PENDAHULUAN
Pembangunan di bidang hukum dalam Negara hukum Indonesia didasarkan atas landasan
sumber tertib hukum, seperti terkandung dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Rumusan ini dapat kita jumpai dalam GBHN.
Demi mewujudkan masyarakat Indonesia yang tertib hukum karena selama ini terlihat dalam
kehidupan sehari-hari banyak masyarakat Indonesia yang mengabaikan akan pentingnya
penegakan hukum maka diperlukannya sebuah pendidikan berupa teori disertai dengan praktek
yang baik dan benar. Untuk itu kita harus mengetahui apa itu ruang lingkup ilmu hukum yang
meliputi :
1. Apa pengertian dari ilmu hukum itu sendiri?
2. Apa tujuan mempelajari ilmu hukum?
3. Apa saja istilah-istilah yang terdapat dalam ilmu hukum?
4. Apa saja norma-norma hukum yang berlaku di masyarakat?
dan peristiwa lain yang bukan perbuatan subyek hukum. Kemudian perbuatan subyek hukum
dibagi lagi menjadi dua macam yaitu perbuatan hukum.
7. Hubungan Hukum dan Hak
Hubungan hukum (rechtsverhouding/rechtsbetrekking) adalah hubungan yang terjadi dalam
masyarakat, baik antara subyek dengan subjek hukum maupun antara subjek hukum dengan
benda, yang diatur oleh hukum dan menimbulkan akibat hukum yakni hak dan kewajiban.
Hak dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Hak mutlak (absolute)
Hak mutlak adalah setiap kekuasaan mutlak yang oleh hukum diberikan kepada subjek hukum
untuk berbuat sesuatu atau untuk bertindak buat kepentingannya. Hak mutlak terbagi menjadi
tiga golongan, yaitu:
1. Hak asasi manusia, yaitu hak yang diberikan oleh hukum kepada setiap manusia.
2. Hak publik absolute, misalnya hak suatu bangsa untuk merdeka dan berdaulat.
3. Sebagian dari hak privat yang terdiri atas hak pribadi manusia, hak keluarga, dan hak-hak
mengenai harta kekayaan.
b. Hak relatif (nisbi)
Hak relatif adalah setiap kekuasaan yang oleh hukum diberikan kepada subjek hukum untuk
menuntut subjek hukum lain tertentu supaya berbuat sesuatu, tidak berbuat sesuatu, atau
memberi sesuatu. Hak relatif juga terbagi menjadi tiga golongan, yaitu:
1. Hak publik relatif, misalnya hak Negara untuk menghukum pelanggar undang-undang.
2. Hak keluarga relatif, misalnya hak suami istri untuk tolong menolong.
3. Hak kekayaan relatif adalah semua hak kekayaan yang bukan hak kebendaan.
D. Norma-Norma Hukum yang Berlaku di Masyarakat
1. Norma Agama
Norma agama adalah peraturan hidup yang diterima sebagai perintah-perintah, laranganlarangan, dan anjuran-anjuran yang berasal dari Tuhan. Agama adalah suatu hal yang pribadi
yang tidak dapat dipaksakan yang tercantum dalam UUD 1945 pasal 29.
Contoh:
Membayar zakat tepat pada waktunya bagi penganut agama Islam
Menjalankan perintah Tuhan Yang Maha Esa
Sanksi terhadap norma agama bagi sang pelanggar adalah datang langsung dari Tuhan yang
pembalasannya di akherat dan juga ada sebagian di dunia.
2. Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan ialah peraturan hidup yang dianggap sebagai suara hati sanubari manusia
(insan-kamil). Norma ini bersifat umum dan universal dan dapat diterima oleh seluruh umat
manusia. Sanksi terhadap norma ini datangnya dari hati nurani manusia itu sendiri.
3. Norma Kesopanan
Norma kesopanan adalah ialah peraturan hidup yang timbul dari pergaulan segolongan manusia.
Sifat dari norma ini bersifat khusus (regional) dan hanya berlaku bagi segolongan masyarakat
tertentu saja. Sanksinya bagi si pelanggar yaitu cemoohan, ejekan, dari masyarakat yang
bersangkutan. Contoh dari norma ini seperti hormat kepada orang tua dan guru.
4. Norma Hukum
Norma hukum adalah suatu norma yang sengaja dibuat oleh pemerintah/penguasa Negara.
Norma ini bersifat memaksa serta pelaksanaannya dilakukan oleh alat-alat Negara. Sanksi dari
norma ini tegas dan dipaksakan oleh penguasa Negara. Contoh dari norma ini seperti tidak
melanggar rambu-rambu lalu-lintas walaupun tidak ada polentas atau menghormati pengadilan
KESIMPULAN
Bahwa pengertian hukum itu mengandung beberapa unsur diantaranya peraturan mengenai
tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat, peraturan itu diadakan oleh badan-badan
resmi yang berwajib, peraturan itu bersifat memaksa, dan sanksi terhadap pelanggar peraturan
tersebut adalah tegas.
Disamping pendapat Dr. Soedjono Dirdjosisworo, S.H tentang arti dari tujuan hukum, Prof.
Subekti, S.H berpendapat tujuan pokok dari hukum adalah mendatangkan kemakmuran dan
kebahagiaan pada rakyatnya. Dengan demikian, hukum itu bertujuan menjamin adanya kepastian
hukum dalam masyarakat dan hukum itu harus pula bersendikan pada keadilan, yaitu asas-asas
keadilan dari masyarakat itu.
Terdapat istilah-istilah di dalam ilmu hukum diantaranya masyarakat hukum, subyek hukum,
objek hukum, lembaga hukum, azas hukum, peritiwa hukum, serta hubungan hukum dan hak.
Kesemuaan itu juga merupakan sebagaian dari ruang lingkup ilmu hukum yang segala
pengertian/makna bersangkutan tentang hukum.
Masyarakat Indonesia mengenal empat norma antara lain norma agama, norma kesusilaan,
norma kesopanan, dan norma hukum. Setiap norma tidak dapat berdiri sendiri masing-masing
saling berkaitan. Dari keempat norma tersebut norma hukum mempunyai sanksi yang jelas dan
bersifat memaksa, ada juga alat negara yang menindak bagi pelanggar norma hukum.
Daftar Pustaka
Kansil, Pengantar Ilmu Hukum I, Balai Pustaka : Jakarta. 2000
Mahfiana, Layyin, S.H, M.Hum, Ilmu Hukum, STAIN Ponorogo Press : Ponorogo. 2007
Sudarsono, Drs., S.H, M.Si, Pengantar Ilmu Hukum, Rineka Cipta : Jakarta. 2001