Anda di halaman 1dari 17

Penyelesaian sengketa ekonomi

syariah melalui litigasi dan non


litigasi
Oleh :
DR.Drs.Muhlas,S.H.,M.H
Mediasi dan penerapanya di
pengadilan
1. Mediasi merupakan
implementasi pasal perdamaian
Pengertian mediasi
• Adalah cara penyelesaian sengketa melalui
perundingan untuk memperoleh kesepakatan
antara para pihak yang bersengketa dengan
dibantu oleh mediator (psl 1 PerMA RI No. 1
tahun 2016).
• Proses penyelesaian sengketa melalui
perundingan antara pihak berperkara.
• Perundingan para pihak yang dibantu oleh
mediator.
Mediasi adalah implemenatsi pasal
perdamaian
• Dalam HIR maupun R.Bg tidak diatur tentang
mediasi karena belum dikenal dalam aturan
dimaksud.
• Praktik sebelum ada ketentuan tentang mediasi
Hakim hanya melakukan upaya perdamaian dan
penasehatan yang wktunya tidak maksimal
karena hanya memanfaatkan wkt sebelum
pemeriksaan dilakasanakan sebagaimana diatur
dalam pasal 130 RIR / 145 R,Bg.
Dasar hukum mediasi
• Mediasi pertama diatur melalui SeMA RI.No. 1 tahun
2002 tanggal 30 Januari 2002 tentang Pemberdayaan
Pengadilan tingkat pertama menerapkan lembaga
damai.
• SeMA tersebut adalah hasil Rakernas MA di Yogyakarta
tanggal 24-27 September 2001. Motivasi yg
melatarbelakangi SeMA adalah agar secara subtansi
dan proses membatasi perkara kasasi yang menumpuk.
• Melihat perkembangan mediasi belum maksimal
kemudian disempurnakan dengan PerMA RI No. 2
Tahun 2003 tanggal 11 September 2003, bedanya
dengan SeMA sebelumnya; SeMA awal tidak detail
tetapi yang PerMA 2 Th 2003 silengkapi ketentuan
umumnya,tahap Pra Mediasi, Tahap Mediasi,Tempat
dan biaya, lain-lain dan penutup.
Alasan Penerbitan PerMA No 2 tahun
2003
• Mengatasi penumpukan perkara, sehingga
perlu instrumen efektif yaitu mediasi. Alasan
efektif karena biaya murah dan proses lebih
cepat, terbuka akses yg lebih luas kepada para
pihak utk memperoleh keadilan atau
penyelesaian yg mengutamakan pendekatan
persaudaraan.
• Ketentuan pasal 130 HIR / 145 R.Bg tidak
memadai untuk mencapai hasil maksimal.
Perkembangan Dasar hukum mediasi
• Mediasi perlu diintegrasikan kedalam sistem
litigasi maka disempurnakan dengan PerMA No 1
tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi. Hasil
penerapan mediasi di pengadilan lebih membawa
hasil yang signifikan meskipun sifat dari aturan
tersebut masih bersifat sukarela.
• Kemudian diterbitkan PerMA terbaru yang lebih
memberi warna berupa sanksi dan dampak
hukum apabila mediasi tidak dilaksanakan
dengan optimal yaitu PerMA No 1 tahun 2016
tentang prosedur mediasi di Pengadilan.
Keistimewaan PerMA Mediasi
• Pasal 130 HIR/ 145 R.Bg adalah UU hukum acara yang
tidak mengatur sanksi apabila perdamaian tidak
dilaksanakan dengan optimal, tetapi dalam PerMA Mediasi
ini mengatur bahwa mediasi yg tidak dilakukan dengan
itikad baik perkaranya harus dinyatakan NO (Niet
Ontvankelijke Verklaard) padahal PerMA dalam Tata
urutan hukum Indonesia tidak dikenal sebagai sumber
hukum.
• Proses mediasai bersifat memaksa ( compulsory),sehingga
para pihak tidak ada pilihan lain kecuali taat pada proses
mediasi.
• Posisi ketentuan mediasi dimaksud bukan dalam kapasitas
kaidah Lex Superiori derogat legi Inferiori,akan tetapi harus
dimaknai sebagai Lex Post teriori derogat legi periori
dalam rangka menuju hasil yang lebih maksimal saling
menguntungkan, berkeadilan dan berkemanusiaan.
Keuntungan PerMA Mediasi dalam
proses penyelesaian sengketa
• Dengan mengintegrasikan peraturan Mediasi
kedalam proses litigasi tidak bertentangan
dengan hukum acara, justru sejalan dengan
semangat pembentukan UU bahwa hukum acara
dibuat adalah dalam rangka memenuhi hak dan
keadilan para pihak melalui proses hukum.
• PerMA mediasi mampu menjadi payung hukum
yang efektif dalam menyelesaikan sengketa diluar
pengadilan yang mengahasilkan jalan keluar
terbaik yang saling menguntungkan bagi para
pihak yang bersengketa.
Mediator
• Adalah Hakim atau pihak lain yang memiliki
sewrtifikat mediator sebagai pihak netral yang
membantu para pihak dalam proses
perundingan guna mencari berbagai
kemungkinan penyelesaian sengketa tanpa
menggunakan cara memutus atau
memaksakan sebuah penyelesaian.
Obyek mediasi
• Semua perkara perdata,termasuk perkara
perlawanan (verzet),perlawanan pihak perkara
(partij verzet) maupun perlawanan pihak
ketiga (derden verzet).
• Hakim yang tidak mengindahkan PerMA
Mediasi dalam memreriksa perkara dinilai
sebagai tindakan unprofessional condact).
Perkara yang dikecualikan tdk mediasi
• Sengketa melalui prosedur peradilan niaga.
• Sengketa dlm peradilan hubungan industrial.
• Sengekta atas putusan komisi Pengawas persaingan usaha.
• Sengketa atas putusan Badan Penyelesaian sengketa
konsumen.
• Permohonan pembatalan putusan arbitrase.
• Keberatan atas putusan Komisi Informasi.
• Penyelesaian perselisihan parpol.
• Sengketa melalui cara gugatan sederhana.
• Sengketa lain yg pemeriksaan persidanganya ditentukan
tenggang waktunya oleh UU.
• Pemeriksaan verstek.
• Rekonpensi dan intervensi.
• Sengketa pencegahan , penolakan , pembatalan dan
pengesahan pernikahan.
Mediasi menghasilkan kesepakatan
• Wajib dirumuskan dalam tulisan kesepakatan.
• Wajib mencantumkan klausul pencabutan
perkara.
• Mediator wajib memeriksa materi
kesepakatan.
• Menghadap kembali pada Hakim.
• Atas permintaan para pihak dalam
kesepakatan Hakim dapat mengukuhkan
kesepakatan.
Proses mediasi gagal
• Mediator wajib memberitahu kegagalan
kepada Hakim.
• Laporan bersifat tertulis.
• Hakim segera melanjutkan pemeriksaan
perkara.
• Karena mediasi gagal maka peran PerMA
Mediasi telah berakhir.
Nilai kekuatan pembuktian pernyataan
pengakuan dalam proses mediasi
• Tidak dapat dijadikan alat bukti sebagaimana
yg dimaksud psl 164 HIR,1866 KUHPerdata.
• Segala dokumen mediasi termasuk
notulen,fotokopi,catatan mediator wajib
dimusnahkan. Maksudnya tidak disertakan
dalam berkas perkara.
• Mediator dilarang menjadi saksi
Tempat mediasi
• Di salah satu ruang di Pengadilan yang sudah
disediakan untuk itu oleh mediator yang
disediakan oleh Pengadilan ybs dan tidak
dipungut biaya. Adapun oleh mediator luar biaya
diserahkan para pihak sesuai kesepakatan.
• Atau di tempat lain sesuai kesepakatan dengan
biaya ditanggung para pihak dan oleh mediator
lain. Untuk mediator Pengadilan tidak dibenarkan
mediasi di luar ruangan pengadilan.

Anda mungkin juga menyukai