Anda di halaman 1dari 6

NAMA : LATIFAH RAJABIAH

NIM : 857518082

POKJAR/KLS : KATAPANG /B

1. Coba uraikan hak dan kewajiban warga Negara sesuai dengan pasal 27 ayat 1 dan 2 UUD
1945.

2. Kasus pembunuhan Munir aktivis HAM Indonesia pada tanggal 7 September 2004. Munir
tewas dalam perjalanan udara dari Jakarta ke Amsterdam. Munir tewas akibat racun arsenic
yang kadarnya sangat mematikan. Dari contoh kasus tersebut hingga saat ini keluarga
masih merasa belum memiliki rasa keadilan. Coba kemukakan faktor penghambat dalam
pelaksanaan HAM di Indonesia.

3. Uraikan pengertian, unsur-unsur dan klasifikasi hukum.

4. Jika ada kasus pengemudi kendaraan bermotor melanggar undang-undang lalu lintas,
kemudian pengemudi mengajak damai kepada oknum Polisi, dari contoh kasus tersebut
coba uraikan faktor penghambat penegakkan hukum di Indonesia.

5. Coba simpulkan konsep demokrasi menurut Winataputra.

6. Coba uraikan bahwa pendidikan demokrasi sebagai esensi PKn.

7. Berdasarkan kompetensi dasar kelas II semester 2 “Mengenal kegiatan bermusyawarah”


coba identifikasikan konsep, nilai, moral dan norma dalam pembelajaran PKn SD.
JAWABAN TT2 PKN

1. a. Pasal 27 ayat 1 “Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum


dan pemerintahan dan wajib menjungjung hukum dan pemerintahan itu dengantidak
ada kecualinya’’. Dari pernyataan pasal tersebut jelas maknanya bahwa semua
warga negara Indonesia mempunyai kedudukan yang sama dan tidak membeda
bedakan entah itu dari segi kekayaan, jabatan, rupa dan aturan lainnya dimata hukum,
HAM, dan politik.
b. Pasal 27 ayat 2 “Tiap – tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan.” Dalam pasal tersebut menjelaskan bahwa warga juga
berhak mendapatkan pekerjaan yang layak untuk memenuhi kebutuhan sehari– hari
sesuai dengan standar dan kriteria masing masing yang mana mereka akan layak dan
cocok terhadap perkerjaan tersebut. Kewajibannya mereka harus mengikuti
aturan dari suatu pekerjaan yang mereka dapatkan untuk mendapatkan balikan (feed)
berupa upah yang layak untuk kehidupan nya.
2. Faktor penghambat dalam kasus Munir yang dapat kita lihat adalah :
1. Perbedaannya kondisi sosial dan budaya, karena negeri ini merupakan
negara Bhineka Tunggal Ika. Disamping banyaknya perbedaan budaya yang ada maka
akan berbeda pula status sosialnya. Kondisi Sosial Budaya, Kondisi Indonesia yang
beragama terutama dalam keadaan Budaya, Ras, Suku, Bahasa, dan sejenisnya,
menjadikan Indonesia sering mengalami konflik horisontal.
2. Kurangnya Informasi yang merata kepada masyarakat sehingga terjadi
kesalahfahaman dalam suatu tragedy, dan adanya kesinambungan pemberitaan
yang menyimpang.
3. Kebijakan yang menimbulkan pro dan kontra di masyarakat, perbedaan pendapat
inilah yang semakin membuat HAM yang ada di Indonesia terhambat
kemajuannya.
4. Pembuatan UUD yang tidak tepat sasaran, karena banyaknya pembuatan
peraturan perundangan yang malah makin banyak juga yang melanggar HAM
tersebut.
5. Penindakan yang lemah. Masih sering dan banyak kita jumpai hukuman yang tidak
sesuai dengan apa yang dilakukan yang seharusnya, aparat hukum bertindak adil dan
bijaksana serta memberikan hukuman yang sesuai dengan kesalahan yang
diperbuat.
6. Rendahnya pemahaman warga negara Indonesia tentang pentingnya HAM dan
Komunikasi dan Informasi, belum meratanya persebaran komunikasi dan informasi
yangn ada di Indonesia, menjadi sebuah hambatan yang cukup besar.
7. Lemahnya aparat hukum yang ada di Indonesia semakin membuat HAM yang ada
di Indonesia sulit ditegakkan, selain itu bahkan aparatur negara ini sering mengkhianati
rakyatnya dengan cara korupsi, kolusi, dan nepotisme.
3. Unsur – unsur Hukum
menurut Utrecht Hukum adalah himpunan peraturan-peraturan (perintah-perintah dan
larangan-larangan) yang mengurus tata tertib suatu masyarakat dan karena itu harus
ditaati oleh masyarakat. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan
masyarakat. Hal ini dijelaskan bahwa segala bentuk perilaku maupun tindakan warga
negara dalam perbuatannya terdapat perintah maupun larangan yang wajib dijalankan
demi terciptanya kehidupan yang baik.- Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi
yang berwajib. Tidak setiap orang atau lembaga memiliki hak ataupun kewajiban untuk
membuat hukum,hukum yang berwenang atas pembuatannya ditentukan
berdasarkan kesepakatan. Seperti KUHP yang dibuat oleh lembaga resmi negara bukan
produk/pihak swasta.- Peraturan itu bersifat memaksa. Setiap warga negara wajib
mengikuti hukumdan peraturan yang ada tanpa memandang ras, golongan, maupun
suku.- Sanksi terhadap pelanggaran peraturan adalah tegas. Maka, jika
terdapatwarga negara yang kedapatan melanggar hukum atau peraturan yang
adamaka wajib baginya untuk dikenakan sanksi atau hukuman sesuai perbuatanyang
sudah ditetapkan bersama supaya membuat jera pada pelakunya.
Klasifikasi hukum- Hukum
 Undang – undang
 Hukum persetujuan
 Hukum traktat (perjanjian antar negara)
 Hukum kebiasaan dan hukum adat
 Hukum Yurisprudensi

4. Faktor penghambat penegakkan hukum di Indonesia.


 Faktor Hukum
Hukum tertulis atau peraturan perundang-undangan hendaknya mencerminkan
nilai-nilai yang tumbuh dalam masyarakat. Dalam hal ini, proses pembuatan
hukum, khususnya hukum tertulis atau undang-undang harus memperhatikan
aspirasi masyarakat.
 Faktor Sarana dan Fasilitas
sarana dan fasilitas dalam penegakan hukum meliputi organisasi yang baik,
tenaga manusia yang berpendidikan tinggi dan terampil, peralatan yang cukup
memadai, hingga keuangan yang cukup.
 Lemahnya Undang – undang Penegakan HAM
Rendahnya tingkat kesadaran Masyarakan terhadap penegakan hukum. Adanya
kolaborasi antara oknum dengan pelanggar supaya sama-sama
menguntungkan dengan cara berdamai dan berbayar pada zaman sekarang ini
sehingga terbiasa akan kesalahannya, dan akan terus terulang dan
menjadikebiasaan (habbit) bagi setiap pelanggarnya maupun oknum polisinya.
 Faktor Kebudayaan
Kebudayaan mencakup nilai-nilai yang mendasari hukum yang berlaku. Nilai-
nilai ini merupakan konsepsi-konsepsi abstrak mengenai apa saja yang
dianggap baik sehingga dianut dan apa saja yang dianggap buruk sehingga
dihindari. Faktor kebudayaan dalam penegakan hukum mirip dengan faktor
masyarakat. Bedanya, faktor kebudayaan memiliki penekanan pada masalah
sistem nilai-nilai di tengah masyarakat.
 Faktor Masyarakat
Indonesia merupakan suatu masyarakat yang majemuk secara sosial dan budaya
dengan beragam golongan etnik. Seorang penegak hukum harus mengenal
stratifikasi sosial atau pelapisan masyarakat yang ada dalam suatu lingkungan,
serta tatanan status atau kedudukan dan peranan yang ada. Penegak hukum juga
perlu memahami lembaga-lembaga sosial yang hidup dan dihargai warga-
warga masyarakat. Upaya ini mempermudah proses identifikasi nilai, norma,
atau kaidah yang berlaku di lingkungan tersebut.
5. Konsep demokrasi menurut Winataputra (2001) ”demokrasi dilihat sebagai konsep
yang bersifat multidimensional, secara fisolofis demokrasi sebagai ide,
norma,prinsip, secara sosiologis sebagai sistem sosial, secara psikologis sebagai
wawasan,sikap, dan perilaku individu dalam hidup bermasyarakat.
6. Pengetahuan, skill, perilaku, warga yang demokratis tidak akan terjadi dengan
sendirinya, tetapi melalui proses pembelajaran (pendidikan/upaya sistematis) kepada
generasi penerus, dalam hal ini Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) yang berperan
penting dalam mengubah perilaku warga negara menjadi warga yang demokratis.
Nilai-nilai Demokrasi Demokrasi memiliki nilai-nilai, antara lain : toleransi,
menghargai perbedaan pendapat, memahami keanekaragaman masyarakat, terbuka dan
menjunjung tinggi nilai-nilai dan martabat manusia, pengendalian diri, kemanusiaan
dan kebersamaan, keprcayaan diri, dan ketaatan pada peraturan yang berlaku.
7. Pada hakikatnya penanaman nilai moral, norma dan sikap pada siswa kelas 2
mungkinmasih dibilang terlalu dini, karena pada tahapan ini anak berusia 6-8 tahun
belumdikategorikan sempurna untuk kemampuan intelektualnya dalam
memahami danmenentukan sikap serta perilaku. Juga masih dibilang jauh jika
dibandingkan denganpemikiran orang dewasa. Seperti halnya pembelajaran tentang
musyarawarah yangdikenalkan dengan metode ceramah, atau tanya jawab saja anak
masih belum bisamenangkap dengan baik. Maka disini guru perlu menerapkan
berbagai metodepembelajaran yang bertujuan untuk menerapkan nilai moral,
norma, pada suatupembelajaran tentang musyawarah yakni dengan metode
modelling atau demostrasi,seperti memilih ketua kelas, musyawarah untuk pembagian
kelompok, menentukanjadwal kelompok bersama dll maka tujuan pencapaian
belajar akan difahami danmenerapkan penilaian sikap secara langsung kepada siswa
nya. Konsep PKn adalah aspek pendidikan politik yang fokus materinya adalah peran
serta warga negara dalam kehidupan bernegara yang kesemuanya itu diproses dalam
rangka untuk membina peran yang sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Agar
menjadi warga negara yang dapat diandalkan dan dibanggakan oleh seluruh bangsa dan
negara. Tujuan mempelajari konsep dasar PKn ini adalah agar menguasai dan
memahami berbagai masalah dasar dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Nilai- nilai yang terkandung dalam Pkn ini adalah mengajarkan nilai
Pancasila yang diterapakan dalam kehidupan sehari-hari. Nilai- nilai yang terkandung
dalam Pkn ini adalah mengajarkan nilai Pancasila yang diterapakan dalam kehidupan
sehari-hari. Selain itu, kita dapat mengenal dan mengetahui banyak hal tentang tentang
negara kita. Tidak hanya itu, nilai yang ada dalam pendidikan kewarganegaraan
mencakup religiusitas, kejujuran, kecerdasan, ketangguhan, kepedulian, demokratis,
nasiolanisme. Oleh karena itu sudah sepantasnya jika Pancasila mendapat predikat
sebagai jiwa bangsa. Nilai Pancasila yang digali dari bumi Indonesia sendiri merupakan
pandangan hidup/panutan hidup bangsa indonesia. Denga demikian nilai Pancasila
secara individu hendaknya dimaknai sebagai cermin perilaku hidup sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai