Anda di halaman 1dari 20

Hello!

DEWAN SYARIAH
NASIONAL
KELOMPOK 6

Hi!
Anggota
Kelompok:

Vela Retna Widyastuti 185221044

Nurul Devizakiya 185221033

Hesti Eka Setianingsih 185221184

Kelas : AKS 6A
Pengertian Dewan
Syariah Nasional
Dewan syari'ah Nasional menurut ketentuan pasal 1 ayat
(9) PBI Adalah dewan yang didirikan oleh MUI pada 10
Februari 1999, dengan maksud untuk melaksanakan tugas
MUI dalam menetapkan fatwa dan mengawasi
penerapannya guna menumbuhkembangkan usaha bidang
keuangan, bisnis, dan ekonomi syariah di Indonesia.

—Definisi DSN
Dasar Hukum
Dewan Syariah
Nasional
DASAR HUKUM DSN
Peraturan Bank Indonesia Nomor
Surat keputusan direksi Bank
6/24/PBI/2004 tentang Bank umum
Indonesia bernomor 32/34/1999
yang melaksanakan kegiatan usaha
tentang Bank umum berdasarkan
berdasarkan prinsip syariah
prinsip syariah

Peraturan Bank Indonesia nomor


UU No.21 tahun 2008 tentang
11/15/2009 tentang perubahan
perbankan syariah
Kegiatan usaha Bank Konvensional
menjadi Bank Syariah.
Fungsi dan Hi!

Peran Dewan
Syariah Nasional
Fungsi DSN

Mengawasi produk-
Meneliti dan memberi Memberikan rekomendasi Memberi teguran kepada
produk lembaga keuangan
fatwa bagi produk- para ulama yang akan lembaga keuangan syariah
syariah agar sesuai
produk yang ditugaskan sebagai Dewan jika lembaga yang
dengan syariah;
dikembangkan oleh Syariah Nasional pada suatu bersangkutan menyimpang
lembaga keuangan lembaga keuangan syariah dari garis panduan yang
syariah telah ditetapkan
Peran DSN

Sebagaimana dirumuskan oleh Munas I dalam


Pedoman Dasar Pasal 4, yaitu berperan untuk
mengeluarkan fatwa dan nasihat kepada pemerintah
dan umat Islam dalam masalah yang berhubungan
dengan masalah keagamaan dan kemaslahatan
bangsa, menjaga kesatuan umat, institusi
representasi umat Islam dan sebagai perantara yang
mengharmoniskan hubungan antara umat beragama.
Tugas, Wewenang, dan
Tanggung Jawab
Dewan Syariah Nasional
TUGAS DSN

Menumbuhkembangkan Mengeluarkan fatwa mengenai


penerapan nilai-nilai syariah jenis-jenis kegiatan keuangan
dalam kegiatan perekonomian syariah
pada umumnya dan keuangan
pada khususnya

Mengeluarkan fatwa mengenai


Mengawasi penerapan fatwa
produk dan jasa keuangan yang telah dikeluarkan.
syariah
WEWENANG DSN

Mengeluarkan fatwa yang menjadi


Mengeluarkan fatwa yang Memberikan dan mencabut
landasan bagi ketentuan atau
mengikat Dewan Pengawas Syariah rekomendasi nama-nama yang
peraturan yang dikeluarkan oleh
(DPS) di masing- masing LBS/LKS akan duduk sebagai DPS pada
dan menjadi dasar tindakan instansi yang berwenang
LBS/LKS
hukum pihak-pihak terkait

Mengundang para ahli untuk Memberikan peringatan


menjelaskan suatu masalah yang kepada LBS/LKS untuk Mengusulkan kepada pihak
diperlukan dalam pembahasan memberhentikan otoritas yang berwenang untuk
ekonomi syariah, termasuk otoritas penyimpangan dari fatwa mengambil tindakan apabila
moneter peringatan DSN diabaikan.
yang dikeluarkan oleh DSN
Prosedur
Penetapan
Anggota Syariah
Nasional
Dewan Syariah Nasional merupakan bagian
dari Majelis Ulama Indonesia. DSN
membantu pihak terkait seperti Departemen
Keuangan, Bank Indonesia, dan lain-lain
dalam menyusun peraturan/ketentuan untuk
Lembaga Keuangan Syariah. Anggota
Dewan Syariah Nasional terdiri atas ulama, PROSEDUR PENETAPAN
praktisi, dan para pakar dalam bidang yang ANGGOTA DSN
terkait dengan muamalah syariah. Anggota
Dewan Syariah Nasional di tunjuk dan
diangkat oleh MUI untuk masa bakti 4
(empat) tahun.
Hello!
Analisis Peran Dewan Syariah
Nasional Dalam Memastikan
Pemenuhan Atas Kepatuhan Pada
Prinsip Syari’ah pada LKS
Analisis Peran Dewan Syariah Nasional Dalam
Memastikan Pemenuhan Atas Kepatuhan Pada
Prinsip Syari’ah pada LKS
Setiap bank syariah atau bank konvensional yang membuka Unit Usaha Syariah
(UUS) wajib membentuk DPS yang bertugas memberikan nasehat dan saran
kepada direksi serta mengawasi kegiatan bank agar sesuai dengan prinsip syariah.
Dengan demikian, DPS adalah elemen penting dari sistem shariah
governance pada level perusahaan (mikro). Pada level nasional, ada lembaga
bernama Dewan Syariah Nasional (DSN) yang dibentuk oleh Majelis Ulama
Indonesia (MUI) yang bertugas dan memiliki kewenangan untuk menetapkan
fatwa tentang produk dan jasa dalam kegiatan usaha bank yang melaksanakan
kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.
Hello!

STUDI KASUS

Hi!
Permasalahan piutang pada nasabah memang sudah menjadi hal
yang biasa dalam dunia LKS seperti perbankkan namun tidak
menutup kemungkinan hal ini juga dapat dialami oleh BMT, STUDI
karena jika dilihat dari segi operasionalnya, bank dengan BMT itu
sama. Seperti pada BMT Karisma Kota Magelang, di BMT KASUS
Karisma Kota Magelang ini banyak sekali ditemukan
permasalahan-permasalahan piutang dengan anggotanya, kasus
anggota bermasalah terbanyak yang ditemukan adalah pada
pembiayaan murabahah. Salah satu faktor ketidak mampuan
anggota tersebut dalam membayar adalah karena terdesak
kebutuhan hidup, namun ada pula anggota yang tidak mampu
membayar justru karena faktor kesengajaan. Untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut pihak BMT Karisma pada
tanggal 15 Januari 2013 mengambil langkah menempuh jalur
Hello!
hukum yang dianggap paling tepat untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut.
SOLUSI
Ketetapan DSN tentang penyelesaian masalah NPF adalah bahwa
dalam melakukan penyelesaian murabahah bagi nasabah yang
Strategi atau langkah yang diambil BMT Karisma Kota Magelang dalam
tidak bisa menyelesaikan atau melunasi pembiayaannya, obyek
menyelesaikan masalah NPF atau pembiayaan bermasalah adalah dengan
murabahah dan atau jaminan lainnya dapat dijual oleh nasabah
langkah persuasif yaitu pendekatan kepada anggota melalui kunjungan ketempat
melalui LKS, setelah hasil penjualan didapat maka nasabah
anggota, jalur hukum yaitu pengadilan dan kantor lelang untuk anggota yang
harus melunasi sisa hutangnya kepada LKS, apabila hasil
macet karena faktor kesengajaan dan penghapusan sisa pinjaman untuk anggota
penjualan melebihi sisa hutang maka LKS wajib mengembalikan
yang sudah meninggal dunia dan anggota yang masih tidak sanggup membayar
sisanya namun apabila hasil penjualan lebih kecil dari sisa
angsuran meskipun agunan sudah dilelang. Jika terdapat anggota pembiayaan
hutang maka sisa hutang tetap menjadi hutang nasabah, apabila
murabahah yang tanpa menyertakan agunan mengalami wanprestasi maka satu-
nasabah masih tidak mampu membayar sisa hutangnya maka
satunya langkah untuk penyelesaiannya adalah dengan langkah persuasif dan
LKS dapat membebaskannya dan jika terjadi perselisishan
pembebasan pinjaman melalui CKP (Cadangan Kerugian Piutang)
diantara kedua belah pihak maka hendaknya diselesaikan
melalui BASYARNAS

BMT Karisma dalam mengambil langkah-angkah dalam menyelesaikan masalah NPF


khususnya pada pembiayaan murabahah secara umum sudah cukup sesuai dengan fatwa
DSN No. 47/DSN-MUI/II/2005. Namun masih terdapat beberapa hal yang perlu ada
pembenahan yaitu tentang pengambilan jalur hukum yang belum sesuai dengan yang
difatwakan. Di dalam fatwa dianjurkan untuk menyelesaikanya di BASYARNAS yang
memang khusus menangani kasus perniagaan sedangkan BMT Karisma memilih
menyelesaikannya di pengadilan.
Thanks
Any Questions???

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon and infographics &
images by Freepik.

Please keep this slide for attribution.

Anda mungkin juga menyukai