Anda di halaman 1dari 10

Muhammad Rafli Syahlani

XII – Kimia Analisis


PPKN

A. Hakikat Perlindungan dan Penegakkan Hukum


Setiap manusia mempunyai kepentingan masing-masing dan harus menyadari bahwa
kepentingan yang kita miliki ada batasannya, yaitu kepentingan orang lain. Kadangkala
terjadilah benturan kepentingan yang mengakibatkan terjadinya pelanggaran hukum. Untuk
menghindari benturan tersebut dibangunlah tatanan hukum yang akan menjamin setiap orang
memiliki kesamaan kesempatan dalam mencapai kepentingan masing-masing dalam batasan
tertentu. Berikut pengertian menurut para ahli :
1. Aristoteles
Hukum hanya sebagai kumpulan peraturan yang tidak hanya mengikat masyarakat
tetapi juga hakim.
2. Van Apeldoorn
Hukum adalah gejala sosial, di mana tidak ada masyarakat yang tidak mengenal
hukum maka hukum itu menjadi suatu aspek kebudayaan, yaitu agama, kesusilaan,
adat istiadat, dan kebiasaan.
3. S.M. Amir
Hukum adalah peraturan, kumpulan peraturan-peraturan yang terdiri dari normanorma
dan sanksi-sanksi.
4. Wiryono Kusumo
Hukum adalah keseluruhan peraturan yang tertulis maupun yang tidak tertulis yang
mana mengatur mengenai tata tertib di dalam masyarakat dan pelanggarnya bisa
dikenakan sanksi.
Selain pendapat para ahli hukum diatas masih banyak lagi pengertian hukum lainnya,
namun dari keempat pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hukum diciptakan oleh penguasa
untuk mengikat sebagian atau seluruh anggota masyarakat tertentu. Hukum tersebut dibuat
sebagai usaha untuk menjaga tata tertib dalam kehidupan bermasyarakat sehingga terciptalah
keadilan dimasyarakat. Selain untuk mencapai keadilan, tujuan hukum dikemukakan para ahli
hukum lainnya yaitu sebagai berikut.
1. Prof. C.S.T. Kansil
Hukum bertujuan menjamin adanya kepastian hukum dalam masyarakat dan hukum
itu harus pula bersendikan pada keadilan, yaitu asas-asas keadilan dimasyarakat itu.
2. Prof. Van Kan
Hukum bertujuan untuk menjaga kepentingan tiap-tiap manusia supaya
kepentingankepentingan itu tidak dapat diganggu.
3. Prof. Soebekti, S.H.
Menyatakan hukum untuk mengabdi kepada tujuan negara
4. Prof. Mr. Dr. L.J. Van Apeldoorn
Mengungkapkan tujuan hukum ialah mengatur pergaulan hidup manusia secara damai.

Indonesia sebagai negara hukum terlihat jelas dalam Undang-Undang Dasar NRI Tahun 1945
Pasal 1 Ayat (3) yang berbunyi “Negara Indonesia adalah negara hukum.” Selain itu juga Pasal
27 Ayat (1) yang berbunyi “Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahan wajib itu dengan tidak ada kecualinya.” Dari isi pasal-pasal tersebut jelaslah
sudah bahwa Indonesia adalah negara hukum dan dengan demikian berarti hukum tersebut
mengikat bagi seluruh warga negara dan pemerintahan.
Prof. Kaelan dalam bukunya Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi (2016)
menyatakan tentang ciri negara hukum, yaitu sebagai berikut :
1. Pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi yang mengandung persamaan dalam
bidang politik, hukum, sosial, ekonomi dan kebudayaan.
2. Peradilan yang bebas dari suatu pengaruh kekuasaan atau kekuatan lain dan tidak
memihak.
3. Jaminan kepastian hukum, yaitu jaminan bahwa ketentuan hukumnya dapat dipahami,
dapat dilaksanakan, dan aman dalam melaksanakannya.
Perlindungan hukum adalah segala upaya yang dilakukan penegak hukum untuk
melindungi hak-hak dari subjek hukum agar hak-hak tersebut tidak dilanggar. Dimana,
penegakan hukum ini dijalankan sebagai upaya untuk menjalankan ketentuan hukum yang
berlaku.
Suatu perlindungan dapat dikatakan sebagai perlindungan hukum apabila mengandung
berbagai unsur-unsur yaitu adanya perlindungan pemerintah terhadap warganya, jaminan
kepastian hukum, dan berkaitan dengan hak-hak warga negara.
Pengertian penegakan hukum juga disampaikan oleh Jimly Asshiddiqie adalah proses
dilakukannya upaya untuk tegaknya atau berfungsinya norma-norma hukum secara nyata
sebagai pedoman perilaku dalam lalu lintas atau hubungan-hubungan hukum dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara. Dari pengertian perlindungan dan penegakan hukum tersebut
dapat dikatakan bahwa hal itu sangatlah penting bagi Indonesia untuk kehidupan bernegara, hal
ini guna merealisasikan tegaknya supremasi hukum, tegaknya keadilan, dan mewujudkan
perdamaian.
Begitu pentingnya perlindungan dan penegakan hukum dilaksanakan untuk
menciptakan kondisi yang adil dan tertib. Sehingga dimasyarakat tercipta kondisi sebagai
berikut.
1) Terciptanya supremasi hukum
Supremasi hukum adalah upaya atau kiat untuk menegakkan dan memposisikan
hukum pada tempat yang tertinggi dari segala-galanya.
2) Tegaknya keadilan dalam masyarakat
Pengertian Keadilan ialah hal-hal yang berkenaan pada suatu sikap dan juga tindakan
didalam hubungan antar manusia yang berisi tentang sebuah tuntutan agar sesamanya
dapat memperlakukan sesuai hak dan juga sesuai kewajibannya. Jika itu tercipta maka
akan tergambar keadilan yang sesungguhnya dimana semua orang menyadari
indahnya kedamaian karana tidak ada yang saling mengusik dan melanggar satu sama
lain karena sudah mengetahui semua orang punya hak dan kewajiban yang sama.
3) Menjamin masyarakat yang tertib
Tertib sosial adalah istilah yang digunakan dalam ilmu sosiologi untuk
menggambarkan kondisi kehidupan masyarakat yang aman, dinamis, dan teratur,
sebagai hasil hubungan yang selaras antara tindakan, nilai, dan norma dalam interaksi
sosial. Dalam hal ini, masyarakat bertindak sesuai dengan status dan perannya
masing-masing.

B. Peran Lembaga Penegak Hukum Dalam Menjamin Keadilan Dan Kedamaian


1. Peran Kepolisian Republik Indonesia (Polri)
Kepolisian Republik Indonesia atau yang sering disingkat Polri merupakan lembaga
negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat,
menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan
kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri.

Pasal 16 Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik


Indonesia, telah menetapkan kewenangan sebagai berikut.
1. Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan.
2. Melarang setiap orang meninggalkan atau memasuki tempat kejadian perkara untuk
kepentingan penyidikan.
3. Membawa dan menghadapkan orang kepada penyidik dalam rangka penyidikan.
4. Menyuruh berhenti orang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa tanda
pengenal diri.

2. Peran Kejaksaan Republik Indonesia


A. Di Bidang Pidana
1. Melakukan penuntutan.
2. Melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap.
3. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat, putusan
pidana pengawasan, dan keputusan lepas bersyarat.
4. Melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan undang-
undang.
5. Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan pemeriksaan
tambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang dalam pelaksanaannya
dikoordinasikan dengan penyidik.

B. Di Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara


Kejaksaan, dengan kuasa khusus, dapat bertindak, baik di dalam maupun di luar
pengadilan, untuk dan atas nama negara atau pemerintah.

C. Dalam bidang ketertiban dan ketenteraman umum


1. Peningkatan kesadaran hukum masyarakat.
2. Pengamanan kebijakan penegakan hukum.
3. Pengawasan peredaran barang cetakan.
4. Pengawasan aliran kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat dan
negara.
5. Pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan agama.
6. Penelitian dan pengembangan hukum serta statistik kriminal.

3. Peran Hakim Sebagai Pelaksana Kekuasaan Kehakiman


1. Hakim pada Mahkamah Agung yang disebut dengan Hakim Agung.
2. Hakim pada badan peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung, yaitu dalam
lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan
militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan hakim pada pengadilan khusus
yang berada dalam lingkungan peradilan tersebut.
3. Hakim pada Mahkamah Konstitusi yang disebut dengan Hakim Konstitusi.

4. Peran Advokat Dalam Penegakan Hukum


Adapun persyaratan untuk menjadi advokat di Indonesia diatur dalam Pasal 3
Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat, yaitu:
1. Warga NRI;
2. bertempat tinggal di Indonesia;
3. tidak berstatus sebagai pegawai negeri atau pejabat negara;
4. berusia sekurang-kurangnya 25 (dua puluh lima) tahun;
5. berijazah sarjana yang berlatar belakang pendidikan tinggi hukum;
6. lulus ujian yang diadakan oleh Organisasi Advokat;
7. magang sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun terus-menerus pada kantor advokat;
8. tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam
dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih; serta
9. berperilaku baik, jujur, bertanggung jawab, adil, dan mempunyai integritas yang
tinggi.

5. Peran Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK )


1. Koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana
korupsi.
2. Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana
korupsi.
3. Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi.
4. Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi.

C. Dinamika Pelanggaran Hukum


1. Berbagai Kasus Pelanggaran Hukum
Pelanggaran hukum merupakan bentuk ketidakpatuhan terhadap hukum.
Ketidakpatuhan terhadap hukum dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu:
1) Pelanggaran hukum oleh si pelanggar sudah dianggap sebagai kebiasaan;
2) Hukum yang berlaku sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan kehidupan.

Berikut ini contoh perilaku yang bertentangan dengan aturan yang dilakukan di
lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa dan negara.
a. Dalam lingkungan keluarga, di antaranya:
1. Mengabaikan perintah orang tua;
2. mengganggu kakak atau adik yang sedang belajar;
3. ibadah tidak tepat waktu;
4. menonton tayangan yang tidak boleh ditonton oleh anak-anak;
5. nonton tv sampai larut malam; dan
6. bangun kesiangan.
b. Dalam lingkungan sekolah, di antaranya
1. Menyontek ketika ulangan;
2. datang ke sekolah terlambat;
3. bolos mengikuti pelajaran;
4. tidak memperhatikan penjelasan guru; dan
5. berpakaian tidak rapi dan tidak sesuai dengan yang ditentukan sekolah.
c. Dalam lingkungan masyarakat, di antaranya:
1. Mangkir dari tugas ronda malam;
2. tidak mengikuti kerja bakti dengan alasan yang tidak jelas;
3. main hakim sendiri;
4. mengonsumsi obat-obat terlarang;
5. melakukan tindakan diskriminasi kepada orang lain;
6. melakukan perjudian; dan
7. membuang sampah sembarangan.
d. Dalam lingkungan bangsa dan negara, di antaranya:
1. Tidak memiliki KTP;
2. tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas;
3. melakukan tindak pidana seperti pembunuhan, perampokan, penggelapan,
pengedaran uang palsu, pembajakan karya orang lain dan sebagainya;
4. melakukan aksi teror terhadap alat-alat kelengkapan negara;
5. tidak berpartisipasi pada kegiatan pemilihan umum; dan
6. merusak fasilitas negara dengan sengaja.

2. Macam-macam Sanksi Atas Pelanggaran Hukum


Sanksi norma hukum adalah tegas dan nyata. Hal tersebut mengandung pengertian
sebagai berikut.
I. Tegas
berarti adanya aturan yang telah dibuat secara material telah diatur dalam peraturan
perundang-undangan. Misalnya, hukum pidana mengenai sanksi diatur dalam Pasal
10 KUHP. Dalam pasal tersebut, ditegaskan bahwa sanksi pidana berbentuk
hukuman yang mencakup:
 Hukuman pokok, yang terdiri atas:
1. hukuman mati; dan
2. hukuman penjara yang terdiri atas hukuman seumur hidup dan hukuman
sementara waktu (setinggi-tingginya 20 tahun dan sekurang-kurangnya 1 tahun).
 Hukuman tambahan, yang terdiri atas:
1. pencabutan hak-hak tertentu;
2. perampasan (penyitaan) barang-barang tertentu; dan
3. pengumuman keputusan hakim.

II. Nyata
berarti adanya aturan yang secara material telah ditetapkan kadar hukuman
berdasarkan perbuatan yang dilanggarnya.

3. Partisipasi Dalam Perlindungan Dan Penegakkan Hukum


a. Dalam Kehidupan di Lingkungan Keluarga
1. Mematuhi perintah orang tua.
2. Ibadah tepat waktu.
3. Menghormati anggota keluarga yang lain seperti ayah, ibu, kakak, adik dan
sebagainya.
4. Melaksanakan aturan yang dibuat dan disepakati keluarga.
b. Dalam kehidupan di Lingkungan Sekolah
1. Menghormati kepala sekolah, guru dan karyawan lainnya.
2. Memakai pakaian seragam yang telah ditentukan.
3. Tidak menyontek ketika ulangan.
4. Memperhatikan penjelasan guru.
5. Mengikuti pelajaran sesuai dengan jadwal yang berlaku.
c. Dalam Kehidupan di Lingkungan Masyarakat
1. Melaksanakan setiap norma yang berlaku di masyarakat;
2. Bertugas ronda
3. Ikut serta dalam kegiatan kerja bakti.
4. Menghormati keberadaan tetangga disekitar rumah.
5. Tidak melakukan perbuatan yang menyebabkan kekacauan di masyarakat
seperti tawuran, judi, mabuk-mabukkan dan sebagainya;
6. Membayar iuran warga.
d. Dalam kehidupan di Lingkungan Bangsa dan Negara
1. Bersikap tertib ketika berlalu lintas di jalan raya.
2. Memiliki KTP.
3. Memiliki SIM.
4. Ikut serta dalam kegiatan pemilihan umum.
5. Membayar pajak.
6. Membayar retribusi parkir.

Penegak hukum adalah seseorang yang diberi wewenang oleh peraturan


perundang-undangan untuk melakukan penyelidikan, penyidikan, penuntutan,
peradilan, dan pembelaan.
Dalam KBBI mengartikan lembaga sebagai:
1. asal mula (yang akan menjadi sesuatu); bakal (binatang, manusia, atau
tumbuhan)
2. bentuk (rupa, wujud) yang asli
3. acuan; ikatan (tentang mata cincin dan sebagainya)
4. badan (organisasi) yang tujuannya melakukan suatu penyelidikan keilmuan
atau melakukan suatu usaha
5. kepala suku (di Negeri Sembilan)
6. pola perilaku manusia yang mapan, terdiri atas interaksi sosial berstruktur
dalam suatu kerangka nilai yang relevan
Sementara Penegak Hukum adalah petugas yang berhubungan dengan masalah
peradilan.
Mengutip Wikipedia, lembaga penegak hukum dalam bahasa Inggris Amerika
disebut Law enforcement agency adalah lembaga negara yang bertanggung jawab
atas penegakan hukum.

Pembatasan Lembaga Penegak Hukum


Dari beberapa referensi di atas, artikel ini memberikan batasan apa yang
dimaksud penegak hukum. Sehingga, saya mendefinisikan sendiri bahwa:
Lembaga penegak hukum adalah lembaga atau orang-orang yang karena jabatannya
diberikan kewenangan oleh Peraturan Perundang undangan untuk melakukan
penegakan hukum berupa penyelidikan, penyidikan, penuntutan, mengadili dan
memutus, pelaksanaan putusan, pemberian jasa hukum, serta menyelesaikan
sengketa di luar pengadilan.
Dengan kata lain, artikel ini membatasi definisi lembaga penegak hukum, yaitu
terbatas menjalankan fungsi dan kewenangan yang berkaitan dengan kekuasaan
kehakiman meliputi:
1. Penyelidikan;
2. Penyidikan;
3. Penuntutan;
4. Mengadili dan memutus;
5. Pelaksanaan putusan;
6. Pemberian jasa hukum; dan
7. Penyelesaian sengketa di luar pengadilan.

 Daftar Lembaga Penegak Hukum Di Indonesia


1. Mahkamah Agung
Mahkamah Agung merupakan Pengadilan Negara Tertinggi di Indonesia,
yang membawahi 4 badan peradilan yaitu Preradilan Unum, Peradilan Agama,
Peradilan Militer, dan Peradilan Tata Usaha Negara.
Dalam bidang peradilan, setidaknya terdapat 4 kewenangan Mahkamah Agung.
a. Mahkamah Agung merupakan pengadilan kasasi yang bertugas membina
keseragaman dalam penerapan hukum melalui putusan kasasi dan peninjauan
kembali menjaga agar semua hukum dan undang-undang di seluruh wilayah
negara RI diterapkan secara adil, tepat dan benar.
b. Mahkamah Agung berwenang memeriksa dan memutuskan pada tingkat
pertama dan terakhir:
c. semua sengketa tentang kewenangan mengadili.
d. permohonan peninjauan kembali putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap.
e. semua sengketa yang timbul karena perampasan kapal asing dan muatannya
oleh kapal perang Republik Indonesia berdasarkan peraturan yang berlaku.
f. Menguji peraturan perundangan-undangan yang lebih rendah terhadap
peraturan yang lebih tinggi.
Mahkamah Agung merupakan lembaga penegak hukum, karena
menjalankan fungsi mengadili dan memutus perkara yang diajukan kepadanya
dan badan peradilan di bawahnya.

2. Kejaksaan
Kejaksaan merupakan lembaga penegak hukum, karena mempunyai
kewenangan yang berkaitan dengan kekuasaan kehakiman khususnya di bidang
penuntutan.
Menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan RI, terdapat
kewenangan Kejaksaan yaitu:
1. Melakukan penuntutan;
2. Melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap;
3. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat,
putusan pidana pengawasan, dan keputusan bersyarat;
4. Melaksanakan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan
undang-undang;
5. Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan
pemeriksaan tambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang dalam
pelaksanaannya dikoordinasikan dengan penyidik;
6. Di bidang perdata dan tata usaha negara, Kejaksaan dengan kuasa khusus
dapat bertindak di dalam maupun di luar pengadilan untuk dan atas nama
negara atau pemerintah;
7. Kewenangan di bidang ketertiban dan ketenteraman umum:
a) Peningkatan kesadaran hukum masyarakat;
b) Pengamanan kebijakan penegakan hukum;
c) Pengamanan peredaran barang cetakan;
8. Pengawasan aliran kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat dan
negara;
9. Pencegahan penyalahgunaan dan/atau penodaan agama;
10.Penelitian dan pengembangan hukum statistik kriminal.
11.Kewenangan lain yaitu melakukan kegiatan penelusuran, perampasan, dan
pengembalian aset perolehan tindak pidana dan aset lainnya kepada negara,
korban, atau yang berhak.

3. Mahkamah Konstitusi
Lembaga penegak hukum lainnya adalah Mahkamah Konstitusi—yang
merupakan lembaga negara pelaku kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan.
Namun, Mahkamah Konstitusi lebih sering disebut sebagai Penegak
Konstitusi.
Adapun Kewenangan Mahkamah Konstitusi dalam mengadili pada tingkat
pertama dan terakhir yaitu:
a. Menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar 1945;
b. Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya
diberikan oleh Undang-Undang Dasar;
c. Memutus pembubaran partai politik; dan
d. Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum.
Di samping kewenangan di atas, MK juga memiliki Kewajiban yaitu
memberikan putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai
dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut
Undang-Undang Dasar.

4. Kepolisian
Kepolisian merupakan lembaga penegak hukum di Indonesia, yang
mempunyai tugas pokok antara lain memelihara keamanan dan ketertiban
masyarakat; menegakkan hukum; dan memberikan perlindungan, pengayoman,
serta pelayanan kepada masyarakat.
Di samping itu, Kepolisian juga diberikan wewenang antara lain:
1. menerima laporan atau pengaduan;
2. membantu menyelesaikan perselisihan warga masyarakat yang dapat
mengganggu ketertiban umum;
3. mencegah dan menanggulangi tumbuhnya penyakit masyarakat;
4. mengawasi aliran yang dapat menimbulkan perpecahan atau mengancam
persatuan dan kesatuan bangsa;
5. mengeluarkan peraturan kepolisian dalam lingkup kewenangan
administratif kepolisian;
6. melaksanakan pemeriksaan khusus sebagai bagian dari tindakan kepolisian
dalam rangka pencegahan;
7. melakukan tindakan pertama di tempat kejadian;
8. mengambil sidik jari dan identitas lainnya serta memotret seseorang;
9. mencari keterangan dan barang bukti;
10.menyelenggarakan Pusat Informasi Kriminal Nasional;
11.mengeluarkan surat izin dan/atau surat keterangan yang diperlukan dalam
rangka pelayanan masyarakat;
12.memberikan bantuan pengamanan dalam sidang dan pelaksanaan putusan
pengadilan, kegiatan instansi lain, serta kegiatan masyarakat;
13.menerima dan menyimpan barang temuan untuk sementara waktu.

5. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia


Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas Ham) adalah salah
satu Lembaga independent di Indonesia dan sekaligus lembaga penegak hukum,
karena berwenang untuk melakukan penyelidikan.
Hal tersebut berdasarkan ketentuan Pasal 18 Undang-Undang Nomor 26
Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia, yang menyebutkan:
1. Penyelidikan pelanggaran hak asasi manusia yang berat dilakukan oleh
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia.
2. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia dalam melakukan penyelidikan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat membentuk tim ad hoc yang
terdiri atas Komisi Nasional Hak asasi Manusia dan unsur masyarakat.
Untuk itu, untuk melaksanakan penyelidikan, Komnas Ham diberikan
kewenangan antara lain:
1. melakukan penyelidikan dan pemeriksaan terhadap peristiwa yang timbul
dalam masyarakat yang berdasarkan sifat atau lingkupnya patut diduga
terdapat pelanggaran hak asasi manusia yang berat.
2. menerima laporan atau pengaduan dari seseorang atau kelompok orang
tentang terjadinya pelanggaran hak asasi manusia yang berat, serta mencari
keterangan dan barang bukti.
3. memanggil pihak pengadu, korban, atau pihak yang diadukan untuk
diminta dan didengar keterangannya.
4. memanggil saksi untuk diminta dan didengar kesaksiannya.
5. meninjau dan mengumpulkan keterangan di tempat kejadian dan tempat
lainnya yang dianggap perlu.
6. memanggil pihak terkait untuk memberikan keterangan secara tertulis atau
menyerahkan dokumen yang diperlukan sesuai dengan aslinya.
7. atas perintah penyidik dapat melakukan tindakan berupa: pemeriksaan
surat; penggeledahan, dan penyitaan;
8. pemeriksaan setempat terhadap rumah, pekarangan, bangunan, dan tempat-
tempat lainnya yang diduduki atau dimiliki pihak tertentu;
9. mendatangkan ahli dalam hubungan dengan penyelidikan.

6. Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK )


Sebagai lembaga penegak hukum, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
bertugas untuk melaksanakan pencegahan dan pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi.
Di samping tugas tersebut, KPK juga diberikan tugas melalui ketentuan Pasal 6
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (UU KPK)
yaitu:
a. tindakan-tindakan pencegahan sehingga tidak terjadi Tindak Pidana Korupsi;
b. koordinasi dengan instansi yang berwenang melaksanakan Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi dan instansi yang bertugas melaksanakan pelayanan
publik;
c. monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara;
d. supervisi terhadap instansi yang berwenang melaksanakan Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi;
e. penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap Tindak Pidana Korupsi; dan
f. tindakan untuk melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
Dalam melaksanakan tugas penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan, KPK
diberikan kewenangan yang:
1. melibatkan aparat penegak hukum, Penyelenggara Negara, dan orang lain yang
ada kaitannya dengan Tindak Pidana Korupsi yang dilakukan oleh aparat
penegak hukum atau Penyelenggara Negara;
2. menyangkut kerugian negara paling sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu milyar
rupiah).
3. Komisi Pemberantasan Korupsi melakukan supervisi terhadap penyelidikan,
penyidikan, dan/atau penuntutan.

7. Advokat
Advokat masuk sebagai lembaga penegak hukum. Sebab, sebagaimana
pembatasan-pembatasan di atas, Advokat dapat memberikan jasa hukum.
Tentu saja hal ini bersentuhan langsung dengan peradilan.
Di samping itu, berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang
Advokat, khususnya Pasal 5 ayat (1) menyebutkan:
“Advokat berstatus sebagai penegak hukum, bebas dan mandiri yang dijamin
oleh hukum dan peraturan perundang-undangan.”
Dalam penjelasannya menyebutkan:
“Advokat berstatus sebagai penegak hukum adalah Advokat sebagai salah satu
perangkat dalam proses peradilan yang mempunyai kedudukan setara dengan
penegak hukum lainnya dalam menegakkan hukum dan keadilan.”
Hal tersebut kembali dipertegas melalui ketentuan Pasal 38 ayat (1) beserta
penjelasan Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan
Kehakiman, yang berbunyi:
“Selain Mahkamah Agung dan badan peradilan di bawahnya serta Mahkamah
Konstitusi, terdapat badan-badan lain yang fungsinya berkaitan dengan
kekuasaan kehakiman.”
Yang dimaksud dengan “badan-badan lain” antara lain kepolisian, kejaksaan,
advokat, dan lembaga pemasyarakatan.

8. Komisi Pengawas Persaingan Usaha


Mengapa Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) masuk sebagai
daftar lembaga penegak hukum? Karena peraturan perundang-undangan
memberikan kewenangan kepada KPPU untuk menerima laporan dan melakukan
penyelidikan.
Hal tersebut tergambar dalam ketentuan Pasal 36 Undang-Undang Nomor
5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak
Sehat, yang meliputi:
1. menerima laporan dari masyarakat dan atau dari pelaku usaha tentang dugaan
terjadinya praktik monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat;
2. melakukan penelitian tentang dugaan adanya kegiatan usaha dan atau tindakan
pelaku usaha yang dapat mengakibatkan terjadinya praktik monopoli dan atau
persaingan usaha tidak sehat;
3. melakukan penyelidikan dan atau pemeriksaan terhadap kasus dugaan praktik
monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat yang dilaporkan oleh
masyarakat atau oleh pelaku usaha atau yang ditemukan oleh Komisi sebagai
hasil dari penelitiannya;
4. menyimpulkan hasil penyelidikan dan atau pemeriksaan tentang ada atau tidak
adanya praktik monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat;
5. memanggil pelaku usaha yang diduga telah melakukan pelanggaran terhadap
ketentuan undang-undang ini;
6. memanggil dan menghadirkan saksi, saksi ahli, dan setiap orang yang dianggap
mengetahui pelanggaran terhadap ketentuan undang-undang ini;
7. meminta bantuan penyidik untuk menghadirkan pelaku usaha, saksi, saksi ahli,
atau setiap orang, yang tidak bersedia memenuhi panggilan Komisi;
8. meminta keterangan dari instansi Pemerintah dalam kaitannya dengan
penyelidikan dan atau pemeriksaan terhadap pelaku usaha yang melanggar
ketentuan Undang-undang ini;
9. mendapatkan, meneliti, dan atau menilai surat, dokumen atau alat bukti lain
guna penyelidikan dan atau pemeriksaan;
10.memutuskan dan menetapkan ada atau tidak adanya kerugian di pihak pelaku
usaha lain atau masyarakat;
11.memberitahukan putusan Komisi kepada pelaku usaha yang diduga melakukan
praktik monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat;
12.menjatuhkan sanksi berupa tindakan administratif kepada pelaku usaha yang
melanggar ketentuan Undang-undang ini.

9. Badan Narkotika Nasional


Badan Narkotika Nasional (BNN) dianggap sebagai lembaga penegak
hukum di Indonesia, karena terdapat kewenangan melakukan penyelidikan dan
penyidikan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor
Narkotika.

Anda mungkin juga menyukai