Anda di halaman 1dari 27

Bab 6 Penegakan Hukum dan

Hak Asasi Manusia (HAM)


Anggota Kelompok :
1. Aurel Lydia N. P (001)
2. Goldamyra Evelin V (004)
3. Badrus Zaman Bafadhal (027)
4. Zahra Febriyanti F. (035)

1
Pendahuluan
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum negara, yakni memiliki
arti landasan idiil bangsa Indonesia. Bentuk penjabaran Pancasila tertuang dalam
kedudukan UUD 1945 sebagai landasan konstitusional yang memperhatikan Pancasila
dan UUD 1945 dalam implementasinya. Perlindungan yang diberikan Negara yakni
dengan membentuk penegak hukum sesuai dengan peraturan yang berlaku. Jaminan
ini diperlukan dalam penyelenggaran kehidupan bernegara Keadilan, kepastian hukum,
dan kemanfaatan hukum merupakan prioritas yang utama baik dalam implementasi
hukum publik dan hukum privat. Upaya menegakkan hukum, Indonesia telah memiliki
lembaga peradilan yang diatur dalam UUD NRI Tahun 1945 yaitu MA, KY, dan MK.
Bentuk penegakan hukum menjamin adanya Hak Asasi Manusia (HAM) bagi setiap
individu untuk melakukan tindakan apapun sesuai dengan ketentuan peraturan yang
berlaku. Nilai – nilai hak asasi telah dianggap sebagai ideologi universal. Setiap negara
dapat menilai negara mana yang "beradab" karena telah menghormati hak asasi
manusia, dan menista negara yang lainnya. Implementasi HAM di Indonesia
disesuaikan dengan budaya masyarakat dan tujuan negara. Batasan ini diperlukan
untuk mewujudkan bahwa ada kepentingan negara untuk melindungi
seluruh warganya.
2
Materi yang akan dibahas
1. Penegakan Hukum
2. Unsur Sistem Hukum
3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum
4. Tindakan Penegakan Hukum
5. Pengertian Hak Asasi Hukum (HAM)
6. Persamaan Hak dan Kewajiban Asasi Manusia
7. Tanggung Jawab Negara dan Kewajiban Asasi Manusia
8. Pelaksanaan HAM di Indonesia
9. Instrumen HAM di Indonesia
10. Keterkaitan HAM dengan Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945
11. Hubungan HAM dan UUD NRI Tahun 1945
12. Kesimpulan
3
Penegakan Hukum
Merupakan rangkaian proses untuk menjabarkan nilai, ide, cita yang cukup
abstrak menjadi tujuan yang sangat konkrit. Tujuan hukum atau cita hukum
memuat nilai – nilai moral, seperti keadilan dan kebenaran. Nilai – nilai
tersebut mampu diwujudkan dalam realitas nyata (Rahardjo 2009). Ditinjau
dari sudut subjeknya, penegakan hukum itu dapat dilakukan oleh subjekgan
ketentuan pergerakan global, arti yang terbatas atau sempit. Dalam arti luas,
proses penegakan hukum itu melibatkan semua subjek hukum dalam setiap
hubungan hukum yang menjalankan aturan normatif atau melakukan sesuatu
atau tidak melakukan sesuatu dengan mendasarkan diri pada norma aturan
hukum yang berlaku, berarti dia menjalankan atau menegakkan aturan
hukum. Dalam arti sempit dari segi subjeknya, penegakkan hukum hanya
diartikan sebagai upaya aparatur penegakkan hukum tertentu untuk
menjamin dan memastikan bahwa suatu aturan hukum berjalan dengan
semestinya.

4
Peraturan hukum mengatur hubungan antar manusia yang satu dengan
lainnya, juga mengatur organ-organ negara dalam menjalankan pemerintahan
negara. Ada dua pembagian hukum:
Pertama, hukum privat yaitu hukum yang mengatur hubungan antar
manusia/ individu yang menyangkut "kepentingan pribadi", misal masalah
jual beli, sewa menyewa, pembagian waris.
Kedua, hukum publik yaitu hukum yang mengatur hubungan antara negara
dengan organ negara atau hubungan negara dengan perseorangan yang
menyangkut kepentingan umum, misal masalah perampokan, pencurian,
pembunuhan, penganiayaan dan tindakan kriminal lainya.
Peraturan-peraturan hukum, baik yang bersifat publik menyangkut
kepentingan umum maupun yang bersifat privat menyangkut kepentingan
pribadi harus dilaksanakan dan ditegakkan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.

5
Dalam rangka menegakkan hukum, aparatur negara harus menunaikan tugas
sesuai dengan tuntutan yang ada dalam hukum material dan hukum formal.
Pertama, hukum material adalah hukum yang memuat peraturan-peraturan yang
mengatur kepentingan-kepentingan dan hukuman-hukuman yang berupa
perintah- perintah dan larangan-larangan. Contohnya; untuk hukum pidana
terdapat dalam Kitab Undang-Undang Pidana (KUHP), untuk hukum perdata
terdapat dalam Kitab Undang undang Hukum Perdata (KUHPER)
Kedua, hukum formal atau disebut juga hukum acara yaitu peraturan hukum yang
mengatur tentang cara bagaimana mempertahankan dan menjalankan peraturan
hukum material. Hukum acara berfungsi untuk memproses dan menyelesaikan
masalah yang memenuhi norma-norma larangan hukum material melalui proses
pengadilan dengan berpedoman pada peraturan hukum material
Untuk menjalankan hukum, maka dibentuk beberapa lembaga aparat penegak
hukum, antara lain kepolisian yang berfungsi utama sebagai lembaga penyidik,
kejaksaan yang fungsi utamanya sebagai lembaga penuntut, kehakiman yang
berfungsi sebagai lembaga pemutus/pengadilan, dan lembaga penasihat atau
pemberi bantuan hukum.

6
Unsur Sistem Hukum
Penegakan hukum terletak pada tiga unsur sistem hukum Friedman yaitu
substansi mpertimbang hukum, struktur hukum, dan budaya hukum
(Friedman). Berikut ini tiga unsur system hukum meliputi :

1. Substansi Hukum (legal substance)


Substansi hukum merupakan isi hukum itu sendiri. Proses pembuatan suatu
produk hukum dilakukan oleh pembuat undang-undang. Presiden dan DPR
adalah lembaga eksekutif dan legislatif yang diberi wewenang untuk
membuat undang-undang sesuai UUD 1945. Pembuatan produk hukum harus
mencerminkan nilai-nilai dasar keadilan, pemanfaatan dan kepastian hukum
( Raharjo,2000). Hasil produk hukum harus sesuai dengan kebutuhan
Masyarakat.

7
2. Sruktur Hukum (legal structure)
Struktur yaitu kerangka atau rangkanya, bagian yang tetap bertahan, bagian yang
memberi semacam bentuk dan batasan secara keseluruhan (Ali, 2005). Strukt hukum di
Indonesia terdiri dari lembaga negara penegak hukun antara la pengadilan, kejaksaan,
kepolisian, advokat dan lembaga penegak hukum yang secara khusus diatur oleh
undang-undang seperti KPK. Semua lembaga memiliki tugas dan wewenang sendiri-
sendiri dalam menegakkan hukum sesua dengan undang-undang yang berlaku. dan
wewenang yang diberikan tanpa adanya intervensi dari kekuasaan pemerintah. Hukum
dapat hidup, jika semua lembaga penegak hukum bekerja secara profesional.

3.Budaya Hukum (legal culture)


Budaya hukum mengandung makna proses internalisasi nilai-nilai yang hidup dan
berkembang dalam masyarakat yang dapat dijadikan sebagai landasan dalam dan
penegakan hukum (Saptenno, 2010). Budaya hukum merupakan kebiasaan yang
tumbuh di masyarakat. Budaya hukum dibedakan menjadi dua yaitu internal dan
eksternal (Friedman, 1975). Internal budaya hukum berada pads struktur hukum atau
aparat penegak hukum, sedangkan eksternal budaya hukum berada pada
masyarakat umum.
8
Faktor Faktor yang Mempengaruhi
Penegakan Hukum
Penegakkan hukum di Indonesia memiliki faktor guna menunjang berjalannya Tujuan dari
penegakan hukum tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan hukum di Indonesia:

1. Faktor hukumnya sendiri


Produk hukum yang diciptakan oleh lembaga eksekutif dan legislatif. Produk hukum yang
diciptakan memiliki tata urutan perundang-undangan, tertuang pada Pasal 7 ayat (1) UU No 15
Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan yang pada inti unutannya UUD, Ketetapan MPR,
UU/PP pengganti UU, PP, Perpres, Perda provinsi, dan Perda daerah kota/kabupaten. Berlakunya
sebuah produk hukum akan menimbulkan gangguan terhadap penegakan hukum, disebabkan (a)
tidak diikutinya asas-asas berlakunya produk, (b) belum adanya peraturan pelaksanaan yang
sangat dibutuhkan untuk menerapkan produk hukum, (c) ketidakjelasaan arti kata-kata di dalam
produk hukum yang akan mengakibatkan kesimpangsiuran di dalam penafsiran serta
penerapannya.

2. Faktor Penegak Hukum


Penegak hukum yang diakui oleh pemerintah Indonesia sesuai undan-undang berlaku yakni
kehakiman, kejaksaan, kepolisian, kepengacaraan, dan pemasyarakatan. Penegak hukum memiliki
tugas menerapkan hukum yang bertanggung jawab, dimana tidak menggunakan kewenangannya
untuk menggunakan hukum.
9
3. Faktor Sarana atau Fasilitas yang Mendukung Penegakan Hukum

Sarana tersebut meliputi peralatan yang digunakan oleh aparat penegak hukum. Hal ini
menentukan kepastian dan kecepatan penanganan perkara. Peningkatan teknologi deteksi
kriminalitas mempunyai peranan penting dalam penegakan hukum. Tanpa sarana dan
fasilitas tertentu, maka tidak mungkin penegakan hukum akan berlangsung dengan lancar.
Sarana atau fasilitas tersebut antara lain mencakup tenaga manusia yang berpendidikan
dan terampil, organisasi yang baik, peralatan yang memadai, keuangan yang
cukup dan seterusnya.

4. Faktor Masyarakat

Keadaan masyarakat mempengaruhi berlakunya penegakan hukum. Pada umumnya


masyarakat beranggapan bahwa hukum identik dengan pola perilaku aparat penegak
hukum, sehingga hukum sebagai struktur dan proses. Secara bentuk masyarakat dapat
dibedakan menjadi dua tingkat kedalaman yang berbeda. Pertama, masyarakat yang
langsung dan spontan sedangkan yang kedua adalah masyarakat yang terorganisir
dan direfleksikan. Penegakan hukum berasal dari masyarakat dan bertujuan untuk
mencapai kedamaian di dalam masyarakat. Oleh karena itu, dipandang dari sudut tertentu
maka masyarakat dapat mempengaruhi kepatuhan hukum.

10
5. Faktor Kebudayaan

Nilai-nilai abstrak mengenai apa yang dianggap baik dan buruk ketika hukum
berlaku. Nilai-nilai tersebut mencerminkan keadaan yang harus diserasikan.
Keserasian antara kedua nilai tersebut akan mempengaruhi ketaatan hukum
di masyarakat. Kebudayaan memiliki fungsi yang sangat besar bagi
masyarakat dan manusia. Terhadap kebutuhan dalam bidang
materiil dan spiritual. Sebagian besar dipenuhi dengan kebudayaan yang
bersumber pada masyarakat itu sendiri. Faktor kebudayaan yang sebenarnya
menyatu dalam perpaduan dari faktor masyarakat yang sengaja dibedakan.
Oleh karena itu, pembahasannya akan ditengahkan dalam masalah sistem
nalaz nilai yang menjadi inti dari kebudayaan spiritual atau non materiel.
Kebudayaan (sistem) hukum yang mencakup kepada nilai – nilai konsepsi
abstrak mengenai apa yang dianggap baik (sehingga dianut) dan apa yang
dianggap buruk ( sehingga dihindari).

11
Tindakan Penegakan Hukum
Bentuk Upaya penanggulan tindak pidana dibagi menjadi dua yaitu :

1. Tindakan Preventif, yakni Upaya humanis dalam pencegahan tindak


pidana. Bentuk tindakannya adalah penyuluhan, seminar, sosialisasi, dan
perbuatan sejenis memberikan edukasi Masyarakat dalam melakukan
pelanggaran hukum. Hal ini dilakukan sebagai Upaya mengenalkan
bahwa ada perbuatan yang dapat merugikan khalayak umum.
2. Tindakan Represif, yakni penindakan tindak pidana sesuai hukum positif.
Implementasi dalam kegiatan yaitu menggunakan peraturan sesuai
dengan ketentuan yang dimaksud. Upaya represif yang dijangkau pada
pelanggar yakni memberikan efek jera; bagi masyarakat dapat
mengetahui bahwa penegakan hukum berjalan sesuai dengan
ketentuan ; dan masyarakat tidak melakukan tindakan yang melawan
hukum.
12
Pengertian Hak Asasi Manusia
Hak Asasi Manusia (HAM) disebut sebagai hak dasar setiap manusia, dapat
diartikan sebagai kebebasan tanpa batas setiap individu. HAM yang diartikan
cukup pendek tersebut merepotkan dalam pelaksanaannya. Walaupun HAM
adalah hak dasar tetapi bukan tanpa aturan, baik aturan dalam diri setiap
manusia maupun aturan kesepakatan kelompok manusia. Hak Asasi Manusia
bersifat supralegal, artinya tidak bergantung kepada adanya suatu negara
atau undang-undang dasar, maupun kekuasaan dari pemerintah yang
memiliki kewenangan lebih tinggi karena berasal dari sumber yang lebih
tinggi. Setiap orang memiliki hak dan berhak sepenuhnya untuk didengar
secara adil dan terbuka oleh sebuah mahkamah yang bebas dan tidak
memihak, karena melekat pada eksistensi manusia yang bersifat universal dan
tidak dapat dialihkan, antara lain hak atas hidup, kebebasan dan keamanan.

13
Ciri pokok dari hakikat HAM, adalah:

1. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi. HAM adalah bagian
dari manusia secara otomatis.

2. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, asal-
usul, ras agama, etnik, dan pandangan politik.

3. HAM tidak boleh dilanggar. Tidak seorang pun mempunyai hak untuk
membatasi atau melanggar hak orang lain. Setiap individu tetap memiliki
HAM meskipun sebuah negara membuat hukum yang tidak melindungi
bahkan melanggar HAM.

14
Persamaan Hak dan Kewajiban
Hak asasi manusia bukanlah kebebasan absolut, ada pembatasannya yakni
undang – undang. Sehingga pada saat akan menggunakan hak – hak, maka
pada saat yang sama harus juga diperhatikan apa kewajiban yang ditetapkan
oleh undang - undang (Utari et al 2016). Fungsi hukum (undang – undang)
adalah di satu sisi melindungi hak asasi manusia dan di sisi lain membatasi
hak asasi manusia. Inti dari suatu kewajiban adalah keharusan. Jadi yang
dimaksud dengan kewajiban adalah keharusan untuk melakukan, memenuhi
atau berbuat terhadap hal – hal yang diberikan kepadanya. Kita wajib
membayar pajak artinya kita harus melaksanakan pembayaran tersebut. Hak
adalah kepentingan yang dilindungi hukum, Kepentingan adalah tuntutan
perorangan atau kelompok yang diharapkan untuk dipenuhi hakikatnya
mengandung kekuasaan yang dijamin dan dilindungi oleh hukum dalam
melaksanakannya.

15
Hak berarti “boleh”, ini berarti bahwa hak merupakan sesuatu wewenang
yang boleh dimiliki oleh manusia. Terdapat dua jenis hak, yakni ;

1. Hak Absolut/Mutlak merupakan hak yang memberikan wewenang kepada


manusia untuk melakukan sesuatu perbuatan hak mana dapat diberikan
kepada siapapun juga dan sebaliknya orang lain harus menghormati hak – hak
tersebut seperti hak hidup, hak merdeka, hak milik, dan sebagainya.

2. Hak Relatif/Nisbi adalah hak yang memberikan wewenang kepada manusia


untuk menuntut kepada orang lain memberikan sesuatu, melakukan sesuatu
maupun tidak melakukan sesuatu.

Dalam pelaksanaannya, baik hak absolut/mutlak maupun hak yang bersifat


relatif/nisbi oleh seseorang tetap harus memerhatikan hak-hak yang dimiliki
orang lain.

16
Tanggung Jawab Negara dan Kewajiban Hak Asasi
Manusia
Tanggung Jawab negara dan kewajiban asasi manusia meliputi :
1. Setiap orang wajib menghormati HAM orang lain dalam tertib kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk pada
pembatasan yang diterapkan oleh Undang – Undang dengan maksud semata-mata
untuk menjamin pengakuan dan penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain serta
untuk memenuhi tuntutan keadilan sesuai nilai – nilai agama, moralitas, kesusilaan ,dan
ketertiban umum dalam Masyarakat yang demokratis.
3. Negara bertanggung jawab atas perlindungan, pemajuan, penegakan dan pemenuhan
HAM
4. Untuk menjamin pelaksanaan HAM, dibentuk komite nasional HAM yang bersifat
independen dan tidak memihak, yang pembentukan susunan dan kedudukan
diatur Undang – Undang.

Keseimbangan kesadaran akan adanya hak dan kewajiban asasi ini merupakan ciri penting
pandangan dasar bangsa Indonesia mengenai manusia dan kemanusiaan yang
adil dan beradab
17
Pelaksanaan Hak Asasi Manusia di Indonesia
Bangsa Indonesia memahami bahwa The Universal Declaration of Human Rights
yang undang – undang dicetuskan pada tahun 1948 merupakan pernyataan umat
manusia yang mengandung dapat diwujud nilai-nilai universal yang harus dihormati.
Kesadaran umum mengenai hak dan kewajiban warga negara asasi manusia itu
menjiwai keseluruhan sistem hukum dan konstitusi Indonesia termasuk dalam
rumusan UUD atas dasar pengertian – pengertian kuat jaminan dasar yang
dikembangkan sendiri oleh bangsa Indonesia.
Dengan adanya amanat konstitusi, Indonesia berpandangan bahwa perlindungan
HAM harus didasarkan kepada prinsip bahwa hak – hak sipil, politik, ekonomi, dan
sosial budaya merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah – pisahkan. baik
dalam penerapan, pemantauan maupun pelaksanaannya.
Pasal 28 UUD NRI Tahun 1945 yang menyatakan bahwa "Kemerdekaan berserikat
dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan atau tulisan ditetapkan dengan
undang – undang", menegaskan bahwa Negara Kesatuan RI adalah negara demokratis
yang menjamin hak setiap warga negara untuk berkumpul, mengeluarkan pikiran dan
pendapat yang diatur oleh undang – undang.

18
Pelaksanaan Hak Asasi Manusia di Indonesia

Melihat rumusan HAM pada UUD NRI Tahun 1945 tersebut ada Tugas
Negara yang merupakan mengadakan penegakan HAM dan memberi
perlindungan warga dari Tindakan pelanggaran hak asasi manusia. Serta,
partisipasi Masyarakat Indonesia juga dilakukan dalam Upaya penegakan
dan perlindungan HAM.

HAM merupakan sebuah hal yang menjadi keharusan dari sebuah Negara
untuk menjamin dalam konstitusinya. Melalui deklarasi universal HAM 10
Desember 1948 merupakan tonggak bersejarah berlakunya penjaminan hak
mengenai manusia sebagai manusia, Naskah tersebut merupakan
pernyataan sedunia tentang hak – hak asasi manusia sehingga tanggal 10
desember diperingati sebagai hari HAM.

19
Instrumen HAM di Indonesia
Pengertian Instrumen HAM adalah berbagai peraturan perundang – undangan yang
berisikan ketentuan – ketentuan jaminan HAM sebagai alat untuk menjamin
perlindungan dan pelaksanaan HAM Nasional di Indonesia terdiri dari :
1. Pancasila
2. Pembukaan UUD NRI Tahun 1945
3. Batang Tubuh pasal 28, 28 a – j.
4. UU RI Nmr 39 Tahun 1999 tentang HAM.
5. UU RI Nmr 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM.
6. Keppres RI No. 50 Tahun 1993 tentang Komnas HAM.
7. Keppres RI No. 181 Tahun 1998 tentang Komnas Anti Kekerasan terhadap
Perempuan.
8. UU RI Nmr 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM.
9. UU RI Nmr 23 Tahun 2002 tentang perubahan terhadap perlindungan Anak.
10. UU RI Nmr 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan KDRT.
11. UU RI Nmr 21 Tahun 2007 tentang Human Trafficking.
12. UU RI Nmr 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis.
13. UU RI Nmr 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial.
20
Berdasarkan fakta, bahwa lahirnya UU HAM dan UU tentang
Pengadilan HAM setelah reformasi membuktikan bahwa, ada
perkembangan yang cukup signifikan dalam demokrasi di Indonesia.
Komitmen terhadap perlindungan HAM merupakan salah satu
indikator bagi perkembangan proses demokratisasi yang baik.

Meskipun sampai saat ini masih ada dan terjadi pelanggaran HAM,
disebabkan oleh kurangnya pemahaman serta kesalahan persepsi
masyarakat manusia, termasuk dalam mempersepsi diri sendiri.

Selain itu hambatan dalam pelaksanaan HAM adalah adanya


pandangan terhadap HAM, yaitu universal absolut dan partikular relatif
di pihak lain. Selain itu juga, dipengaruhi oleh hukum positif yang
berlaku di suatu negara dan kemauan dari pihak penguasa.

21
Keterkaitan HAM dengan Pancasila dan
UUD NRI Tahun 1945

Hak asasi manusia pada prinsipnya merupakan hak yang universal,


akan tetapi dalam pelaksanaannya di masing – masing negara
disesuaikan dengan kondisi politik dan sosial budayanya. Indonesia
sebagai negara yang merdeka dan berdaulat memiliki Ideologi
Pancasila dan Konstitusi UUD NRI Tahun 1945 yang menjadi batasan
sekaligus berisi pengakuan terhadap hak asasi manusia. Hubungan
HAM dengan Pancasila. Dari kelima Sila yang di amanatkan dalam
dapat diuraikan hubungan antara HAM dengan Pancasila sebagai
berikut:

22
1. Sila Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa.
Sila tersebut mengamanatkan bahwa setiap warga negara bebas untuk
memeluk agama dan kepercayaannya masing-masing. Hal ini selaras dengan
Deklarasi Universal tentang HAM ps 2 dimana terdapat perlindungan HAM
dari adanya diskriminasi, atas dasar sex, warna kulit, ras, agama, bahasa
politik atau pandangan kebangsaan, rasial, kekayaan dan kelebihan ataupun
statusnya.
2. Sila Kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
Sila ini mengamanatkan adanya persamaan derajat, persamaan hak dan
persamaan kewajiban antara sesama manusia sebagaimana tercantum dalam
Deklarasi HAM lain, asal – usul yang melarang adanya diskriminasi.
3. Sila Ketiga, Persatuan Indonesia.
Sila ini mengamanatkan adanya unsur pemersatu di antara warga Negara
dengan semangat rela berkorban dan menempatkan kepentingan bangsa dan
Negara di atas kepentingan pribadi atau golongan, hal ini sesuai dengan
Prinsip HAM dimana hendaknya sesama manusia bergaul satu sama lainnya
dalam semangat persaudaraan.

23
4. Sila Keempat, Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan Perwakilan.
Inti dari sila ini adalah musyawarah dan mufakat dalam setiap
penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan sehingga setiap
orang tidak dibenarkan untuk mengambil tindakan sendiri, atas inisiatif
sendiri yang dapat mengganggu kebebasan orang lain. Hal ini sesuai
pula dengan Deklarasi HAM.

5. Sila Kelima, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.


Asas keadilan dalam HAM tercermin dalam sila ini, dimana keadilan
disini ditujukan bagi kepentingan umum tidak ada pembedaan atau
diskriminasi antar individu.

24
Hubungan HAM dan UUD NRI Tahun 1945
Ketentuan yang berkaitan dengan HAM dapat dilihat sebagai berikut:
1. Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia. Dengan demikian perlindungan diberikan kepada
seluruh bangsa dan tumpah darah Indonesia, tidak hanya terbatas atau
berdasarkan kepentingan kelompok atau warga Negara tertentu.
2. Memajukan kesejahteraan umum, hal ini mengandung pengertian
pembangunan kesejahteraan secara merata dan setiap warga Negara
punya kesempatan untuk sejahtera.
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa, guna untuk meningkatkan
sumberdaya manusia Indonesia seluruhnya secara merata guna
mengejar ketertinggalan dari bangsa lain.

25
4. Melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial, membangun bangsa yang mandiri serta
kewajiban untuk menyumbangkan pada bangsa – bangsa lain di dunia,
tanpa perbedaan.
5. Dalam penjelasan pembukaan UUD NRI Tahun 1945 dikatakan bahwa
Indonesia adalah Negara berdasarkan hukum (rechtsstaat) bukan
berdasarkan atas kekuasaan belaka (machtsstaat). Yang berkaitan dengan
salah satu ciri Negara hukum adalah mengakui adanya HAM. Selanjutnya
dalam penjelasan umum diterangkan bahwa UUD NRI Tahun 1945
menciptakan pokok – pokok pikiran yang terkandung dalam "pembukaan"
dan pasal-pasalnya, dimana mengandung arti bahwa Negara mengatasi
segala paham golongan, dan paham perorangan, mewujudkan keadilan
sosial berdasarkan kerakyatan dan Ketuhanan Yang Maha Esa menurut
dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Yang mencerminkan cita cita
hukum bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi HAM serta
mengutamakan kepentingan bersama.

26
Kesimpulan
Indonesia telah menerima dan memahami pentingnya HAM sejak awal berdirinya sebagai
negara merdeka. HAM diakui sebagai nilai-nilai universal yang harus dihormati dan
diwujudkan dalam sistem hukum dan konstitusi Indonesia. Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 telah mengakui hak-hak dasar warga negara, seperti
kebebasan beragama, persamaan hak, dan hak atas pendidikan, serta hak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak. Indonesia telah mengadopsi berbagai instrumen HAM, termasuk
peraturan perundang-undangan dan badan-badan seperti Komnas HAM untuk memastikan
perlindungan dan penegakan HAM di dalam negeri. Meskipun ada upaya yang signifikan
dalam memperkuat perlindungan HAM di Indonesia setelah reformasi, masih terjadi
pelanggaran HAM, terutama oleh individu atau kelompok masyarakat. Namun, pelanggaran
HAM kategori berat oleh lembaga negara menjadi lebih jarang terjadi. Meskipun sejumlah
kendala dan tantangan masih ada, adopsi instrumen HAM dan penegakan hukum merupakan
indikator perkembangan positif dalam proses demokratisasi negara ini.
Terus mengutamakan penegakan dan perlindungan HAM adalah tugas penting yang
memastikan hak-hak dasar warga negara dihormati dan dijaga dengan baik di Indonesia .

27

Anda mungkin juga menyukai