A. Pendahuluan
Pengorganisasian dan perancangan dan pengembangan organisasi
adalah meliputi pembagian kerja yang logis, penetapan garis tanggung jawab
dan wewenang yang jelas, pengukuran pelaksanaan dan prestasi yang dicapai
yang menunjukkan dengan jelas tanggung jawab dan wewenang atas suatu
tindakan,
misalnya
seseorang
yang
memberikan
pembiayaan
harus
operasional bank dan produk- produknya agar sesuai dengan garis- garis
syariah. 1
Dewan pengawas syariah biasanya diletakkan pada posisi setingkat
dewan komisaris pada setiap bank. Hal ini untuk menjamin efektivitas dari
setiap opini yang diberikan oleh dewan pengawas syariah. Karena itu,
biasanya penetapan anggota dewan pengawas syariah dilakukan oleh rapat
umum pemegang saham, setelah para anggota dewan pengawas syariah itu
mendapat rekomendasi dari dewan syariah nasional. Adapun skema dari
struktur organisasi bank syariah ada yang murni bank syariah ada juga yang
cabang dari bank konvensional, berikut skema bank syariah:
DSN didirikan berdasarkan SK MUI No.Kep 754/II/1999, dengan
empat tugas pokok, yaitu:
1. Menumbuh kembangkan penerapan nilai- nilai syariah dalam kegiatan
ekonomi;
2. Mengeluarkan fatwa atas jenis- jenis kegiatan keuangan.
3. Mengeluarkan fatwa atau produk keuangan syariah.
4. Mengawasai penerapan fatwa yang telah dikeluarkan.
DSN berwenang, sebagai berikut: 2
1. Mengeluarkan fatwa yang mengikat DPS dimasing- masing lembaga
keuangan syariah dan menjadi dasar tindakan hukum terkait.
2. Mengeuarkan fatwa yang menjadi landasan bagi ketentuan/peraturan yang
dikeluarkan oleh instansi yang berwenang seperti departemen keuangan
dan Bank Indonesia.
3. Memberika rekomendasi dan mencabut rekomendasi nama- nama yang
akan duduk sebagai DPS pada suatu LKS.
4. Mengundang para ahli untuk menjelaskan suatu masalah yang diperlukan
dalam pembahasan ekonomi syariah, termasuk otoritas moneter/ lembaga
keuangan dalam maupun luar negeri.
1 Syafii Antonio, Muhammad. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta, hal 59
2 Yaya, Rizal. 2009. Akuntansi Perbankan Syariah Teori dan Praktik Kontemporer. Hal. 34
3 Yaya, Rizal. 2009. Akuntansi Perbankan Syariah Teori dan Praktik Kontemporer.hal. 36
2.
Ketentuan kehati-hatian
Mewujudkan terciptanya sistem pengaturan berbasis insentif
Sesuai dengan paradigma pengaturan perbankan moderen, Bank Indonesia
pada akhirnya akan mendorong diberlakukannya sistem pengaturan yang
berbasis insentif. Adapun tujuan akhir dari paradigma pengaturan yang
baru adalah self-regulatory banking system.
3.
4. Stabilitas
sistem
perbankan
syariah
dan
kemanfaatan
bagi
perekonomian
Mendorong terwujudnya sistem keuangan syariah yang kaffah. Bank
Indonesia akan selalu mendorong terbentuknya sistem keuangan syariah
yang secara kaffah dapat menggunakan sumber-sumber dana yang diatur
dalam syariah dan menggunakannya sesuai dengan syariah serta amanah
(konsep safety net) dalam menjalankan operasinya.
Finalisasi sistem perbankan syariah diharapkan mampu memenuhi
standar keuangan dan kualitas pelayanan internasional. Akibat infrastruktur
pasar dan aturan-aturan bisnis belum lengkap, termasuk RUU perbankan
syariah menjadikan pelaku perbankan syariah harus berhati-hati dalam
mengambil keputusan. Meskipun terkadang perbankan syariah terlihat bingung
dalam memilih segmentasi yang tidak infokus.6
Hal ini pun sama kasusnya dengan model perbankan konvensional yang
cenderung ikut-ikutan dalam memilih program kerja di pasar. Contohnya saat
salah satu Bank syariah meluncurkan produk gadai syariah (rahn), maka bankbank syariah lain cenderung mengikuti. Seharusnya pelaku perbankan syariah
lebih memfokuskan diri terhadap strategi market development (pengembangan
pasar) dan market penetration selain dari pada pengembangan produk.
Pemilihan segmentasi yang ingin dituju perbankan syariah haruslah sesuai
dengan pola perbankan syariah sendiri.
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa ada dua pola yaitu dual banking
system dan full syariah banking. Secara umum pelaku perbankan syariah
cenderung generik dalam pemilihan segmentasi termasuk juga dalam memilih
produk dan strategi pasar, kecuali BII Syariah yang fokus terhadap segmentasi
high nasabah individu berpendapatan tinggi dengan positioning yang jelas
sebagai platinum syariah.7 Hal ini penting karena masing-masing pola memiliki
kekuatan dan kelemahan yang berbeda sehingga diperlukan analisis yang kuat
untuk memilih segmentasi pasar yang sesuai.
6 Syafii Antonio, Muhammad. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta, hal 67
7 Syafii Antonio, Muhammad. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta, hal. 61
dengan
langkah-langkah
otoritas
moneter
yang
terus
8 Severin J, Werner and Tankard, James W Jr. Teori Manajemen Bank Syariah . Jakarta :
Kencana , 2007, hal . 67
Jangan sampai syariah hanya ''ganti baju'', sedangkan pola pikir dan
sistemnya tetap konvensional. Untuk itu ke depan perlu dipertimbangkan
membentuk undang-undang tersendiri mengenai perbankan syariah.
C. Kesimpulan
Pengorganisasian adalah meletakkan tujuan dan sasaran yang telah
dirancangkan kedalam tindakan melalui penetapan kebijakan dan proses,
termasuk pengadaan fungsi pendukung dan penyebaran layanan melalui
struktur organisasi. Kesuksesan dalam bisnis itu bergantung pada kemampuan
pengelola atau pemimpinnya .
lembaga yang melatih para kariawannya dan menata organisasinya
dengan
sistem
pelayanan
yang
baik
dan
efisien.Dewan
komisaris
pembiayaan
dan
rencana
pembiayaan
tahunan,
termasuk
10
DAFTAR PUSTAKA
Syafii Antonio, Muhammad. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta
Yaya, Rizal. 2009. Akuntansi Perbankan Syariah Teori dan Praktik Kontemporer.
Jakarta
Mulyana, Deddy. Manajemen Perbankan : Suatu Pengantar Perbankan .
Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2005
Severin J, Werner and Tankard, James W Jr. Teori Manajemen Bank Syariah .
Jakarta : Kencana , 2007
11
MAKALAH
HUKUM PERBANKAN SYARIAH
Sistem Oprasional Bank Syariah
DISUSUN OLEH :
Yoga Pranata
1316140487
DOSEN PEMBIMBING :
WERI GUSMANSYAH