Disusun Oleh:
Gusnanto ( 210216109 )
Nadia ( 210216097 )
SM.D
Dosen Pengampu:
(IAIN) PONOROGO
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Otoritas Jasa Keuangan (OJK), adalah lembaga yang independen dan bebas
dari campur tangan pihak lain yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang
pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang No. 21 tahun 2011 tentang OJK. Pembentukan lembaga pengawasan
sektor jasa keuangan perbankan dibentuk sesuai dengan amanat Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 2004 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999
tentang Bank Indonesia. Dalam undang-undang tersebut dijelaskan bahwa tugas
mengawasi bank akan dilakukan oleh lembaga pengawasan sektor jasa keuangan yang
independen, dan dibentuk dengan undang undang.
Peranan bank sentral disetiap negara menjadi sangat penting sebab dunia
perbankan merupakan urat nadi perekonomian dalam suatu negara. Sektor perbankan
memiliki peran yang berpengaruh terhadap maju atau mundurnya perekonomian
dalam suatu negara. Bank sentral sangat berperan penting untuk meminimalkan
resiko-resiko dalam dunia perbankan serta memberi perlindungan terhadap dana
masyarakat yang ada pada lembaga perbankan. Bank sentral menjaga agar tingkat
inflasi terkendali dengan mengontrol keseimbangan antara jumlah uang dan barang
yang beredar pada masyarakat. Bank sentral yang bertujuan untuk mengontrol
kebijakan dan kestabilan perekonomian dimiliki hampir disetiap negara. Indonesia
adalah salah satu negara yang mempunyai bank sentral dan disebut dengan Bank
Indonesia. Bank Indonesia menghadapi berbagai masalah dan mengalami pasang
surut dalam perkembangannya. Sejarah bank sentral sudah dimulai sebelum
kedatangan bangsa barat di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Dewan Syariah Nasional?
2. Apa Tugas dan Wewenang Dewan Pengawas Syariah?
3. Apa Pengertian Otoritas jasa Keuangan?
4. Apa Tugas dan Fungsi Otoritas Jasa Keuangan?
5. Apa Pengertian Bank Indonesia?
6. Apa Tugas dari Bank Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN
2
Burhanuddin Susanto, Hukum Perbankan Syariah Di Indonesia, (Yogyakarta: UII Press
Yogyakarta,2008) 53, 54.
3
Mardani, Hukum Sistem Ekonomi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2015) 270.
memberikan rekomendasi dan mencabut rekomendasi nama-nama
yang akan duduk sebagai Dewan Pengawas Syariah pada suatu
lembaga keuangan syariah
b. DSN melakukan rapat pleno paling tidak 1 kali dalam tiga bulan atau
bilamana diperlukan
4
Dewan Syariah Nasional MUI, Himpunan Fatwa Keuangan Syariah, (Erlangga, 2014), 12.
c. Setiap tahunnya membuat sutu pernyataan yang dimuay dalam laporan
tahunan bahwa lembaga keuangan syariah yang bersangkutan telah/tidak
memenuhi segenap ketentuan syariah sesuai dengan fatwa yang
dikeluarkan oleh DSN. 5
5
Indah Yuliana, Investasi Produk Keuangan Syariah, (Malang: UIN Maliki Press, 2010), 29.
6
Khotibul Umam dan Setiawan Budi Utomo, Perbankan Syariah (Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada, 2016), 283.
7
Adrian Sutedi, Aspek Hukum Otoritas Jasa Keuangan, (Jakrta: Raih Asa Sukses, 2014), 39.
b. Pembentukan lembaga pengawasan sebagaimana dimaksud pada
ayat(1), akan dilaksanakan selambat-lambatnya 31 Desember 2010.
Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa
Keuangan. Otoritas jasa keuangan dibentuk dengan tujuan agar
keseluruhan kegiatan dalam sektor jasa keuangan:
a. Terselengaranya secara teratur, adil, trandparan dan akuntabel;
b. Mampu mewuudkan sistemkeuangan yang tumbuh secara
berkelanjutan dan stabil; dan
c. Mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.8
3. Peran OJK
Visi OJK adalah menjadi lembaga pengawas industri jasa keuangan
yang terpercaya, melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat,
dan mampu mewujudkan industri jasa keuangan menjadi pilar
perekonomian nasional yang berdaya saing global serta dapat
9
memajukan kesejahteraan umum.
4. Fungsi OJK
8
Khotibul Umam, Setiawan Budi Utomo, Perbankan Syariah..,280.
9
Kasmir, Bank dan..., (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2015), 321.
a. pengaturan dan pengawasan dilembaga perbankan meliputi:
pengujian kredit
manajemen resiko
tatakelola bank
d. pemeriksaan bank 10
10
Ibid..,322.
C. BANK INDONESIA (BI)
1. Pengertian
Lembaga negara yang memiliki kewenangan penuh untuk pembuatan
peraturan dan pengawasan terhadap perbankan syariah adalah bank
indonesia. Dalam undang-undang No. 23 Tahun 1999 ditegaskan bahwa
yang di maksud dengan bank Indonesia adalah bank sentral Republik
Indonesia (Pasal 4 ayat 1). Bank indonesia merupakan lembaga negara
yang independen, bebas dari campur tangan pemerintah dan atau pihak-
pihak lainya, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-
undag (Pasal 4 ayat 2).
2. Badan Hukum
Secara garis besar ada tiga tugas Bank Indonesia dalam rangka
mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah seperti yang telah
diungkapkan di atas.berikut ini akan diuraikan garis-garis besar dari
11
Mardani, Hukum Sistem Ekonomi Islam..,53.
masing-masing tugas Bank Indonesia seperti yang tertuang dalam Undang-
undang Nomor 23 Tahun 1999, yaitu:
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
12
Kasmir, Bank Dan Lembaga Lainya..,156-158.
DSN adalah lembaga yang dibentuk oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI)
yang mempunyai fungsi melaksanakan tugas MUI dalam menangani masalah-
masalah yang berhubungan dengan aktivitas lembaga keuangan syariah.
Sedangkan Menurut UU No 21 tahun 2011 Bab 1 pasal 1 ayat 1 yang dimaksud
dengan OJK adalah lembaga yang independen dan bebas campur tangan pihak
lain yang mempunyai fungsi, tugas dan wewenang pengaturan, pengawasan,
pemeriksaan, dan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam undang-undang
ini. Selain itu, Bank indonesia merupakan bank sentral yang memiliki badan
hukum dan kedudukan sebagai lembaga negara yang indenpenden dalam
melaksanakan fungsi dan kewenanganya.
Dari ketiga diatas merupakan sebuah lembaga dimana ketiga-tiganya memiliki
kedudukan dan fungsi yang berbeda-beda tetapi memiliki kesamaan yaitu
lembaga yang mengawasi ataupun menaungi di bidang lembaga keuangan yang
memiliki tujuan untuk mengatur dalam sector perbankan.
DAFTAR PUSTAKA
Dewan Syariah Nasional MUI. 2014. Himpunan Fatwa Keuangan Syariah. Erlangga.
Ghofur, Anshori Abdul. 2010. Pembentukan Bank Syariah Melalui Akuisisi dan
Konversi. Yogyakarta: UII Press.
Mardani. 2015. Hukum Sistem Ekonomi Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sutedi, Adrian. 2014. Aspek Hukum Otoritas Jasa Keuangan. Jakarta: Raih Asa
Sukses.
Umam, Khotibul dan Setiawan Budi Utomo. 2016. Perbankan Syariah. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada.
Yuliana, Indah. 2010. Investasi Produk Keuangan Syariah. Malang: UIN Maliki
Press.