak diluar
kewenangan. Dalam KUHAP penyidik harus memperhatikan perlindungan HAM
tersangka. Dan penyidik seharusnya memandang HAM tersangka tidak hanya
menggunakan asasa-asas seperti asas persamaan di hadapan hukum, asas praduga tak
bersalah, dan asas pemberian bantuan hukum, tetapi juga harus memandang HAM
yang dimiliki oleh tersangka.
Dalam pelaksanaan proses penyidikan aparat sendiri sudah berupaya menerapkan
HAM dalam pelaksanaanya, namun masih ada kendala dalam penerapannya,
seperti faktor kurangnya kesadaran hukum, dan perbuatan sewenang-wenang
penyidik juga mempengaruhi pelaksanaan HAM terhadap tersangka dalam
penyidikan.

 Dari Segi Proses penahanan


Dalam pelaksanaan penahanan tersangka, para pihak yang memiliki
kewenangan harus mematuhi semua instrumen hukum yang menjadi dasar
dilakukannya penahanan tersebut. Penahanan yang dilakukan tanpa dasar hukum
yang jelas akan berubah menjadi kesewenang-wenangan dan kesewenang-wenangan
itu merupakan bentuk pelanggara Hak Asasi Manusia. Dan dalam penahanan
seorang tersangka harus memperhatikan batas-batas tertentu agar hak asasinya tidak
terlanggar.
 Dari Segi Proses penuntutan
Penerapan HAM dalam tahap penuntutan merupakan aspek penting dalam
sistem peradilan pidana. Beberapa tantangan muncul dalam penerapan HAM dalam
poses penuntutan, termasuk keseimbangan antara memaafkan pelaku dan
perlindungan korban, serta kebijakan penuntutan bedasarkan keadilan.

 Dari segi pemeriksaan di depan sidang pengadilan


Pandangan HAM dalam pemeriksaan didepan sidang pengadilan adalah
bahwa tersangka atau terdakwa memiliki hak untuk memberikan keterangan secara
bebas kepada penyidik atau hakim. Selain itu, dalam sistem peradilan pidana
indonesia, perlindungan dan penghormatan terhadap HAM merupakan pilar utama
dalam setiap negara hukum. Dalam KUHAP juga mengatur jaminan pemenuhan
hak-hak tersangka dalam proses pengadilan.
Bentuk Penerapan Hak Asasi Manusia dalam Sistem Peradilan Pidana pada
hakekatnya merupakan suatu proses penegakan hukum pidana. Oleh karena itu
sangat berhubungan erat sekali dengan perundang-undangan pidana itu sendiri,
baik hukum substantif maupun hukum acara pidana Sebagai suatu sistem, sistem
peradilan pidana mempunyai komponen-komponen penyelenggara, antara lain
Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan, dan Lembaga Pemasyarakatan yang
kesemuanya akan saling terkait dan diharapkan adanya suatu kerja sama yang
terintegrasi. Jika terdapat kelemahan pada salah satu sistem kerja komponennya,
maka akan sangat mempengaruhi komponen yang lainnya.
Bentuk Penerapan HAM
 Peradilan mengadili menurut hukum dengan tidak membeda-bedakan
orang. (Pasal 5 ayat 1 UU No. 39 Tahun 1999)
 Praduga tak Bersalah. Seseorang yang disangka, ditangkap, ditahan,
dituntut atau dihadapkan di depan pengadilan, wajib dianggap tak
bersalah sebelum adanya putusan yang menyatakan kesalahannya
dan memperoleh kekuatan hukum yang tetap. (Pasal 8 ayat 1 UU
Kehakiman No. 48 Tahun 2009)
 Seorang tersangka dalam perkara pidana terutama sejak saat
dilakukan penangkapan dan atau penahanan berhak menghubungi
dan meminta bantuan penasehat hukum (pasal 36).
System peradilan pidana diindonesia masih perlu adanya
pembenahan. Identitas penegakan hukum yang terkandung didalam
KUHAP yang sangat dijunjung tinggi harkat dan martabat manusia
ternyata tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya oleh aparat penegak
hukum. Pihak aparat penegak hukum diberi kewenangan dan
kekuasaan untuk melakukan tindakan yang perlu menurut hukum,
namun kekuasaan dan kewenangan itu sering disalah gunakan.

HAM memiliki sifat kodrati, dan universal pemberian


tuhan yang tidak boleh dideskriminasi atau tidak boleh dirampas
oleh siapa pun dan lembaga apa pun juga.
Kebijakan legislatif Indonesia tentang kejahatan
terhadap kemanusiaan

Legislatif Indonesia menetapkan dua


undang-undang yang digunakan sebagai
landasan dalam hal penegakan dan
pelindungan terhadap Hak Asasi Manusia di
Indonesia.
 UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia
 UU Nomor 26 Tahun 2000 tentang
Pengadilan Hak Asasi Manusia
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai