Anda di halaman 1dari 10

PENYULUHAN HUKUM DAN KESADARAN HUKUM

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Sosiologi Hukum

Disusun Oleh : Kelompok 10


1. Dadang Abdul Aziz 210216098
2. Syafiul Umam 210216100

Dosen Pengampu : Dewi Iriani, M, H.

Kelas : SM.D

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
TAHUN AKADEMIK
2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hukum yang dipandang sebagai salah satu aspek penting dalam masyarakat
yang bertujuan merealisasikan terbentuknya sebuah masyarakat yang nyaman dan
berkeadilan, terkadang oleh segelintir orang tidak diindahkan sebagaimana yang
dimaksud di atas. Tidak jarang hukum itu dicederai, dilanggar bahkan dimanipulasi
fungsinya oleh orang yang memang mempunyai kepentingan, atau orang yang masih
menganggap tidak pentingnya sebuah hukum yang ada di masyarakat .
Para pelaku-pelaku pelanggar ataupun pencedera hukum inilah yang dalam kajian
sosiologi hukum dapat disebut sebagai orang-orang yang tidak sadar dan tidak patuh
hukum. Dan makalah ini membahas tentang kesadaran dan kepatuhan hukum dengan
kaitannya dalam masyarakat sosial.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Penyuluhan Hukum?


2. Apa Pengertian Kesadaran Hukum?
3. Bagaimana Upaya Meningkatkan Penyuluhan Hukum dan Kesadaran Hukum?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Penyuluhan Dan Kesadaran Hukum

Penyuluhan hukum adalah salah satu kegiatan penyebarluasan informasi dan


pemahaman terhadap norma hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku guna
mewujudkan dan mengembangkan kesadaran hukum masyarakat sehingga tercipta budaya
hukum dalam bentuk tertib dan taat atau patuh terhadap norma hukum dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku demi tegaknya supremasi hukum. Penyuluhan Hukum
diselenggarakan dengan tujuan mewujudkan kesadaran hukum masyarakat yang lebih baik
sehingga setiap anggota masyarakat menyadari dan menghayati negara hukum berdasarkan
Pancasila. Melibatkan diri dalam pembangunan dan memelihara hasil-hasil pembangunan.1

Sedangkan Kesadaran hukum masyarakat adalah nilai yang hidup dalam masyarakat
dalam bentuk pemahaman dan ketaatan atau kepatuhan masyarakat terhadap norma hukum
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Soerjono Soekanto mengatakan bahwa
kesadaran hukum adalah konsepsi abstrak dalam diri manusia tentang keserasian antara
ketertiban dan ketentraman atau yang sepantasnya.2 Dengan demikian, Kesadaran hukum
masyarakat merupakan output dari proses kegiatan penyuluhan hukum yang ditandai dengan
adanya rasa untuk menghargai hukum, melalui praktek di lapangan, hanya cara atau teknik
penyuluhan hukum yang bersifat komunikatif dan mampu menyentuh hati nurani masyarakat
agar menghargai hukum, yang dapat berjalan efektif untuk menimbulkan kesadaran hukum
masyarakat. Pilihan orang dalam berperilaku dan bersikap tindak sesuai dengan yang
dikehendaki hukum sangat dipengaruhi oleh moral dan karakter masyarakat, dikarenakan
hukum tidak pernah lepas dari lingkungan sosialnya.

Kesadaran Hukum ada dalam tiap-tiap pribadi dan muncul dari dalam pribadi orang.
Kesadaran hukum muncul pada saat banyak terjadi pelanggaran seperti kerusuhan,
perampokan, dan pembunuhan. Di sini orang mulai mempermasalahkan ada tidaknya
kesadaran hukum di masyarakat karena banyaknya pelanggaran tadi. Kalau keadaan normal,
tidak banyak pelanggaran hukum maka orang tidak lagi mempermasalahkan adanya
kesadaran hukum. sudah semestinya orang tunduk pada hukum dan tidak melanggar hukum.

1
Sudjana, PENYULUHAN HUKUM DALAM UPAYA PENINGKATAN KESADARAN, Jurnal Pendidikan
Ilmu Sosial, Vol. 25, No. 2, Edisi Desember 2016.
2
Soerjono Soekanto, Kesadaran Hukum dan Kepatuhan Hukum, (Jakarta: CV Rajawali, 1982), hlm 151.
B. Upaya Penyuluhan Hukum dan meningkatkan Kesadaran Hukum
Cara Penyuluhan Hukum dan Menanamkan Kesadaran Hukum Pada Warga
Masyarakat ada banyak caranya. Hukum sejatinya tak akan pernah bisa terjadi bila tidak ada
kesadaran untuk mentaatinya. Karena itulah kesadaran hukum menjadi sangat penting karena
dalam beberapa literatur tentang hukum dan beberapa bacaan yang menjadi acuan tentang
hukum, kesadaran akan hukum juga bisa membentuk hukum itu sendiri. Tentunya, selain ia
menguatkan dan memanfaatkan hukum itu secara maksimal. Dalam kesadaran hukum, perlu
ada beberapa hal yang ditekankan agar kesadaran hukum itu sendiri bisa berlaku sebagai
mana mestinya.3

Berikut hal-hal yang berkaitan dengan kesadaran hukum adalah sebagai berikut.

a) Pengetahuan Hukum
Pengetahuan hukum masyarakat akan dapat diketahui apabila diajukan beberapa
pertanyaan mengenai pengetahuan hukum tertentu. Pertanyaan dimaksud, dijawab oleh
masyarakat itu dengan benar, sehingga kita dapat mengatakan bahwa masyarakat itu sudah
mempunyai pengetahuan hukum yang benar. Sebaliknya, bila pertanyaan-pertanyaan
dimaksud tidak dijawab dengan benar, dapat dikatakan masyarakat tersebut belum atau
kurang mempunyai pengetahuan hukum.

b) Pemahaman Hukum
Ketika seseorang hanya tahu saja dan tidak paham sepenuhnya, maka akan terjadi
salah paham yang mengakibatkan hukum tidak berjalan sebagai mana mestinya. Pemahaman
tentang hukum itu menjadi satu hal yang harus dimiliki oleh setiap individu yang
menjalankan hukum. Pemahaman dalam hal ini berarti pengetahuan tentang setiap isi dalam
satu pasal dan juga bagaimana pasal itu bisa terbentuk dan bagaimana menjalankan pasal
tersebut. Melalui pemahaman hukum, masyarakat juga diharapkan memahami tujuan
peraturan perundang-undangan serta manfaatnya bagi pihak-pihak yang kehidupannya diatur
dalam peraturan perundang-undangan.

c) Penataan Hukum
Seorang warga masyarakat menaati hukum karena berbagai sebab. Sebab-sebab yang
dimaksud contohnya adalah sebagai berikut.

3
Beni Ahmad, Sosiologi Hukum, (Bandung: CV PSTAKA SETIA, 2007), hlm 97.
a. Takut karena sanksi negatif, apabila hukum dilanggar.
b. Untuk menjaga hubungan baik dengan penguasa.
c. Unutk menjaga hubungan baik dengan rekan-rekan sesamanya.
d. Karena hukum tersebut sesuai dengan nilai-nilai yang dianut.
e. Kepentingannya terjamin.
Secara teoritis, faktor keempat merupakan hal yang paling baik. Hal itu disebabkan
pada faktor pertama, kedua, dan ketiga, penerapan hukum senantiasa harus diawasi oleh
petugas-petugas tertentu. Agar hukum itu benar-benar ditaati dalam kenyataanya. Dalam hal
ini, seharusnya ada suatu penelitian yang mendalam mengenai derajat ketaatan terhadap
Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999.4

d) Pengharapan Terhadap Hukum


Suatu norma hukum akan dihargai oleh warga masyarakat apabila telah mengetahui,
memahami, dan menaatinya. Artinya, dia benar-benar dapat merasakan bahwa hukum
tersebut menghasilkan ketertiban serta ketentraman dalam dirinya. Hukum tidak hanya
berkaitan dengan segi lahiriah dari manusia, namun juga dari segi batiniyah.5

Peningkatan kesadaran hukum masyarakat pada dasarnya dapat dilakukan melalui


dua cara, yaitu dalam bentuk tindakan (action) dan pendidikan (education).

1. Tindakan (Action)
Tindakan penyadaran hukum pada masyarakat dapat dilakukan berupa tindakan
drastis, yaitu dengan memperberat ancaman hukuman atau dengan lebih mangetatkan
pengawasan ketaatan warga negara terhadap undang-undang. Cara ini bersifat insidentil dan
kejutan dan bukan merupakan tindakan yang tepat untuk meningkatkan kesadaran hukum
masyarakat.

2. Pendidikan (Education)
Pendidikan dapat dilakukan baik secara formal maupun nonformal. Hal yang perlu
diperhatikan dan ditanamkan dalam pendidikan formal/nonformal adalah pada pokoknya
tentang bagaimana menjadi warganegara yang baik, tentang apa hak serta kewajiban seorang
warga negara. Menanamkan kesadaran hukum berarti menanamkan nilai-nilai kebudayaan.
Dan nilai-nilai kebudayaan dapat dicapai dengan pendidikan. Oleh karena itu setelah

4
Zainuddin Ali, Sosiologi Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2006), hlm 66.

5
Ibid,...68.
mengetahui kemungkinan sebab-sebab merosotnya kesadaran hukum masyarakat usaha
pembinaan yang efektif dan efesien ialah dengan pendidikan.

1) Pendidikan Formal
Pendidikan sekolah merupakan hal yang lumrah dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Pendidikan kesadaran hukum di sekolah harus dilakukan dari tingkat rendah/ TK
sampai jenjang pendidikan tinggi ( perguruan tinggi ).

a. Tingkat TK(Taman Kanak-kanak)


Di Taman Kanak-kanak sudah tentu tidak mungkin ditanamkan pengertian-pengertian
abstrak tentang hukum atau disuruh menghafalkan undang-undang. Yang harus ditanamkan
kepada murid Taman Kanak-kanak ialah bagaimana berbuat baik terhadap teman sekelas atau
orang lain, bagaimana mentaati peraturan-peraturan yang dibuat oleh sekolah. Yang penting
dalam pendidikan di Taman Kanak-kanak ialah menanamkan pada anak-anak pengertian
bahwa setiap orang harus berbuat baik dan bahwa larangan-larangan tidak boleh dilanggar
dan si pelanggar pasti menerima akibatnya.6

b. Tingkat SD, SMP dan SMA


Pada tingkat ini perlu ditanamkan lebih intensif lagi: hak dan kewajiban warga negara
Indonesia, susunan negara kita, Pancasila dan Undang-undang Dasar, pasal-pasal yang
penting dari KUHP, bagaimana cara memperoleh perlindungan hukum. Perlu diadakan
peraturan-peraturan sekolah. Setiap pelanggar harus ditindak. Untuk itu dan juga untuk
menanamkan ”sense of justice” pada murid-murid perlu dibentuk suatu ”dewan murid”
dengan pengawasan guru yang akan mengadili pelanggar-pelanggar terhadap peraturan
sekolah. Di samping buku pelajaran yang berhubungan dengan kesadaran hukum perlu
diterbitkan juga buku-buku bacaan yang berisi cerita-cerita yang heroik.

Secara periodik perlu diadakan kampanye dalam bentuk pekan (pekan kesadaran
hukum, pekan lalu lintas dan sebagainya) yang diisi dengan perlombaan-perlombaan (lomba
mengarang, lomba membuat motto yang ada hubungannya dengan kesadaran hukum),
pemilihan warga negara teladan terutama dihubungkan dengan ketaatan mematuhi peraturan-
peraturan.

6
Atang Hermawan Usman, KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DAN PEMERINTAH SEBAGAI
FAKTOR TEGAKNYA NEGARA HUKUM DI INDONESIA, Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 30 No. 1
Februari 2014.
c. Tingkat Perguruan Tinggi
Perguruan Tinggi, khususnya Fakultas Hukum mempunyi peranan penting dalam hal
meningkatkan kesadaran hukum masyarakat, karena di dalanya menghasilkan orang-orang
yang memiliki pendidikan hukum yang tinggi.

2) Pendidikan Non Formal


Pendidikan non formal ditujukan kepada masyarakat luas meliputi segala lapisan
dalam masyarakat. Pedidikan non formal dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:
penyuluhan hukum, kampanye, dan pameran. Berikut penjelasannya :

a. Penyuluhan Hukum
Penyuluhan hukum adalah kegiatan untuk meningkatkan kesadaran hukum
masyarakat berupa penyampaian dan penjelasan peraturan hukum kepada masyarakat dalam
suasana informal agar setiap masyarakat mengetahui dan memahami apa yang menjadi hak,
kewajiban dan wewenangnya, sehingga tercipta sikap dan prilaku berdasarkan hukum, yakni
disamping mengetahui, memahami, menghayati sekaligus mematuhi /mentaatinya.

Penyuluhan hukum dapat dilakukan melalui dua cara: pertama, penyuluhan hukum
langsung yaitu kegiatan penyuluhan hukum berhadapan dengan masyarakat yang disuluh,
dapat berdialog dan bersambung rasa misalnya : ceramah, diskusi, temu, simulasi dan
sebagainya. Kedua, penyuluhan hukum tidak langsung yaitu kegiatan penyuluhan hukum
yang dilakukan tidak berhadapan dengan masyarakat yang disuluh, melainkan melalui
media/perantara,seperti : radio, televisi, video, majalah, surat kabar, film,dan lain sebagainya.

Penyuluhan hukum yang tidak langsung dalam bentuk bahan bacaan, terutama
ceritera bergambar atau strip yang bersifat heroik akan sangat membantu dalam
meningkatkan kesadaran hukum masyarakat. Buku pegangan yang berisi tentang hak dan
kewajiban warga negara Indonesia, susunan negara kita, Pancasila dan Undang-undang
Dasar, pasa-pasal yang penting dalam KUHP, bagaimana caranya memperoleh perlindungan
hukum perlu diterbitkan.

Penyuluhan hukum bertujuan untuk mencapai kesadaran hukum yang tinggi dalam
masyarakat, sehingga setiap anggota masyarakat menyadari hak dan kewajibannya sebagai
warga Negara, dalam rangka tegaknya hukum, keadilan, perlindungan terhadap harkat dan
martabat manusia, ketertiban, ketentraman, dan terbentuknya perilaku warga negara yang taat
pada hukum.
b. Kampanye
Kampanye peningkatan kesadaran hukum masyarakat dilakukan secara terus menerus
yang diisi dengan kegiatan-kegiatan yang disusun dan direncanakan, seperti: ceramah,
berbagai macam perlombaan, pemilihan warga negara teladan dan lain sebagainya.

c. Pameran
Suatu pameran mempunyai fungsi yang informatif edukatif. Maka tidak dapat
disangkal peranannya yang positif dalam meningkatkan dan membina kesadaran hukum
masyarakat. Dalam pameran hendaknya disediakan buku vademecum, brosur serta pamflet di
samping diperlihatkan film, slide, VCD dan sebagainya yang merupakan visualisasi
kesadaran hukum yang akan memiliki daya tarik masyarakat yang besar.

Dan pada akhirnya dalam upaya mensukseskan peningkatan kesadaran hukum


masyarakat masih diperlukan partisipasi dari para pejabat dan pemimpin-pemimpin.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesadaran hukum merupakan cara pandang masyarakat terhadap hukum, apa yang
seharusnya dilakukan dan tidak dilakukan terhadap hukum, serta penghormatan
terhadap hak-hak orang lain. Kondisi kesadaran hukum masyarakat dapat ditinjau dari
empat parameter (dari segi pelanggaran, pelaksanaan hukum, jurnalistik dan dari segi
hukum). Pandangan tersebut bukan hanya pertimbangan semata yang bersifat
objektif. Kesadaran hukum bukan hanya untuk dipahami dan ditingkatkan melainkan juga
harus kita bina agar terbentuk suatu warga negara yang taat pada hukum. Maka dari itu
dibutuhkan suatu pendidikan dan penyuluhan hukum.
DAFTAR PUSTAKA

Sudjana, PENYULUHAN HUKUM DALAM UPAYA PENINGKATAN KESADARAN,


Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 25, No. 2, Edisi Desember 2016.
Soekanto, Soerjono. 1982. Kesadaran Hukum dan Kepatuhan Hukum. Jakarta: CV Rajawali.
Ahmad, Ahmad. 2007. Sosiologi Hukum. Bandung: CV PSTAKA SETIA.
Ali, Zainuddin. 2006. Sosiologi Hukum. Jakarta: Sinar Grafika.
Atang Hermawan Usman, KESADARAN HUKUM MASYARAKAT DAN PEMERINTAH
SEBAGAI FAKTOR TEGAKNYA NEGARA HUKUM DI INDONESIA, Jurnal Wawasan
Hukum, Vol. 30 No. 1 Februari 2014.

Anda mungkin juga menyukai