Anda di halaman 1dari 6

NEGARA HUKUM DAN PENEGAKAN HUKUM

Oleh:
Kelompok 3
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Makassar

ABSTRAK
Negara hukum adalah konsep mendasar dalam hukum yang menempatkan hukum
sebagai otoritas tertinggi, menekankan kesetaraan di mata hukum, supremasi hukum, dan
keadilan. Penegakan hukum adalah alat utama untuk memastikan keberhasilan negara hukum
ini. Artikel ini membahas esensi negara hukum,aparat penegak hukum dan fungsi utamanya,
peran penting penegakan hukum, serta tantangan yang dihadapi dalam menjaga dan
meningkatkan prinsip-prinsip negara hukum. Implikasinya adalah perlunya terus
mengembangkan sistem hukum untuk mendukung keberhasilan negara hukum yang adil dan
berkelanjutan.

PENDAHULUAN
Pemahaman tentang negara hukum telah berkembang cukup lama yakni sejak pertama
kali dikemukakan oleh Plato pada tahun 429 SM. Untuk itu kekuasaan harus dipegang oleh
orang yang mengetahui kebaikan, yaitu seorang filosof (the philosopher king). Namun dalam
bukunya “The Statesmen” dan” The Law”, Plato menyatakan bahwa yang dapat diwujudkan
adalah bentuk paling baik kedua (the second best) yang menempatkan supremasi hukum.
Konsep negara hukum pada dasarnya dapat dikelompokan ke dalam tiga konsep, yakni
konsep rechtsstaat yang berkembang di negara-negara Eropa Kontinental, konsep rule of law
yang berkembang dan diterapka di negara-negara Anglo-Saxon dan socialist legality yang
berkembang dan diterapkan antara lain di negara-negara komunis. Berbagai konsep negara
hukum tersebut sampai saat ini tetap memiliki pengaruh yang cukup besar dalam tatanan
hukum pada masing-masing kawasan dan saling memengaruhi antara satu sistem hukum yang
satu dengan lainnya.
Hukum itu sendiri pada prinsipnya berfungsi untuk menciptakan ketertiban masyarakat.
Hukum perlu ditegakan sehingga ketertiban masyarakat ini dapat terwujud. Namun dalam
proses penegakan hukum itu sendiri banyak faktor yang mempengaruhi. Faktor-faktor tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Materi hukum; dalam hal ini apakah rumusan undang-undang sudah baik dan
mencerminkan rasa keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum.
2. Sarana-prasarana; ini juga sangat mendukung lancarnya proses penegakan hukum.
3. Aparat penegak hukum; sebagai ujung tombak penegakan hukum.
4. Budaya hukum; ini juga faktor penentu suksesnya penegakan hukum yang sangat erat
kaitanya dengan budaya di masyarakat yang ada
PEMBAHASAN

1. Pengertian Negara Hukum dan Penegakan Hukum


Negara hukum (rule of law) adalah suatu konsep hukum yang mendasarkan sistem
hukum suatu negara pada prinsip-prinsip utama, seperti supremasi hukum, kesetaraan di
mata hukum, perlindungan hak asasi manusia, dan keadilan. Dalam negara hukum, hukum
dianggap sebagai otoritas tertinggi, dan semua individu, termasuk pemerintah dan lembaga
negara, harus tunduk pada hukum yang sama. Prinsip-prinsip negara hukum ini bertujuan
untuk menciptakan masyarakat yang adil, teratur, dan terkendali, di mana hak-hak individu
dihormati dan perlindungan hukum tersedia untuk semua warga.
Penegakan hukum adalah proses yang melibatkan pelaksanaan, penegakan, dan
penerapan hukum dalam masyarakat. Ini mencakup peran berbagai lembaga, seperti
kepolisian, sistem peradilan, dan sistem hukum, dalam menjaga ketertiban sosial,
melindungi hak-hak individu, serta menjamin kepatuhan terhadap norma-norma hukum
yang berlaku. Penegakan hukum berfungsi untuk mencegah tindakan kriminal, menegakkan
aturan hukum, menyelidiki pelanggaran hukum, dan memberikan hukuman yang sesuai bagi
pelaku tindakan ilegal.

2. Esensi Negara Hukum


Esensi negara hukum adalah konsep mendasar dalam ilmu hukum yang menekankan
bahwa hukum merupakan otoritas tertinggi dalam suatu negara. Esensi ini mencakup
beberapa prinsip kunci yang membentuk fondasi hukum dan tata pemerintahan suatu negara.
Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai esensi negara hukum:
a) Supremasi Hukum (Rule of Law): Prinsip ini mengindikasikan bahwa dalam negara
hukum, hukum berada di atas segala hal. Artinya, tidak ada individu atau entitas yang
berada di atas hukum. Semua orang, termasuk pemerintah dan pejabatnya, harus patuh
pada hukum yang berlaku.
b) Kesetaraan di Mata Hukum: Prinsip ini menegaskan bahwa di mata hukum, semua
individu memiliki hak yang sama dan perlakuan yang sama. Tidak ada diskriminasi atau
privilese yang diberikan berdasarkan status sosial, ekonomi, atau lainnya.
c) Perlindungan Hak Asasi Manusia: Negara hukum harus melindungi hak-hak asasi
manusia semua warganya. Ini mencakup hak seperti kebebasan berpendapat, kebebasan
beragama, hak atas kehidupan, dan hak-hak lain yang diakui secara internasional.
d) Keadilan dan Akses ke Peradilan: Esensi negara hukum mencakup penyediaan akses
yang adil dan setara terhadap sistem peradilan. Ini berarti bahwa setiap individu harus
memiliki hak untuk mengajukan gugatan dan mendapatkan perlakuan yang adil di
hadapan pengadilan.
e) Ketertiban Sosial: Negara hukum harus menjaga ketertiban sosial dengan menegakkan
hukum dan mencegah tindakan kriminal atau perbuatan yang merugikan masyarakat.
f) Transparansi dan Akuntabilitas: Transparansi dalam pemerintahan dan akuntabilitas
pejabat pemerintah adalah bagian penting dari negara hukum. Hal ini memungkinkan
pengawasan oleh masyarakat terhadap tindakan pemerintah.
g) Tata Pemerintahan yang Baik: Negara hukum sering dikaitkan dengan tata
pemerintahan yang baik, yang mencakup prinsip-prinsip seperti responsif, efektif, dan
efisien dalam penyelenggaraan pemerintahan.
h) Keberlakuan Hukum: Hukum yang ada harus jelas, dapat dipahami, dan
diimplementasikan secara konsisten. Hukum yang tidak pasti atau berubah-ubah dapat
mengancam esensi negara hukum.

3. Aparat Penegak Hukum


Aparat penegak hukum adalah lembaga dan individu yang bertugas menjalankan,
menegakkan, dan memberlakukan hukum dalam suatu negara. Fungsi utama mereka adalah
memastikan bahwa hukum diterapkan dengan adil, menjaga ketertiban sosial, melindungi
hak-hak individu, serta menegakkan norma-norma hukum yang berlaku. Berikut adalah
beberapa aparat penegak hukum dan fungsinya:
a) Kepolisian: Polisi adalah salah satu aparat penegak hukum yang paling terkenal. Fungsi
utama mereka adalah menjaga keamanan dan ketertiban, mencegah kejahatan,
melakukan penyelidikan terhadap tindak kriminal, dan menangkap pelaku kejahatan.
Mereka juga bertugas untuk memberikan bantuan dalam situasi darurat.
b) Sistem Peradilan: Sistem peradilan, termasuk hakim dan jaksa, bertugas untuk
menyelesaikan sengketa hukum, mengadili perkara, dan memberikan putusan hukum.
Hakim memastikan bahwa hukum diterapkan dengan adil dan objektif, sementara jaksa
adalah pengacara negara yang mengajukan dakwaan terhadap pelaku tindak pidana.
c) Penjara dan Sistem Pemasyarakatan: Lembaga pemasyarakatan bertanggung jawab
atas pemasyarakatan narapidana dan pemasyarakatan hukuman. Fungsinya adalah
mengawasi dan memfasilitasi rehabilitasi narapidana, serta menjaga keamanan dalam
lembaga pemasyarakatan.
d) Lembaga Pengawasan Hukum (Ombudsman): Lembaga ombudsman bertugas untuk
mengawasi kinerja pemerintah dan aparat penegak hukum, serta menerima keluhan dari
warga terkait penyalahgunaan wewenang atau pelanggaran hukum oleh pemerintah.
e) Badan Penyelidikan dan Penuntutan: Lembaga ini bertugas untuk menyelidiki kasus-
kasus kriminal yang kompleks dan serius, serta menuntut pelakunya di pengadilan.
Mereka memiliki sumber daya dan keahlian khusus untuk mengungkap kejahatan yang
rumit.

4. Peran Penting Penegakan Hukum


Penegakan Hukum adalah komponen kunci dalam menjaga ketertiban sosial,
melindungi hak-hak individu, dan menegakkan norma-norma hukum dalam masyarakat.
Peran penting penegakan hukum mencakup beberapa aspek kunci:
a) Mencegah Kejahatan: Penegakan hukum berperan dalam mencegah tindak kejahatan
dengan memberikan kehadiran yang dapat menghalangi potensi pelaku kejahatan. Polisi,
misalnya, melakukan patroli dan mengawasi wilayah untuk mengurangi peluang
kejahatan.
b) Penyelidikan dan Penuntutan: Aparat penegak hukum memiliki tanggung jawab untuk
menyelidiki pelanggaran hukum, mengumpulkan bukti, dan menuntut pelakunya di
pengadilan. Hal ini mendukung fungsi peradilan dalam memberikan keadilan bagi
korban dan memastikan bahwa pelaku tindak kriminal bertanggung jawab atas
tindakannya.
c) Perlindungan Korban: Penegakan hukum memberikan perlindungan kepada korban
tindak kejahatan. Ini mencakup penyediaan bantuan bagi korban, hak untuk mendapatkan
informasi tentang perkembangan kasus, serta perlindungan fisik jika diperlukan.
d) Penyelidikan Kriminalitas yang Rumit: Penegakan hukum memiliki kemampuan
untuk menyelidiki tindakan kriminal yang kompleks, seperti penipuan atau tindakan
korupsi. Mereka menggunakan sumber daya dan keahlian khusus untuk mengungkap
tindak kejahatan yang rumit.
e) Pemeliharaan Ketertiban Umum: Penegakan hukum memastikan ketertiban umum di
wilayah yang mereka layani. Mereka merespons gangguan ketertiban seperti kerusuhan,
demonstrasi, atau insiden publik lainnya.
f) Penyelidikan Terorisme: Dalam dunia yang semakin kompleks, aparat penegak hukum
juga memiliki peran penting dalam mencegah dan menyelidiki tindakan terorisme. Hal
ini melibatkan kerja sama internasional dan penggunaan teknologi tinggi.
g) Pemeliharaan Hukum dan Ketertiban Selama Krisis: Saat terjadi krisis seperti
bencana alam atau pandemi, penegakan hukum memainkan peran penting dalam menjaga
ketertiban sosial, mengkoordinasi respons darurat, dan memastikan bahwa kebijakan
krisis diterapkan sesuai dengan hukum.
h) Pengawasan terhadap Hak Asasi Manusia: Penegakan hukum juga memiliki tanggung
jawab untuk menjalankan tugas mereka dengan menghormati hak asasi manusia dan
memastikan bahwa penegakan hukum tidak melanggar hak-hak individu.

5. Tantangan yang dihadapi dalam menjaga dan meningkatkan prinsip-prinsip negara


hukum.
Menjaga dan meningkatkan prinsip-prinsip negara hukum adalah tantangan yang
kompleks dalam sistem hukum modern. Beberapa tantangan utama yang dihadapi dalam
konteks ini meliputi:
a) Korupsi: Korupsi dalam aparat penegak hukum, peradilan, dan pemerintahan dapat
merusak prinsip negara hukum dengan merusak supremasi hukum dan keadilan. Upaya
untuk memberantas korupsi adalah langkah penting dalam mempertahankan integritas
sistem hukum.
b) Keterbatasan Sumber Daya: Keterbatasan anggaran dan sumber daya dapat
memengaruhi kemampuan aparat penegak hukum untuk menjalankan tugas mereka
secara efektif. Ini dapat berdampak pada penanganan kasus, penyelidikan yang
terhambat, dan pemeliharaan fasilitas penjara.
c) Perubahan Sosial dan Teknologi: Perubahan cepat dalam masyarakat dan teknologi
dapat menciptakan tantangan baru dalam menerapkan hukum. Misalnya, perkembangan
teknologi informasi dapat memunculkan isu privasi dan kejahatan siber yang
memerlukan penanganan khusus.
d) Hak Asasi Manusia: Penegakan hukum yang berlebihan atau pelanggaran hak asasi
manusia dapat menjadi masalah serius yang mengancam prinsip negara hukum.
Perlindungan hak asasi individu harus tetap menjadi fokus utama.
e) Isu Internasional dan Keamanan: Isu-isu seperti terorisme internasional dan keamanan
nasional dapat menimbulkan konflik antara prinsip negara hukum dan perlunya tindakan
tegas. Menemukan keseimbangan antara keamanan dan hak asasi manusia adalah tugas
yang kompleks.
f) Ketergantungan Politik: Terkadang, aparat penegak hukum dapat menjadi terlalu
tergantung pada pengaruh politik, yang dapat mengancam independensi dan objektivitas
mereka. Hal ini dapat merusak prinsip kesetaraan di mata hukum.

KESIMPULAN
Negara hukum adalah fondasi dari sistem hukum yang berlandaskan pada prinsip-prinsip
seperti supremasi hukum, kesetaraan di mata hukum, perlindungan hak asasi manusia, dan
keadilan. Penegakan hukum, melalui berbagai aparat penegak hukum seperti polisi, sistem
peradilan, dan lembaga pemasyarakatan, memiliki peran utama dalam menjaga ketertiban
sosial, melindungi hak-hak individu, serta menegakkan norma-norma hukum yang berlaku.

Esensi negara hukum menggarisbawahi pentingnya hukum sebagai otoritas tertinggi


dalam negara, dan prinsip-prinsip seperti kesetaraan di mata hukum, perlindungan hak asasi
manusia, dan keadilan menjadi landasan penting dalam menciptakan masyarakat yang adil dan
terkendali.

Meskipun aparat penegak hukum memainkan peran penting dalam menjaga prinsip-
prinsip negara hukum, mereka juga dihadapkan pada berbagai tantangan, termasuk korupsi,
keterbatasan sumber daya, perubahan sosial dan teknologi, pelanggaran hak asasi manusia, isu
internasional, dan pengaruh politik. Mengatasi tantangan-tantangan ini adalah kunci dalam
menjaga dan meningkatkan prinsip-prinsip negara hukum dalam sistem hukum modern.

DAFTAR PUSTAKA
Ashworth, A., & Horder, J. (2013). Principles of Criminal Law. Oxford University Press.
Bingham, T. (2010). The Rule of Law. Penguin UK.
Goldstein, H. (2019). Policing's New Visibility. Annual Review of Law and Social Science, 15, 189-
206.
Gloppen, S., & Torsello, D. (2019). Judicial Independence and Corruption. In The Handbook of
Political, Social, and Economic Transformation (pp. 1-24). Edward Elgar Publishing.
Reiner, R. (2010). The Politics of the Police. Oxford University Press.
Stojković, S., Kalinich, D. B., & Klofas, J. (2014). Criminal justice organizations: Administration and
management. Cengage Learning
Waldron, J. (2008). The Rule of Law and the Importance of Procedure. The Journal of Political
Philosophy, 16(4), 365-378.

Zedner, L. (2007). Policing before and after the Human Rights Act: A Case Study. The Modern Law
Review, 70(6), 815-841

Anda mungkin juga menyukai