Anda di halaman 1dari 10

2023

Penegakkan Sebuah Hukum di Indonesia Yang Lemah


Bagaikan Pisau
Kelompok 7 :

Anggota Kelompok : 1. Lukman Nul Hakim


2. Muhammad Rizki Darmawan
3. Muhammad Satria Perdana
4. Muharram Khadafi
Kelas : 3 ELB
Dosen Pengampu : Ibu Fransisca Ully

Teknik Elektro
Politeknik Negeri Sriwijaya
Inti Wacana
Perjalanan nenek Asyani (63) mengais keadilan di Pengadilan Negeri Situbondo berujung pahit. Kamis
(23/4), majelis hakim menyatakan nenek Asyani terbukti salah melakukan pencurian kayu jati milik Perhutani.
Nenek Asyani divonis satu tahun penjara dan denda Rp500 juta subsider kurungan satu hari. Untungnya, nenek
Asyani tetapi tidak harus mendekam di panjara. Vonis tersebut setimpal dengan tuntutan jaksa penuntut umum yang
meminta majelis hakim menghukum Asyani satu tahun penjara, masa percobaan 18 bulan serta denda Rp500 juta
subsider kurungan satu hari. Jaksa menilai Asyani terbukti memuat, membongkar, mengangkut, mengeluarkan dan
menguasai kayu hasil hutan tanpa izin sesuai UU No. 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan
Perusakan Hutan (P3H). Atas vonis majelis hakim, pengacara nenek Asyani, Supriyono langsung menyatakan
banding. Supriyono menilai majelis hakim telah mengabaikan hati nurani. Supriyono mengatakan bahwa putusan
tersebut sangat tidak adil bagi Asyani karena semua tuduhan tentang pencurian kayu itu tidak terbukti. Sebagaimana
diketahui, nenek Asyani menjadi terdakwa dengan tuduhan mencuri kayu jati dari hasil hutan Perhutani di
Jatibanteng, Kabupaten Situbondo. Ibu empat anak ini sempat mendekam di tahanan Lapas Situbondo selama
sekitar tiga bulan.
Asyani ditahan di Lapas Situbondo bersama dengan tiga tersangka lainnya, yakni Ruslan (menantu Asyani)
yang mengangkut kayu, Abdussalam (sopir pikap) dan Cipto (pemilik rumah tempat menyimpan kayu milik
Asyani). Keempatnya ditangguhkan penahanannya setelah Bupati Situbondo Dadang Wigiarto pada pertengahan
Maret lalu menjadi penjamin.

Sumber :
https://www.hukumonline.com/berita/a/divonis-bersalah--nenek-
asyani-minta-disumpah-pocong-lt553902a887184
Landasan Teori
 Hukum Secara Umum / Etimologi :
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memuat beberapa arti kata hukum, yakni :
1. Peraturan atau adat yang secara resmi dianggap mengikat yang dikukuhkan oleh penguasa atau pemerintah;
2. Undang-undang, peraturan dan sebagainya untuk mengatur pergaulan hidup dalam masyarakat;
3. Patokan (kaidah, ketentuan) mengenai peristiwa (alam dan sebagainya) yang tertentu;
4. Keputusan (pertimbangan) yang ditetapkan oleh hakim (dalam pengadilan) atau vonis.
Dikutip dari :
https://kbbi.web.id/hukum

 Hukum Menurut Para Ahli :


1. Mr. E.M. Meyers (E.M. Meyers : 1989)
Pengertian hukum menurut Meyers adalah semua aturan yang mengandung pertimbangan kesusilaan. Ditujukan
kepada tingkah laku manusia dalam masyarakat dan yang menjadi pedoman bagi penguasa-penguasa negara dalam
melakukan tugasnya.
2. S.M. Amin (S. M. Amin: 1978)
S.M Amin memberikan pengertian hukum dalam dalam bukunya yang berjudul “Bertamasya ke Alam Hukum”.
Pengertian hukum dirumuskan sebagai berikut: Kumpulan-kumpulan peraturan yang terdiri atas norma dan sanksi-
sanksi. Tujuan hukum itu adalah mengadakan ketertiban dalam pergaulan manusia, sehingga keamanan dan ketertiban
terpelihara.
Landasan Teori
3. P. Borst (P. Borst : 1973)
Menurut P.Borst, pengertian hukum adalah keseluruhan peraturan bagi kelakuan atau perbuatan manusia di dalam
masyarakat. Yang pelaksanaannya dapat dipaksakan dan bertujuan mendapatkan tata atau keadilan.
Dikutip dari :
https://www.muttaqin.id/2017/09/pengertian-hukum-aristoteles-utrecht-duguit-ahli.html

 Makna dan Standar Keadilan


Salah satu asas hukum adalah keadilan, disamping kemanfaatan dan kepastian hukum. Secara bahasa kata “keadilan” berasal
dari kata “Adil” dengan mendapat imbuhan (awalan) ke- dan akhiran-an. Asal usul kata ini merupakan serapan dari bahasa Arab,
yaitu al-‘adl/al’-adalah, yang berarti “tengah” atau “pertengahan”. Keadilan berarti tidak memihak, berpihak kepada yang benar dan
tidak sewenang-wenang. Namun karena keadilan adalah sesuatu yang abstrak, maka untuk mewujudkan suatu keadilan, kita harus
mengetahui apa arti dari keadilan itu.
- Ada beberapa macam bentuk keadilan, diantaranya ialah :
• Keadilan moral, yaitu yang dapat terwujud bila setiap orang melakukan fungsi menurut kemampuannya.
• Keadilan distributive, yaitu keadilan yang dapat terlaksana apabila hal-hal yang sama diperlakukan dengan sama.
• Keadilan komutatif, yaitu keadilan yang bertujuan memelihara ketertiban atau kesejahteraan.
• Keadilan social, yaitu keadilan yang tercipta apabila setiap orang mendapat perlakuan yang adil di bidang hukum, politik,
ekonomi dan budaya serta kemakmuran dapat dinikmati secara merata.
Landasan Teori
Keadilan sosial inilah yang dianut oleh bangsa Indonesia, yang jelas tercantum dalam Pancasila sila ke-5 serta
UUD 1945. Keadilan disini adalah penilaian dengan memberikan kepada siapapun sesuai dengan apa yang menjadi
haknya yakni dengan bertindak proporsional dan tidak melanggar hukum. Keadilan tidak dapat dipisahkan dari
kewajiban. Keadilan juga tidak bersifat sektoral tetapi meliputi ideologi, untuk menciptakan masyarakat yang adil dan
makmur. Keadilan sosial bangsa Indonesia bukan berarti kita menganut faham sosialisme, tetapi kata sosial disini
artinya adalah rakyat banyak. Jadi keadilan sosial berarti suatu hierarki, bahwa keadilan untuk rakyat banyak adalah
lebih penting dibandingkan untuk kelompok tertentu, apalagi individu tertentu. Sedangkan kata “seluruh rakyat
Indonesia” berarti keadilan sosial harus berlaku untuk seluruh rakyat Indonesia, dimanapun berada tanpa terkecuali.
Tidak boleh ada diskriminasi terhadap siapapun juga. Karena setiap manusia berhak diperlakukan adil dan berlaku adil
dengan menyeimbangkan antara hak dan kewajiban. Orang yang menuntut hak, tapi lupa dengan kewajibannya, akan
menimbulkan pemerasan. Sedangkan orang yang menjalankan kewajiban tapi lupa dengan haknya akan mudah
diperbudak oleh orang lain. Jadi keadilan sosial yang terdapat pada sila ke-5 Pancasila adalah keseimbangan antara
pemenuhan kebutuhan jasmani dan rohani, keseimbangan antara manusia sebagai mahluk individu dan mahluk sosial
dan juga keseimbangan antara pemenuhan hak sipil dan politik dengan hak ekonomi, sosial dan budaya. Dan sampai
saat ini, keadilan itu belum juga tercapai, karena itu diperlukan perjuangan dari seluruh lapisan masyarakat untuk turut
memperjuangkannya, terutama yang banyak disorot oleh masyarakat adalah keadilan di bidang hukum. Banyak
putusan pidana yang tidak mencerminkan rasa keadilan, hal ini terlihat nyata apabila yang melakukan pelanggaran
adalah rakyat miskin.
Landasan Teori
 Aparat Penegak Hukum
- Aparat penegak hukum yang turut membantu dalam penyelenggaraan pelaksanaan peradilan untuk menciptakan kepastian hukum
selain lembaga kehakiman meliputi:
1. Kejaksaan sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor. 16 Tahun 2005 tentang Kejaksaan Republik Indonesia. Kejaksaan
Republik Indonesia adalah lembaga pemerintah yang melaksanakan kekuasaan negera di bidang penuntutan serta kewenangan
lain berdasarkan Undangundang yang dilaksanakan secara merdeka. Kejaksaan mempunyai tugas:
a. melakukan penuntutan;
b. melaksakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap;
c. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan dan keputusan lepas
bersyarat;
d. Melakukan penyelidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan Undang-undang;
e. Melengkapi berkas perkara tertentu, melakukan pemeriksaan tambahan sebelum dilimpahkan kepengadilan;
f. Di bidang perdata dan tata usaha negara kejaksaan dengan kuasa khusus dapat bertindak baik di dalam maupun diluar
pengadilan untuk dan atau atas nama pemerintah;
g. Di bidang ketertiban dan ketentraman melaksanakan kegiatan peningkatan kesadaran hukum masyarakat, pengamanan
kebijakan penegak hukum, pengawasan peredaran barang cetakan, pengawasan kepercayaan yang dapat membahayakan
negara,
pencegah penyelahgunaan dan penodaan negara.
Landasan Teori
2. Kepolisian sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia.
Kepolisian Negara RI mempunyai tugas dan fungsi untuk memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat,
penegakan hukum, perlindungan, pengayoman dan pelanan kepada masyarakat. Dalam rangka peningkatan upaya
pelaksanaan dan penegakan hukum baik bagi masyarakat maupun aparat penegak hukum itu sendiri, maka pemerintah
Negara RI telah melakukan pembaharuan terhadap beberapa peraturan untuk memperbaiki sistem hukum yang ada
demi tercapainya masyarakat yang adil dan tentram, dengan adanya perbaikan peraturan bagi para aparat penegak
hukum maka masing-masing pihak diharapkan dapat melaksanakan tugas, fungsi dan wewenangnya masing-masing
secara bertanggung jawab, pelaksanaan tersebut tidak lepas dari pengawasan pemerintah dan masyarakat.
Pembicaraan Penegakan hukum dalam kenyataan sehari-hari tampak bahwa hubungan antara penegakan
hukum dan struktur masyarakat memberikan pengaruh yang kuat terhadap cara-cara penegakan hukum suatu Negara.
Indonesia sebagai Negara modern tampak dari ciri-cirinya sebagai berikut :
a. Adanya UUD dalam bentuk yang tertulis;
b. Hukum itu berlaku untuk wilayah Negara;
c. Hukum merupakan sarana yang dipakai secara sadar untuk mewujudkan keputusankeputusan politik
masyarakatnya.
Dikutip Dari :
http://dinamikahukum.fh.unsoed.ac.id/index.php/JDH/article/viewFile/74/226
Pembahasan
Apa Itu Lembaga Penegak Hukum? definisi lembaga penegak hukum tidak dapat kami temui dalam peraturan
perundang-undangan yang ada. Merujuk kepada KBBI, lembaga berarti badan (organisasi) yang tujuannya melakukan suatu
penyelidikan keilmuan atau melakukan suatu usaha. Lembaga juga berarti pola perilaku manusia yang mapan, terdiri atas
interaksi sosial berstruktur dl suatu kerangka nilai yang relevan. Sedangkan penegak hukum diartikan sebagai petugas yang
berhubungan dengan masalah peradilan. Definisi PeradilanPengertian dari peradilan yang dimuat dalam laman Pengadilan Negeri
Tanah Grogot adalah segala sesuatu atau sebuah proses yang dijalankan di pengadilan yang berhubungan dengan tugas
memeriksa, memutus, dan mengadili perkara dengan menerapkan hukum dan/atau menemukan hukum “in concreto” Advokat
sebagai Penegak Hukum Meski definisi lembaga penegak hukum tidak diatur dalam peraturan perundang-undangan, istilah
penegak hukum dapat ditemukan dalam UU Advokat. Pasal 5 ayat (1) UU Advokat menerangkan bahwa advokat berstatus sebagai
penegak hukum, bebas dan mandiri yang dijamin oleh hukum dan peraturan perundang-undangan. Lembaga Penegak Hukum di
Indonesia Menurut Undang-Undang.

Selain frasa “penegak hukum” seperti dalam UU Advokat, terdapat pula istilah lain yang masih memiliki hubungan
dengan istilah “penegak hukum”. Lembaga penegak hukum dan tugasnya dapat ditemui, antara lain dalam peraturan-peraturan
berikut:
1. Pasal 2 UU 2/2002 menyatakan bahwa fungsi kepolisian adalah salah satu fungsi pemerintahan negara di bidang
pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada
masyarakat;
2. 2. Pasal 101 ayat (6) UU 8/1995 menerangkan bahwa dalam rangka pelaksanaan kewenangan penyidikan, Bapepam (Badan
Pengawas Pasar Modal) dapat meminta bantuan aparat penegak hukum Terkait hal ini, yang dimaksud dengan “aparat
penegak hukum lain”;
Pembahsan
3. Pasal 49 ayat (3) huruf i UU OJK menerangkan bahwa Penyidik Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Otoritas Jasa
Keuangan berwenang meminta bantuan aparat penegak hukum Kemudian, yang dimaksud dengan "penegak hukum
lain” yakni kejaksaan, kepolisian, dan pengadilan;
4. Pasal 2 UU Mahkamah Konstitusi menerangkan bahwa Mahkamah Konstitusi merupakan salah satu lembaga
negara
yang melakukan kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum
dan keadilan;
5. Pasal 1 angka 2 PP 16/2018 menerangkan bahwa Polisi Pamong Praja (Pol PP) adalah anggota Satpol PP sebagai
aparat Pemerintah Daerah yang diduduki oleh pegawai negeri sipil dan diberi tugas, tanggung jawab, dan wewenang
sesuai dengan peraturan perundang-undangan dalam penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah.

Penting untuk diketahui bahwa lembaga hukum di Indonesia tidak sebatas pada lembaga-lembaga yang telah
disebutkan sebelumnya (Advokat, Kepolisian, KPK, Mahkamah Agung, Komisi Yudisial, Otoritas Jasa Keuangan,
Badan Pengawas Pasar Modal, Direktorat Jenderal Imigrasi, Kejaksaan, serta Pol PP). Lembaga penegak hukum
tersebut dapat dikatakan sebagai penegak hukum bukan hanya karena memiliki kewenangan terkait proses peradilan,
tetapi juga karena memiliki kewenangan menangkap, memeriksa, mengawasi, atau menjalankan perintah undang-
undang di bidangnya masing-masing.Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa, meski dalam peraturan perundang-
undangan di Indonesia tidak disebutkan definisi dari lembaga penegak hukum maupun penegak hukum, tetapi dalam
peraturan perundang-undangan yang telah disebutkan sebelumnya, terdapat
Sumber : beberapa aparat dan lembaga yang dapat
dikategorikan sebagai lembaga penegak hukum di Indonesia. https://www.hukumonline.com/klinik/a/apa-saja-lembaga-penegak-
hukum-di-indonesia-lt502201cc74649
Daftar Pustaka
https://www.hukumonline.com/berita/a/divonis-bersalah--nenek-asyani-minta-disumpah-pocong-lt553902a887184

https://kbbi.web.id/hukum

https://www.muttaqin.id/2017/09/pengertian-hukum-aristoteles-utrecht-duguit-ahli.html

http://dinamikahukum.fh.unsoed.ac.id/index.php/JDH/article/viewFile/74/226

https://www.hukumonline.com/klinik/a/apa-saja-lembaga-penegak-hukum-di-indonesia-lt502201cc74649

Anda mungkin juga menyukai