Anda di halaman 1dari 16

STRUKTUR

ORGANISASI BANK
SYARIAH
NAMA : SRI WAHYUNI
NIM : 183150161
KELAS : PERBANKAN SYARIAH 2
SEMESTER : IV
Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana cara mengorganisasi
dalam perbankan syariah dan cara kerja perbankan
syariah
A. Struktur Organisasi
Bank syariah dapat memiliki struktur yang sama dengan
bank konvensional, misalnya dalam hal komisaris dan
direksi, tetapi unsur yang amat membedakan antara
bank syariah dan konvensional adalah keharusan adanya
Dewan Pengawas Syariah yang bertugas mengawasi
operasional bank dan produk-produknya agar sesuai
dengan garis-garis syariah.
Dewan Pengawas Syariah biasanya diletakkan diposisi
setingkat Dewan Komisaris pada setiap bank. Hal ini
untuk menjamin efektivitas dari setiap opini yang
diberikan oleh Dewan Pengawas Syariah. Karena itu,
biasanya penetapan anggota Dewan Pengawas Syariah
dilakukan oleh rapat umum pemegang saham, setelah
para anggota Dewan Pengawas Syariah itu mendapat
rekomendasi dari Dewan Syariah Nasional.
Rapat Umum Pemegang Saham, yang selanjutnya disebut
RUPS adalah organ Persero yang memegang kekuasaan
tertinggi dalam Persero dan memegang segala
wewenang yang tidak diserahkan kepada Direksi atau
Komisaris.
B. Seputar Dewan Syariah Nasional
Dan Dewan Pengawas Syariah
1. Majelis Ulama Indonesia
Majelis Ulama Indonesia yang lazim disingkat MUI,
didirikan pada tanggal 17 Rajab 1395 Hijriah.
Organisasi yang berasaskan Islam dan bersifat
keagamaan, kemasyarakatan, dan independen, ini
memilik empat fungsi utama sebagai berikut :
(i) Sebagai wadah musyawarah (iii)Sebagai wadah yang
para ulama, zuama dan mewakili umat Islam
cendekiawan Muslim dalam
mengayomi umat Islam dan dalam hubungan dan
mengembangkan kehidupan konsultasi antara umat
yang Islami. beragama.
(ii) Sebagai wadah silaturahmi
para ulama, zuama dan
cendekiawan Muslim untuk (iv)Sebagai pemberi fatwa
mengembangkan dan kepada umat Islam dan
mengamalkan ajaran Islam pemerintah, baik diminta
yang menggalang ukhuwah maupun tidak diminta.
Islamiyah.
Sampai sekarang ini, Majelis Ulama Indonesia memiliki
10 komisi, dan beberapa lembaga otonom seperti
Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan kosmetik
(LP-POM), Badan Arbitrase Syariah Nasional
(BASIARNAS) dan Dewan Syariah Nasional (DSN).
Mengingat yang membentuk DSN adalah Majelis Ulama
Indonesia, maka memang sejatinya bila biasa disebut
dengan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
Indonesia (DSN-MUI).
2. Dewan Pengawas Syariah (DPS)
Peran utama ulama dalam Dewan Pengawas Syariah adalah mengawasi
jalannya oprasional bank sehari-hari agar selalu sesuai dengan ketentuan-
ketentuan syariah.
Tugas lain DPS adalah meneliti dan membuat rekomendasi produk baru dari
bank yang diawasinya.

Selain itu, DPS juga mempunya fungsi :


1. Sebagai penasehat dan pemberi saran bagi direksi
2. Sebagai mediator antara bank dan DSN dalam mengkomunikasikan dan
usul pengembangan produk dan jasa dari bank
3. Sebagai perwakilan DSN yang ditempatkan pada bank, DPS wajib
melaporkan kegiatan usaha serta perkembangan bank syariah.
3. Dewan Syariah Nasional (DSN)
Dewan Syariah Nasional dibentuk oleh MUI pada tahun
1999.
Secara organisator, kepengurusan Dewan Syariah
Nasional tediri atas pengurus Dewan Syariah Nasional
dan Badan Pelaksana Harian Dewan Syariah Nasional
(BPH-DSN).
Pengurus DSN secara ex officio (karena jabatan) dijabat
oleh Ketua Umum MUI, sedangkan Badan Pelaksanaan
Harian dijabat oleh orang yang ditunjuk oleh pengurus
DSN.
4. Unit Usaha Syariah (UUS)
Unit usaha syariah adalah unit kerja khusus untuk kantor bank
konvensional yang memiliki cabang syariah. Unit berada dikantor
pusat dan dipimpin oleh Direksi.
Secara umum tugas UUS mencakup :
1. mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan kantor cabang syariah
2. melaksanakan fungsi treasury dalam rangka pengelolaan dan
penempatan dana yang bersumber dari kantor-kantor cabang syariah
3. Menyusun laporan keuangan konsolidasi dari seluruh kantor-kantor
cabang syariah
4. Melaksanakan tugas pinata usahaan laporan keuangan kantor-kantor
cabang syariah.
Fungsi Staf
Disamping organisasi ini dapat juga dibentuk wadah
yang menjalankan fungsi staf. Dalam organisasi bank
juga terdapat beberapa komite, seperti komite
anggaran, komite kebijakan pembiayaan, komite
pemutus pembiayaan, komite asset liabilitas, komite
personalia.
Komite-komite tersebut beranggotakan para pejabat
senior dari berbagai bidang dan pimpinan oleh direksi.
5. Dewan Komisaris
Dewan komisaris berwenang dan bertanggung jawab
untuk memberikan persetujuan atas kebijakan
pembiayaan dan rencana pembiayaan tahunan,
termasuk pembiayaan kepada pihak-pihak terkait dan
nasabah-nasabah besar tertentu yang dituangkan
dalam rencana kerja bank.
6. Direksi
Direksi bertanggung jawab atas penyusunan kebijakan dan
rencana pembiayaan yang dituangkan dalam rencana kerja bank,
dan memastikan bahwa kebijakan itu tidak bertentangan dengan
prinsip-prinsip syariah.
7. Dewan Pengawasan Pemerintah
Bank SemtralIndonesia mengawasai oprasi bank sehari-hari
dengan ketat. Bank Sentral Indonesia menilai kesehatan bank
melalui 5 indikator yaitu :
Kecukupan modal, ualitas aset, kualitas manajemen , kemampuan
menciptakan laba, dan kecukupan liquiditas, solfabilitas.
C. Perencanaan Struktur Organisasi
1. Pengelompokkan fungsi-fungsi
2. Pelimpahan tanggung jawab
3. Fleksibilitas struktur organisasi

D. Staffing Struktur Organisasi


 Top management bertanggung jawab terhadap lancarnya rencana
organisasi dengan membuat program yang dirancang dan
dilaksanakan untuk menjamin staffing yang sesuai dengan struktur
organisasi, sekurang-kurangnya untu jabatan senior dan pengawas.
Ada 5 program dalam pengisian rencana organisasi ini
yaitu :
1. Proyeksi kebutuhan tenaga kerja
2. Inventarisasi kebutuhan tenaga kerja yang ada sekarang
3. Program latihan dan pengembangan
4. Penempatan pejabat
5. Administrasi gaji

Anda mungkin juga menyukai