Anda di halaman 1dari 15

SEKOLAH TINGGI EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

AL ROSYID
BOJONEGORO

HUKUM PERBANKAN SYARIAH


- DEWAN SYARIAH NASIONAL Oleh: Wahyu Hidayat, MH.
- DEWAN PENGAWAS SYARIAH
DEWAN SYARIAH NASIONAL
SEKILAS – DSN-MUI (DSNM UI.OR.ID)

SEJARAH BERDIRINYA
•Lokakarya Ulama tentang Reksadana Syari’ah yang diselenggarakan MUI Pusat pada tanggal 29-
30 Juli 1997 di Jakarta merekomendasikan perlunya sebuah lembaga yang menangani masalah-
masalah yang berhubungan dengan aktivitas lembaga keuangan syariah (LKS).
•Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengadakan rapat Tim Pembentukan Dewan Syariah Nasional
(DSN) pada tanggal 14 Oktober 1997.
•Dewan Pimpinan MUI menerbitkan SK No. Kep-754/MUI/II/1999 tertanggal 10 Februari 1999
tentang Pembentukan Dewan Syari’ah Nasional MUI.
•Dewan Pimpinan MUI mengadakan acara ta’aruf dengan Pengurus DSN-MUI tanggal 15
Februari 1999 di Hotel Indonesia, Jakarta.
•Rapat Pleno I DSN – MUI Pertama dilaksanakan pada tanggal 1 April 2000 di Jakarta dengan
mengesahkan Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga DSN-MUI
VISI DAN MISI DSN MUI

Visi :
Memasyarakatkan ekonomi syariah dan mensyariahkan
ekonomi masyarakat.
Misi:
Menumbuhkembangkan ekonomi syariah dan lembaga
keuangan / bisnis syariah untuk kesejahteraan umat dan
bangsa.
TUGAS DSN MUI
1. Menetapkan fatwa atas sistem, kegiatan, produk, dan jasa LKS, LBS, dan LPS lainnya;
2. Mengawasi penerapan fatwa melalui DPS di LKS, LBS, dan LPS lainnya;
3. Membuat Pedoman Implementasi Fatwa untuk lebih menjabarkan fatwa tertentu agar tidak menimbulkan multi penafsiran pada
saat diimplementasikan di LKS, LBS, dan LPS lainnya;
4. Mengeluarkan Surat Edaran (Ta’limat) kepada LKS, LBS, dan LPS lainnya;
5. Memberikan rekomendasi calon anggota dan/atau mencabut rekomendasi anggota DPS pada LKS, LBS, dan LPS lainnya;
6. Menerbitkan Pernyataan Kesesuaian Syariah atau Keselarasan Syariah bagi produk dan ketentuan yang diterbitkan oleh Otoritas
terkait;
7. Menerbitkan Pernyataan Kesesuaian Syariah atas sistem, kegiatan, produk, dan jasa di LKS, LBS, dan LPS lainnya;
8. Menerbitkan Sertifikat Kesesuaian Syariah bagi LBS dan LPS lainnya yang memerlukan;
9. Menyelenggarakan Program Sertifikasi Keahlian Syariah bagi LKS, LBS, dan LPS lainnya;
10. Melakukan sosialisasi dan edukasi dalam rangka meningkatkan literasi keuangan, bisnis, dan ekonomi syariah.
11. Menumbuhkembangkan penerapan nilai-nilai syariah dalam kegiatan perekonomian dan keuangan.
WEWENANG DSN MUI
1) Memberikan peringatan kepada LKS, LBS, dan LPS lainnya untuk menghentikan penyimpangan dari
fatwa yang diterbitkan oleh DSN-MUI;
2) Merekomendasikan kepada pihak yang berwenang untuk mengambil tindakan apabila peringatan tidak
diindahkan;
3) Membekukan dan/atau membatalkan sertifikat Syariah bagi LKS, LBS, dan LPS lainnya yang melakukan
pelanggaran;
4) Menyetujui atau menolak permohonan LKS, LBS, dan LPS lainnya mengenai usul penggantian dan/atau
pemberhentian DPS pada lembaga yang bersangkutan;
5) Merekomendasikan kepada pihak terkait untuk menumbuhkembangkan usaha bidang keuangan, bisnis,
dan ekonomi syariah; dan
6) Menjalin kemitraan dan kerjasama dengan berbagai pihak, baik dalam maupun luar negeri untuk
menumbuhkembangkan usaha bidang keuangan, bisnis, dan ekonomi syariah.
STRUKTUR PERANGKAT DSN
MUI
Berdasarkan Surat Keputusan MUI Nomor: Kep-146/DP-MUI/XII/2020 tentang Susunan dan Personalia
Pengurus DSN-MUI Masa Khidmat 2021-2025 dan Peraturan Organisasi Majelis Ulama Indonesia Nomor:
11/PO-MUI/VIII/2021 tentang Anggaran Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga Dewan Syariah Nasional-Majelis
Ulama Indonesia, organisasi DSN-MUI terdiri dari perangkat internal dan perangkat eksternal.
Perangkat internal DSN-MUI terdiri dari:
1. Badan Pengawas
2. Badan Pengurus
3. Badan Pelaksana Harian (BPH)
Perangkat eksternal DSN-MUI terdiri dari:Dewan Pengawas Syariah (DPS)
4.Penasihat Syariah
5.Komite Syariah
6.Tim Ahli Syariah (TAS)
7.Perangkat lainnya jika diperlukan dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DSN-MUI
DEWAN PENGAWAS SYARIAH
Dewan pengawas syariah adalah lembaga independen atau hakim khusus
dalam fiqh muamalat.
DPS bisa juga anggota di luar ahli fiqh tetapi juga dalam bidang lembaga
keuangan Islam dan fiqh muamalat.
Dewan pengawas syariah merupakan lembaga yang berkewajiban
mengarahkan, mereview, dan mengawasi aktivitas lembaga keuangan agar
dapat diyakini bahwa mereka mematuhi aturan dan prinsip syariah Islam.
FUNGSI UMUM DPS

Menurut keputusan DSN Nomor 3 tahun 2000 tentang Petunjuk Pelaksanaan


Penetapan Anggaran DPS pada lembaga keuangan syariah, fungsi umum dewan
pengawas syariah adalah:
1) Sebagai penasihat dan pemberi saran kepada direksi, pimpinan unit usaha syariah
dan pimpinan kantor cabang syariah mengenai hal-hal yang terkait dengan aspek
syariah;
2) Sebagai mediator antara lembaga keuangan syariah dengan DSN dalam
mengomunikasikan usul dan saran pengembangan produk dan jasa dari lembaga
keuangan syariah yang memerlukan kajian fatwa dari DSN.
TUGAS DEWAN PENGAWAS
SYARIAH
Tugas utama dari DPS adalah mengawasi kegiatan usaha LKS agar
sesuai dengan ketentuan dan prinsip syariah yang telah difatwakan
oleh DSN.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, maka DPS melakukan
pengawasan secaa periodik pada LKS yang berada di bawah
pengawasannya, berkewajiban mengajukan usul-usul pengembangan
LKS kepada pimpinan lembaga yang bersangkutan dan kepada DSN,
melaporkan perkembangan produk dan operasional LKS yang
diawasinya kepada DSN sekurang-kurangnya dua kali dalam satu
tahun anggaran, dan merumuskan permasalahan-permasalahan yang
memerlukan pembahasan DSN.
KEWAJIBAN DEWAN
PENGAWAS SYARIAH
Kewajiban DPS yang diatur dalam keputusan DSN-MUI No. 02 Tahun 2000 tentang
Pedoman Rumah Tangga Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia
memiliki perbedaan dengan yang diatur dalam Keputusan DSN-MUI No. 03 Tahun
2000 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Anggaran Dewan Pengawas Syariah
pada LKS, yakni berupa keewajiban DPS sebagai berikut:
1) Mengikuti fatwa-fatwa DSN.
2) Mengawasi kegiatan usaha LKS agar tidak menyimpang dari ketentuan dan
prinsip syariah yang telah difatwakan oleh DSN.
3) Melaporkan kegiatan usaha dan perkembangan lembaga keuangan yang
diawasinya secara rutin kepada DSN, sekurang-kurangnya dua kali dalam satu tahun
PERAN DEWAN PENGAWAS
SYARIAH
Peran utama ulama dalam Dewan Pengawas Syariah adalah mengawasi jalannya
lembaga keuangan syariah sehari-hari agar sesuai dengan ketentuan-ketentuan syariah.
DPS harus membuat pernyataan secara berkala (biasanya tiap tahun) bahwa lembaga
keuangan syariah yang diawasinya telah berjalan.
Tugas lain DPS adalah meneliti dan membuat rekomendasi produk baru lembaga
keuangan syariah yang diawasinya.
DPS bersama dewan komisaris dan direksi, bertugas untuk terus menerus mengawal dan
menjaga penerapan nilai-nilai Islam dalam setiap aktivitas yang dikerjakan lembaga
keuangan syariah.
DPS juga bertugas untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang lembaga
keuangan syariah, melalui media-media yang sudah berjalan dan berlaku di masyarakat
KEANGGOTAAN DPS
Keanggotaan Dewan Pengawas Syariah
Ada beberapa ketentuan dalam keanggotaan DPS. Yaitu memiliki sedikitnya
tiga orang anggota dewan pengawas syariah dalam setiap lembaga keuangan
syariah. Salah satu dari jumlah tersebut ditetapkan sebagai ketua. Masa tugas
anggota dewan pengawas syariah adalah 4 (empat) tahun dan akan
mengalami pergantian antar waktu apabila meninggal dunia, minta berhenti,
diusulkan oleh lembaga keuangan syariah yang bersangkutan, atau telah
merusak citra DSN
SYARAT DPS
Ada berbagai syarat yang harus dipenuhi anggota dewan pengawas syariah:

1) Memiliki akhlaq karimah.

2) Mempunyai kompetensi kepakaran tinggi dibidang syariah muamalah dan pengetahuan


di bidang perbankan atau keuangan secara umum.

3) Berkomitmen untuk mengembangkan keuangan berdasarkan syariah.

4) Memiliki kelayakan sebagai pengawas syariah, yang dibuktikan dengan surat/sertifikat


dari DSN.
SERTIFIKAT DEWAN
PENGAWAS SYARIAH (DPS)
‫‪TERIMA KASIH‬‬

‫ج زا مك هللا خ ريا‬

Anda mungkin juga menyukai