Anda di halaman 1dari 8

Munasabah

Pada ayat-ayat sebelumnya, Allah SWT telah menjelaskan tentang bukti petunjuk atas
keesaan dan kuasa Ilahi atas segala sesuatu termasuk diantaranya adalah hasyr (tempat
berkumpul) dan ba’ts (hari kebangkitan), juga meneguhkan tekad Rasullah SAW untuk
bangga dengan dakwah yang beliau bawa dan tidak perlu memperdulikan perlakuan orang –
orang musyrik terhadap dakwah yang beliau bawa itu.

Selanjutnya disini Allah SWT memerintahkan untuk senantiasa konsisisten dalam agama
islam dan meneguhkannya serta tulus ikhlas dalam menjalankan amal islam. Hal itu karena
agama islam adalah fitrah Allah SWT yang dia menciptakan akal dan jiwa menurut fitrah itu,
menciptakanya dengan dibekali naluri untuk mengikuti substantansi serta mengerti,
menginsafi, dan menyadari sepenuhnya terhadap maknanya.1

Setelah menjelaskan dan menegaskan tauhid serta memaparkan dalil-dalil dan bukti- buktinya
secara logika dan permisalan disini Allah menerangkan hal ihwal dua golongan manusia:
pertama, golongan sebagian orang-orang musyrik yang merengek-rengek kepada Allah SWT
di kala sulit dan susah, dan mempersekutukan Allah dengan berhala-berhala dan arca-arca
dikala orang-orang musyrik itu sedang lapang. Kedua, golongan sebagian orang-orang kafir
atau orang musyrik selain golongan pertama, yaitu mereka yang ibadah kepada Allah SWT
hanya karena dunia, sehingga ketika mereka diberikan sebagian dari dunia, maka mereka
akan senang dan puas, namun apabila mereka tidak diberi mereka benci, marah-marah,
kecewa dan berputus asa.2

Tafsir dan penjelasan

‫َفَأِقْم َو ْج َهَك ِللِّد يِن َح ِنيًفا ِفْط َر َة ِهَّللا اَّلِتي َف َط َر الَّن اَس َع َلْي َه ا اَل َت ْبِديَل ِلَخ ْل ِق ِهَّللا َذ ِلَك‬
‫الِّد يُن اْلَقِّي ُم َو َلِكَّن َأْك َث َر الَّن اِس اَل َي ْع َلُموَن‬
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah
Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah
Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Q.S
Arrum : 30 )

Redaksi ini ditujukan kepada nabi Muhammad SAW, selama kaum kafir dan musyrik
mengikuti keinginan mereka sendiri dengan memilih kesesatan dan berkeras hati untuk tetap
sesat, maka tinggalkanlah dan jangan terpengaruh dengan penolakan mereka. Hal senada
ditemukan dalam:
1
Wahbah Zuhaili, al-Tafsir al-Munir (Beirut: Darul Fikr, 2009), jilid. 11, hlm. 88

2
Wahbah Zuhaili, al-Tafsir al-Munir (Beirut: Darul Fikr, 2009), jilid. 11, hlm. 95
‫َلَع َّلَك َباِخ ٌع َن ْف َسَك َأاَّل َي ُك وُنوا ُمْؤ ِمِنيَن‬
boleh jadi kamu (Muhammad) akan“

membinasakan dirimu karena mereka tidak beriman”(Q.S asy-Syu’ara: 26:3)

Tugasmu wahai Muhammad tidak lebih menyampaikan wahyu, biarkan meraka mereka
menjadi urusan-Ku. Jangan terpengaruh atas penolakan mereka dan jangan sedih atas tipu
daya mereka, karena telah Aku tetapkan mereka tidak akan menang melawanmu tapi
kamulah yang akan menang melawan mereka.

‫ َو ِإَّن ُج ْن َد َن ا َلُهُم‬. ‫ ِإَّن ُهْم َلُهُم اْل َم ْن ُصوُروَن‬. ‫َو َلَق ْد َسَب َقْت َك ِلَم ُتَن ا ِلِعَباِد َن ا اْل ُمْر َس ِليَن‬
‫اْلَغ اِلُبوَن‬
Sesungguhnya telah tetap janji kami kepada hamba-hamba kami yang

menjadi rasul, yaitu sesungguhnya tentara kamilah yang pasti menang (QS ash-Shaffat: 37:
171 -173)

Inilah ketetapan Alqur’an dan ini pula yang menjadi prinsip yang harus yang harus
ditanamkan di dalam jiwa dan di dalam ucapan kita sebagai orang-orang mu’min. Bila terjadi
perkara yang bertentangan dengan prinsip diatas , maka itu merupakan proses untuk menuju
kemenangan sebagaimana hal sama juga terjadi terhadap umat sebelummu. Demikianlah
Allah menenangkan hati nabi Muhammad SAW.3

‫ فاقم وجهك للدين حنيفا فطرت هللا التي فطر الناس عليه<<ا‬jika aqidah, kenyakinan, dan agama yang telah
nyata dan jelas adanya berdasarkan dalil-dalil yang telah disebutkan, bahwa kesyirikan dan
segala bentuk atributnya telah nyata kebatilannya, karena itu, ikutilah agama yang Allah
SWT gariskan untukmu yaitu agama ‫حنيف‬,millah nabi Ibrahim AS yang Allah SWT telah
menunjukkan kamu kepada-Nya dan menyempurnakanya untukmu. Agama itu adalah agama
yang lurus dan benar yang Allah SWT menciptakan makhluk menurut fitrah itu. Karena
Allah SWT menciptakan mereka atas dasar naluri dan akal untuk makrifat kepadaNya,
mengenalnya, mengesakanNya dan tiada tuhan yang hak disembah selain Allah SWT.4

Perintah yang terkandung dalam ayat ini adalah perintah kepada nabi Muhammad SAW dan
secara otomatis juga perintah kepada umat beliau.

‫فطرت هللا‬menurut Ibnu katsir dalam tafsirnya adalah Allah SWT menciptakan manusia dalam
keadaan memiliki potensi untuk mengetahuiNya, mengesakanNya, dan tidak ada tuhan
selain Dia. sebagaimana firman Allah SWT 5

3
Muhammad Mutawwali Sya’rawi, al-Tafsir al-Sya’rawi ( )

4
Wahbah Zuhaili, al-Tafsir al-Munir (Beirut: Darul Fikr, 2009), jilid. 11, hlm. 90
5
Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur’an al-‘Adzhim (Beirut: Darul Fikr, 2009), jilid 3, hlm.1436
‫َو ِإْذ َأَخ َذ َر ُّب َك ِم ْن َب ِني آَد َم ِم ْن ُظ ُهوِر ِه ْم ُذ ِّر َّي َت ُهْم َو َأْش َه َدُه ْم َع َلى َأْنُفِس ِه ْم َأَلْس ُت ِبَر ِّب ُك ْم‬
‫َقاُلوا َب َلى َش ِه ْد نَا‬
. dan
(ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi
mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):
"Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), Kami
menjadi saksi". ( Q.S Al’Araf 172)

Juga sebagaimana hadist qudsi shahih yang diriwayatkan oleh imam Muslim dan imam
Ahmad bahwasannya Allah SWT berfirman:

‫واني خلقت عبادي حنفاء كلهم فاجتالتهم الشياطين عن دينهم‬


“ sesungguhnya aku menciptakan hamba-hambaku sebagai oran-orang yang hanif (suci)
kemudian setan-setan menggelicirkan dari agama mereka” (HR Muslim dan Imam Ahmad)6

‫ ال تبديل لخلق هللا‬kalimat ini berbentuk kalimat berita yang bermakna larangan. Yaitu janganlah
kalian mengganti ciptaan Allah SWT dan agamaNya dengan kesyirikan sehingga kalian
mengubah manusia dari fitrah yang Allah SWT menciptakan mereka menurut fitrah itu.

Ini menjadi dalil bahwa sesungguhnya manusia diciptakan mempunyai naluri dan sifat
alamiah yang cenderung kepada aqidah yang suci dan benar. Akal manusia pada aslinya
tercipta dengan keadaan bersih dan lurus. Kemudian terjadi perubahan dan penyimpangan
akibat pengaruh dari lingkungan berupa hawa nafsu, pengetahuan dan wawasan yang
menyimpang.7

‫ ذال<<ك ال<<دين القيم ولكن اك<<ثر الن<<اس ال يعلم<<ون‬menurut Wahbah Zuhaili dalam “al-Tafsir al-Munir”
penggalan ayat ini diperintahkan untuk mingukti millah tauhid, memegang teguh syariat
serta fitrah yang lurus, yang tiada kebengkokan, dan penyimpangan didalamnya. Hanya saja
kebanyakan manusia tidak mengetahui dan tidak mengerti dengan sebenar—benarnya, maka
mereka pun menyimpang jauh darinya. Hal itu disebabkan mereka tidak menggunakan akal
pikiran mereka serta tidak memetik bukti-bukti yang jelas lagi nyata. Seandainya mereka mau
menggunakan berpikir dan merenung niscaya mereka tidak akan tersesat.

‫ُمِنيِبيَن ِإَلْيِه َو اَّتُقوُه َو َأِقيُم وا الَّص اَل َة َو اَل َتُك وُنوا ِم َن اْلُم ْش ِرِكيَن‬
dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat
dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah ( Q.S Arrum : 31 )

6
Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur’an al-‘Adzhim (Beirut: Darul Fikr, 2009), jilid 3, hlm.1437

7
Al-Sayyid Muhammad Husain Thabathabai, al-Mizan Fi tafsir al-Qur’an (Muassasah Ihya’ al-Kutub al-
Islamiyyah, 1430 H), jilid 15, hlm. 410
Anaba artinya kembali kepada Allah SWT, memutuskan segala hubungan kebatilan dan tidak
ada hubungan dengan sekutu Allah dalam masalah aqidah, hubungan hanya semata-mata
kepada Allah SWT saja.

‫( والتقوه‬dan bertakwalah kepada-Nya) karena tidak pantas kamu kembali kepada Allah SWT
dan menjadikan-Nya di dalam hatimu tapi kamu berpaling dan melanggar manhaj-Nya.
Dalam bingkai “takwa” untuk itu banyak ayat al-Qur’an yang mengatikan antara iman dan
amal shaleh. “kecuali orang- orang yng beriman dan beramal shaleh” (QS asy-Syu’ara
26:227) karena faidah iman dan buahnya berupa keselamatan dan kebahagian di dunia dan
akhirat tidak akan bermakna kalau tidak beramal shaleh.

Atau ‫ التقوه‬yang bermakna takutlah kalian terhadap murkanya Allah SWT, buatlah tameng
penghalang antara dirimu dan murkanya Allah. Tameng ini terwujud lewat melaksankan
semua perintah-perintah Allah SWT dan menjauhi semua larangan-larangan-Nya. Takwa
kepada Allah SWT dan takwa kepada api neraka tidaklah bertentangan bahkan saling
menopang dan mendukung. Karena makna takwa kepada Allah ialah membuat tameng
penghalang antara siksa dan murka Allah SWT. Dan itu sama dengan takut kepada api neraka
yang berarti jauhkan dirimu dari sebab-sebab yang membuatmu masuk ke dalamnya.8

‫( و اقيم<<و الصالة‬serta tegakkanlah sholah) yaitu konsisten dan persistenlah kalian dalam
menegakkan sholat secara sempurna rukun-rukunya dan terpenuhi syarat-syaratnya dengan
berlandaskan pada kekhusukan dan pengagungan kepada Allah SWT9

‫وال تكون من المشركين‬

Melihat konteksnya, wawu athaf dalam penggalan ayat di sini berfungsi “li muthlaq al-jam’i”
(menggabungkan beberapa pernyataan, yang masing-masing tidak bisa dikalahkan) ini bisa di
pahami, bahwa tidak ada ibadah tanpa meninggalkan syirik.10

Asy-Sya’rawi berpendapat bahwa kemusyrikan yang dilarang dalam hal ini bukan
menyekutukaan Allah SWT tapi menduakan niat dalam bentuk ria atau agar dilihat manusia
bukan karena Allah SWT.

Untuk itu disebutkan pekerjaan karena mengharap pujian manusia dengan istilah “ria”. Ini
adalah bagian dari sifat-sifat syirik dan menyekutukan Allah SWT. Orang yang sholat dan
membangun masjid untuk ketenaran atau agar dipuji manusia pasti merugi, sebagaimana
firman Allah SWT: “barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan kami
tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia
kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu
bagian pun di akhirat” (QS asy-Syuara 42: 20)

8
Muhammad Mutawwali Sya’rawi, al-Tafsir al-Sya’rawi ( )

9
Wahbah Zuhaili, al-Tafsir al-Munir (Beirut: Darul Fikr, 2009), jilid. 11, hlm. 90

10
Ahmad Husnul hakim IMZI,kaidah-kaidah penafsiran (depok :Lingkar Study al-Qur’an,
2017),hlm.20
Di dalam hadist tu juga diterangkan ketika nabi Muhammad berdoa “ Ya Allah saya
memohon ampun dari setiap amal perbuatan yang saya lakukan semata-mata mengharapkan
ridhomu tapi ia bercampur dengan suatu yang bukan karena-Mu” (HR Abu Naim)11

‫ِم َن اَّلِذ يَن َفَّر ُقوا ِد يَنُهْم َو َك اُنوا ِشَيًعا ُك ُّل ِح ْز ٍب ِبَم ا َلَد ْيِهْم َفِرُحوَن‬
“Yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa
golongan. tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka”.

( Q.S Arrum :32 )

Janganlah kalian termasuk orang-orang musyrik yang berbeda-berbeda dan berselisih pada
apa yang mereka sembah sesuai dengan perbedaan hawa nafsu mereka, mengganti dan
mengubah agama fitrah, memercayai sebagian darinya dan mengingkari serta menolak
sebagian yang lain, mereka pun menjadi bergolong-golongan berbeda-beda seperti Yahudi,
Nasrani,Majusi(zoroaster), paganis dan para pengikut agama-agama bathil lainnya. Tiap-tiap
golongan dari mereka merasa senang dan bangga dengan apa yang ada pada golongan
masing-masing serta menyangka, bahwa merekalah pihak yang benar. Padahal sejatinya
mereka di pihak yang bertentangan dengan agama yang hak yang diinginkan oleh Allah
SWT dan yang dia pilih sebagai agama untuk para hambanya.12

Para musafir yang berbeda arah dan tujuan serta niat. ‫( ِش َيًعا‬golongan) adalah kelompok yang
saling tolong-menolong dalam satu urusan tertentu. Baik dalam urusan baik ataupun buruk,
yang baik seperti: “sesungguhnya Ibrahim benar-benar termasuk syi’ah/ golongan (Nuh) (QS
ash-Shaffat 37:83) dan yang buruk seperti: “sesungguhnya Firaun telah berbuat sewenang-
wenang di bumi dan dan menjadikan penduduknya golongan yang berpecah bela”. (QS al-
Qashash 28:4)13

Hal ini juga menyangkut umat islam. Mereka berselisih di antara mereka dan terbagi menjadi
sekte-sekte dan alira-aliran yang beragam menyangkut aqidah dan amal. Semuanya sesat
kecuali satu; yaitu ahlus sunnah waljama’ah yang memegang teguh kitabullah dan sunnah
Rasulallah dan apa yang diikuti oleh generasi pertama yaitu para sahabat, tabiin dan para
imam kaum muslimin. Hal ini sebagaimana hadist yang diriwayatkan oleh al-Hakim dalam
Mustadrak, bahwa Rasullah. Ditanya tentang golongan yang selamat beliau menjawab,14

‫من كان على ماانا عليه اليوم واصحابي‬

Yaitu golongan yang mengikuti dan meneguhi apa yang aku dan para sahabatku
meneguhinya pada hari ini. (HR al-Hakim)

11
Sayyid Qutub, Fi dzilal al-Qur’an (Beirut: Darul Ma’rifah, 1981), jilid. ,Hal.

12
Wahbah Zuhaili, al-Tafsir al-Munir (Beirut: Darul Fikr, 2009), jilid. 11, hlm. 91
13
Muhammad Mutawwali Sya’rawi, al-Tafsir al-Sya’rawi ( )
14
Wahbah Zuhaili, al-Tafsir al-Munir (Beirut: Darul Fikr, 2009), jilid. 11, hlm. 92
‫َو ِإَذ ا َم َّس الَّن اَس ُضٌّر َد َع ْو ا َر َّبُهْم ُمِنيِبيَن ِإَلْي ِه ُثَّم ِإَذ ا َأَذ اَق ُهْم ِم ْن ُه َر ْح َم ًة ِإَذ ا َف ِر يٌق‬
‫ِم ْن ُهْم ِبَر ِّب ِه ْم ُيْش ِر ُك وَن‬
dan apabila manusia disentuh oleh suatu bahaya, mereka menyeru Tuhannya dengan
kembali bertaubat kepada-Nya, kemudian apabila Tuhan merasakan kepada mereka barang
sedikit rahmat daripada-Nya, tiba-tiba sebagian dari mereka mempersekutukan Tuhannya.
( Q.S Arrum :33 )

Kata ‫ َم َّس‬artinya lams khafi/ sentuhan lembut artinya bahaya yang menimpa itu sedikit,
namun tetap saja manusia tidak mampu menolaknya, hingga berteriak berdoa minta tolong.

Sedangkan Kata ‫( ُضٌّر‬bahaya) adalah sesuatu yang dihindari dan jiwa tidak tentram bila ia
ada. Dalam ayat ini disebutkan bila manusia ditimpa bahaya dan dia tidak bisa mengatasinya
maka artinya mereka pun sujud menyembah Allah SWT dan kembali kepada-Nya. Pada saat
ini mereka sadar bahwa mereka memeliki tuhan tempat meminta.

Kita katakan bahwa manusia terhimpit oleh cobaan dia tidak dapat mendustakan dirinya
sendiri. Dicontohkan, dukun kampung yang merasa tersaingi dengan dokter yang masuk desa
akan selalu mencibir dan memfitnah dokter ini, namun saat anak dukun kampung tadi sakit
dan tidak bisa mengatasinya dia pun mau tidak mau membawa anaknya itu ke tempat dokter
tadi, karena pada saat ini dia tidak bisa menipu dirinya sendiri bahwa dokter itu lebih dari
dirinya dalam mengobati anaknya.15

Itu adalah bentuk jiwa manusia yang tidak mengambil sandaran dari nilai yang konstan, dan
tak berjalan bersama manhaj yang jelas. Itu adalah bentuk jiwa manusia ketika ia terombang-
ambing antara emosi-emosi yang timbul, pola pandang yang datang, dan reaksinya terhadap
kejadian. Maka, ketika tertimpa kesulitan, maka manusia mengingat Rabb mereka,
berlindung kepada kekuatan yang tak ada penjagaan kecuali di dalam-Nya, tak ada
keamanan kecuali dengan berpulang kepada-Nya. Hingga ketika bencana itu hilang dan
mereka terlepas dari bencana serta Allah SWT menurunkan rahmat-Nya kepada mereka
“tiba-tiba sebagian dari mereka mempersekutukan tuhannya” (QS ar-Rum: 33)16

‫ِلَي ْكُفُروا ِبَم ا آَت ْي َن اُه ْم َفَت َم َّت ُعوا َف َس ْو َف َت ْع َلُموَن‬


“sehingga mereka mengingkari akan rahmat yang telah Kami berikan kepada mereka. Maka
bersenang-senanglah kamu sekalian, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu)”.
( Q.S Arrum :34 )

15
Muhammad Mutawwali Sya’rawi, al-Tafsir al-Sya’rawi( )

16
Wahbah Zuhaili, al-Tafsir al-Munir (Beirut: Darul Fikr, 2009), jilid. 11, hlm. 95
Huruf lam pada ayat liyakfuru bermakna “akibat” artinya diberikan sedikit rahmat agar
mereka beriman, tetapi kenyataannya mereka bertambah kufur17.

‫َفَت َم َّت ُعوا‬


maka bersenang-senanglah karena mereka telah kufur maka biarkanlah mereka
menikmati kekufuran itu di dunia. Karena iman memeliki konsekuensi yang ’’susah” yang
memberatkan jiwa. Ia memerintahkan suatu yang berat bagi jiwa dan melarang sesuatu
yang berat bagi jiwa dan melarang sesuatu yang kamu cintai. Kenikmatan dunia itu hanya
sementara dan sekejap, karena dunia ini adalah selama kamu hidup di dalamnya, Ia bukan
masa dari zaman Adam hingga kiamat.

Walaupun umur manusia itu panjang tetap[ saja ia pendek dan kenikmatan yang diraihnya
sedikit. Kemudian umur yang pendek ini serba praduga tidak bisa diprediksikan kapan mati.
kematian datang setiap saat. Barang siapa yang mati berarti kiamat baginya. 18

‫“ فسوف تعلمون‬kelak kalian akan mengetahui” (akibat perbuatan itu). Menunjukan tahapan
yang meliputi gerak manusia di masa depan. Baik masa depan itu berjangka pendek ataupun
jangka panjang. Ini pesan universal kepada yang mati setelah pesan ini diucapkan ataupun
akan mati di kemudian hari. 19

Fiqih kehidupan dan Hukum


Dari rangkain ayat diatas dapat diambil pelajaran, sebagai berikut:

1. Islam adalah agama yan fitrah dan tauhid , Islam juga agama yang sesuai dan sejalan
dengan naluri dan fitrah asal yang lurus. Karena Allah menciptakan manusia sejatinya
sebagai orang-orang yang mengesakan serta mengikrarkan wujud tuhan mereka dan
keesaanNya tidak ada tuhan selain Dia. sebagaimana firman Allah SWT

‫َو ِإْذ َأَخ َذ َر ُّب َك ِم ْن َب ِني آَد َم ِم ْن ُظ ُهوِر ِه ْم ُذ ِّر َّي َت ُهْم َو َأْش َه َدُه ْم َع َلى َأْنُفِس ِه ْم َأَلْس ُت ِبَر ِّب ُك ْم‬
‫َقاُلوا َب َلى َش ِه ْد نَا‬
dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi .
mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):
"Bukankah aku ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), Kami
menjadi saksi. ( Q.S Al’Araf 172)

17
Muhammad Mutawwali Sya’rawi, al-Tafsir al-Sya’rawi ( )

18
Muhammad Mutawwali Sya’rawi, al-Tafsir al-Sya’rawi ( )

19
Muhammad Mutawwali Sya’rawi, al-Tafsir al-Sya’rawi ( )
2. Allah SWT memerintahkan untuk mengikuti agama fitrah yang bersih, murni karena
itulah agama tauhid yaitu agama yang lurus tanpa ada bengkokan dan penyimpangan
didalamnya, yaitu agama islam. Allah SWT mewanti-wanti janagn sampai ada yang
berani mengganti dan mengubah agama fitrah tersebut, karena mengubah dan
mengganti agama Allah adalah hal yang terlarang.
3. Allah SWT juga mewanti-wanti jangan sampai condong kepada agama apapun selain
islam, hal ini diphami dari kata ‫ حنيف‬yang maknanya adalah sebagai orang yang lurus
jauh dari bentuk distorsi dan yang telah di nasakh.
4. Sesungguhnya kebanyakan manusia tidak mau berpikir, memerhatikan, dan
merenungkan, niscaya mereka mengetahui bahwa mereka mempunyai sang khalik
yang telah terdahulu ketetapannya dan pasti berlaku keputusannya bahwa islam itu
agma yang lurus.
5. Allah SWT memerintahkan manusia untuk kembali kepadaNya dengan pertobatan
yang sesungguh-sungguhnya.20
6. Sikap orang-orang kafir dan orang-orang musyrik yang tidak konsisten dan plin-plan.
Apabila suatu keburukan menimpa mereka seperti sakit, kesulitan dan lain-lain
mereka merengek rengek memohan kpada Allah SWT agar keburukan kesulitan yang
menghimpit mereka segara dihilangka, tapi ketika kesulitan itu sudah hilang mereka
kembali berbuat kufur.21

20
Wahbah Zuhaili, al-Tafsir al-Munir (Beirut: Darul Fikr, 2009), jilid. 11, hlm. 92
21
Wahbah Zuhaili, al-Tafsir al-Munir (Beirut: Darul Fikr, 2009), jilid. 11, hlm. 97

Anda mungkin juga menyukai