Anda di halaman 1dari 13

FATWA DSN - MUI

Latar belakang DSN-MUI


1. SK Majelis Ulama Indonesia No. Kep-754/MUI/II/1999 tentang
pembentukan DSN-MUI
2. Semakin berkembangnya Lembaga Keuangan Syariah sehingga perlu
adanya Lembaga yang akan menampung berbagai masalah yang
memerlukan fatwa agar diperoleh kesamaan dalam penanganan
dari masing-masing Dewan Pengawas Syariah yang ada di LKS
3. Merupakan lembaga koordinasi para ulama yang menanggapi isu-
isu yang berhubungan dengan masalah ekonomi/keuangan.
Hubungan Komisi Fatwa dan DSN-MUI
Fatwa MUI :
a. Komisi Fatwa MUI :
• Aqidah dan Aliran / Faham Keagamaan
• Ibadah
• Sosial Budaya
• Pangan, Obat-obatan dan kosmetik
• IPTEK
b. Dewan Syariah Nasional – MUI : Ekonomi, Keungan dan Bisnis
Syariah
Secara etimologi “fatwa” adalah keputusan yang diberikan mufti tentang
suatu masalah. Fatwa dalam istilah Bahasa Arab disebut “ijtihad” yang
berarti bersungguh-sungguh”. Ijtihad adalah proses penetapan hukum
syariat dengan menggunakan semua pikiran dan tenaga secara
bersungguh-sungguh. Proses ijtihad bertujuan menciptakan solusi dalam
pertanyaan hukum yang belum dijelaskan di dalam Al-Quran dan hadis.
Karenanya, hanya para ulama yang dapat berijtihad terkait hukum Islam
Fatwa DSN MUI Bidang Perbankan Syariah
1. MURABAHAH : 04/DSN-MUI/IV/2000
2. JUAL BELI ISTISHNA’ : 06/DSN-MUI/IV/2000
3. PEMBIAYAAN MUSYARAKAH : 08/DSN-MUI/IV/2000
4. PEMBIAYAAN IJARAH : 09/DSN-MUI/IV/2000
5. WAKALAH : 10/DSN-MUI/IV/2000
6. KAFALAH : 11/DSN-MUI/IV/2000
7. HAWALAH 12/DSN-MUI/IV/2000
8. AL-IJARAH AL MUNTAHIYA BI AL TAMLIK : 26/DSN/III/2002
9. dll
Tugas DSN-MUI
1. Menetapkan Fatwa
2. Mengawasi penerapan fatwa melalui DPS
3. Membuat pedoman implementasi fatwa
4. Mengeluarkan Surat Edaran (Ta’limat)
5. Memberikan/mencabut rekomendasi DPS
6. Menerbitkan Pernyataan Kesesuaian Syariah atau Keselarasan Syariah
7. Menerbitkan Serifikat Kesesuaian Syariah
8. Menyelenggarakan Program Sertifikasi Keahlian dll
Wewenang DSN-MUI
1. Memberikan peringatan kepada LKS, LBS dan LPS lainnya untuk
menghentikan penyimpangan dari Fatwa yang diterbitkan oleh DSN-MUI
melalui DPS
2. Merekomendasikan kepada pihak yang berwenang untuk mengambil
tindakan apabila peringatan tidak diindahkan
3. Membekukan dan/atau membatalkan sertifikat Syariah bagi LKS, LBS,
dan LPS lainnya yang melakukan pelanggaran
4. Menyetujui atau menolak permohonan LKS, LBS dan LPS lainnya
mengenai usul penggantian dan/atau pemberhentian DPS dan penasihat
Syariah atau Komite Syariah pada lembaga yang bersangkutan
5. Merekomendasikan kepada pihak terkait untuk menumbuhkembangkan
usaha bidang keuangan, bisnis dan ekonomi syariah
6. Menerbitkan Pernyataan Kesesuaian Syariah atau Pernyataan
Keselarasan Syariah bagi produk dan ketentuan yang ditebitkan oleh
Otoritas terkait
7. Menerbitkan persyaratan Kesesuaian Syariah atas sistem kegiatan,
produk dan jasa LKS, LBS dan LPS lainnya
8. Menerbitkan Sertifikat Syariah bagi LBS dan LKS lainnya yang
memerlukan
9. Menyelenggarakan Program Sertfikasi Keahlian Syariah bagi LKS, LBS
dan LPS lainnya
10. Melakukan sosialisasi dan edukasi dalam rangka meningkatkan
literasi keuangan dan ekonomi syariah
11. Menumbuh kembangkan penerapan nilai-nilai Syariah dalam kegiatan
perekonomian pada umumnya dan keuangan pada khususnya
Perangkat Organisasi DSN-MUI
a. Internal :
 Badan Pengawas
 Badan Pengurus
 Badan Pelaksana Harian

b. Eksternal :
 Dewan Pengawas Syariah (DPS)
 Penasihat Syariah
 Komite Syariah
Tim Ahli Syariah (TAS)
Proses Pembuatan Fatwa DSN-MUI
1. Otoritas Keuangan/ LKS sebagai Mustafti
2. DSN-MUI : Pendalaman masalah dan perumusan fatwa dilakukan oleh
Badan Pelaksana Harian Dewan Syariah Nasional (BPH DSN)
3. BPH-DSN : BPH melakukan pengkajian secara komprehensif dengan
melibatkan para pakar/ahli di bidang terkait dan melakukan penggalian
dalil dari kitab-kitan fikih klasik maupun kitab fikih kontemporer
4. Draft Fatwa
5. Rapat Pleno DSN-MUI
6. Fatwa
Dewan Pengawas Syariah
1. Perangkat eksternal DSN-MUI yang bertugas mengawasi pelaksanaan
fatwa dan keputusan DSN-MUI pada LKS, LBS dan LPS lainnya
2. Pihak terafiliasi dengan LKS, LBS, dan/atau LPS lainnya yang diawasinya
3. Menjalankan fungsinya berdasarkan Peraturan Organisasi DSN-MUI dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku setelah mendapatkan
rekomendasi DSN-MUI
4. Bertanggung jawab kepada DSN-MUI dalam melaksanakan tugasnya
Tugas Dewan Pengawas Syariah
a. Mengawasi produk dan kegiatan usaha LKS, LBS dan LPS lainnya agar
sesuai dengan ketentuan dan prinsip Syariah yang telah difatwakan
oleh DSN-MUI
b. Membuat opini Syariah atas permintaan/pertanyaan dan/atau temuan
di Lembaga yang diawasinya
c. Melaporkan hasil pengawasan kepada DSN-MUI dua kali dalam satu
tahun
Wewenang Dewan Pengawas Syariah
a. Memberikan nasihat dan saran kepada komisaris, direksi, pimpinan
unit usaha Syariah dan pimpinan kantor cabang LKS, LBS dan LPS
lainnya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan aspek syariah
b. Sebagai mediator antara LPS, LBS dan LPS lainnya dengan DSN-MUI
dalam mengkomunikasikan usul dan saran pengembangan kegiatan
usaha yang berupa produk dan / atau jasa yang memerlukan kajian
dan fatwa dari DSN-MUI
c. Memberikan peringatan kepada direksi LKS, LBS dan LPS lainnya
untuk melakukan upaya penghentian penyimpangan syariah dan
berhak melaporkannya kepada otoritas

Anda mungkin juga menyukai