Diajukan Untuk Memenuhi Nilai Ujian Akhir Semester pada Mata Kuliah Masalah
Kemiskinan dan Keadilan Sosial
Oleh :
NPM : 8051901011
Keadilan adalah suatu hal yang berkenaan pada suatu sikap dan juga tindakan
di dalam hubungan antar manusia yang berisi tentang sebuah tuntutan agar
sesamnya dapat memperlakukan sesuai dengan hak dan kewajibannya. Menurut
Plato keadilan adalah suatu hal diluar kemampuan manusia biasa yang mana
keadilan tersebut hanya ada di dalam suatu hukum dan juga perundang –
undanganan yang dibuat oleh para ahli. Lebih lanjut menurut Notonegoro
mengemukakan keadilan ialah suatu keadaan yang dikatakan adil apabila sesuai
dengan ketentuan hukum yang berlaku.1
Hukum dan keadilan pada hakikatnya adalah dua hal yang sangat penting dan
bertautan dimana yang satu merupakan condition sine qua non bagi yang lainnya.
Hukum harus dikonsepsikan atas dasar keadilan begitu pun sebaliknya, yang
akhirnya dapat membentuk suatu integritas yang dapat menciptakan hukum dan
keadilan itu sendiri, sehingga dalam pengakannya tidak dapat lagi dideteksi mana
hukum dan keadilan. 3
1
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-keadilan/ diakses pada tanggal 03 Februari pukul 20.58 WIB
2
Id.
3
Menimbang Parasigma Keadilan Hukum Progresif, Marilang, Jurnal Konstitusi Vol. 14 No. 2 Tahun 2017, hal.
317
4
Id, hal. 316
5
Id, hal. 317
1
Apabila dikaitkan dengan kemiskinan, pada kenyataannya banyak masyarakat
atau kelompok miskin menjadi terbelenggu akan lemahnya akses terhadap
hukum dan keadilan seperti kata pepatah “bagaikan mencari jarum dalam sekam”
yang artinya sangat kecil kemungkinan bagi masyarakat miskin untuk
mendapatkan akses keadilan hukum. Terkadang masyarakat miskin sering
menjadi “korban” dari penegakan hukum yang tidak adil. Ketidakadilan ini
bersumber dari bekerjanya hukum dalam sebuah sistemnya, ketika hukum
dilepaskan dari konteks sosialnya maka hukum akan jauh dari rasa keadilan,
inilah yang saat ini menjadi sorotan bagi masyarakat luas. Para penegak hukum
akhirnya melihat dan memahami bahwa kasus - kasus hukum hanya berdasarkan
pada peraturan perundang – udangan semata tanpa memahaminya dari sudut
pandang sosiologisnya. 6
Seperti hal kasus 10 tahun lalu yang dialami oleh Nenek Minah yang
mengambil 3 buah kakao senilai RP. 30.000,- dari kebun tempat ia bekerja, yang
kemudian perkara tersebut bergulir sampai ke pengadilan dan oleh Majelis
Hakim Nenek Minah dijatuhi hukuman karena telah melanggar Pasal 362 KUHP
dan dikenakan hukum selama 1 bulan 15 hari dan masa percobaan selama 3
bulan . 7 Atas hal ini dapat dikatakan bahwa seorang yang miskin seperti Nenek
Minah yang sudah tua renta tidak dapat memperoleh keadilan yang layak karena
beliau sendiri tidak mengerti hukum dan memang beliau tidak berniat untuk
mencuri 3 buah kakao tersebut.
Bahwa berdasarkan uraian di atas, maka dalam makalah ini akan dibahas
mengenai “KEADILAN HUKUM BAGI MASYARAKAT MISKIN DI INDONESIA”
6
Keadilan Hukum Bagi Si Miskin : Sebuah Elegi Si Miskin Dihadapan Tirani Hukum, Umar Sholahudin, Journal Of
Urban Sociology Vol. 1 No. 1 April, 2008, hal. 36
7
https://m.liputa6.com/news/read/3901107/mbok-minah-dan-catatan-hitam-peradilan-di-hari-kehakiman
diakses pada tanggal 03 Februari 2021 pukul 19.30 WIB
2
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan dalam makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Supaya mengetahui dan memahami mengenai keadilan
2. Supaya para pembaca dapat memahami dan mengetahui bagaimana keadilan
itu bagi masyarakat miskin di Indonesia.
Adapun yang menjadi manfaat penulisan dalam makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Memberikan pengetahuan dan wawasan mengenai keadilan
2. Memberikan pengetahuan dan wawasans bagaimana keadilan itu sendiri bagi
masyarakat miskin di Indonesia.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Keadilan berasal daria kata
adil yaitu perbuatan yang tidak sewenang – wenang, tidak memihak dan tidak
berat sebelah. Adil sendiri mengandung arti bahwa suatu keputusan dan tindakan
didasarkan atas norma – norma objektif. Keadilan sendiri pada dasarnya adalah
suatu konsep yang relatif artinya keadilan bagi setiap orang akan berbeda – beda,
adil menurut yang satu belum tentu adil menurut yang lain. 8
Keadilan menurut hukum atau keadilan huku (legal justice) adalah keadilan
yang telah dirumuskan oleh hukum dalam bentuk hak dan kewajiban, dimana
pelanggaran terhadap keadilan ini akan ditegaskan lewat proses hukum. Hal ini
menunjukkan bahwa jika seseorang telah melanggar keadilan tersebut maka akan
dikenakan hukum lewat proses hukum yaitu penghukuman atau retributif. 10
8
M. Agus Santos, Hukum, Moral & Keadilan Sebuah Kajian Filsafat Hukum, Kencana, Jakarta, 2014, hal. 85.
9
https://www.merdeka.com/pendidikan/inilah-macam-macam-jenis-keadilan-menurut-para-ahli.html diakses
pada tanggal 04 Februari 2021 pukul 21.19 WIB.
4
Menurut Kelsen keadilan harus dimaknai dalam pengertian legalitas sebagai
suatu hal yang berhubungan bukan dengan isi dari suatu tatanan hukum positif
melainkan dengan penerapannya. Kelsen tidak membedakan apakah hukum itu
bersifat kapitalistik, komunistik, demokratik atau otokratik, namun yang
terpenting adalah penerapan hukumnya yang berlaku bagi semua orang.
Pernyataan bahwa perbuatan seseorang itu “adil atau tidak” dalam konteks
berdasarkan hukum atau tidakk artinya bahwa perbautan tersebut sesuai atau
tidak dengan suatu norma hukum yang dianggap sah oleh subjek yang menilainya
krena norm aini termasuk dalam tatanan hukum positif. Dalam memahami
keadilan dalam konteks legal, Kelsen menegaskan bahwa dasara dari keadilan
hukum bukan pada individu melainkan pada norma – nomra hukum itu sendiri
karena standar keadilan pada setiap individu adalah berbeda satu dengan yang
lainnya, 11
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikatan bahwa suatu keadilan adalah
suatu perbuatan atau perlakuan sesuai dengan peraturan hukum yang berlaku,
tapi tidak hanya terbatas pada isi dari peraturannya namun bagaimana
penerapannnya apakah adil atau tidak, dan bersifat relatif artinya adil bagi satu
orang belum tentu adil orang lainnya.
10
http://etheses.uin-malang.ac.id/2249/5/08410016_Bab_2.pdf diakses pada tanggal 04 Februari 2021 pukul
21.10 WIB.
11
Keadilan Hukum dan Penerapannya Dalam Pengadilan, Yustinus Suhardi Ruman, Jurnal Humaniora Vol.3
No.2 Oktober 2021, 348.
12
Keadilan Berdasarkan Pancasila Sebagai Dasar Filosofis Dan Ideologi Bangsa, Ferry Irawan Febriansyah, DiH
Jurnal Ilmu Hukum Vol.13 No. 25, Februari 2017, hal. 1
5
jaminan terhadap hak atas pengakuan, perlindungan dan kepastian hukum yang
adil, persamaan kedudukan di hadapan hukum serta hak asasi manusia. Namun,
akses masyarakat miskin atas hukum dan keadialan menunjukkan faktanya
terdapat diskriminan dan rendahanya penghormatan dan perlindungan hak – hak
hukum dari masyarakat miskin yang masih ada dan berlangsung teru – menerus.
Hal ini lah yang akhirnya membuat masyarakat miskin kehilangan peluang dakan
kemampuan untuk menjalani hidup yang bermatabat dan mengakses keadilan.
Akses terhadap hukum dan keadilan merupakan hak asasi yang sangat penting
jika komitmen melawan kemiskinan ingin dijalankan, dari sudut pandang tata
laksana pemerintah hilangnya akses masyarakat miskin terhadap hukum dan
keadilan akan mengekibatkan pemerintah tidak memiliki akuntabilitas dan pada
akhirnya cita – cita membangun demokratis semakin jauh dari harapan. 13
Lemahnya akses terhadap hukum dan keadilan bukanlah masalah yang khas
dari kelompok miskin, hal ini lah yang membelenggu kehidupan mereka. Salah
satu isu yang menonjol dalam lemahnya akses masyarakat miskin terhadap
hukum dan keadilan adalah isu perlindungan hukum. 14 Bahkan ada pepatah yang
mengatakan “Bagaikan mencari jarum dalam sekam” yang menggambarkan
sulitnya masyarakat miskin untuk mendapatkan keadilan hukum di Indonesia.
Faktanya di Indonesia sendiri masyarakat miskin begitu mudahnya menjadi
korban dalam ketidakailan hukum, proses penegakan hukum seringkali
melahirkan ketidakadilan hukum. 15 Hal inilah yang akhirnya menjadi sorotan
msyarakat luas diamana aparat penegak hukum lebih melihat dan memahami
kasus hukum berdasarkan pada peraturan perundang – undangan saja tanpa
berusahan memahami bagaimana konteks sosialnya.16
Menurut Jerome H. Skolnick, legalitas bukanlah suatu faktor yang penting yang
harus terpadu dalam kehidupan berorganisasi karena harus mempelajari kondisi
sosiologi terlebih dahulu yang menyebabkan masyarakat mengganggap bahwa
peraturan yang berlaku benar merupakan hukum dan bagaimana masyarakat
mwnafsirkan hukum (dalam hal ini peraturan perundang – undangan) yang
kemudian mentransformasikannya ke dalam lembaga – lembaga sosial. 17
Apabila mengingatkembali kasus Nenek Minah yang saat itu divonis hukuman
karena dianggap telah mencuri 3 buah kakao. Kasus ini bermula saat Nenek
Minah sedang memanen kedelai di lahan garaoannya di Dusun Sidoarjo,
Banyumas, Jawa Tengah yang mana lahan garapan Nenek Minah ini dikelola juga
oleh PT. RSA untuk menanam kakao. Ketika sedang memanen, Nenenk Minah
tertuju pada buah 3 kakao yang sudah matang dan dari situ Nenek Minah
kemudian memetiknya untuk disemai sebagai bibit di tanah garapannya tersebut.
13
Akses Kelompok Miskin Terhadap Hukum dan Keadilan, Andik Hardiyanto, Jurnal Analisis Sosial, Vol. 14 No.
2, September 2009, hal. 98
14
Id, hal. 88.
15
Keadilan Hukum Bagi Si Miskin : Sebuah Elegi Si Miskin Dihadapan Tirani Hukum, Umar Sholahudin, Journal
Of Urban Sociology Vol. 1 No. 1 April, 2008, hal. 36
16
Id, hal. 38
17
Id.
6
Setelah dipetik 3 buah kakao itu tidak disembunyikan melainkan digeletakan
begitu saja di bawah pohon kakao. Setelah waktu berselang, lewat seorang
mandor perkebunan kakao PT. RSA lalu mandor itu bertanya siapa yang memetik
buah kakao tersebut dan vonis bersalah karena telah melanggar akhirnya dengan
polosnya Nenek MInah mengakui bahwa hal tersebut adalah tindakanya.
Mengetahui perbuatanya salah Nenek Minah kemudian meminta maaf kepada
sang mandor dan tidak akan mengulanginya lagi. Namun, naasnya kasus ini
berbuntut panjang dan terus bergulir sampai dengan ke pengadilan negeri.
Singkat kata, Nenenk Minah divonis bersalah oleh Majelis Hakim karena telah
melanggar Pasal 362 KUHP tentang pencurian dan dijatuhi hukuman 1 bulan 15
hari dan masa percobaan selama 3 bulan. 18
BAB III
PENUTUP
18
https://news.detik.com/berita/d-4688870/kisah-nenek-minah-korban-uu-belanda-haruskan-kuhp-tetap-
dipertahankan diakses pada tanggal 03 Februari 2021 pukul 19.30 WIB.
7
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Bahwa berdasarkan uraian di atas, memang betul bahwa keadilan itu sendiri
tidak terdapat ilmu pastinya artinya konsep dari keadilan sendiri masih menjadi
perdebatan yang tidak ada habisnya. Oleh karena itu saran penulis adalah harus
memandang keadilan hukum dari berbagai aspek tidak hanya sebatas apa yang
tertulis dalam peraturan perundang – undangan tapi juga harus bisa melihat dari
prespektif sosiologisnya atau mungkin dari sisi hak asasi manusia. Sehingga
kedepannya tidak ada lagi orang – orang seperti mandor dari PT. RSA yang
“sembarang” melaporkan seseorang yang sebenarnya mungkin dia juga tidak
mengerti mengenai hukum itu sendiri.