Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

Dosen Pengampu:Rizki Syafril,SHI, M.Si.

Oleh:
Seselia Anjelini 22042312

FAKULTAS ILMU SOSIAL


UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
5 PILAR HUKUM BERJALAN DENGAN BAIK BILA:
1.Instrument hukum yang baik
Instrumen hukum yang baik mengacu pada peraturan-peraturan dan ketentuan yang dirancang
dengan baik dan efektif untuk mencapai tujuan tertentu dalam sistem hukum. Instrumen hukum
yang baik harus memiliki beberapa karakteristik, antara lain:
1. Kepastian Hukum: Instrumen hukum yang baik harus memberikan kepastian hukum
kepada masyarakat. Artinya, aturan hukum harus jelas, dapat dipahami, dan dapat
diterapkan dengan konsisten.
2. Keadilan: Instrumen hukum yang baik harus adil dan tidak diskriminatif. Aturan hukum
harus memberikan perlindungan yang sama kepada semua individu tanpa membedakan
ras, agama, jenis kelamin, atau status sosial.
3. Efektivitas: Instrumen hukum yang baik harus efektif dalam mencapai tujuan yang
diinginkan. Aturan hukum harus mampu mengatur perilaku masyarakat dan
memberikan solusi yang memadai untuk masalah yang dihadapi.
4. Keterbukaan dan Partisipasi: Instrumen hukum yang baik harus melibatkan partisipasi
masyarakat dalam proses pembuatan kebijakan. Masyarakat harus memiliki akses yang
memadai terhadap informasi hukum dan memiliki kesempatan untuk memberikan
masukan dan pendapat mereka.
5. Penegakan Hukum: Instrumen hukum yang baik harus didukung oleh sistem penegakan
hukum yang efektif. Aturan hukum harus diterapkan secara konsisten dan adil oleh
lembaga penegak hukum.
Dengan memiliki instrumen hukum yang baik, sistem hukum dapat berfungsi dengan baik
dalam melindungi hak dan kepentingan masyarakat serta menciptakan tatanan sosial yang adil
dan berkeadilan
Safiuddin, S., Muchtasar, R., & Heryanti (2022). Upaya Administratif sebagai Instrumen
Mewujudkan Penyelenggaraan Pemerintahan yang Baik Bagi Masyarakat. Halu Oleo Law Review.

2. Aparat penegak hukum yang Tangguh


Aparat penegak hukum yang tangguh merujuk pada pejabat pemerintah yang memiliki
kemampuan dan keberanian dalam menerapkan dan menegakkan hukum dengan efektif dan
adil. Mereka memiliki pengetahuan yang mendalam tentang peraturan perundang-undangan
dan memiliki keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas mereka dengan baik.
Selain itu, aparat penegak hukum yang tangguh juga memiliki integritas yang tinggi dan tidak
terpengaruh oleh tekanan atau kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.Aparat penegak
hukum yang tangguh juga memiliki kapasitas yang memadai dalam melindungi hak-hak
individu, termasuk hak privasi anak. Mereka harus mampu melindungi identitas anak agar tidak
diungkapkan secara tidak sah atau tidak pantas oleh pihak lain, termasuk oleh aparat penegak
hukum sendiri. Hal ini penting untuk menjaga keamanan dan kesejahteraan anak serta
melindungi mereka dari potensi bahaya atau kerugian yang dapat timbul akibat pengungkapan
identitas mereka secara tidak sah.
Fakih, M., & Subekti, ,. (2021). PERLINDUNGAN HUKUM ATAS PENGUNGKAPAN IDENTITAS
ANAK OLEH APARAT PENEGAK HUKUM. Recidive : Jurnal Hukum Pidana dan Penanggulangan
Kejahatan.

3.Peralatan yang memadai


Peralatan yang memadai Peralatan yang memadai disebut juga fasilitas pendukung yang
secara sederhana dapat dirumuskan sebagai sarana untuk mencapai tujuan. Ruang lingkupnya
terutama adalah sarana fisik yang berfungsi sebagai faktor pendukung. Fasilitas pendukung
mencakup tenaga manusia yang berpendidikan dan terampil, organisasi yang baik, peralatan
yang memadai, keuangan yang cukup dan sebagainya. Jika fasilitas pendukung tidak terpenuhi
maka mustahil penegakan hukum akan mencapai tujuannya. Kepastian dan kecepatan
penyelesaian perkara tergantung pada fasilitas pendukung yang ada dalam bidang-bidang
pencegahan dan pemberantasan kejahatan. Menurut Soerjono Soekarno sendiri menyatakan
bahwa tidak mungkin penegakan hukum akan berlangsung dengan lancar tanpa adanya sarana
atau fasilitas atau alat yang memadai tersebut.
Siregar, N. F. (2018). Efektivitas Hukum. Al-Razi: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Kemasyarakatan, 18(2), 1-
16.

4.Masyarakat yang sadar hukum


Masyarakat sadar hukum adalah kondisi di mana anggota masyarakat memiliki
pemahaman dan kesadaran yang tinggi terhadap hukum serta kewajiban dan hak-hak mereka
dalam sistem hukum yang berlaku. Masyarakat sadar hukum juga memiliki kemampuan untuk
mengenali, menghormati, dan mematuhi hukum, serta mampu menggunakan mekanisme
penegakan hukum yang ada untuk melindungi hak-hak mereka dan menyelesaikan sengketa
secara adil dan berkeadilan.Masyarakat sadar hukum sangat penting dalam membangun
kehidupan bermasyarakat yang harmonis dan beradab. Dengan adanya kesadaran hukum,
masyarakat dapat menghindari pelanggaran hukum dan konflik yang dapat merugikan diri
sendiri dan orang lain. Selain itu, masyarakat sadar hukum juga dapat berperan aktif dalam
menjaga keadilan sosial dan memperjuangkan hak-hak mereka.Kesadaran hukum masyarakat
dapat terbentuk melalui berbagai faktor, seperti indoktrinasi, keakraban, utilitas, dan
identifikasi kelompok. Proses internalisasi nilai-nilai hukum oleh individu juga menjadi faktor
penting dalam pembentukan kesadaran hukum Masyarakat.
Upaya peningkatan kesadaran hukum masyarakat dapat dilakukan melalui berbagai cara,
seperti pelatihan advokasi, penyuluhan hukum, dan pendidikan hukum. Dengan adanya upaya
ini, diharapkan masyarakat dapat memiliki pengetahuan yang lebih baik tentang hukum dan
mampu menghadapi permasalahan hukum dengan bijaksana dan berkeadilan.Masyarakat sadar
hukum memiliki peran yang penting dalam menciptakan ketertiban dan kemakmuran dalam
masyarakat. Dengan adanya kesadaran hukum yang tinggi, masyarakat dapat berkontribusi
dalam menjaga keadilan sosial dan membangun negara yang berdasarkan pada nilai-nilai
Pancasila
Absori, Bangsawan, M.I., Budiono, A., Diarti, D.K., Ikhsan, & Surbakti, N. (2022). Sekolah Advokasi:
Mewujudkan Masyarakat Sadar Hukum. Jurnal Pengabdian Masyarakat Bestari.
5.Birokrasi yang mendukung
Birokrasi adalah sistem organisasi yang terdiri dari aturan, prosedur, dan hierarki yang
digunakan untuk mengatur dan mengelola suatu entitas, seperti pemerintahan atau perusahaan.
Birokrasi memiliki keunggulan dalam menjalankan roda organisasi, seperti keteraturan dalam
penyelenggaraan organisasi.Birokrasi juga dapat memberikan kepastian hukum dan efisiensi
dalam pengambilan keputusan.Namun, birokrasi juga memiliki kelemahan yang dapat
menghambat efektivitasnya. Salah satu kelemahan birokrasi adalah kurangnya peluang untuk
pertumbuhan pribadi dan pengembangan kepribadian yang matang karena terlalu banyak
prosedur dan kekakuan struktur.Birokrasi juga cenderung mengembangkan kompromi dan
pemikiran kelompok dengan berbagai macam keharusan yang sulit untuk dilakukan.
Dalam konteks pemerintahan, birokrasi juga dapat terjerat dalam hubungan kekerabatan,
kesamaan ideologis, kesamaan etnik, serta relasi sosial ekonomi dan politik yang eksklusif .Hal
ini dapat menghambat reformasi birokrasi dan menciptakan kesejahteraan semu melalui
kalkulasi kuantifikasi yang mengunggulkan kebijakan publik tanpa memperhatikan kondisi
masyarakat yang terpinggirkan.
Selain itu, karakteristik birokrasi pemerintahan yang masih merasa sebagai kelas dominan
dalam masyarakat juga menjadi penghalang dalam reformasi birokrasi.Belum terjadi
transformasi kultur yang membuat para pejabat pemerintah lebih apresiatif terhadap hak publik
atas informasi dan kebebasan.Oleh karena itu, untuk mengubah perilaku birokrasi dan
menciptakan good governance, diperlukan pemimpin yang memiliki pandangan progresif,
peduli terhadap hubungan manusia, dan memiliki karakteristik kepribadian positif.
Pertiwi, Suparno, & Sumarmo (2023). Reformasi Birokrasi Jalan Di Tempat. Jurnal Media
Administrasi.

MASALAH PENEGAK HUKUM :


1.Kesenjangan antara hukum normative(das sollen) dan hukum secara sosiologis (das
sein)
Contoh kasus:
1. Meskipun dalam praktiknya masih terjadi perkawinan sesama jenis di Indonesia,
perkawinan semacam itu masih dianggap melanggar hukum normatif di negara
indonesia.Situasi ini mencerminkan ketidak sesuaian antara harapan hukum normatif
dan realitas sosial yang ada.
2. Terdapat larangan penggunaan narkoba di Indonesia, tetapi masih terdapat
penyalahgunaan dan peredaran narkoba di masyarakat. Fakta ini mencerminkan adanya
kesenjangan antara hukum normatif yang mewajibkan penegakan hukum terhadap
pengguna dan pengedar narkoba, dan realitas sosial yang menunjukkan masih banyak
individu yang menggunakan dan memperdagangkan narkoba.
3. Meskipun undang-undang telah mengatur perdagangan manusia di Indonesia dan
menganggapnya sebagai pelanggaran hukum normatif, perdagangan manusia masih
terus terjadi. Situasi ini mencerminkan ketidaksesuaian antara hukum normatif yang
mewajibkan penegakan hukum terhadap perdagangan manusia dan realitas sosial yang
menunjukkan masih banyak kasus perdagangan manusia yang terjadi.

2.Kesenjangan antara perilaku hukum Masyarakat yang seharusnya dengan perilaku


hukum Masyarakat senyatanya
Contoh kasus:
1. Hukum yang melarang merokok di tempat umum, namun masih banyak masyarakat
yang merokok di tempat umum tanpa memperhatikan hak orang lain yang tidak
merokok. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan antara perilaku hukum yang
seharusnya dan kenyataan sosial yang masih menunjukkan perilaku yang merugikan
orang lain.
2. Hukum yang melarang penggunaan handphone saat mengemudi, namun masih banyak
masyarakat yang menggunakan handphone saat mengemudi tanpa memperhatikan
keselamatan diri dan orang lain. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan antara
perilaku hukum yang seharusnya dan kenyataan sosial yang masih menunjukkan
perilaku yang membahayakan diri sendiri dan orang lain.
3. Hukum yang melarang melakukan tindakan korupsi, namun masih banyak masyarakat
yang melakukan tindakan korupsi dalam berbagai bentuk. Hal ini menunjukkan adanya
kesenjangan antara perilaku hukum yang seharusnya dan kenyataan sosial yang masih
menunjukkan perilaku yang merugikan negara dan masyarakat.

3.Perbedaan antara hukum yang tertulis (law in the book) dan hukum yang dijalankan
(law in action)
Contoh kasus:
1. Hukum yang melindungi lingkungan hidup, namun masih terjadi kerusakan lingkungan
hidup secara besar karena tidak adanya perlindungan hukum yang memadai. Hal ini
menunjukkan adanya perbedaan antara hukum yang tertulis dan hukum yang dijalankan
dalam prakteknya.
2. Hukum yang melarang diskriminasi rasial, namun masih terjadi diskriminasi rasial di
masyarakat dalam berbagai bentuk. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan antara
hukum yang tertulis dan hukum yang dijalankan dalam prakteknya.
3. Hukum yang melarang tindakan kekerasan dalam rumah tangga, namun masih terjadi
tindakan kekerasan dalam rumah tangga di masyarakat. Hal ini menunjukkan adanya
perbedaan antara hukum yang tertulis dan hukum yang dijalankan dalam prakteknya.

Anda mungkin juga menyukai