IDEOLOGI FASISME
OLEH :
Kelompok V
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2017
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr wb
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT karena dengan anugerahNya
kami masih diberi kesehatan dan kekuatan. Dengan itu kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan tepat waktu. Salawat dan salam kita persembahkan kepada ikutan kita Muhammad
SAW yang telah mengeluarkan umatnya dari kegelapan kepada yang terang benderang.
Sejalan dengan rasa syukur tersebut, kami kelompok 5 ingin mengucapkan
terimakasih banyak kepada bapak bapak evendy S.E, M.Han selaku dosen pengampu yang
telah memberikan tugas ini kepada kami sehingga menambah pengetahuan kami. Rasa
terimakasih ini juga kami sampaikan kepada teman-teman kami dikelompok 5 yang telah
bekerjasama demi terselesaikannya tugas ini. Terimakasih juga kami haturkan kepada teman
sekelas yang telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas ini.
Sekian yang dapat kami sampaikan. Apabila terdapat kesalahan dalam penulisan,
kami mohon maaf dan mohon diluruskan. Wassalam
Dto
Kelompok V
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui serta memahami Ideologi Fasisme
2. Untuk memberikan gambaran serta informasi mengenai Kelebihan, kekurangan, serta
pelaksanaan Ideologi Fasisme.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ideologi Fasisme diawali pada masa kekaisaran Roma, pada saat itu para agister (hakim)
membawa seikat tongkat yang ditengah tengahnya ditempatkan sebuah kapak yang kepalanya
menonjol keluar (fasci) hal tersebut melambangkan kekuasaan mareka serta otoritas mereka,
kerajaan yang terkenal sebagai Fasisme ialah kerajaan sparta. Kemudian pada tahun 1922
(setelah Perang Duni I) Mussolini menjadi perdana Mentri Fasis italia dam mengaktifkan
kempali sistem dalamIdeologi Fasisme.
Fasisme berasal dari bahasa Italia Fascio yang diambil dari bahasa latin fasces yang
artinya seikat batang kayu. Dalam budaya Romawi kuno, fasces ini diberikan kapak di bagian
tengahnya, lalu dipergunakan sebagai simbol kekuatan dari bermacam-macam unsur yang
menyatu. Fasces sering dibawa ke depan pejabat tinggi, dan diartikan sebagai simbol
kekuasaan pejabat pemerintah. Menurut George Mosse, cikal bakal fasisme adalah serangan
terhadap positivisme dan liberalisme pada akhir abad 19. Ernst Nolte mengusulkan fasisme
didefinisikan sebagai trend politik yang berakar pada abad 19 atau pada hakekatnya adalah
fenomena abad ke-20. Jika komunisme merupakan pemberontakan pertama yang bersifat
revolusioner dan totaliter terhadap cara hidup Barat yang liberal, maka fasisme dianggap
merupakan pemberontakan kedua.
Inti sari dari fasisme adalah pengorganisasian pemerintahan (sistem pengaturan
pemerintahan) dan masyarakat secara totaliter oleh kediktatoran partai tunggal yang sangat
nasionalis, militeristis, rasialis, dan imperialis. Di Eropa, negara pertama yang menjadi fasis
adalah Italia (1922), Jerman (1933), dan Spanyol (1936). Sedangkan di Asia fasisme muncul
di Jepang tahun 1930-an melalui perubahan ke arah lembaga-lembaga yang totaliter. Sutan
Sjahrir memberikan pengertian terhadap fasisme adalah faham kemasyarakatan yang
mengancam harkat dan martabat kemanusiaan. Menurutnya, faham yang ada dalam
masyarakat akan mengalami perkembangan menjadi gerakan yang akan melawan kekuatan
demokrasi, yang mana juga seluruh kekuatannya fasis tersebut bekerja melawan kemajuan
dan kebebasan manusia universal.
2.2 Pengertian Ideologi Fasisme
c. Ultra Nasionalis
Ultra Nasionalis ialah suatu sikap membanggakan suatu Negara (negaranya sendiri) secara
berlebihan sehingga sangat merendahkan Negara yang lainnya.Sehingga mudah sekali
memancing pertengkaran/peperangan. .
d. Imperialisme
Imperialisme ialah politik untuk menguasai (dengan paksaan) seluruh dunia untuk
kepentingan diri sendiri yang dibentuk sebagai imperiumnya (hak memerintah). "Menguasai"
disini tidak perlu berarti merebut dengan kekuatan senjata, tetapi dapat dijalankan dengan
kekuatan ekonomi, kultur, agama dan ideologi, asal saja dengan paksaan.
Empat sifat ideologi fasisme tersebut mengakibatkan ideologi fasisme ini dapat
manghambat Multikulturalisme yaitu pandangan seseorang terhadap ragam kehidupan seperti
kubudayaan, agama, ras.
Sedangkan kelemahan dari ideology fasisme ini adalah berhadapan dengan tekanan dan
kekerasan, sehingga membuat rakyat menjadi gemetar ketakutan. Diktator fasis dan
pemerintahannya yang memimpin sistem semacam itu di mana kekuatan yang brutal, agresi,
pertumpahan darah, dan kekerasan menjadi hukummengirimkan gelombang teror ke
seluruh rakyat melalui polisi rahasia dan milisi fasis mereka, yang melumpuhkan rakyat
dengan rasa takut.
2. Nazisme di Jerman
Setelah perang Dunia I, Jerman mengalami kehancuran terutama dalam hal Infrastruktur
dan ekonomi. Dalam kekacauan ekonomi ini muncul tokoh Adolf Jitler. Ia mendirikan Partai
Nazi ( National Sozialistice Deutsche Albelter Partai ).
a. Terbentuknya Naziisme di Jerman
Adolf Hilter merupakan pemimpin Nazisme di Jerman. Visi misi politik Hilter tercemin
dalam bukunya yang berjudul Mein Kamf ( Perjuangan saya ). Dalam buku tersebut
termuat lima hal pokok, yaitu :
1. Bangsa Jerman ( Ras Arya ) merupakan ras yang paling unggul.
2. Sebagai bangsa yang besar, maka Jerman memerlukan sejumlah wilayah taklukan.
3.Menggeloralan Chauvinisme ( Nasional berlebihan ) untuk membangkitkan harga diri
bangsa Jerman.
4. Membangun angkatan perang yang kuat.
5. Membangun Industri secara besar besaran, dan lain-lain.
3. Militerisme di Jepang
Pada tahun 1914, Jepang di bawah kaisar Hirota mengalami kemajuan pesat dalam bidang
perdagangan, industri, dan militer menganggap dirinya keturunan Dewa Matahari
(Amateraucu Omikami), bangsa Jepang menganggap bangsa lain lebih rendah. Jepang
melancarkan politik eskpansi ke Negara Negara di kawasan Asia Pasifik.
a. Terbentuknya Militerisme di Jepang
Dipelopori oleh perdana Menteri Tanaka, masa pemerintahan Inasir Hirohito dan
dikembangkan oleh Perdana Menteri Hideki Tojo. Terbentuknya Militerisme dipengaruhi
oleh faktor faktro berikut :
1) Keinginan Jepang untuk menduduki daerah sekitarnya yang memiliki sumber bahan
mentah.
2) Keinginan Jepang untuk mengusai dan memimpin Negara Negara di sekitarnya.
3) Keinginan Jepang untuk melemahkan Negara Negara pesaingnya..
4) Kelemahan pemerintah sipil yang mengakibatkan ketidakmampuan Jepang dalam
mengatasi krisis ekonomi dunia ( Malaise ) pada tahun 1929.
b. Berkambangnya Militerisme di Jepang
Pada masa pemerintahan kaisar Hirota, Jepang mulai tampil sebagai Negara industri yang
maju. Majunya industri tersebut Jepang mulai melancarkan politik ekspansi ke Negara
Negara di kawasan Asia Pasifik. Dalam melancarkan politik ekspansinya, kaisar Hirohita
melakukan tindakan tindak sebagai berikut :
1) Mengobarkan semangat Bushido ( jalan ksatria ) sebagai semangat berani mati demi
Negara dan kaisar.
2) Menyingkirkan tokoh tokoh politik yang anti militer.
3) Memodernisasi angkatan perang.
4) Mengenalkan ajara Shinto Hakko Ichi-u, yaitu dunia sebagai satu keluarga yang dipimpin
oleh Jepang.
5) Mempropagandakan Jepang sebagai cahaya, pemimpin dan pelindung Asia yang
membebaskan bangsa bangsa dari penjajahan bangsa Barat dll.
3.1 Kesimpulan
Fascismo adalah istilah yang berasal dari kata Latin "fases" (ejaan Romawi:
fasces). Fases, yang terdiri dari serumpun batang yang diikatkan di kapak, adalah simbol
otoritas hakim sipil Romawi kuno. Mereka dibawa oleh para liktor dan dapat digunakan
untuk hukuman fisik dan modal berdasarkan perintah-Nya. Kata fascismo juga terkait dengan
organisasi politik di Italia dikenal sebagai fasci, kelompok mirip dengan
serikat kerja atau sindikat.
Istilah fasisme pertama kali muncul pada masa Perang Dunia I, tepatnya pada tahun
1919 saat berdirinya gerakan Fasis Italia dan selanjutnya paham kediktatoran fasisme dirubah
lebih moderat. Sementara itu, gagasan fasisme yang lebih sempit dan radikal diterapkan oleh
Adolf Hitler dengan paham nasionalis-sosialis atau Nazisme. Nazisme menganut ideolgi
campuran antara fanatisme ras dan pragmatisme (Roger Eatwell,2004:248).
Paham fasisme mencuat ketika dimulainya masa Perang Dunia II. Setidaknya perang
yang muncul saat itu, terjadi sebagai akibat perkembangan ideology fasis di Italia, Jerman
dan Jepang, yang ingin meluaskan pengaruh ekstra-nasionalisnya. Sehabis berlangsungnya
Perang Dunia II, ideologi fasisme seakan-akan berakhir, tetapi hal yang terjadi tidak nyata
demikian. Sebagai sebuah produk pemikiran, benih-benih fasisme akan terus ada selama
terdapat kondisi obyektif yang membentuknya
Keunggulan ideologi fasisme antara lain: memiliki rasa kesatuan nasional, memiliki
tingkat pengawasan dan kedisiplinan yang tinggi, dapat mengambil keputusan pemerintahan
yang cepat, pemerintahan dipegang oleh orang yang ahli. Sedangkan kelemahan dari
ideology fasisme ini adalah berhadapan dengan tekanan dan kekerasan, sehingga membuat
rakyat menjadi gemetar ketakutan. Negara-negara yang pernah menganut Ideologi Fasisme
adalah Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Italia dan Jerman.
DAFTAR PUSTAKA
Budiardjo, Miriam. 2009. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
http://newhistorian.wordpress.com/2008/01/04/fasisme/
http://www.scribd.com/doc/147750533/Fasisme
http://asosiasiwipknips.wordpress.com/2013/04/15/sejarah-fasisme/
http://transformasipengetahuan.blogspot.com/2012/10/perkembangan-fasisme-di-indonesia-
dan.html