Anda di halaman 1dari 22

Sejarah Lembaga Keuangan (Perbankan & Non Perbankan)

Makalah Tugas Mata Kuliah Lembaga Keuangan


yang diampu oleh: Fadila, M. Si

Disusun Oleh:

Lia Kusuma Wahyuni : 2058632112265


Ahmad Soleh :2058632112281
Rizqi Anggun Puspitasari :2058632112272
Yuni Novita Sari :2058632112280
Fitria Ananda Rohmaningsih :2058632112289

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI PEMBANGUNGAN JEMBER


PROGRAM ILMU ADMINISTRASI BISNIS
2021

1
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan Rahmat, Taufik dan Hinayahnya sehingga dapat menyelesaikan penyusunan
makalah mengenai Sejarah Lembaga Keuangan. Dalam rangka melengkapi tugas dari
mata kuliah Lembaga Keuangan dengan ini penulis mengangkat judul “Sejarah
Lembaga Keuangan”.

Dalam pembuatan makalah ini, kami mendapatkan bahan dari media social.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada
khususnya, kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
sempurna untuk itu kami sebagai penulis menerima saran dan kritik yang bersifat
membangun demi perbaikan untuk kesempurnaan.

Akhir kata semoga kami sebagai penulis makalah tentang “Sejarah Lembaga
Keuangan”. Dapat memberikan manfaat dan hikmah bagi pembaca dan terimakasih.

Jember, 11 Maret 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Table of Contents
KATA PENGANTAR.............................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................5
1.3 Tujuan............................................................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian.........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................7
2.1 Sejarah Lembaga Keuangan (Perbankan & Non Perbankan).........................................7
2.2 Definisi Sistem Keuangan............................................................................................12
2.2.1 Sistem Keuangan di Indonesia..............................................................................13
2.3 Fungsi Sistem Keuangan..............................................................................................14
2.4 Stabilitas Sistem Keuangan..........................................................................................17
2.5 Klasifikasi Lembaga Keuangan....................................................................................19
2.5.1 Lembaga Keuangan Depositori.............................................................................19
2.5.2 Lembaga Keuangan Non Depositori......................................................................20
2.5.3 Finance companies................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................22

3
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada tanggal 10 Oktober 1827, Indonesia masih dijajah Belanda,
didirikan sebuah Bank di Batavia dengan nama De Javasche Bank. Tujuan
utama pendirian bank tersebut adalah untuk meningkatkan perekonomian
pemerintahan Belanda. Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1951, De
Javasche Bank dinasionalisasikan dan berganti nama menjadi Bank
Indonesia. Pendirian Bank oleh orang pribumi pertama kali dirintis oleh R.
Aria Wiraatmadja, seorang patih dari Purwokerto, tahun 1896. R.
Wiraatmadja mendirikan Hulpen Spaar Bank (Bank penolong dan tabungan).
Tujuan pendirian bank ini adalah untuk membantu peranggotaannya agar
tidak jatuh ke tangan yang suka memeras rakyat.

Sejarah mencatat asal mula dikenalnya kegiatan perbankan adalah


pada zaman kerajaan tempo dulu di daratan Eropa. Usaha perbankan ini
berkembang ke Asia Barat oleh para pedagang. Bila ditelusuri sejarah
dikenalnya perbankan, arti bank dikenal sebagai meja tempat penukaran
uang. Dalam perjalanan sejarah kerajaan dimasa dahulu penukaran uang
dilakukan antara kerajaan yang satu dengan kerajaan lain. Kegiatan
penukaran ini sekarang dikenal dengan nama pedagang Valuta Asing
(Money Changer). Dalam perkembangan selanjutnya, kegiatan operasional
perbankan berkembang lagi menjadi tempat penitipan uang atau yang
sekarang ini kegiatan simpanan. Kegiatan perbankan bertambah dengan
kegiatan peminjaman uang. Uang yang disimpan masyarakat, oleh
perbankan dipinjamkan kembali kepada masyarakat yang membutuhkan.
Jasa-jasa bank lainnya menyusul sesuai perkembangan zaman dan kebutuhan
masyarakat yang semakin beragam.

4
Perkembangan perbankan di Indonesia belakangan ini mengalami berbagai
macam perubahan. Ada 4 macam periode yang terjadi di Indonesia:
 Periode 1988 – 1996
 Periode 1997 – 1998
 Periode 1999 – 2002
 Periode 2002 - sekarang.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pemahaman mengenai tentang sejarah keuangan
2. Bagaimana fungsi sistem keuangan di Indonesia
3. Mengapa peranan stabilitas sistem keuangan sangat penting?
4. Bagaimana klasifikasi lembaga keuangan

1.3 Tujuan
Berdasarkan gambaran rumusan masalah diatas, maka tujuan penenlitian
ini adalah ingin mengetahui :
1. Ingin memberi gambaran tentang definisi sistem keuangan
2. Ingin memberikan pemahaman tentang sistem keuangan di Indonesia
3. Ingin mengetahui pengaruh stabilitas system keuangan

1.4 Manfaat Penelitian


1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini memberikan sumbangan ilmu tentang
bagaimana caranya menumbuhkan pengetahuan sebuah sistem keuangan
di Indonesia.

5
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Dengan melakukan penelitian ini diharapkan peneliti
memperoleh dan ilmu pengetahuan terkait system dan lembaga
keuangan di Indonesia.
b. Bagi Perusahaan
Sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan yang
berhubungan dengan kelangsungan hidup perusahaan.

6
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Lembaga Keuangan (Perbankan & Non Perbankan)


lembaga keuangan bank adalah badan usaha yang memberikan fasilitas (jasa
perbankan) bagi masyarakat umum secara langsung seperti penyimpanan,
pembayaran, dan pinjaman atau kredit. Lembaga keuangan bank dibagi menjadi
tiga jenis yakni, Bank Sentral, Bank Umum, dan Bank Perkreditan Rakyat.
Berikut penjelasan lengkapnya di bawah ini.
a) Bank Sentral
Seperti yang dilansir dalam laman resmi Bank Indonesia, ditulis
bahwa dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia
memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara stabilitas nilai
rupiah.
Stabilitas nilai rupiah yang dimaksud mengandung dua aspek
yakni, kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta
kestabilan terhadap mata uang negara lain atau secara global. Aspek
pertama dapat terlihat pada kondisi atau perkembangan laju inflasi,
sementara aspek kedua tercermin pada perkembangan nilai tukar
rupiah terhadap mata uang negara lain.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia sebagai bank
sentral dapat tercapai dengan tiga bidang tugas yang dituangkan dalam
tiga pilar berikut ini.
 Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter;
 Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran;
 Stabilitas sistem keuangan.
b) Bank Umum
 lembaga keuangan

7
Beberapa contoh bank umum antara lain, BNI, BRI, Bank
Danamon, BCA, Bank Mandiri dan lain-lain. (Foto: pexels.com)
Jenis yang kedua ini melaksanakan jasa perbankan secara
langsung ke masyarakat dengan memberikan fasilitas dan produk
seperti, menghimpun dana dalam bentuk simpanan atau tabungan,
pemberian pinjaman, menyimpan barang dan surat berharga,
menerbitkan surat pengakuan hutang, dan yang lainnya.
Dapat dikatakan bahwa pada dasarnya lembaga bank umum
sebagai lembaga perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana
berlebih dengan pihak yang membutuhkan dana. Bank umum adalah
lembaga keuangan yang melakukan kegiatan jasa perbankan, baik
secara konvensional maupun syariah.

c) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)


 Lembaga keuangan
Beberapa contoh BPR yakni, Danagung Bakti, Bank Supra,
Bank Wijayamulya Santosa, Bank-Bank Umum Lainnya, dan lain-
lain. (Foto: freepik.com)
Merujuk pada penjelasan di laman resmi OJK, Bank
Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional maupun syariah, yang dalam kegiatannya
tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan
kegiatan bank umum karena BPR dilarang menerima simpanan giro,
kegiatan valas, dan perasuransian.
Berikut beberapa kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh BPR:
 Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
berupa deposito berjangka, tabungan, dan atau bentuk lainnya
yang dipersamakan dengan itu.
 Memberikan kredit.

8
 Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan
Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh
Bank Indonesia.
 Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia
(SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito, dan atau tabungan
pada bank lain.
 Lembaga Keuangan Non Bank
Lembaga keuangan non bank tidak dapat memberikan berbagai
jasa keuangan dan menghimpun dana dari masyarakat secara langsung
atau depository. Tujuan dari lembaga keuangan non bank ini adalah
untuk mendorong pasar modal dan pengembangan pasar uang serta
membantu permodalan untuk perusahaan yang memiliki ekonomi
rendah.
Adapun beberapa contoh lembaga keuangan non bank antara
lain, asuransi, pegadaian, leasing, pasar modal, dan koperasi simpan
pinjam. Kelima lembaga keuangan non bank tersebut akan diulas lebih
lengkap di penjelasan selanjutnya ini.
1. Asuransi
Lembaga keuangan
Asuransi dapat melindungi Anda dan keluarga saat sedang
sakit, mengalami kecelakaan, dan bahkan meninggal. (Foto:
pexels.com)
Asuransi adalah lembaga keuangan non bank yang memiliki
kegiatan dalam memberikan proteksi atas kerugian keuangan yang
disebabkan oleh kejadian yang tak terduga. Asuransi menghimpun
dana melalui penarikan premi atau sejumlah dana setiap bulannya
selama periode waktu tertentu, sesuai dengan kontrak yang
disepakati.
Ketika terjadi suatu risiko kepada Anda (sebagai nasabah),
Anda akan mendapat klaim ganti rugi berupa dana yang

9
jumlahnya berbeda-beda, tergantung dari besaran premi dan polis
yang dibayarkan.
d) Pegadaian
Lembaga keuangan
Dalam pelaksanaannya, pengadaan barang dan jasa menggunakan
prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG). (Foto: freepik.com)
Lembaga keuangan non bank berikut ini termasuk salah satu Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) yang memiliki kegiatan dalam
menyalurkan kredit dengan menggunakan mekanisme gadai.
Masyarakat dapat menggadaikan barang seperti mobil, motor,
perhiasan, hingga sertifikat dan mendapatkan dana sesuai nilai yang
barang gadai tersebut. Tujuan dari lembaga keuangan non bank pegadaian
ini adalah sebagai alternatif lain dalam membantu masyarakat yang
membutuhkan saluran dana kredit atau pinjaman.
Tip Rumah
Pegadaian dapat menjadi alternatif atau solusi yang lebih baik daripada
pergi ke rentenir dalam mencari pinjaman atau kredit
e) Leasing
Lembaga keuangan
Jika Anda membutuhkan barang modal untuk usaha atau produksi
tertentu misalnya mobil, dapat disewa atau dibeli secara kredit melalui
leasing. (Foto: pexels.com).
Perusahaan multifinance atau leasing merupakan jenis lembaga
keuangan non bank yang menawarkan pinjaman atau kredit untuk
masyarakat dan juga perusahaan dalam membeli motor ataupun mobil
pada umumnya.
Sistem atau mekanisme yang digunakannya adalah pembelian secara
angsuran digabung dengan kontrak sewa. Beberapa perusahaan leasing
yang dimaksud antara lain, PT. Adira Dinamika Multi Finance, Tbk, PT.
Summit Oto Finance, PT. Astra Credit Companies (ACC), PT. BFI

10
Finance, PT. Federal International Finance (FIF), serta PT. Indomobil
Finance Indonesia.

f) Pasar Modal
Lembaga keuangan
Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya adalah dua pasar saham
yang kredibel di Indonesia. (Foto: pexels.com).
Lembaga keuangan non bank selanjutnya adalah pasar modal atau
disebut juga bursa efek, yakni tempat jual beli berbagai surat berharga
jangka panjang seperti saham, obligasi, ekuitas, dan surat pengakuan
hutang.
Lembaga pasar modal memiliki payung hukum yang legal dari
pemerintah dalam menjalankan kegiatan tersebut. Dengan adanya
lembaga keuangan non bank ini, perusahaan bisa mendapatkan dana dari
investor melalui penjualan surat berharga seperti saham dan obligasi.

g) Koperasi Simpan Pinjam


Lembaga keuangan
Salah satu lembaga yang memiliki fokus pada kesejahteraan
anggotanya atau pro rakyat adalah koperasi (Foto: pexels.com)
Kemudian yang terakhir ialah koperasi simpan pinjam yaitu, lembaga
keuangan non bank yang dapat memberikan pinjaman dana dengan
mekanisme atau sistem keanggotaan.
Terdapat persyaratan yang harus dipenuhi masyarakat jika ingin
mengajukan pinjaman ke koperasi simpan pinjam antara lain, formulir
peminjaman, lampiran fotokopi KTP, slip gaji, agunan, dan rekening
listrik. Tujuan dari lembaga keuangan non bank ini adalah untuk
membantu dan menyejahterakan para anggotanya.
Demikian ulasan mengenai lembaga keuangan yang sangat penting
untuk Anda ketahui. Dengan penjelasan informasi tersebut mulai dari

11
pengertian lembaga keuangan, peran dan fungsi, hingga jenis-jenisnya
diharapkan dapat membantu Anda dalam mengatur perencanaan
keuangan seperti menabung, investasi, dan pengajuan pinjaman seperti
KPR rumah dan lain sebagainya.
Lembaga keuangan bukan bank (LKBB) merupakan badan usaha di
bidang keuangan yang boleh menghimpun dan menyalurkan dana kepada
masyarakat tetapi bukan dalam bentuk tabungan, giro, maupun deposito.
Dana dapat dihimpun dengan mengeluarkan surat-surat berharga,
selanjutnya menyalurkannya untuk pembiayaan investasi perusahaan
yang membutuhkan pinjaman.
Bank dan lembaga keuangan bukan bank (LKBB) berperan vital dalam
aktivitas perekonomian di Indonesia. Pasalnya, peran strategis kedua
lembaga keuangan ini diyakini mampu menghimpun dan menyalurkan
dana masyarakat secara efektif dan efisien menuju peningkatan taraf
hidup masyarakat.
LKBB sendiri memiliki peran untuk membantu dunia usaha
meningkatkan produktifitas barang dan jasa. Selain itu, memperlancar
distribusi barang dan mendorong terbukanya lapangan pekerjaan.

2.2 Definisi Sistem Keuangan


Dalam perekonomian di suatu negara, sistem keuangan pada dasarnya adalah
tatanan yang memiliki peran penting dalam menyediakan fasilitas jasa-
jasa keuangan. Sistem keuangan pada prinsipnya dapat dibedakan menjadi
2 (dua) jenis yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan bukan
bank. Fungsi dari lembaga keuangan bank adalah sebagai penerima
simpanan dana dari masyarakat (depository financial institutions)yang terdiri
dari bank umumdan Bank Perkreditan Rakyat(BPR). Lembaga keuangan bukan
bank sebagai lembaga keuangan selain dari bank yang tidak diperkenankan
menghimpun dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk simpanan.
Sistem keuangan memiliki definisi yang berbeda-beda tergantung pada hal

12
yang hendak ditekankan.Dari sisi moneter, sistem keuangan merupakan sistem
yang mempunyai kemampuan untuk menciptakan uang primer dan bank-
bank pencipta uang giral, sedangkan lembaga keuangan lainnya termasuk
dalam kelompok di luar sistem moneter.Definisi lainnya memberikan
penekanan pada pembedaan lembaga keuangan menjadi 2, yaitu : lembaga
keuangan bank (bank financial intermediary) dan lembaga keuangan bukan
bank (non-bankfinancial intermediary). Sistem keuangan lebih luas
didefinisikan sebagai suatu sistem yang terdiri dari :

(a) lembaga keuangan sebagai lembaga intermediasi yang menghubungkan


unit surplus dan unit yang defisit dalam suatu ekonomi.

(b) instrumen keuangan yang dikeluarkan oleh lembaga

(c) pasar tempat instrumen diperdagangkan.

2.2.1 Sistem Keuangan di Indonesia


Sistem keuangan Indonesia dijalankan oleh bank sentral, perbankan,
pegadaian, perusahaan asuransi, dana pensiun, pasar modal dan lembaga
pembiayaan. Lembaga keuangan tersebut yang memberikan jasa keuangan
kepada masyarakat Indonesia dengan bantuan instrumen keuangan tertentu,
disesuaikan dengan jenis usaha yang dijalankan masing-masing lembaga.
Jalannya lembaga-lembaga keuangan di Indonesia tersebut harus memiliki
peraturan perundangan yang dibentuk secara resmiuntuk menghindari adanya
permasalahan.

Dalam memasuki 10 era deregulasi diikuti dengan peraturan perundang-


undangan terkait dengan bidang keuangan dan perbankan yaitu:

1. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 tentanga Asuransi;


2. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun;
3. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal;

13
4. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan;
5. Undang-undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Perubahan
Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia.
6. Undang-undang No 21 Tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah.Perkembangan jalannya sistem keuangan di Indonesia
mengalami perubahan yang sangat fundamental dari masa ke masa
setelah memasuki era globalisasi. Pada saat ini, adapun lembaga
yang mengatur , mengawasi serta melindungi jalannya industri
keuangan di Indonesia adalah Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Ketentuan terkait Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diatur dalam
Undang-Undang No 21 Tahun 2011(www.ojk.go.id).

2.3 Fungsi Sistem Keuangan


Sistem keuangan dalam perekonomian modern memiliki sekurang-
kurangnya tujuh fungsi pokok sebagai berikut (Peter S. Rose,2000).
 Fungsi tabungan (savings function)
Sistem keuangan menyediakan suatu mekanisme dan
instrumen tabungan. Misalnya: obligasi, saham, dan instrumen utang
lain yang cliperjualbelikan di pasar uang dan pasar modal yang
menjanjikan suatu pendapatan dengan risiko relatif rendah. Adanya
instrumen-instrumen keuangan yang dapat diperjual-belikan di pasar
keuangan tersebut kemudian akan digunakan untuk investasi.
Sehingga memungkinkan barang-barang dan jasa-jasa dapat
diproduksi lebih banyak yang pada gilirannya akan meningkatkan taraf
hidup.
 Fungsi kekayaan (wealth function)
Instrumen keuangan yang diperjualbelikan dalam pasar
keuangan menyediakan cara yang terbaik untuk menyimpan kekayaan
yaitu menahan nilai aset yang dimiliki, sampai dana tersebut

14
dibutuhkan untuk dibelanjakan. Fungsi inidisebut fungsi penyimpanan
kekayaan (wectlthfunction).
Penyimpanan kekayaan dapat dilakukan dengan cara membeli
barang. misalnya: mobil. Namun kekayaan tersebut akan berkurang
nilainya akibat penyusutan dan memiliki risiko kerugian, misalnya:
dicuri, kecelakaan. kebakaran dsb. Sebaliknya, obligasi. saham, dan
instrumen keuangan lain nilainya tidak akan berkurang karena
berlalunya waktu dan bahkan memperoleh penghasilan. Di samping
itu, risiko kerugiannya  relatif Iebih kecil.

 Fungsi likuiditas (liquidity function)

Kekayaan yang disimpan dalam bentuk instrumen keuangan,


dapat dikonversi menjadi kas atau uang tunai di pasar keuangan
dengan risiko kecil. Dengan demikian, pasar keuangan menyediakan
likuiditas bagi penabung pemilik instrumen keuangan yang sedang
membutuhkan uang tunai. Dalam masyarakat modern, uang terutama
disimpan di bank, dan hanya inilah instrumen keuangan yang memiliki
sifat likuiditas sempurna. 

Uang dapat kapan saja dibelanjakan tanpa perlu di konversi


dalam bentuk apa pun. Namun, uang yang disimpan di bank umumnya
memberikan hasil yang sangat rendah dibandingkan dengan semua
aset yang diperjualbelikan dalam sistem keuangan dan  daya belinya
akan terkikis oleh inflasi. Oleh karena itulah penabung umumnya
memperkecil jumlah tabungannya dan memilih memegang instrumen
keuangan yang memberikan pendapatan yang lebih tinggi (high-
yielding instruments) misalnya, dalam bentuk instrumen
berpendapatan tetap, seperti: Surat, Utang Negara Obligasi Negara

15
(Treasury Bond) ,dan Surat Perbendaharaan Negara (Trea sury Bills),
sampai mereka membutuhkan uang tersebut.

 Fungsi kredit (credit function)

Di samping menyediakan likuiditas dan memfasilitasi arus


tabungan, pasar keuangan menyediakan kredit untuk membiayai
kebutuhan konsumsi dan investasi.
Kredit merupakan pinjaman vang disertai janji untuk
membayar kembali di masa yang akan clatang. Konsumen
membutuhhan kredit untuk membeli barang-barang, misalnya: rumah,
mobil dan sebagainya. Sedangkan pengusaha menggunakan fasilitas
kredit (credit line) untuk membeli barang untuk tuiuan produksi,
membangun gedung, membeli mesin-mesin baru, membayar gaji
karyawan, membavar dividen kepada pemegang saham dan memenuhi
kewajiban pajaknya.

 Fungsi pembayaran (Payment function)

Sistem keuangan juga menyediakan mekanisme pembayaran


atas transaksi barang dan jasa. lnstrumen yang dapat digunakan
sebagai alat untuk melakukan pembayaran (medium of
exchange) antara lain: cek, giro, kartu kredit, dan kartu debit.
Bank umum memiliki peran yang sangat dominan dalam
memberikan jasa-jasa pembayaran ini. Mereka menawarkan banyak
variasi jasa pembayaran, misalnva: kliring, transfer elektronik, phone
banking, electronic banking, dan banyak lagi.
Melihat perkembangannya yang demikian pesat, sistem
pembayaran dengan cara elektronik (electronic funds transfer) atau e-
banking akan mendominasi sistem pembayaran ke depan dalam
melakukan  transaksi. Mekanisme pembayaran atau transfer secara on

16
line ini menjadi suatu trend baru dalam industri perbankan Indonesia
sejak memasuki dekade 198O-an. Kegiatan ini merupakan
terobosan  baru bagi bank untuk meningkatkan fee base income-nya. 

2.4 Stabilitas Sistem Keuangan

Stabilitas Sistem Keuangan adalah suatu kondisi dimana mekanisme ekonomi


dalam penetapan harga, alokasi dana dan pengelolaan risiko berfungsi secara baik
dan mendukung pertumbuhan ekonomi, atau bisa juga diartikan dengan
terhindarnya suatu negara dari krisis moneter atau keuangan. 

Sistem Stabilitas Keuangan merupakan sebuah sistem keuangan yang stabil


secara menyeluruh yang mendukung tumbuh kembangnya perekonomian ke arah
lebih baik. Banyak hal yang berpengaruh terhadap stabilitas sistem keuangan,
mulai dari keadaan pasar yang yang dipengaruhi oleh faktor perilaku masyarakat
maupun secara struktur sehingga menciptakan sistem keuangan yang tidak stabil.
Sumber yang dapat memicu terjadinya kegagalan pasar pun bisa dari berbagai
faktor, baik eksternal maupun internal.

Dan semua hal tersebut bisa menimbulkan resiko terhadap sistem keuangan
itu sendiri, seperti meningkatkan resiko kredit, likuiditas, pasar hingga
operasional. Hal ini terjadi perkembangan teknologi yang meningkat sehingga
sistem keuangan antar wilayah menjadi saling terintergrasi dengan mudah.

Di dalam perekonomian nasional, stabilitas sistem keuangan memiliki peran


yang teramat penting. Ini karena dalam sebuah mata rantai perekonomian, sistem
keuangan bertugas untuk menyalurkan dana dari pihak berlebih atau surplus
kepada pihak yang kekurangan atau mengalami defisit.

17
Misalnya saja sebuah bank, sebagai lembaga keuangan yang memiliki tujuan
untuk mengumpulkan dana dari mereka yang berlebih melalu produk keuangannya
seperti tabungan maupun deposito, dan menyalurkannya kembali kepada pihak
yang kekurangan modal melalui pinjaman atau kredit.

Dan jika sistem keuangan ini menjadi tidak efisien dan berfungsi secara tidak
stabil, penyaluran dana tidak akan dapat berjalan lancar dan dampaknya secara
signifikan mampu menghambat laju pertumbuhan ekonomi dalam skala yang lebih
luas bahkan dapat memicu terjadinya krisis.

Ada beberapa alasan mengapa SSK sangatlah penting dalam sistem


perekonomian. Yang pertama adalah sistem keuangan yang stabil akan dapat
membentuk pasar yang sehat, terkontrol dan alokasi dari berbagai sumber daya
yang ada dapat dikondisikan secara optimal. Alasan kedua yaitu sistem keuangan
yang stabil akan memiliki dampak langsung pada kesehatan dunia perbankan,
dengan sistem keuangan yang stabil dunia perbankan dapat menjalankan fungsinya
sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat secara maksimal, tentu hal ini
juga akan mempengaruhi sektor riil.

Alasan berikutnya adalah dengan stabilnya sistem keuangan tentu akan


mempengaruhi perputaran jumlah uang yang beredar di masyarakat. Hal ini karena
sistem keuangan berjalan dengan baik, sehingga inflasi-pun dapat dikendalikan.
Selanjutnya adalah biaya dari instabilitas sistem keuangan dapat ditekan karena
pengaruh dari instabilitas tersebut menyerang langsung sektor keuangan yang
mempunyai biaya restrukturisasi yang tidak murah, seperti sektor perbankan. Dan
alasan yang terakhir adalah Instabilitas sistem keuangan mempunyai pengaruh
yang cukup besar terhadap terjadinya krisis moneter, sehingga diperlukan upaya
yang maksimal dalam menjaga stabilitas sistem keuangan. Itulah lima alasan
pentingnya SSK bagi sistem perekonomian.

18
berbagai upaya penting dilakukan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan.
Sebab hal tersebut tidak hanya berpengaruh pada satu orang atau lembaga saja
namun bahkan secara nasional dan menyeluruh bisa terkena dampaknya secara
nyata.

Oleh karenanya sistem stabilitas nasional menjadi hal yang teramat penting,
tak hanya oleh negara saja melalui lembaga keuangannya yang wajib menjaga
stabilitas nasional namun juga seluruh masyarakat dari berbagai lapisan juga turut
memiliki andil untuk bisa menyelamatkan kondisi keuangan agar tetap stabil.

2.5 Klasifikasi Lembaga Keuangan

Lembaga keuangan dapat di klasifikasikan dalam beberapa kelompok.


Pengelompokan yang paling umum dan mudah dimengerti adalah dengan
mengelompokkan lembaga keuangan berdasarkan kegiatannya menghimpun
dana dari masyarakat secara langsung. Atas dasar cara pengelompokan tersebut,
lembaga keuangan dapat dibedakan menjadi lembaga keuangan depositori
(financial depository institutions) dan lembaga keuangan non depositori (non
depository financial institutions).

2.5.1 Lembaga Keuangan Depositori

Lembaga keuangan depositori menjalankan kegiatan penghimpunan dana


secara langsung dari masyarakat dalam bentuk simpanan (deposits) -- giro,
tabungan, atau simpanan berjangka; menerbitkan sertifikat deposito; dan
memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran (transfer, kliring dsb).

Yang dapat dikelompokkan ke dalam lembaga depositori adalah bank umum


dan Bank.

19
Perkreditan Rakyat karena hanya bank-bank inilah yang dapat menjalankan
fungsi-fungsi tersebut, yaitu: menarik dana secara langsung dan menyalurkannya
kembali terutama dalam bentuk kredit.

2.5.2 Lembaga Keuangan Non Depositori

Di beberapa negara, lembaga keuangan non depositori sering .iuga disebut


non bank financial institutions (NBFI) atau NDFI (non depository financial
institutions). Lembaga keuangan yang masuk dalam kelompok ini adalah semua
lembaga keuangan yang kegiatan usahanya tidak melakukan penarikan dana
secara langsung sebagaimana halnya yang dilakukan oleh lembaga depositori
atau bank-bank.

NBFI dapat diklasifikan ke dalam contractual financial institutions,


investment institutions, finance companies, dan lembaga keuangan non bank
lainnya.

Contractual institutions adalah lembaga keuangan yang menarik dana dari


masyarakat dengan menawarkan kontrak untuk memproteksi penabung terdadap
risiko ketidakpastian,misalnya: polis asuransi bagi perusahaan asuransi dan
program pensiun bagi dana pension, Kelompok lembaga keuangan non bank ini
di Indonesia adalah perusahaan asuransi kerugian, perusahaan asuransi jiwa.
asuransi social, Jamsostek dan dana pensiun.

Investment institutions adalah lembaga keuangan yang usahanya sangat


terkait dengan kegiatan di pasar modal, baik sebagai penyedia jasa jasa dalam
transaksi di pasar modal maupun melakukan langsung investasi untuk
kepentingan portofolionya. Lembaga keuangan jenis ini dapat disebutkan antara
lain: perusahaan efek (securities company) dan investment company. Perusahaan
efek pada dasarnya adalah pihak yang memberikan jasa-jasa penjaminan emisi
(underwriting), perantara (brokerage), pelaku perdagangan efek (dealer), dan

20
pengelolaan investasi (intestment management). Sementara itu, perusahaan
investasi umumnya melakukan kegiatan dalam reksa dana. Kegiatan investment
bank Di beberapa negara kegiatan,vang dilakukan oleh perusahaan efek dan
investment company ini sering juga disebut sebagai kegiatan investment bank.

2.5.3 Finance companies

Adalah lembaga keuangan yang memiliki bidang usaha dan menyediakan


beberapa jenis pembiayaan. Perusahaan pembiayaan (finance company) di
lndonesia, menurut peraturan yang berlaku, melakukan usaha pembiayaan dalam
bidang sewaguna usaha (leasing), anjak piutang (factoring), pembiayaan
konsumen, dan kartu kredit. Karena perusahaan ini menawarkan berbagai jenis
pembiayaan, maka sering juga disebut dengan multi finance company.

Lembaga keuangan non depositori lainnya

Selain lembaga keuangan yang disebutkan di atas, jasa-jasa pembiayaan


dengan cara gadai saat ini semakin berkembang. Pegadaian telah menjadi salah
satu pemain yang patut dipertimbangkan dalam konstelasi sistem keuangan
Indonesia.

Peran pegadaian mengalami peningkatan yang amat pesat memasuki


dekade 1990-an. Peningkatan ini terjadi sejalan dengan perubahan pola dan
strategi manajemen operasinya terutama yang berkaitan dengan peningkatan
kualitas pelayanan dan penciptaan beberapa produk baru (product development)
dan yang terpenting adalah peningkatan kualitas sumber daya manusianya.

21
DAFTAR PUSTAKA

http://nisaaaqmarina.blogspot.com/2013/12/sejarah-dan-perkembangan-
lembaga.html?m=1

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/30348/Chapter II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y - :~:text=Sistem%20keuangan%20dapat%20diartikan
%20sebagai,dunia%20(Rose%20%3A%202002)

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/30348/Chapter II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y - :~:text=Sistem%20keuangan%20dapat%20diartikan
%20sebagai,dunia%20(Rose%20%3A%202002)

https://www.calonmanejer.com/2019/01/Pengertian-Lebaga-keuangan.html?m=1 -
:~:text=Lembaga%20keuangan%20dapat%20di%20klasifikasikan%20dalam
%20beberapa%20kelompok.&text=Atas%20dasar%20cara%20pengelompokan
%20tersebut,(non%20depository%20financial%20institutions)

22

Anda mungkin juga menyukai