GETAH
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Hukum yang kita tau merupakan peraturan yang dibuat adanya untuk mengatur
tingkah laku manusia dimana untuk menjaga ketertiban, keadilan, dan mencegah
terjadinya konflik. Negara Indonesia sendiri merupakan negara hukum yang dijelaskan
dalam UUD 1945 pada Pasal 1 ayat (3) yang menyatakan, “Negara Indonesia adalah
Negara Hukum”. 1Hukum yang dibuat di Indonesia wajib dipatuhi dan dilaksanakan
dengan hukum yang ada, tujuan hukum sendiri pun sebagai upaya melindungi hak asasi
1
Imaculata, M. G. (2018). Ketidakadilan Hukum Di Indonesia Bagi Masyarakat Menengah Ke Bawah
Ditinjau Dari Konsep Negara Aristoteles Dan Negara Gotong Royong, hal.2-3.
setiap manusia. Pandangan Negara Hukum itu dibentuk dengan mengembangkan bagian
hukum sendiri sebagai suatu pola yang pragmatis dan berkeadilan. Sifat dari hukum
sendiri ini pun bersifat memaksa dan menyeluruh yang wajib ditaati oleh seluruh Warga
Negara Indonesia.
2
Realita yang terjadi pada negara kita ini justru tidak semudah membuat peraturan
hukum itu sendiri. Masih banyak ketidakadilan hukum sesuai peraturan hukum yang ada,
masih banyak hukum yang dipergunakan oleh oknum pejabat untuk melindungi mereka
dan menyederhanakan hukum atas perilaku mereka yang merugikan pemerintah negara
dan masyarakat. Dalam kata lain, meringankan hukum mereka dengan alasan bahwa
mereka memiliki jabatan, yang membuat mereka menyalahgunakan hukum. Namun, jika
ada kasus pidana terhadap kaum bawah, hukum setinggi langit, perbuatan yang dilakukan
Hukum Indonesia sampai detik ini masih belum memiliki bantalan keadilan yang
signifikan karena cenderung dilihat dari kasus politik yang banyak terjadi pelanggaran
yang sangat merugikan negara dan merugikan individu yang sedang berkembang.
Misalnya kasus yang ramai diperbincangkan belakangan terakhir yaitu kakek samirrin
yang memungut sisa getah divonis dua bulan empat hari, ada begitu banyak kasus
mengenai ketidakadilan yang dialami negara kita ini. Dari persoalan yang sedang terjadi
di masyarakat akan berakibat buruk nantinya jika tidak diselesaikan dengan baik.
dengan siklus prosedural yang umumnya mencari jaminan yang sah. Namun juga harus
2
Ajang, Y. (2019). Ketidak Adilan Hukum di Negara Hukum, hal.2-3.
muncul di tengah kehidupan. Ini menyiratkan bahwa hukum tidak hanya dibatasi sebagai
pengaturan aturan tetapi juga hukum sebagai kerangka yang menandai nilai hukum itu.
Sehingga selain adanya kepastian yang hukum, hal itu juga tidak dapat dipisahkan dari
RUMUSAN MASALAH
bawah?
METODE PENELITIAN
lingkungan tingkat yang sangat dasar pada persepsi. Metode penelitian kualitatif ini
merupakan pemeriksaan yang memahami kekhasan apa yang mampu dimiliki subjek,
seperti perilaku persepsi, inspirasi, tindakan, dan sebagainya secara komprehensif dan
melalui penggambaran sebagai kata-kata dan bahasa, dalam konteks yang khusus yang
alamiah, yang normal dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Pendekatan
kualitatif ini dilakukan secara penuh terhadap subjek dimana ada kesempatan dimana
diperoleh dan dalam metodologi ini menggarisbawahi makna daripada spekulasi. Oleh
karena itu, metode penelitian kualitatif ini cocok digunakan dalam penelitian yang
dilakukan. Karena penelitian memungkinkan untuk menganalisis titik fokus masalah
secara mendalam.
Kata hukum bukanlah hal yang asing lagi bagi kita. Dalam di media sosial,
menggunakan kata hukum. Sementara itu, apa yang terjadi dengan hukum?
Hukum adalah standar atau persetujuan untuk mengatur perilaku manusia. Setiap
kali disalahgunakan, daerah setempat akan dikenakan sanksi yang berlaku untuk
diri mereka sendiri. Pasal 1 Ayat 3 Undang-undang Dasar 1945 berbunyi, "Negara
ini banyak mendapat sorotan dari masyarakat luas karena ketidakjelasan berbagai
Indonesia dengan tujuan agar dapat ditingkatkan. Membahas hukum, kita pasti
istilah bisa menjadi sedikit lebih jelas. Yang dimaksud dengan istilah ini adalah
kelas bawah kalah dalam hal ekonomi sehingga mereka tidak bisa melakukan
pembelaan mengenai hukum. Sama sekali tidak seperti individu yang memiliki
hak istimewa, mereka dapat meringankan hukuman mereka dengan segala hal
memungut getah pohon karet dan menjualnya kepada orang yang menampung.
Saat sedang memungut getah karet, tak diduga satpam perkebunan memergoki
kakek samirin yang sedang memungut getah karet. Karena hal tersebut membuat
rendah, kakek samirin tersebut tidak mampu melakukan pembelaan dan menyewa
bulan empat hari. Di sisi lain, ada situasi di mana otoritas yang mengambil uang
rakyatnya hanya dihukum 1 tahun. Bahkan, mereka masih dapat pergi selama
dalam tahanan.
Dilihat dari dua gambaran kasus di atas, sangat beralasan bahwa mengapa
adanya ketidakadilan hukum bagi kakek samirin karena hukum di Indonesia yang
Indonesia tidak mencerminkan premis negara kita, tepatnya Pancasila. Selain itu,
Selama ini hukum di Indonesia justru melenceng dari Pancasila dan UUD 1945
tertindas karena kurang mampunya ekonomi sehingga kalah dengan kaum kaya.
Mirisnya, kasus ketidakadilan yang dialami kakek samirin ini seperti sudah hal
yang lazim yang terjadi di Indonesia. Jika kita memaknai kembali sila kelima
dalam Pancasila. Maka seharusnya seluruh masyarakat tanpa mengenal suku, ras,
termasuk hukum, ekonomi, politik, dan lain sebagainya. Berbagai macam perilaku
diskriminatif dan tidak adil yang terjadi di bangsa ini berimplikasi pada
Hal yang dialami kakek samirin ini menunjukkan dimana hukum akan
berpihak kepada orang yang memiliki ekonomi lebih tinggi serta memiliki
jabatan, tidak adanya biaya untuk pembelaan terhadap dirinya membuat kakek
akan menyebabkan banyak masalah dan membuat masalah baru jika dibiarkan.
besarkan oleh media karena adanya ketidakadilan hukum di negeri kita ini. Inilah
pemenangnya adalah orang yang memiliki pengaruh atau kekuasaan, orang yang
memiliki banyak uang, dan orang yang memiliki kekuasaan. Mereka tentu
terlindung dari pengaruh hukum yang meresahkan terlepas dari apakah aturan
negara diabaikan, atau dalam istilah hukum "tidak merata". Yang kita lihat kondisi
hukum negara kita saat ini sangat lemah, lebih tepatnya kepada penegakkan
hukum Indonesia.
Meskipun demikian, ketika berhadapan dengan individu yang lemah, yang
tidak memiliki kekuatan, dll. Hukum bisa sangat tajam. Ini sedang terjadi karena
aturan hukum tidak berjalan semestinya akibatnya, itu tidak dapat diukur
bagaimana proses otorisasi hukum. Terbukti, ketika ada kasus hukum kita bisa
asumsi ini diterapkan, proses penyelesaian hukum harus berjalan secara baik.
percaya pada proses hukum yang ada, nantinya masyarakat dapat melihat bahwa
dalam memeriksa proses persyaratan hukum ini orang dapat melihatnya dengan
ekuitas.
samirin ini menjadi salah satu contoh nyata dimana hukum di Indonesia benar-
benar belum adil bagi kaum menengah bawah, seolah- olah yang berhak mendapat
keadilan hanya yang memiliki uang, jabatan, dan kekuasaan. Jika dilihat lagi ini
negara yang tidak taat pada peraturan hukum dan semena-mena pada penegakkan
hukum. Sangat miris didepan mata kita keadilan tidak diberikan bagi kaum yang
3
Amrunsyah, A. (2017). TAJAM KE BAWAH TUMPUL KE ATAS. Legalite: Jurnal Perundang
Undangan dan Hukum Pidana Islam, 2(I), hal.3.
4
Sanyoto, S. (2008). Penegakan Hukum Di Indonesia. Jurnal Dinamika Hukum, 8(3), hal.3.
tertindas. Eksekusi hukum di arena publik selain mengandalkan perhatian hukum
terhadap wilayah setempat, itu juga secara khusus dikendalikan oleh aparat
penegak hukum, karena sering beberapa pedoman hukum tidak dapat terjadi
diselesaikan dengan baik karena ada beberapa penegak hukum yang tidak
eksekusi oleh para pelaksana hukum itu sendiri yang tidak pantas dan merupakan
model yang mengerikan dan dapat merusak citra. Selain itu, contoh asli terlebih
lagi kualitas kepercayaan dan etika pejabat persyaratan hukum harus baik, sangat
yang digambarkan dalam prinsip-prinsip itu konsisten dan sikap aktivitas sebagai
mengikuti, dan mengikuti aktivitas publik yang tenang. 5 Membangun hukum yang
sesuai dengan harga diri dan desain sosial Indonesia. Membutuhkan mentalitas
dasar dan penalaran terbuka. Karena banyak kualitas yang tidak dengan mudah
yang diangkat adalah kualitas sosial Indonesia. Yang paling kritis dan prinsip
dalam perbaikan hukum Indonesia adalah: mengubah pandangan dunia yang sah.
Ini sangat mempengaruhi kehadiran model dan karakter pedoman yang halal.
5
Utama, A. S. (2019). Kepercayaan Masyarakat terhadap Penegakan Hukum di Indonesia. dalam Jurnal
Ensiklopedia Social Review, 1(3), hal.2.
Dipercaya bahwa kami akan memulai pengembangan yang sah dari “kemapanan”
bertindak pada akhir hari memiliki kekuasaan yang memuaskan penuh. Negara
berdaulat dapat mengambil posisi apa pun yang dia bisa selesai selama tidak
global yang saat ini dibuat. 7 Penegakkan hukum pada dasarnya adalah komponen
mengatakan bahwa keadilan sebagai tujuan umum dapat diberikan arah yang
berbeda-beda untuk mencapai keadilan sebagai tujuan dari hukum. Oleh sebab itu,
masing. Ketiga tujuan ini tidak bermasalah, tetapi lebih merupakan gagasan
penting, untuk lebih spesifik bahwa orang harus hidup di mata publik dan bahwa
masyarakat harus dikontrol dengan tepat oleh otoritas publik yang bergantung
6
Sukadi, I. (2011). Matinya Hukum dalam Proses Penegakan Hukum di Indonesia. Risalah Hukum,
hal.12.
7
Gunawan, Y. (2021). Hukum Internasional: Sebuah Pendekatan Modern. Yogyakarta, LP3M UMY, 12.
8
Dwisvimiar, I. (2011). Keadilan dalam perspektif filsafat ilmu hukum. Jurnal Dinamika Hukum, 11(3),
hal.5.
mempengaruhi pelaksanaan hukum. Saat mencoba menjawab mengapa berusaha.
pelaksanaannya.
untuk melaksanakan hukum merupakan figur kebutuhan hukum yang dimulai dari
individu pokok yang pada yayasan-yayasan sah yang ada, baik di Kantor Kabag
Arti dari sudut sekutu utama dari keuntungan dan kerugian dari otorisasi hukum
sangat dekat dengan kehancuran. Hukum yang hidup dalam pengaturan di atas
adalah hukum yang hidup dalam keberadaan wilayah hukum Indonesia yang sah.
Jenis hukum yang hidup dalam masyarakat hukum Indonesia antara lain di
tidak tertulis yang hidup dan berlaku di mata masyarakat yang biasa disebut
dengan hukum pidana baku. Untuk memberikan landasan legitimasi yang kuat
terhadap penggunaan hukum pidana baku, hal ini tergantung pada pedoman yang
pandangan dunia tentang kualitas sosial Indonesia yang juga harus berdasar pada
Pancasila. Mengubah kualitas sosial Pancasila yang hidup dan berkembang dalam
9
Syamsuddin, R. (2019). Pengantar Hukum Indonesia.
budaya Indonesia adalah langkah cerdas untuk membentuk struktur hukum pidana
peraturan perundangundangan.
ayat (1) sepanjang sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, hak
asasi manusia, dan prinsip-prinsip hukum umum yang diakui oleh masyarakat
bangsa-bangsa.
Ada beberapa faktor penting yang dapat kita lihat yang bisa dijadikan tumpuan
1. Norma jelas mencirikan apa yang diperlukan dan apa yang dilarang. Sebagai
instrumen yang sah, secara umum akan diuraikan secara kontras antara pertemuan
penegak hukum itu sendiri atau antara pihak-pihak yang dapat dikenakan sanksi
bahwa di negara mana pun, individu melihat (dan secara teratur perlu diingat)
kata-kata dan perilaku otoritas negara dan persyaratan hukum sebagai referensi.
3. Perkembangan hukum dan ketertiban yang menjadi acuan perilaku di masa depan.
Dengan asumsi seorang pejabat negara pada suatu waktu menyatakan bahwa
otoritas publik tidak akan menengahi dalam interaksi yang sah, namun sebagai
aturan umum kemudian, pada saat itu, otoritas publik menengahi, dia akan
Terlepas dari ketiga faktor tersebut, tujuan kasus luar biasa berbeda melalui
perspektif individu yang luas pada umumnya standar hukum yang diakui,
misalnya, "pedoman asumsi" kejujuran" dan "aturan perlakuan hukum yang adil"
juga berperan penting sebagai panduan jaminan yang sah. Pemanfaatan faktor
sebagian besar standar atau standar yang diakui harus dilakukan tergantung pada
dua standar atau standar pemerataan, agar tidak merugikan perasaan pemerataan
daerah. aturan atau aturan kesetaraan untuk penggunaan hukum adalah standar
atau aturan otorisasi hukum umum, dan standar atau pedoman keseragaman di
10
bawah pengawasan hukum.
bahwa standar yang sah yang diterapkan sebagai hukum tertentu akan hubungi semua
orang yang mungkin di dalam tempat yang sah tersebut, apa pun yang terjadi. Pedoman
bahwa semua dan setiap penduduk adalah setara di bawah pengawasan tetap dari otoritas
yang ditunjuk yang harus menerapkan hukum. Itu tidak bisa ditolak sudut pandang yang
10
Julaiddin, J. (2019). AKSES MENDAPATKAN KEADILAN (ACCESS TO JUSTICE) DALAM
KONSTITUSI INDONESIA. UNES Law Review, 2(2), 3-4.
tercipta di arena publik, untuk lebih spesifik biaya yang signifikan untuk merawat proses
kasus dalam domain hukum. Sikap yang menggugah ini kemudian, pada saat itu, kegiatan
berdampak, khususnya masyarakat tidak bisa mengelola. Jadi ketika memiliki masalah
hukum, mereka ragu untuk pergi ke pengadilan apalagi mengakui tanpa mengambil
tindakan apa pun. Mereka tidak tahu tempat lain yang harus dikunjungi memperebutkan
hak-hak istimewa mereka. Dalam keadaan yang berbeda, perbuatan tidak adil
ke ekuitas dipandang sebagai tidak layak untuk dicapai lapisan masyarakat yang lebih
rendah. 11
Meskipun jaminan yang sah harus memiliki otoritas formal (metodologi harus
benar) dan material (substansi harus konsisten dengan) memiliki pilihan untuk merasakan
kualitasnya, Dengan tujuan agar kepastian hukum juga memiliki eksekusi yang baik
dilihat oleh daerah setempat, “masyarakat pada umumnya memiliki” merasa sangat peka
ekuitas yang (seharusnya) itu menghasilkan.12 Sebaiknya hukum yang jelas, juga harus
masuk akal, dan sah wajar, seharusnya memberikan keyakinan. di sini dua kualitas
memiliki keadaan yang antinomis, dengan alasan bahwa sesuai derajat tertentu,
kebebasan semua orang dengan sopan. Sepanjang garis ini dalam membuat dan
dibuat untuk sukacita dan kemakmuran, jangan hanya bergantung pada alasan perilaku
manusia yang tepat dan bijaksana sederhana. Perkembangan tanggung jawab negara
11
MP, M. R. P., Chadijah, S., Wardhani, D. K., Ekawati, D., & Ngatiran, N. (2020). PENYULUHAN
HAK WARGA NEGARA ATAS BANTUAN HUKUM. Abdi Laksana: Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat, 1(3), hal.2.
12
Latif, A. (2016). Jaminan UUD 1945 dalam Proses Hukum yang Adil. Jurnal Konstitusi, 7(1), hal.5.
mengenai hukum tergantung pada adanya tindakan atau latihan yang di wilayah suatu
bangsa atau di bawah pengawasan negara yang memberikan hasil negatif terhadap
sesuatu tanpa mengetahui alasan-alasan yang diperbuat. Berdasarkan hukum yang ada,
kita harus bersikap adil dan bijak dalam mengambiul keputusan dan mengadili sesuatu.13
KESIMPULAN
Semestinya hukum berlaku adil bagi siapapun itu tanpa harus memandang status, tanpa
harus memandang materi yang dimiliki. Kekuasaan bukan menjadi alasan untuk tetap
bertindak adil bagi siapapun yang bersalah. Sudah sepantasnya sebagai aparat penegak
hukum harus bijak dalam membuat keputusan dan berbuat adil kepada pihak yang
tertindas. Apabila ketidakdilan ini didiamkan saja, maka akan menjadikan Indonesia
negara yang tidak taat pada peraturan hukum dan semena-mena pada penegakkan hukum.
Keadaan Indonesia saat ini menunjukkan adanya missinkronisasi antara nilai dan standar
kemenangan. Kualitas yang dibutuhkan yang diangkat adalah kualitas hukum Indonesia.
13
Gunawan, Y. (2014). Transboundary Haze Pollution in the Perspective of International Law of State
Responsibility. Jurnal Media Hukum, 21(2), 6.
DAFTAR PUSTAKA
Bawah Ditinjau Dari Konsep Negara Aristoteles Dan Negara Gotong Royong.
Sanyoto, S. (2008). Penegakan Hukum Di Indonesia. Jurnal Dinamika Hukum, 8(3), 199-204.
Sukadi, I. (2011). Matinya Hukum dalam Proses Penegakan Hukum di Indonesia. Risalah
Hukum, 39-53.
MP, M. R. P., Chadijah, S., Wardhani, D. K., Ekawati, D., & Ngatiran, N. (2020).
PENYULUHAN HAKWARGA NEGARA ATAS BANTUAN HUKUM. Abdi Laksana:
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(3), 343-350.
Latif, A. (2016). Jaminan UUD 1945 dalam Proses Hukum yang Adil. Jurnal Konstitusi, 7(1),
049-066.
Gunawan, Y. (2014). Transboundary Haze Pollution in the Perspective of International Law
of State Responsibility. Jurnal Media Hukum, 21(2), 11.