Anda di halaman 1dari 3

Nama : Fazira Agustina

NPM : 10010220041
Prodi : HES
Matkul/Kelas : Tafsir/A

LATIHAN SOAL
1. Jelaskan isi kandungan QS 1:5 !
2. Jelaskan isi kandungan QS 1:6 !
3. Jelaskan isi kandungan QS 1:7 !
4. Jelaskan tingkatan hidayat lengkap dengan dalil naqli-nya!
5. Sebutkan dan jelaskan ayat Al-Qur’an dan atau hadits yang terkait dengan ayat-ayat pada
soal nomor 1, 2, dan 3!

JAWABAN

1. ُ‫ك نَ ْست َِعي ْۗن‬


َ ‫د َواِيَّا‬7ُ ُ‫اِيَّاكَ نَ ْعب‬
Dalam QS 1:5 ini menegaskan bahwa hanya Allah-lah sembahan yang sebenarnya, yang berhak
untuk diikuti perintah-Nya, dijauhi larangan-Nya, ditakuti murka-Nya, serta diharapkan ridha
dan pertolongan-Nya. Pada ayat 5 juga menegaskan tentang tauhid uluhiyyah-Nya. Bertalian
dengan ayat ini, dalam QS 51:56 Allah SWT menegaskan bahwa tujuan manusia (dan jin)
diciptakan adalah hanya untuk menyembah-Nya : “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”. Kemudian dalam QS 20:14, QS 28:87-88.
Ayat-ayat tersebut menjadi bayan bagi QS 1:5 bahwa hanya kepada Allah saja hamba
menyembah. Allah SWT adalah satu-satunya sembahan, tiada Tuhan kecuali Dia. Ibadah yang
diterima adalah ibadah yang murni hanya kepada-Nya. Tidak tercampur dengan syirik sedikit
pun.

2. ‫الصِّراطَ ْال ُم ْستَقِ ْي َم‬


َ ‫اِ ْه ِدنَا‬
Makna “ihdina” dalam QS 1:6 ini, menurut Quraish Shihab dengan menggunakan metode tafsir
munasabah antar ayat antar surat dijawab langsung oleh Allah dalam QS 2:2 “(Al-Qur’an) ini
tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa”. Maksudnya adalah, ketika
seorang hamba memohon kepada Allah agar ditunjukkan dan dituntun ke jalan yang lurus, maka
Allah langsung mengabulkannya, “inilah al-kitab/al-Qur’an, jalan yang lurus yang kalian minta,
wahai hamba-Ku, jalan yang tidak ada keraguan bahwa di dalamnya adalah beragam petunjuk
bagi orang yang takwa, orang yang taat kepada-Ku”. Terkait dengan QS 1:6, jalan yang lurus
adalah Din al-islam, agama fitrah, agama yang sesuai dengan fitrah manusia. Allah berfirman
dalam QS 30:30.

3. َ‫ب َعلَ ْي ِه ْم َواَل الض َّۤالِّ ْين‬


ِ ْ‫ص َراطَ الَّ ِذ ْينَ اَ ْن َع ْمتَ َعلَ ْي ِه ْم ەۙ َغي ِْر ْال َم ْغضُو‬
ِ
Penjelasasan QS 1:7, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya, bukan
(jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat, Syeikh Dr. Shalih bin
Abdullah bin Humaid, menjelaskan bahwa “jalan yang ditempuh oleh orang-orang yang telah
Engkau beri nikmat dari hamba-hamba-Mu berupa hidayah, seperti para Nabi, para siddiqin
(pecinta kebenaran), para syuhada dan orang-orang yang shaleh. Mereka adalah teman terbaik,
bukan jalan yang ditempuh oleh orang-orang yang dimurkai, yaitu orang-orang yang mengetahui
kebenaran tetapi tidak mau mengikutinya seperti orang-orang yahudi dan bukan pula jalan yang
ditempuh oleh orang-orang yang tersesat dari jalan yang benar, yaitu orang-orang yang tidak
menemukan jalan yang benar karena keteledoran mereka dalam mencari kebenaran dan mencari
petunjuk seperti orang-orang Nasrani.

4. Dengan kata hudan-hidayah dan berbagai derivasinya, para ulama mengkategorisasikan


hidayah pada empat tingkatan, yakni :
1. Al-‘Aql (akar pikiran atau rasio).
Allah swt berfirman dalam QS 20:50 : ‫ى َأ ْعطَ ٰى ُك َّل َش ْى ٍء خَ ْلقَهۥُ ثُ َّم هَد َٰى‬ ٓ ‫( قَا َل َربُّنَا ٱلَّ ِذ‬Musa berkata:
"Tuhan kami ialah (Tuhan) yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk
kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk).
2. Al-Wahy (wahyu atu firman Allah).
Allah swt berfirman dalam QS 30:24 : ‫ى‬ ‫ق َخوْ فًا َوطَ َمعًا َويُنَ ِّز ُل ِمنَ ٱل َّس َمٓا ِء َمٓا ًء فَيُحْ ِۦ‬ َ ْ‫َو ِم ْن َءا ٰيَتِ ِهۦ ي ُِري ُك ُم ْٱلبَر‬
ُ ِّ
َ‫ت لقَوْ ٍم يَ ْعقِلون‬ ٰ ٰ
َ ِ‫ض بَ ْع َد َموْ تِهَٓا ۚ ِإ َّن فِى َذل‬
ٍ َ‫ك َل َءاي‬ ‫َأْل‬
َ ْ‫( بِ ِه ٱ ر‬Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia
memperlihatkan kepadamu kilat untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia
menurunkan hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang
mempergunakan akalnya).
3. Al-Tawfiq (pertolongan).
Allah swt berfirman dalam QS 29:69 : َ‫ُوا فِينَا لَنَ ْه ِديَنَّهُ ْم ُسبُلَنَا ۚ َوِإ َّن ٱهَّلل َ لَ َم َع ْٱل ُمحْ ِسنِين‬ ۟ ‫( َوٱلَّ ِذينَ ٰ َجهَد‬Dan
orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami
tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta
orang-orang yang berbuat baik).
4. Al-Jannah (surga).
Allah swt berfirman dalam QS. 47:5: ‫( َسيَ ْه ِدي ِه ْم َويُصْ لِ ُح بَالَهُ ْم‬Allah akan memberi pimpinan
kepada mereka dan memperbaiki keadaan mereka).

5 menurut Al-Qur’an dan hadits


 Al-Qur’an
- QS 1:5 berkaitan dengan QS 51:56 Allah SWT menegaskan bahwa tujuan manusia
(dan jin) diciptakan adalah hanya untuk menyembah-Nya.
- QS 1:6-7 ditafsiri dengan sangat relavan dengan rincian yang sangat tertib oleh QS
4:68-69, maksudnya jalan yang ditempuh oleh para nabi sejak Nabi Adam as sampai
dengan Nabi SAW, orang yang benar, para syuhada/orang-orang yang gugur
memperjuangkan agama Allah, dan orang yang shaleh, orang-orang yang
membuktikan keimanan mereka dalam ketaatan kepada Allah SWT, bukan jalan
orang-orang yang dimurkai seperti Yahudi, dan bukan pula orang-orang yang sesat
seperti Nasrani.
 Hadits
Terkait dengan kemurnian dan keesaan dalam peribatan ini, Rasulullah SAW menegaskan
dalam hadits riwayat Abu Bakrah RA :
‫وق‬77‫ وعق‬،‫راك باهلل‬77‫ اإلش‬:‫ا‬77ً‫ائر؟ ثالث‬77‫أكبر الكب‬7
ِ 7‫بئكم ب‬77‫ ((أال أن‬:‫ال‬77‫لم فق‬77‫ه وس‬77‫لى هللا علي‬77‫ول هللا ص‬77‫د رس‬77‫ا عن‬77‫ كن‬:‫عن أبي بَ ْكرة قال‬
‫ ليته سكت‬:‫ فما زال يكررها حتى قلنا‬،‫ وكان رسول هللا متكًئا فجلس‬،))‫ أو قول الزور‬،‫ وشهادة الزور‬،‫!الوالدين‬
“maukah kalian aku beri tahu apa dosa besar yang paling besar”. Beliau mengulang tiga kali.
Para sahabat menjawab “tentu, wahai Rasulullah”. Lalu Rasulullah bersabda, “yaitu
menyekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orang tua”. Saat itu beliau bersandar lalu duduk
dan melanjutkan, “juga, kesaksian palsu”. Begitu Rasulullah mengulang ulang sampai kami
mengatakan, “andai beliau menghentikannya”. (HR Bukhari Muslim)

Anda mungkin juga menyukai