Anda di halaman 1dari 3

TUGAS HUKUM PERBANKAN SYARIAH

Nama : Fazira Agustina


Npm : 10010220041
Kelas : A

Membuat Skema Perbedaan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (Dsn-


Mui) Dan Dewan Pengawas Syariah (Dps)  Baik Dari Segi Pengertian Dan
Kewenangannya.
A. Dewan Syari’ah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)
Dewan Syariah Nasional (DSN) menurut ketentuan pasal 1 ayat (9) PBI adalah dewan
yang dibentuk oleh majelis ulama Indonesia (MUI) yang bertugas dan memiliki
kewenangan untuk menetapkan fatwa produk dan jasa dalam kegiatan usaha bank yang
melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syari’ah.
1. Wewenang DSN-MUI
Wewenang yang diberikan oleh MUI kepada DSN adalah sebagai berikut :
a. Mengeluarkan fatwa yang mengikat Dewan Pengawas Syari’ah (DPS) di masing-
masing lembaga keuangan Syari’ah dan menjadi dasar tindakan hukum pihak
terkait.
b. Mengeluarkan fatwa yang menjadi landasan bagi ketentuan/peraturan yang
dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, seperti Departemen Keuangan dan
Bank Indonesia.
c. Memberikan rekomendasi dan/atau mencabut rekomendasi nama-nama yang akan
duduk sebagai Dewan Pengawas Syari’ah pada suatu lembaga keuangan syari’ah.
d. Mengundang para ahli untuk menjelaskan suatu masalah yang diperlukan dalam
pembahasan ekonomi syari’ah, termasuk otoritas moneter/lembaga keuangan
dalam maupun luar negeri.
e. Memberikan peringatan kepada lembaga keuangan syari’ah untuk menghentikan
penyimpangan dari fatwa yang telah dikeluarkan oleh Dewan Syari’ah Nasional.
f. Mengusulkan kepada instansi yang berwenang untuk mengambil tindakan apabila
peringatan tidak diindahkan.

2. Tugas DSN-MUI
Sekurang-kurangnya ada empat hal yang menjadi tugas pokok Dewan Syari’ah
Nasional, diantaranya adalah:
a. Menumbuh kembangkan penerapan nilai-nilai syari’ah dalam kegiatan
perekonomian pada umumnya dan keuangan pada khususnya.
b. Mengeluarkan fatwa atas jenis-jenis kegiatan keuangan syariah.
c. Mengeluarkan fatwa atas produk dan jasa keuangan syari’ah.
d. Mengawasi penerapan fatwa yang telah dikeluarkan

3. Kedudukan DSN-MUI
a. Dewan Syariah Nasional merupakan bagian dari Majelis Ulama Indonesia.
b. Dewan Syariah Nasional membantu pihak terkait, seperti Departemen Keuangan,
Bank Indonesia dan lain-lain dalam menyusun peraturan/ketentuan untuk
lembaga keuangan syariah.
c. Anggota DSN terdiri dari para ulama, praktisi, dan para pakar dalam bidang yang
terkait dengan muamalah syariah.
d. Anggota DSN ditunjuk dan diangkat oleh MUI dengan masa bakti sama dengan
periode masa bakti pengurus MUI pusat, yakni 5 (lima) tahun.10 Sedangkan
dalam buku Petunjuk Pelaksanaan Pembukaan Kantor Bank Syariah, yang
diterbitkan oleh Bank Indonesia, dikatakan bahwa masa bakti DSN adalah 4
tahun.

4. Mekanisme kerja DSN-MUI


a. Pleno DSN mengesahkan rancangan fatwa yang diusulkan oleh badan pelaksana
harian DSN
b. Melakukan musyawarah pleno paling tidak satu kali dalam tiga bulan atau apabila
diperlukan
c. Membuat laporan tahunan yang berisi pernyataan yang dimuat dalam laporan
tahunan (annual report) mengenai LKS yang telah atau tidak memenuhi seluruh
keuntungan syariah sesuai dengan fatwa yang di keluarkan oleh DSN

5. Peran dan Fungsi DSN-MUI


a. Mengawasi produk-produk lembaga keuangan syariah agar sesuai dengan syariah
islam. DSN tidak hanya mengawasi bank syariah, tetapi juga lembaga-lembaga
lain seperti asuransi.
b. Meneliti dan memeberi fatwa bagi produk-produk yang dikembangkan oleh
lembaga keuangan syariah seperti produk-produk baru yang harus diajukan oleh
manajemen syariah setelah direkomendasikan oleh DSN
c. Memberikan rekomendasi para ulama yang akan ditugaskan sebagai DSN pada
suatu lembaga keuangan syariah

B. Dewan Pengawas Syariah (DPS)


Dewan pengawas syariah (DPS) adalah suatu badan yang bertugas mengawasi
pelaksanaan keputusan DSN di lembaga keuangan syariah. DPS diangkat dan
diberhentikan di lembaga keuangan syariah melalui RUPS setelah mendapat
rekomendasi dari DSN
1. Wewenang DPS
a. Memberikan pedoman syariah kepada bank untuk pengerahan dana, penyaluran
dana, dan kegiatan bank lainnya.
b. Mengadakan perbaikan seandainya suatu produk yang dijalankan dinilai tidak
sesuai syariah.

2. Tugas DPS
Tugas dan tanggung jawab DPS :
a. DPS mengawasi pengembangan semua produk untuk memastikan tidak adanya
fitur yang melanggar syariah
b. DPS menganalisa segala situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya yang tidak
didasari fatwa di transaksi perbankan untuk memastikan kepatuhan dan kesesuaian
kepada syariah
c. DPS menganalisis segala kontrak dan perjanjian mengenai transaksi-transaksi di
bank syariah untuk memastikan keputusan kepada syariah
d. DPS memastikan koreksi pelanggaran dengan segera (jika ada) untuk mematuhi
syariah
e. Memberikan supervisi untuk program pelatihan syariah bagi staf bank islam
f. Menyususn sebuah laporan tahunan tentang neraca bank syariah tentang
kepatuhan kepada syariah
g. Melakukan supervisi dalam pengembangan dan penciptaan investasi yang sesuai
dengan syariah dan produk pembiayaan yang inovatif

3. Kedudukan DPS
a. Sebagai penasehat dan pemberi saran kepada direksi, pimpinan Unit Usaha
Syariah, dan pimpinan kantor cabang syariah mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan aspek syariah.
b. Sebagai mediator antara bank dengan DSN dalam mengkomunikasikan usul dan
saran pengembangan produk dan jasa bank yang memerlukan kajian dan fatwa
dari DSN.
c. Sebagai perwakilan DSN yang ditempatkan pada bank. DPS wajib melaporkan
kegiatan usaha dan
d. Perkembangan bank syariah yang diawasinya kepada DSN minimal satu kali
dalam satu tahun.

4. Mekanisme Kerja DPS


a. Melakukan pengawasan secara periodik pada LKS yang berbeda dalam
pengawasannya.
b. Berkewajiban mengajukan usul-usul pengembangan LKS kepada pimpinan LKS
bersangkutan dan kepada DSN.
c. Merumuskan permasalahan yang memerlukan pembahasan DSN

5. Peran Dan Fungsi DPS


Fungsi utama dewan pengawas syariah adalah :
a. Sebagai penesehat dan pemberi saran kepada direksi, pimpinan unit usaha syariah,
dan pimpinan kantor cabang syariah mengenai hal-hal yang terkait dengan aspek
syariah.
b. Sebagai mediator antara lembaga keuangan syariah dengan dewan syariah
nasional dalam mengomunikasikan usul dan saran pengembangan produk dan jasa
dari lembaga keuangan syariah yang memerlukan kajian dan fatwa dari dewan
syariah nasional (DSN).
c. DPS melakukan pengawasan secara periodic pada lembaga keuangan syariah yang
berada di bawah pengawasannya.
d. DPS berkewajiban mengajukan usul-usul pengembangan lembaga keuangan
syariah kepada pimpinan lembaga yang bersangkutan dan kepada DSN.
e. DPS merumuskan permasalahan-permasalahan yang memerlukan pembahasan
DSN.

Anda mungkin juga menyukai