Anda di halaman 1dari 4

A.

Peran dan Fungsi DSN


Posisi kelembagaan DSN-MUI dalam struktur MUI sangatlah penting,
hal ini guna meningkatkan kinerja bank syariah dalam meningkatkan inovasi
produk-produk bank syariah. Dewan Syariah Nasional juga melakukan
pengawasan terhadap setiap lembaga keuangan yang menggunakan sistem
syariah dengan menempatkan Dewan Pengawas Syariah di setiap lembaga
tersebut. Dewan Syariah Nasional (DSN) dibentuk oleh Majelis Ulama
Indonesia (MUI) dalam rangka efesiensi koordinasi ulama guna menanggapi
isu-isu yang berhubungan dengan masalah ekonomi atau keuangan. Di samping
itu, DSN diharapkan berfungsi sebagai pendorong terwujudnya penerapan
ajaran Islam dalam kehidupan ekonomi. Oleh karena itu, DSN berperan serta
secara proaktif dalam menanggapi dan mengantisipasi perkembangan ekonomi
dan keuangan syariah
Dua fungsi utama DSN-MUI yaitu,mengelurkan peraturan berupa fatwa
dan juga mengawasi berjalannya pelaksaan prinsip syariah pada setiap lembaga
keuangan syariah di Indonesia, disamping itu DSN-MUI turut aktif dalam
pengembangan nilai-nilai syariah dalam berbagai kegiatan ekonomi

B. Tugas dan Wewenang DSN


Kewenangan ulama dalam menetapkan dan mengawasi pelaksanaan hukum
perbankan syariah berada di bawah koordinasi Dewan Syariah Nasional majelis
Ulama Indonesia (DSN-MUI). Dalam Peraturan Organisasi Majelis Ulama
Indonesia Nomor: Kep-407/MUI/IV/2016 Tentang Anggaran Dasar Dan
Anggaran Rumah Tangga Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia
dijelaskan mengenai tugas dan wewenang DSN MUI diantaranya:
DSN-MUI mempunyai tugas:
1) Menetapkan fatwa atas sistem, kegiatan, produk, dan jasa LKS, LBS, dan
LPS lainnya;
2) Mengawasi penerapan fatwa melalui DPS di LKS, LBS, dan LPS lainnya;
3) Membuat Pedoman Implementasi Fatwa untuk lebih menjabarkan fatwa
tertentu agar tidak menimbulkan multi penafsiran pada saat
diimplementasikan di LKS, LBS, dan LPS lainnya;
4) Mengeluarkan Surat Edaran (Ta’limat) kepada LKS, LBS, dan LPS lainnya;
5) Memberikan rekomendasi calon anggota dan/atau mencabut rekomendasi
anggota DPS pada LKS, LBS, dan LPS lainnya;
6) Memberikan Rekomendasi Calon ASPM dan/atau mencabut Rekomendasi
ASPM;
7) Menerbitkan Pernyataan Kesesuaian Syariah atau Keselarasan Syariah bagi
produk dan ketentuan yang diterbitkan oleh Otoritas terkait;
8) Menerbitkan Pernyataan Kesesuaian Syariah atas sistem, kegiatan, produk,
dan jasa di LKS, LBS, dan LPS lainnya;
9) Menerbitkan Sertifikat Kesesuaian Syariah bagi LBS dan LPS lainnya yang
memerlukan;
10) Menyelenggarakan Program Sertifikasi Keahlian Syariah bagi LKS, LBS,
dan LPS lainnya;
11) Melakukan sosialisasi dan edukasi dalam rangka meningkatkan literasi
keuangan, bisnis, dan ekonomi syariah; dan
12) Menumbuhkembangkan penerapan nilai-nilai syariah dalam kegiatan
perekonomian pada umumnya dan keuangan pada khususnya.

DSN-MUI mempunyai wewenang:


1) Memberikan peringatan kepada LKS, LBS, dan LPS lainnya untuk
menghentikan penyimpangan dari fatwa yang diterbitkan oleh DSN-MUI;
2) Merekomendasikan kepada pihak yang berwenang untuk mengambil
tindakan apabila peringatan tidak diindahkan;
3) Membekukan dan/atau membatalkan sertifikat Syariah bagi LKS, LBS, dan
LPS lainnya yang melakukan pelanggaran;
4) Menyetujui atau menolak permohonan LKS, LBS, dan LPS lainnya
mengenai usul penggantian dan/atau pemberhentian DPS pada lembaga
yang bersangkutan;
5) Merekomendasikan kepada pihak terkait untuk menumbuhkembangkan
usaha bidang keuangan, bisnis, dan ekonomi syariah;
6) Menjalin kemitraan dan kerjasama dengan berbagai pihak, baik dalam
maupun luar negeri untuk menumbuhkembangkan usaha bidang keuangan,
bisnis, dan ekonomi syariah.

Review Jurnal:
A. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang bersifat deskriptif analisis
dengan menggunakan pendekatan penelitian yuridis normative. Penelitian
yuridis normative yaitu penelitian yang berdasarkan pada studi pustaka dan
penelitian lapangan agar memperoleh data sekunder dibidang hukum dan juga
untuk melengkapi data yang diperoleh dari kepustakaan.
Studi pustaka dilakukan oleh peneliti agar dapat menggali dan mengkaji
secara mendalam data – data yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.
Data sekunder yang digunakan antara lain, peraturan perundang – undangan,
buku, majalah, Koran, dsb.
Penelitian lapangan dilakukan untuk mendukung data sekunder serta
untuk mengimplementasi peraturan perundang – undangan dalam praktik.
Penelitian lapangan dilakukan melalui wawancara dengan Kanny Hidaya, S.E.,
M.A. selaku wakil sekretaris Badan Pelaksana Harian – Dewan Syariah
Nasional – Majelis Ulama Indonesia. Narasumber kedua yaitu Bambang
Himawan, S.E selaku analisis bank senior, Tim pengaturan perbankan syariah,
direktorat perbankan syariah bank Indonesia.
Daftar Pustaka:

Peraturan Organisasi Majelis Ulama Indonesia Nomor: Kep-407/MUI/IV/2016


Tentang Anggaran Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga Dewan Syariah Nasional
Majelis Ulama Indonesia

Abdul Hadi, Imam. Kedudukan Dan Wewenang Lembaga Fatwa (DSN-MUI) Pada
Bank Syariah. 2011. Economic: Jurnal Ekonomi dan Hukum Islam, Vol. 1, No. 2

Khotibul Umam. Legalisasi Fikih Ekonomi Perbankan: Sinkronisasi Peran Dewan


Syariah Nasional Dan Komite Perbankan Syariah. 2012. Mimbar Hukum Vol. 24,
No. 2

Iswanto, Bambang. Peran Bank Indonesia, Dewan Syariah Nasional, Badan Wakaf
Indonesia dan Baznas dalam Pengembangan Produk Hukum Ekonomi Islam di
Indonesia. 2016. IQTISHADIA Vol. 9, No. 2

Anda mungkin juga menyukai