Anda di halaman 1dari 14

TUGAS DAN WEWENANG DEWAN

SYARIAH NASIONAL DAN DEWAN


PENGAWAS SYARIAH

Di susun Oleh
Khoirul Anwar
501190010
VISI DAN MISI MAJELIS ULAMA
INDONESIA
Visi

Terciptanya kehidupan bermasyarakat kebangsaan dan kenegaraan yang baik


menuju masyarakat yang khoiru ummah demi terwujudnya kekayaan islam
daln kaum musliminsebgai wadah dan kaum muslimin dalam wadah negara
sebagai manifestasi dari rahmat bagi seluruh rahmat.
Misi
• Menggerakkan kepemimpinan dan kelembagaan umat secara efektif dengan
menjadikan ulama sebagai panutan(qudwah hassanah).
• Melaksanakan dakwah islam amar ma’ruf nabi mungkar dalam mengembangkan
akhlak karimah .
• Mengembangkan ukhwah islamiyah dan kebersamaan yang bertujuan persatuan
dan kesatuan umat islam.
Visi dan Misi Dewan Syariah Nasional (DSN)
• VISI
Menjadi pusat pendidikan / pelatihan dan sosialisasi /leterasi fatwa
DSN-MUI yang kredibel dan profesional.
• MISI
1. Menyelenggarakan pendidikan / pelatihan fatwa DSN-MUI dan
keilmuan yang berhubungan dengan konpetensi pengawas syariah
(DPS)
2. Menyelenggarakan pendidikan / pelatihan fatwa DSN-MUI dan
muamalah maliyah kepada praktisi akademisi dan stakeholders lainya.
3. Melaksanakan sosialisasi dalam memsyarakatkan prinsip syariah dalam
penyelenggaraan lembaga keuangan,bisnis dan perekonomian syariah.
4. Bekerja sama dengan pihak terkait baik lembaga pemerintah maupun
non pemerintah dalam rangka pendidikan dan pelatihan sosialisasi fatwa
DSN-MUI.
5. Menyelenggarakan menegemen lembaga pendidikan dan pelatihan
sosialisasi dan literasi yang transparan,profesional dan akuntabel.
DEWAN SYARIAH NASIONAL
MAJELIS ULAMA INDONESIA
• Dalam rangka mewujudkan aspirasi umat
islam mengenai masalah perekonomian dan
mendorong penerapan ajaran islam dalam
bidang perekonomian/keuangan yang
dilaksanakan sesuai tentunan islam. Penerapan
ajaran islam dalam kehidupan ekonomi dan
keuangan dan menjamin kesyariahan ekonomi
islam maka Majelis Ulama Indonesia(MUI)
membentuk Dewan Syariah Nasional (DSN).
DEWAN SYARIAH NASIONAL MAJELIS
ULAMA INDONESIA
• Dewan Syariah Nasional sebagai lembaga
yang mengelola lembaga keuangan syariah
(LKS) dan Badan Usaha Syariah lainya sesuai
dengan nilai prinsip kesyariahan islam.
• Menetapkan fatwa tentang produk dan jasa
dalam kegiatan usaha bank yang
melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan
Prinsip Syariah.Dewan Syariah Nasional.
LANDASAN YURIDIS DAN DASAR
OPERASIONAL DEWAN SYARIAH NASIONAL

DSN

(SK Dewan Pimpinan MUI No. Kep-754/MUI/II/1999 tentang Pendirian DSN-MUI)


(SK Direksi Bank Indonesia No. 32/34/1999 tentang Bank Umum Berdasarkan Prinsip
Syariah)

PBI No. 11/15/2009 pasal 1


angka 7 tentang perubahan Keputusan DSN-MUI Nomor
kegiatan Usaha Bank 01 Tahun 2000 Bab IV, Tugas
Konvensional menjadi Bank dan Wewenang
Syariah

PBI No. 6/24/PBI /2004 tentang


Peraturan Bank Indonesia No
kewenangan untuk menetapkan fatwa
6/24/PBI/2004 tentang Bank Umum yang
tentang produk dan jasa dalam
Melaksankan Kegiatan Usaha
melaksanakan Kegiatan Usaha
Berdasarkan Prinsip Syariah
Berdasarkan Prinsip Syariah
TUGAS DAN WEWENANG
Dewan Syariah Nasional
Keputusan DSN-MUI Nomor 01 Tahun 2000 Bab IV, Tugas dan Wewenang

Tugas Dewan Syari’ah Nasional


• Menumbuhkembangkan penerapan nilai-nilai
syari’ah dalam kegiatan perekonomian pada
umumnya dan keuangan pada khususnya.
• Mengeluarkan fatwa atas jenis-jenis kegiatan
keuangan.
• Mengeluarkan fatwa atau suatu produk dalam jasa
keuangan syari’ah.
• Mengawasi penerapan fatwa yang telah di keluarkan.
TUGAS DAN WEWENANG
Dewan Syariah Nasional
Keputusan DSN-MUI Nomor 01 Tahun 2000 Bab IV, Tugas dan Wewenang

Wewenang Dewan Syari’ah Nasional

•Mengeluarkan fatwa yang mengikat Dewan Pengawas Syari’ah di masing-masing lembaga


keuangan syari’ah dan menjadi dasar tindakan hukum pihak terkait.
•Mengeluarkan fatwa yang menjadi landasan bagi ketentuan/ peraturan yang dikeluarkan oleh
instansi yang berwenang, seperti Departemen Keuangan dan Bank Indonesia.
•Memberikan rekomendasi dan/ atau mencabut rekomendasi nama-nama yang akan duduk
sebagai Dewan Pengawas Syari’ah pada suatu lembaga keuangan syari’ah.
•Mengundang para ahli untuk menjelaskan suatu masalah yang diperlukan dalam pembahasan
ekonomi syari’ah, termasuk otoritas moneter/lembaga keuangan dalam maupun luar negeri.
•Memberikan peringatan kepada lembaga keuangan syari’ah untuk menghentikan
penyimpangan dari fatwa yang telah di keluarkan oleh Dewan Syari’ah Nasional.
•Mengusulkan kepada instansi yang berwenang untuk mengambil tindakan apabila peringatan
tidak di indahkan.
MEKANISME DAN SKEMA
Produk syariah dan fatwa (undang-undang No. 21 Tahun 2008)

Komite Perbankan Syariah Peraturan Bank Indonesia


Fatwa (Pasal 26 ayat 4 dan 5 ) (PBI)Kompilasi Produk dan
26 dan 32 UU UU No.21/2008 Jasa Perbankan Syariah
No.21/2008

Usulan produk Usulan BPH DSN dan Direktorat


syariah dan fatwa DSN Perbankan Syariah
(DPbS)
Proses
Reprensentasi Pembahasan
penerjemahan
DSN dan KPS Draf
(KPS)
Fatwa yang dituangkan
Bank ke PBI
Fatwa DSN
Indonesia Produk syariah PBI
No. 10/17/PBI/2008
KEDUDUKAN FATWA
Fatwa DSN MUI Mengikat melalui privatisasi fatwa
(dituangkan ke PBI)
• Bank indonsia tidak dapat memberi sanksi
kepada LKS sebelum fatwa diadopsi kedalam (PBI)

Pemberlakuan produk
Bank syariah Peraturan Bank Indonesia
(penghimpunan dan
penyaluran dana)

Fatwa DSN MUI

Persetujuan Direktorat Perbankan


Syariah

Lampiran Fatwa DSN MUI


PEMBENTUKAN DAN LANDASAN
YURIDIS (DPS)
DSN MUI
Keputusan No. 407 /MUI/IV/2016 Pasal 3 ayat 8 tentang
AD/ART

LEGALITAS DPS
PBI No. 6/24/PBI/2004 pengawasan prinsip syariah dalam kegiatan usaha LKS
diubah menjadi PBI No.7/35/PBI/2005
PBI Nomor 11/2/PBI/2009 Bank Umum yang membuka Unit Usaha Syariah
diharuskan mengangkat DPS
PBI No.8/3/PBI/2006 tentang Perubahan Kegiatan Usaha Yang Melaksanakan
Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah
UUPS No. 21 Tahun 2008 tentang DPS diangkat dalam rangka umum pemegang
saham atas rekomendasi MUI.
TUGAS DAN WEWENANG
Dewan Pengawas Syariah (DPS)
PBI No. 11/10/PBI/2009

• Menilai dan memastikan pemenuhan prinsip syariah dalam pedoman


operasional dan produk yang dikeluarkan.
• Mengawasi proses pengembangan produk baru sejak awal sampai
dengan dikeluarkannya produk tersebut.
• Memberikan opini syariah terhadap produk baru dan pembiayaan yang
di restrukturisasi.
• Meminta fatwa kepada Dewan Syariah Nasional untuk produk baru
yang belum ada fatwanya.
• Melakukan review secara berkala atas pemenuhan prinsip syariah
terhadap mekanisme penghimpunan dana dan penyaluran dana serta
pelayanan jasa bank.
• Meminta data dan informasi terkait dengan aspek syariah dari satuan
kerja bank dalam rangka pelaksanaan tugasnya
PETA KONSEP KELEMBAGAAN
Bank Konvensional membuka cabang Bank syariah
RUPS /rapat
anggota

Dewan
DPS
Komisaris

Dewan Audit
Direksi

Divisi Unit
Divisi/Urusan
Usaha Syariah

Bank Bank syariah


Konvensional
BAGAN UMUM KELEMBAGAAN
PERBANKAN ()
Otoritas Jasa
Bank Indonesia DSN-MUI
Keuangan

Bank
Konvensional

Bank Syariah
DPS

Anda mungkin juga menyukai