Indikator :
Ahammiyatusy Syahadatain
Muqadimah
Syahadat merupakan hal yang sangat penting bagi seseorang, yang akan
menentukan perjalanan kehidupannya. Syahadat mampu merubah orientasi
duniawi menjadi orientasi ukhrawi yang secara langsung atau tidak dapat
merubah tujuan dan perjalanan hidup seseorang. Rasulullah saw pun
mengubah kondisi masyarakat Arab dari kehidupan jahiliyah menuju
kehidupan Islami dengan syahadat.
1
Ayat ini menggambarkan bagaimana keadaan manusia di akhirat kelak.
Allah SWT tidak akan merugikan hamba-Nya yang mengerjakan kebaikan
walaupun sedikit, tapi akan diberinya pahala yang berlipat ganda atas
kebaikannya itu. Allah SWT juga menggambarkan keadaan manusia nanti
kalau mereka berhadapan dengan saksi-saksi mereka. Saksi meraka adalah
Nabi-nabi mereka. Setiap umat akan berhadapan dengan saksi mereka.
Pada waktu itulah dapat diketahui siapa yang sebenarnya pengikut Nabi
dan siapa yang hanya pengakuannya saja yang mengikuti Nabi, tapi amal
perbuatannya mendurhakai Nabi. Maka siapa yang telah disaksikan oleh
Nabinya bahwa dia sungguh-sungguh telah mengikuti ajaran Rasul maka
orang itu termasuk orang yang beruntung. Jika Nabinya berlepas diri dari
mereka karena amal perbuatannya dan kepercayaannya tidak sesuai dengan
yang diajarkan Rasul, maka meraka termasuk orang yang merugi. Nabi
Muhammad saw, akan menjadi saksi bagi umat Islam nanti dan bagi
seluruh manusia. Firman Allah SWT dalam Q.S. Al-Baqarah: 143
وكذلك جعلناكم أمة وسطا لتكونوا شهداء على الناس ويكون الرسول عليكم شهيدا
Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat
yang adil dan pilihan, agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia
dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu (Q.S.
Al-Baqarah: 143)
Nabi Muhammad saw mencucurkan air mata ketika mendengarkan ayat ini
dibacakan oleh sahabat kepadanya. Beliau memikirkan bagaimana
hebatnya suasana pada hari akhirat, beliau akan melihat dengan jelas
pengikut-pengikut beliau yang setia dan benar dan pengikut yang pura-pura
dan palsu, sebagaimana diterangkan dalam hadis Nabi Muhammad saw:
? يا رسول هللا أقرأ عليك: اقرأ على قلت: قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم: عن ابن مسعود قال
نعم إني أحب أن أسمعه من غيري فقرأت سورة النساء حتى أتيت إلى هذه: وعليك أنزل ? قال
حسبك اآلية فإذا عيناه تذرفان: فكيف إذا جئنا من كل أمة بشهيد الخ فقال: اآلية
Dari Ibnu Mas'ud dia berkata: "Rasulullah saw telah berkata kepada saya :
"Tolong, bacakan kepada saya Alquran itu. Lalu saya menjawab: "Ya
Rasulullah, akukah yang akan membacakan kepada engkau, padahal dia
diturunkan kepada engkau?" Rasulullah berkata : "Betul, tapi saya ingin
mendengarkannya dibaca oleh orang lain" Maka aku bacalah surat An Nisa'
2
Ketika aku sampai membaca, ayat 41ini maka beliau bersabda : "Sekarang
cukuplah sebegitu saja". dan air matanya bercucuran keluar"
Pada fitrahnya, manusia telah mengakui keesaan Allah SWT. Namun sejak
manusia dilahirkan dari sulbi orang tua mereka datang setan-setan pada
mereka untuk menyesatkan mereka dari mengesakan Allah SWT. Dalam
Q.S. Al-Araaf: 172, Allah SWT berfirman
ش ِه ْدنَا أ َ ْن
َ علَى أ َ ْنفُ ِس ِه ْم أَلَ ْستُ ِب َر ِبِّ ُك ْم قَالُوا بَلَى
َ ور ِه ْم ذُ ِ ِّريَّت َ ُه ْم َوأ َ ْش َهدَ ُه ْم ُ َو ِإ ْذ أ َ َخذَ َربُّكَ ِم ْن بَنِي آدَ َم ِم ْن
ِ ظ ُه
َع ْن َهذَا غَافِلِين َ تَقُولُوا يَ ْو َم ْال ِقيَا َم ِة إِنَّا ُكنَّا
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam
dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka
(seraya berfirman): Bukankah Aku ini Tuhanmu?, mereka menjawab: Betul
(Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi. (Kami lakukan yang demikian
itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: Sesungguhnya kami (bani
Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan) (Q.S.
Al-Araaf: 172)
Dalam ayat tersebut diterangkan suatu janji yang dibuat pada waktu
manusia dikeluarkan dari sulbi orang tua mereka, turunan demi turunan,
yakni hal janji Allah menciptakan manusia atas dasar fitrah. Allah SWT
memerintahkan roh mereka untuk menyaksikan susunan kejadian diri
mereka yang membuktikan keesan-Nya, keajaiban proses penciptaan dari
setetes air mani hingga menjadi manusia bertubuh sempurna dan
mempunyai daya tanggap indra, dengan urat nadi dan sistem saraf yang
mengagumkan dan sebagainya.
3
tua mereka, ia sudah menyaksikan tanda-tanda keesaan Allah SWT pada
kejadian mereka sendiri. Rasulullah saw bersabda:
ما من مولود إَل يولد على الفطرة فأبواه يهودانه أو ينصرانه أو يمجسانه كما تنتج البهيمة جمعاء
هل تحسون فيها من جذعاء
Tak seorang pun yang dilahirkan kecuali menurut fitrah; kedua orang
tuanyalah yang menjadikan dia Yahudi, Nasrani atau Majusi sebagaimana
halnya hewan melahirkan anaknya yang sempurna telinganya. Adakah
kamu ketahui ada cacat pada anak hewat itu?
إني خلقت عبادي حنفاء فجاءتهم الشياطين فاختالتهم عن دينهم وحرمت عليها ما:يقول هللا تعالى
أحللت لهم
4
َّللاُ يَ ْعلَ ُم ُمتَقَلَّبَ ُك ْم َو َمثْ َوا ُك ْم ِ َّللاُ َوا ْست َ ْغ ِف ْر ِلذَ ْن ِبكَ َو ِل ْل ُمؤْ ِمنِينَ َو ْال ُمؤْ ِمنَا
َّ ت َو َّ فَا ْعلَ ْم أَنَّهُ ََل إِلَهَ إِ ََّل
Maka ketahuilah, bahwa tidak ada Ilah (yang Haq) melainkan Allah dan
mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin,
laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan
tempat tinggalmu (Q.S. Muhammad: 19)
Apabila engkau telah yakin dan mengetahui pahala yang akan diperoleh
orang-orang beriman, serta azab yang akan diperoleh orang-orang kafir di
akhirat nanti, maka hendaklah berpegang teguh kepada agama Allah yang
mendatangkan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat nanti. Dan
mohonkanlah kepada Allah agar Dia mengampuni dosa-dosa engkau dan
dosa-dosa orang-orang yang beriman; hendaklah selalu berdoa dan
berdzikir kepada-Nya dan janganlah sekali-kali memberi kesempatan
kepada setan untuk melaksanakan maksud buruknya kepadamu.
2. Intisari ajaran Islam ( صةُ ت َ َعا ِلي ِْم اْ ِإل ْسالَ ِم
َ َ) ُخال
Dalam ayat ini Allah SWT menegaskan dengan pasti, bahwa setiap Rasul
yang diutus-Nya sebelum Muhammad saw adalah orang-orang yang telah
diberi-Nya wahyu yang mengajarkan bahwa tidak ada tuhan selain Allah
SWT. Oleh sebab itu menjadi kewajiban bag manusia untuk menyembah
Allah semata. Dan tidak ada sesuatu dalil pun, baik dalil aqli maupun dalil
naqli yang disampaikan oleh semua Rasul-rasul Allah, yang membenarkan
kepercayaan selain kepercayaan tauhid kepada Allah SWT.
5
(2) Konsep Muhammad adalah utusan Allah, mengantarkan pada makna
bahwa konsep ini menjadi konsep yang mengharuskan kita untuk
mengikuti tatacara penyembahan kepada Allah sebagaimana yang diajarkan
oleh Rasulullah SAW. Atau dengan kata lain sering disebut dengan ittiba.
Firman Allah SWT:
Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari
urusan agama itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa
nafsu orang-orang yang tidak mengetahui
Peraturan yang termuat dalam wahyu yang harus diikuti, tidak boleh
mengikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahuinya. Syariat yang
dibawa oleh para Rasul terdahulu dan syariat yang dibawa Nabi
Muhammad saw pada asasnya dan hakikatnya sama, berasaskan tauhid,
membimbing manusia ke jalan yang benar, mewujudkan kemaslahatan
dalam masyarakat, menyuruh berbuat baik dan mencegah berbuat mungkar.
Jika terdapat perbedaan itu bukan masalah pokok, hanya dalam
pelaksanaan ibadah dah cara-caranya. Hal itu disesuaikan dengan keadaan,
tempat dan waktu.
َارجٍ ِم ْن َها
ِ ْس ِبخ َ ت لَي ُّ اس َك َم ْن َمثَلُهُ ِفي
ِ الظلُ َما ً ُأ َ َو َم ْن َكانَ َم ْيتًا فَأَحْ َي ْينَاهُ َو َجعَ ْلنَا لَهُ ن
ِ َّورا َي ْمشِي بِ ِه ِفي الن
ََكذَلِكَ ُز ِيِّنَ ِل ْل َكافِ ِرينَ َما َكانُوا يَ ْع َملُون
Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami
berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat
berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang
keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar
6
daripadanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang
baik apa yang telah mereka kerjakan (Q.S. Al-Anaam : 122)
ُ إِن هللاَّ َل يغُيَ ِ ِّر ما َ ب ِق َو ْم حتَ ََ َِّى يغُيَ ِ ِّر ُوا ما َ ب ِأن
َْ َف َْس ِه ِم
4. Hakikat dakwah para Rasul (س ِل ُّ ِ) َح ِق ْيقَةُ دَع َْوة
ُ الر
Pada hakekatnya dakwah Rasulullah saw adalah dakwah untuk
menegakkan dua hal; yaitu mentauhidkan Allah dan menggunakan metode
Rasulullah saw dalam merealisasikan ibadah kepada Allah SWT.
َ َ) ف
َ ضائِ ُل
5. Keutamaan yang besar ( ع ِظ ْي َم ٍة
َسول هللاَّ صلَََ َِّى هللاَّ علَيَ ْه َوسلَ َّم يقَ ُول َمن ش َه ِد أَن َل إ ِله
ُ عن عبُاَدة َ بْن الصا َّ ِمت أنَهَّ قاَل س َمعِ َْت َر
َ
حر َّم هللاَّ علَيَ ْه النا َّ َر ُ إَِل هللاَّ وأَََ ن ُمح َمدَّا ً َر
َ َّسول هللا
Dari Ubadah bin al-Shamit, aku mendengar Rasulullah saw bersabda,
Barang siapa yang bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan bahwasanya
Muhammad adalah utusan Allah, maka Allah akan mengharamkan neraka
baginya (H.R. Muslim).
7
Pertemuan ke :3
SKL : Memiliki Akidah Yang Lurus
Materi : Hal-hal yang membatalkan Keimanan
Kompetensi : Tidak meminta tolong kepada orang yang berlindung kepada jin
Indikator :
Macam-macam Syirik
Ada dua macam syirik: (a) Syirik besar (b) syirik kecil. Masing-masing
dari kedua macam ini mempunyai dua dimesi: dzahir (nampak)
dan khafiy (tersembunyi). Marilah kita bahas satu-satu persatu dari kedua
macam syrik tersebut.
8
“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu)
dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari syirik itu bagi
siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan
(sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-
jauhnya” (QS. An Nisa’,4: 116).
Syirik besar ini dibagi dua dimensi: dzahir dan khafiy. Contoh syirik besar
yang dzahiradalah: menyembah bintang, matahari, bulan, patung-patung,
batu-batu, pohon-pohon besar, manusia (seperti menyembah Fir’un, raja-
raja, Budha, Isa ibn Maryam, malaikat, Jin dan Syetan). Sementara syirik
besar yang khafiy contohnya adalah: meminta kepada orang-orang yang
sudah mati dengan keyakinan bahwa mereka bisa memenuhi apa yang
mereka yakini, atau menjadikan seseorang sebagai pembuat hukum yang
dapat menghalalkan dan mengharamkan layaknya Allah Ta’ala.
9
2. Ar-Ruqa (mantera/jampi).
Dari Abdullah, beliau berkata, aku mendengar Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya ruqyah (mantera/jampi), azimat dan pelet, adalah
perbuatan syirik.”(H.R. Ahmad).
Ruqa atau ruqyah yang termasuk perbuatan syirik adalah yang terdapat di
dalamnya permohonan
bantuan kepada selain Allah. Sedangkan ruqyah yang tidak mengandung
syirik diperbolehkan berdasarkan hadits berikut,
Dari sahabat ‘Auf bin Malik ra dia berkata : “Kami dahulu meruqyah di
masa Jahiliyyah, maka kami bertanya : ‘Ya Rasulullah, bagaimana
menurut pendapatmu ?’ Beliau menjawab : ‘Tunjukkan padaku Ruqyah
(mantera) kalian itu. Tidak mengapa mantera itu selama tidak
mengandung kesyirikan’” (HR. Muslim).
Termasuk lafal yang mengarah ke syirik pernyataan: “Kalau tidak karena
Allah dan si fulan niscaya ini tidak akan terjadi.”, atau memberikan nama
seperti Abdul Ka’bah dan lain sebagainya.
Adapun yang berupa perbuatan contohnya:
1. Ta’liqut Tama’im (mengalungkan jimat). Rasulullah shalallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang menggantungkan tamimah (jimat), maka ia telah
berbuat syirik”(H.R. Ahmad)
Maksud ‘menggantungkan tamimah’ adalah mengalungkannya dan hatinya
bergantung kepadanya dalam menggapai kebaikan atau menolak
keburukan.
2. As-Sihru (sihir). Dalam hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah
disebutkan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barang siapa membuat ikatan dan meniup padanya, berarti dia telah
berbuat sihir; barang siapa berbuat sihir, dia telah berbuat syirik. Barang
10
siapa menggantungkan sesuatu, dia diserahkan kepada sesuatu itu (tidak
akan ditolong oleh Allah).” (HR. an-Nasa’i. Menurut Ad-Dausari hadits ini
marfu’, dhaif, dan mursal dari al-Hasan; sanadnya shahih [lihat: An-Nahjus
Sadid hal. 145 dan 134]).
Dari Abu Musa, beliau berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
“Tiga (golongan) yang tidak dimasukkan ke dalam surga adalah: pecandu
khamr, orang yang membenarkan sihir dan pemutus hubungan
kekeluargaan.” (Diriwayatkan oleh Ahmad dan Ibnu Hibbân dalam
Shahîh-nya).
3. Al-Kahanah (pedukunan). Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wasallam bersabda,
“Barangsiapa yang mendatangi Kahin (dukun/peramal) lalu dia
mempercayai perkataannya maka dia telah kafir terhadap apa yang
telah diturunkan kepada Muhammad shalallaahu alaihi
wasalam.” (HR. Muslim)
Dalam hadits lain disebutkan,
“Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal kemudian bertanya
sesuatu lalu dia mempercayainya, maka tidak akan diterima shalatnya
selama empat puluh hari.” (HR. Muslim, no. 2230. Ucapan ‘lalu dia
mempercayainya’ tidak berasal dari riwayat Muslim, akan tetapi berasal
dari riwayat Imam Ahmad, 4/28)
Orang yang mempercayai dukun atau peramal telah dianggap kufur
karena ia menyelisihi firman Allah Ta’ala,
“Katakanlah: ‘Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang
mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah”, dan mereka tidak
mengetahui bila mereka akan dibangkitkan.” (QS. An-Naml, 27: 65)
“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada
yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang
11
di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur
melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun
dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering,
melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)” (QS. Al-
An’am, 6: 59)
4. Ad-Dzhibhu ligharillah (penyembelihan [kurban] untuk selain
Allah).
Penyembelihan untuk selain Allah ditentang oleh ajaran Islam karena ia
adalah kebiasaan kaum musyrikin. Seorang muslim diperintahkan oleh
Allah Ta’ala untuk memproklamirkan kemurnian ibadahnya hanya
kepada Allah Ta’ala,
“Katakanlah: sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku
hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan
demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang
yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)”. (QS. Al-An’am,
6: 162-163)
Yang dimaksud ‘nusuk’ pada ayat di atas adalah menyembelih dengan
tujuan taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah.
Dalam hadits yang diriwayatkan Ali bin Abu Thalib disebutkan bahwa
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Allah melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah. Allah
melaknat orang yang melindungi pelaku dosa besar/ kebid’ahan. Allah
melaknat orang yang melaknat kedua orangtuanya. Allah melaknat
orang yang merubah tanda (batas tanah).” (H.R Muslim)
Tercelanya perilaku menyembelih/berkurban untuk selain Allah
tergambar pula pada hadits berikut,
“Dari Thariq bin Syihab, (beliau menceritakan) bahwa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, “Ada seorang lelaki
yang masuk surga gara-gara seekor lalat dan ada pula lelaki lain yang
12
masuk neraka gara-gara lalat.” Mereka (para sahabat) bertanya,
“Bagaimana hal itu bisa terjadi wahai Rasulullah?” Beliau menjawab,
“Ada dua orang lelaki yang melewati suatu kaum yang memiliki
berhala. Tidak ada seorang pun yang diperbolehkan melewati daerah
itu melainkan dia harus berkorban (memberikan sesaji) sesuatu untuk
berhala tersebut. Mereka pun mengatakan kepada salah satu di antara
dua lelaki itu, “Berkorbanlah.” Ia pun menjawab, “Aku tidak punya
apa-apa untuk dikorbankan.” Mereka mengatakan, “Berkorbanlah,
walaupun hanya dengan seekor lalat.” Ia pun berkorban dengan seekor
lalat, sehingga mereka pun memperbolehkan dia untuk lewat dan
meneruskan perjalanan. Karena sebab itulah, ia masuk neraka. Mereka
juga memerintahkan kepada orang yang satunya, “Berkorbanlah.” Ia
menjawab, “Tidak pantas bagiku berkorban untuk sesuatu selain Allah
‘Azza wa Jalla.” Akhirnya, mereka pun memenggal lehernya. Karena
itulah, ia masuk surga.” (HR. Ahmad)
5. At-Thiyarah (merasa sial karena sesuatu).
Telah diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu anhuma, ia
berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:.
“Barangsiapa mengurungkan niatnya karena thiyarah, maka ia telah
berbuat syirik.” Para Sahabat bertanya: “Lalu apakah tebusannya?”
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Hendaklah ia
mengucapkan: ‘Ya Allah, tidak ada kebaikan kecuali kebaikan dari
Engkau, tiadalah burung itu (yang dijadikan objek tathayyur [merasa
sial]) melainkan makhluk-Mu dan tidak ada ilah yang berhak diibadahi
dengan benar kecuali Engkau.’” (HR. Ahmad)
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Thiyarah itu syirik, thiyarah itu syirik, thiyarah itu syirik dan setiap
orang pasti (pernah terlintas dalam hatinya sesuatu dari hal ini). Hanya
13
saja Allah menghilangkannya dengan tawakkal kepada-Nya.” (HR. Abu
Daud)
Adapun syirik ashghar yang khafiy, biasanya berupa niat atau
keinginan, seperti riya’ dan sum’ah. Yaitu melakukan tindak ketaatan
kepada Allah Ta’ala dengan niat ingin dilihat atau didengar orang lain
agar mendapat pujian. Seperti menegakkan shalat dengan nampak
khusyu’ karena sedang berada di samping calon mertuanya, supaya
dipuji sebagai orang saleh, padahal di saat shalat sendirian tidaklah
demikian. Riya’ adalah termasuk dosa hati yang sangat berbahaya.
Sebab Islam sangat memperhatikan perbuatan hati sebagai faktor yang
menentukan bagi baik tidaknya perbuatan dzahir.
Allah Ta’ala befirman,
“Hai orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala)
sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan
sipenerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya
kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di
atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu
menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai
sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang yang kafir” (QS. Al Baqarah, 2: 264)
Mengenai perbuatan riya’ ini Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
“Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik
kecil, yaitu riya’. Allah akan mengatakan kepada mereka pada hari
Kiamat tatkala memberikan balasan atas amal-amal manusia “Pergilah
kepada orang-orang yang kalian berbuat riya’ kepada mereka di dunia.
Apakah kalian akan mendapat balasan dari sisi mereka?” (HR Ahmad)
Mengenai sum’ah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
14
“Barangsiapa memperdengarkan amalnya kepada orang lain (agar
orang tahu amalnya), maka Allah akan menyiarkan aibnya di telinga-
telinga hambaNya, Allah rendahkan dia dan menghinakannya”. (HR
Thabrani)
Bahaya-bahaya Syirik
15
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya.” (QS. An Nisa’: 48).
Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya berkata, “Allah Ta’ala tidak akan
mengampuni dosa syirik yaitu ketika seorang hamba bertemu Allah
dalam keadaan berbuat syirik.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, terbitan
Dar Ibnul Jauzi, 3: 129).[3]
Maksud ayat ini kata Ibnul Jauzi yaitu Allah tidak akan mengampuni
pelaku syirik (musyrik) yang ia mati dalam kesyirikan (Lihat: Zaadul
Masir, 2: 103). Ini berarti jika sebelum meninggal dunia ia sudah
bertaubat dan menyesali kesyirikan yang ia perbuat, maka ia selamat.
16
“Ia menyeru selain Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi mudharat
dan tidak (pula) memberi manfa’at kepadanya. Yang demikian itu
adalah kesesatan yang jauh.” (QS. Al-Hajj, 22: 12)
Allah Ta’ala pun memberikan perumpamaan tentang orang yang
berbuat syirik dengan firman-Nya,
“Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia
seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau
diterbangkan angin ke tempat yang jauh.” (Al-Hajj, 22: 31)
17
“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi)
yang sebelummu. ‘Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan
hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang
merugi.’” (QS. Az-Zumar, 39: 65)
Selain itu, perilaku syirik merupakan sumber khurafat—seperti mendatangi
para dukun, kuburan-kuburan angker dan mengalungkan jimat di leher—
yang merusak keimanan dan sikap mental hidup manusia.
Syirik menimbulkan ketakutan sebagaimana firman Allah Ta’ala,
“Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut,
disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah
sendiri tidak menurunkan keterangan tentang itu. Tempat kembali mereka
ialah neraka; dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang yang
zalim” (QS. Ali Imran, 3: 151)
Syirik juga merendahkan derajat kemanusiaan. Bukankah manusia adalah
mahluk yang paling mulia? Lalu mengapa mereka menundukkan dirinya
kepada makhluk-makhluk lainnya yang lebih rendah?
Maka, orang yang berbuat syirik hakikatnya telah menghancurkan
kecerdasan dirinya sendiri sebagai manusia,
“Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat
mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula)
kemanfa`atan, dan mereka berkata: “Mereka itu adalah pemberi syafa`at
kepada kami di sisi Allah”. Katakanlah: “Apakah kamu mengabarkan
kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya baik di langit dan tidak (pula)
di bumi?” Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka
mempersekutukan (itu)” (QS. Yunus, 10: 18).
18
Sebab-sebab Syirik
Ada beberapa sebab fundamental munculnya syirik:
Pertama, al–Jahlu (kebodohan). Karena itulah masyarakat sebelum
datangnya Islam disebut masyarakat jahiliyah. Sebab mereka tidak tahu
mana yang benar dan mana yang salah. Dalam kondisi yang penuh dengan
kebodohan itu, orang-orang cenderung berbuat syirik. Karenanya semakin
jahiliyah suatu kaum, bisa dipastikan kecenderungan berbuat syirik
semakin kuat. Dan biasanya di tengah masyarakat jahiliyah para dukun
selalu menjadi rujukan utama. Mengapa? Sebab mereka bodoh; tidak
mengenal Allah Ta’ala dengan baik, tidak tahu makna menghambakan diri
kepada-Nya, dan tidak memahami pedoman kehidupan.
Karena kobodohannya itulah mereka tidak tahu bagaimana seharusnya
mengatasi berbagai persoalan yang mereka hadapi. Ujung-ujungnya para
dukun dijadikannya sebagai nara sumber yang sangat mereka agungkan.
19
adalah karena mengikuti jejak nenek moyang mereka.
Allah Ta’ala berfirman,
“Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata: ‘Kami
mendapati nenek moyang kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah
menyuruh kami mengerjakannya.’Katakanlah: ‘Sesungguhnya Allah tidak
menyuruh (mengerjakan) perbuatan yang keji.’Mengapa kamu mengada-
adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?” (QS. Al A’raf, 7:
28).
“Dan apabila dikatakan kepada mereka: ‘Ikutilah apa yang telah
diturunkan Allah,’ Mereka menjawab: ‘(Tidak), tetapi kami hanya
mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang
kami’, (Apakah mereka akan mengikuti juga) walaupun nenek moyang
mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat
petunjuk?” (QS. Al Baqarah, 2: 170)
“Apabila dikatakan kepada mereka: ‘Marilah mengikuti apa yang
diturunkan Allah dan mengikuti Rasul’. Mereka menjawab: ‘Cukuplah
untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya’.
Dan apakah mereka akan mengikuti juga nenek moyang mereka walaupun
nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula)
mendapat petunjuk?” (QS. Al-Maidah, 5: 104).
20
Pertemuan ke : 4
SKL : Memiliki Akidah Yang Lurus
Materi : Makna Ilah
Kompetensi : Tidak bersumpah dengan selain Allah swt
Indikator :
Makna Al-Ilah
Kata ilah terbentuk dari kata kerja aliha. Dalam bahasa Arab jika dikatakan
aliha-hu, berarti:
Istajara bihi, yaitu merasa dilindungi olehnya. Artinya, karena ilah tersebut
dianggap memiliki kekuatan ghaib yang mampu menolong dirinya dari
kesulitan hidup.
Wuli’a bihi, yaitu merasa cinta dan cenderung kepadanya. Rasa rindu yang
menguasai diri menjadikannya mencintai ilah tersebut, walau
bagaimanapun keadaannya. Ia selalu beranggapan bahwa pujaannya
memiliki kelayakan dicintai sepenuh hati.
Dalam perkataan orang Arab, kata alihahu sinonim dengan kata ‘abadahu.
Misalnya ada ungkapan kalimat, aliha rajulu ya-lahu, “lelaki itu
menghambakan diri pada ilah-nya”.
21
Dalam hal ini, Islam menyeru umat manusia agar menjadikan Allah Ta’ala
sebagai satu-satunya ilah. Jangan sampai mereka meng-ilah-kan dunia,
sehingga merasa tenteram kepadanya padahal dunia itu fana,
8. mereka itu tempatnya ialah neraka, disebabkan apa yang selalu mereka
kerjakan.” (QS. Yunus, 10: 7-8)
[1523] Ada di antara orang-orang Arab bila mereka melintasi tempat yang
sunyi, Maka mereka minta perlindungan kepada jin yang mereka anggap
Kuasa di tempat itu.
22
orang mu’min hanya cinta dan amat sangat cinta kepada Allah Ta’ala
semata.
Karena amat cintanya kepada berhala, orang-orang musyrik akan kesal jika
yang disebut-sebut hanya nama Allah. Namun ketika nama berhalanya
disebut, barulah ia merasa girang
23
sembahan selain Allah yang disebut, tiba-tiba mereka bergirang hati. (QS.
Az-Zumar, 39: 45)
Dengan kata lain, al-Ilah itu adalah al-ma’bud (yang disembah). Bagi
mu’minin, al-ilah yang berhak disembah hanyalah Allah Ta’ala. Dialah
shahibul wilayah (yang berhak mendapat loyalitas), shahibut tha’ah (yang
berhak ditaati), dan shahibul hakimiyah (yang berhak menetapkan hukum).
24
Pertemuan ke : 4
SKL : Memiliki Akidah Yang Lurus
Materi : Beriman kepada qodo’ dan qodar
Kompetensi : Tidak tasya'um (merasa sial karena melihat atau mendengar sesuatu)
Indikator :
Muqaddimah
Apa pun yang terjadi di dunia dan yang menimpa diri manusia pasti telah
digariskan oleh Allah Yang Mahakuasa dan Yang Mahabijaksana. Semua
telah tercatat secara rapi dalam sebuah Kitab pada zaman azali. Kematian,
kelahiran, rizki, nasib, jodoh, bahagia, dan celaka telah ditetapkan sesuai
ketentuan-ketentuan ilahiah yang tidak pernah diketahui oleh manusia.
Dengan tidak adanya pengetahuan manusia tentang ketetapan dan
ketentuan Allah ini, maka ia memiliki peluang atau kesempatan untuk
berlomba-lomba menjadi hamba yang saleh-muslih, berusaha keras untuk
mencapai yang dicita-citakan tanpa berpangku tangan menunggu takdir,
dan berupaya memperbaiki citra diri.
25
Dengan bekal keyakinan terhadap takdir yang telah ditentukan oleh Allah
Ta’ala, seorang mukmin tidak pernah mengenal kata frustrasi dalam
kehidupannya, dan tidak berbangga diri dengan apa-apa yang telah
diberikan Allah Ta’ala kepadanya. Ia akan berubah menjadi batu karang
yang tegar menghadapi segala gelombang kehidupan dan senantiasa sabar
dalam menyongsong badai ujian yang silih berganti. Ia juga selalu
bersyukur apabila kenikmatan demi kenikmatan berada dalam
genggamannya. Perhatikan beberapa ayat Allah dan hadits Rasul berikut
ini.
“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada
dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul-Mahfuzh)
sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah
mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan
berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan
terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah
tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri,” (Al-
Hadid, 57: 22-23)
26
“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang
mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di
daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia
mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan
bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis
dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz).” (Al-An’am, 6: 59)
27
“Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa”.
“Dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga)”. “Maka Kami
kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah”. QS. Al Lail: 5-7. (HR.
Bukhari)
28
empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang
bertanya.” (Fushilat, 41: 10)
29
membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang
mulia.” (Al-Israa, 17:23)
“Dan telah Kami wahyukan kepadanya (Luth) perkara itu, yaitu bahwa
mereka akan ditumpas habis di waktu subuh.” (Al-Hijr, 15: 66)
30
1. Beriman kepada ilmu Allah yang Maha Dahulu bahwa Dia
mengetahui perbuatan-perbuatan hamba-hambaNya sebelum
perbuatan-perbuatan tersebut dilakukannya.
2. Beriman kepada catatan tentang hal tersebut di Lauh Mahfuzh.
3. Beriman kepada kehendak Allah yang telah terjadi dan
kekuasaanNya yang menyeluruh
4. Beriman kepada ciptaan Allah terhadap setiap makhluk dan bahwa
Dia adalah Khalik sedang selainnya adalah makhluk.
Beriman kepada qadha dan qadar merupakan salah satu rukun iman,
dimana tidaklah sempurna dan sah iman seseorang kecuali beriman kepada
perkara ini. Ibnu Abbas pernah berkata, “Qadar adalah nidzam (aturan)
tauhid. Barangsiapa yang mentauhidkan Allah dan beriman kepada qadar,
maka tauhidnya sempurna. Dan barangsiapa yang mentauhidkan Allah dan
mendustakan qadar, maka pendustaannya itu merusakkan tauhidnya”
(Majmu’ Fataawa Syaikh al-Islam, 8/258).
Oleh karena itu, iman kepada qadha dan qadar ini merupakan faridhah dan
kewajiban yang harus dilakukan setiap muslim dan mukmin. Hal ini
berdasarkan beberapa ayat al-Qur’an dan hadits berikut ini.
Dalil-dalil Al-Qur’an:
ٍ َُيءٍ ِإ ََّل ِع ْندَنَا خَزَ ائِنُهُ َو َما نُن ِ َِّزلُهُ إِ ََّل ِبقَدَ ٍر َم ْعل
وم ْ َو ِإ ْن ِم ْن ش
31
“Dan tidak ada sesuatu pun, melainkan pada sisi Kamilah khazanahnya;
Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran tertentu.” (Al-Hijr,
15:21)
“Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri,
semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami
mewujudkannya. Sungguh yang demikian itu mudah bagi Allah.” (Al-
Hadid, 57:22)
َيءٍ ِع ْندَهُ بِ ِم ْقدَ ٍار ُ َّللاُ يَ ْعلَ ُم َما تَحْ ِم ُل ُك ُّل أ ُ ْنثَى َو َما ت َ ِغ
ْ يض ْاْل َ ْر َحا ُم َو َما ت َْزدَادُ َو ُك ُّل ش َّ
“Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan, apa yang
kurang sempurna dan apa yang bertambah dalam rahim. Dan segala sesuatu
ada usuran di sisiNya.” (13:8)
Dalil-dalil As-Sunnah:
32
“dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk“ (H.R.
Muslim)
َو ِإ ْن اجْ ت َ َمعُوا. ََيءٍ قَ ْد َكت َ َبهُ هللاُ لَكْ َل ْم يَ ْنفَعُوكَ ِإَلَّ ِبش ْ علَى أ َ ْن يَ ْن َفعُوكَ بِش
ٍَيء َ ت ْ َوا ْعلَ ْم أ َ َّن اْْل ُ َّمةَ لَ ْو اجْ ت َ َم َع
فُ ص ُحُّ ت ال ِ َّ َو َجف،ت اْْل َ ْقالَ ُم ْ ُرفِ َع. َعلَيْك
َ ُقَ ْد َكت َ َبهُ هللا ْ ض ُّروكَ ِإَلَّ ِبش
ٍَيء ُ ََيءٍ لَ ْم ي
ْ ض ُّروكَ ِبش ُ علَى أ َ ْن َي َ
Iman terhadap qadha dan qadar memiliki empat rukun sebagai berikut.
Pertama, Ilmu Allah Ta’ala (Al-Ilmu). Beriman kepada qadha dan qadar
berarti harus beriman kepada Ilmu Allah yang merupakan deretan sifat-
sifat-Nya sejak azali. Dia mengetahui segala sesuatu. Tidak ada makhluk
sekecil apa pun di langit dan di bumi ini yang tidak Dia ketahui. Dia
mengetahui seluruh makhluk-Nya sebelum mereka diciptakan. Dia juga
33
mengetahui kondisi dan hal-ihwal mereka yang sudah terjadi dan yang
akan terjadi di masa yang akan datang oleh karena ilmu-Nya benar-benar
meliputi segala sesuatu. Dialah Tuhan Yang Mengetahui yang gaib dan
yang nyata.
Hal ini bisa kita temukan dalam beberapa ayat Al-Qur’an dan hadits nabi
berikut ini.
ٍش ْيء َ علَى ُك ِِّل َّ ض ِمثْلَ ُه َّن يَتَن ََّز ُل ْاْل َ ْم ُر بَ ْينَ ُه َّن ِلت َ ْعلَ ُموا أ َ َّن
َ ََّللا ِ ت َو ِمنَ ْاْل َ ْر
ٍ س َم َاوا َ ََّللاُ الَّذِي َخلَق
َ س ْب َع َّ
َيءٍ ِع ْل ًما َ َّللاَ قَ ْد أ َ َحا
ْ ط بِ ُك ِِّل ش َّ ِير َوأ َ َّنٌ قَد
“Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi.
Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah
Mahakuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-
benar meliputi segala sesuatu.” (At-Thalaq, 65: 12)
َّ الرحْ َم ُن
الر ِحي ُم َّ ش َهادَةِ ُه َو ِ عا ِل ُم ْالغَ ْي
َّ ب َوال َ َّللاُ الَّذِي ََل ِإلَهَ ِإ ََّل ُه َو
َّ ُه َو
“Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib
dan yang nyata, Dia-lah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” (59:
22)
ط ِم ْن َو َرقَ ٍة ِإ ََّل يَ ْعلَ ُم َها َو ََل َحبَّ ٍةُ ُب ََل َي ْعلَ ُم َها ِإ ََّل ُه َو َو َي ْعلَ ُم َما فِي ْال َب ِ ِّر َو ْالبَحْ ِر َو َما ت َ ْسق
ِ َو ِع ْندَهُ َمفَاتِ ُح ْالغَ ْي
ينٍ ِب ُمب ٍ ب َو ََل َيا ِب ٍس ِإ ََّل فِي ِكت َا ٍ ط ْ ض َو ََل َر ِ ت ْاْل َ ْر ِ ظلُ َماُ فِي
“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang
mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di
daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia
mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan
bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis
dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz).” (Al-An’am, 6: 59)
34
Kedua, Penulisan Takdir (Al-Kitabah). Di sini mukmin harus beriman
bahwa Allah Ta’ala menulis dan mencatat takdir atau ketentuan-ketentuan
yang berkaitan dengan kehidupan manusia dan sunnah kauniah yang terjadi
di bumi di Lauh Mahfuzh—“buku catatan yang dijaga”. Tidak ada suatu
apa pun yang terlupakan oleh-Nya. Perhatikan beberapa ayat di bawah ini.
َّ علَى
َِّللا َ َب ِم ْن قَ ْب ِل أ َ ْن نَب َْرأَهَا ِإ َّن ذَلِك ٍ ض َو ََل ِفي أ َ ْنفُ ِس ُك ْم إِ ََّل فِي ِكت َا ِ صي َب ٍة ِفي ْاْل َ ْر ِ اب ِم ْن ُم
َ صَ َ َما أ
ور َّ علَى َما فَات َ ُك ْم َو ََل ت َ ْف َر ُحوا ِب َما آت َا ُك ْم َو
ٍ َّللاُ ََل ي ُِحبُّ ُك َّل ُم ْخت َا ٍل فَ ُخ َ ْ ِير ِل َكي َْال ت َأ
َ س ْوا ٌ َيس
“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada
dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul-Mahfuzh)
sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah
mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan
berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan
terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah
tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri,” (al-
Hadiid: 22-23)
ِير َّ علَى
ٌ َّللاِ يَس َ َب إِ َّن ذَلِك ِ اء َو ْاْل َ ْر
ٍ ض إِ َّن ذَلِكَ فِي ِكت َا ِ س َم َّ أَلَ ْم ت َ ْعلَ ْم أ َ َّن
َّ َّللاَ يَ ْعلَ ُم َما فِي ال
َيءٍ ث ُ َّم
ْ ب ِم ْن ش ْ ير بِ َجنَا َح ْي ِه إِ ََّل أ ُ َم ٌم أ َ ْمثَالُ ُك ْم َما فَ َّر
ِ طنَا ِفي ْال ِكت َا ِ َو َما ِم ْن دَابَّ ٍة ِفي ْاْل َ ْر
َ ض َو ََل
ُ طا ِئ ٍر َي ِط
َإِلَى َر ِبِّ ِه ْم يُحْ ش َُرون
35
Tiadalah Kami alpakan sesuatu pun dalam Al-Kitab, kemudian kepada
Tuhanlah mereka dihimpunkan.” (Al-An’am, 6: 38)
َيءٍ َحتَّى ْ ا ُ ْكتُبْ َمقَا ِدي َْر ُك ِِّل ش:َب؟ قَال ِ ِّ َر:َ ا ُ ْكتُبْ ! قَال:ُ قَا َل لَه،ِإ َّن أ َ َّو َل َما َخلَقَ هللاُ ْالقَلَ َم
ُ ُ ب َو َماذَا أ َ ْكت
ُعة
َ سا َّ تَقُ ْو َم ال
“Dan tiada sesuatu pun yang dapat melemahkan Allah baik di langit
maupun di bumi. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Kuasa.” (Fathir, 35: 44)
36
“Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila
dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam.” (81: 29)
“Siapa yang dikehendaki Allah menjadi orang baik, maka Dia akan
menjadikannya faqih (memahami) agama ini.” (HR Bukhari)
Simaklah apa jawaban Imam Syafi’i ketika ditanya tentang qadar berikut
ini.
“Maka, apa-apa yang Engkau kehendaki pasti terjadi meskipun aku tidak
berkehendak
Maka dalam (bingkai) ilmu ini, lahirlah pemuda dan orang tua renta
Kepada (hamba) ini, Engkau telah memberikan karunia dan kepada yang
ini Engkau hinakan
37
Yang ini Engkau tolong dan yang ini Engkau biarkan (tanpa pertolongan)
Maka, dari mereka ada yang celaka dan sebagian mereka ada yang
beruntung
Dari mereka ada yang jahat dan sebagian mereka ada yang baik
ْ علَى ُك ِِّل ش
َيءٍ َو ِكي ٌل ْ َّللاُ خَا ِل ُق ُك ِِّل ش
َ َيءٍ َو ُه َو َّ
ْ ض َولَ ْم يَت َّ ِخ ْذ َولَدًا َولَ ْم يَ ُك ْن لَهُ ش َِريكٌ فِي ْال ُم ْل ِك َو َخلَقَ ُك َّل ش
َُيءٍ فَقَد ََّره ِ ت َو ْاْل َ ْر َّ الَّذِي لَهُ ُم ْلكُ ال
ِ س َم َاوا
ً ت َ ْقد
ِيرا
“Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat
itu.“ (As-Shafat, 37: 96)
38
Inilah empat rukun beriman kepada qadha dan qadar yang harus diyakini
setiap muslim. Maka, apabila salah satu di antara empat ini diabaikan atau
didustakan, niscaya ia tidak akan pernah sampai kepada gerbang keimanan
yang sesungguhnya. Sebab, mendustakan satu di antara empat rukun
tersebut berarti merusak bangunan iman terhadap qadha dan qadar, dan
ketika bangunan iman terhadap qadar rusak, maka akan menimbulkan pula
kerusakan pada bangunan tauhid itu sendiri.
Macam-macam Takdir
Takdir ada empat macam. Namun, semuanya kembali kepada takdir yang
ditentukan pada zaman azali dan kembali kepada Ilmu Allah yang meliputi
segala sesuatu. Keempat macam takdir tersebut adalah sebagai berikut.
“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada
dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul-Mahfuzh)
sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah
mudah bagi Allah.” (Al-Hadid, 57: 22)
39
َّ َب
َُّللا َ يَقُو ُل « َكت-صلى هللا عليه وسلم- َِّللا َّ سو َل ُ س ِم ْعتُ َر َ اص قَا َل ِ َع ْم ِرو ب ِْن ْالع َ ع ْن
َّ ع ْب ِد
َ َّللاِ ب ِْن َ
سنَ ٍة
َ فَ ض بِخ َْمسِينَ أ َ ْل
َ ت َواْل َ ْر
ِ س َم َوا ِ ِِير ْال َخالَئ
َّ ق قَ ْب َل أ َ ْن يَ ْخلُقَ ال َ اء –قَا َل – َمقَاد ِ علَى ْال َم
َ ُ شه ُ ع ْر
َ »و َ
Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash radhiyallahu ‘anhuma berkata: “Aku telah
mendengar Rasulullahshallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Allah telah
menuliskan seluruh takdir makhluk-makhluk, 50 ribu tahun sebelum
menciptakan langit dan bumi dan Asy-Nya di atas air”. (HR. Muslim)
Kedua, Takdir Umuri. Yaitu takdir yang diberlakukan atas manusia pada
awal penciptaannya ketika pembentukan air sperma (usia empat bulan) dan
bersifat umum. Takdir ini mencakup rizki, ajal, kebahagiaan, dan
kesengsaraan. Hal ini didasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam berikut ini.
ي أ َ ْو
ٌّ ش ِق َ َو، َوأ َ َج ِل ِه،ب ِر ْزقِ ِه
َ َو،ع َم ِل ِه ُّ س ُل إِلَ ْي ِه ْال َملَكُ فيَ ْنفُ ُخ فِ ْي ِه
ِ ْ بِ َكت:ٍ َويُؤْ َم ُر بِأ َ ْربَعِ َك ِل َمات،الر ْو َح َ ث ُ َّم ي ُْر
ٌس ِع ْيد
َ
Ketiga, Takdir Samawi. Yaitu takdir yang dicatat pada malam Lailatul
Qadar setiap tahun. Perhatikan firman Allah Ta’ala berikut ini:
“Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah. (yaitu)
urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah Yang
mengutus rasul-rasul” (Ad-Dukhan, 44: 4 – 5)
Ahli tafsir menyebutkan bahwa pada malam itu dicatat dan ditulis semua
yang akan terjadi dalam setahun, mulai dari kebaikan, keburukan, rizki,
40
ajal, dan lain-lain yang berkaitan dengan peristiwa dan kejadian dalam
setahun. Hal ini sebelumnya telah dicatat pada Lauh Mahfudz.
“Semua yang ada di langit dan bumi selalu meminta kepada-Nya. Setiap
waktu Dia dalam kesibukan.” (Ar-Rahman, 55: 29)
Ketiga takdir yang terakhir tersebut, kembali kepada takdir azali: takdir
yang telah ditentukan dan ditetapkan dalam Lauh Mahfudz.
ب َحتَّىَ َض ِ ع فِي ْالقَدَ ِر فَغ ُ َسلَّ َم َونَحْ ُن نَتَنَاز َ علَ ْي ِه َو َّ صلَّى
َ َُّللا َّ سو ُل
َ َِّللا َ ع ْن أَبِي ُه َري َْرة َ قَا َل خ ََر َج
ُ علَ ْينَا َر َ
ان فَقَا َل أ َ ِب َهذَا أ ُ ِم ْرت ُ ْم أ َ ْم ِب َهذَا أ ُ ْر ِس ْلتُ ِإلَ ْي ُك ْم ِإنَّ َما َهلَكَ َم ْن
ُ الر َّم
ُّ ئ فِي َوجْ نَت َ ْي ِه َ احْ َم َّر َوجْ ُههُ َحتَّى َكأَنَّ َما فُ ِق
ُ َعلَ ْي ُك ْم أ َ ََّل تَتَنَاز
عوا ِفي ِه َ عوا ِفي َهذَا ْاْل َ ْم ِر
َ ُعزَ ْمت ُ ََكانَ قَ ْبلَ ُك ْم ِحينَ تَنَاز
41
kalian adalah lantaran perselisihan mereka dalam perkara ini. Karena itu,
aku tekankan pada kalian untuk tidak berselisih dalam masalah ini.'” (HR.
Tirmidzi)
َّ ب َك َّر َم
َُّللا ٍ طا ِلَ ي بْنَ أَبِي َ أَت َى َر ُج ٌل: قَا َل، ع ْن َج ِدِّ ِه
َّ ع ِل َ ، ع ْن أَبِي ِه
َ ، َ ع ْنت ََرة
َ َارونَ ب ِْنُ ع ْبدُ ْال َم ِل ِك ب ُْن ه
َ
: ع ِن ْالقَدَ ِر ؟ قَا َل ْ يق ُم
َ أ َ ْخبِ ْرنِي:َ قَال، ُظ ِل ٍم فَال ت َ ْسلُ ْكه َ :َع ِن ْالقَدَ ِر ؟ فَقَال
ٌ ط ِر َ أ َ ْخبِ ْرنِي: فَقَا َل، َُوجْ َهه
َّ ِس ُّر:َع ِن ْالقَدَ ِر ؟ قَال
َُّللاِ فَال ت ُ َكلَّ ْفه َ أ َ ْخبِ ْرنِي:َ قَال، ُيق فَال تَلِجْ ه
ٌ ع ِم
َ بَحْ ٌر
Abdul Malik bin harun bin ‘Antharah mendapatkan riwayat dari bapaknya
dari kakeknya, beliau berkata: “Seseorang mendatangi Ali bin Abi Thalib
karramallahu wajhah, lalu bertanya: ‘Beritahukan kepadaku tentang
takdir?’, beliau menjawab: ‘Jalan yang gelap janganlah engkau jalani’,
orang ini mengulangi pertanyaannya: ‘Beritahukan kepadaku tentang
takdir?’, dijawab oleh beliau: ‘Laut yang dalam maka janganlah engkau
menyelam ke dalamnya’, orang ini mengulangi pertanyaannya,
‘Beritahukan kepadaku tentang takdir?’ Beliau menjawab: ‘Rahasia Allah
maka jangan engkau membebani dirimu’”. (Lihat kitab Asy Syari’ah,
karya Al Ajurry, 1/476).
“Allah tidak ditanya terhadap apa yang Dia lakukan akan tetapi merekalah
yang akan ditanya (Al-Anbiya, 21:23).”
42
Muhammad bin Wasi’ (seorang tabi’in) pernah ditanya oleh Bilal bin Abi
Burdah (Wali Bashrah): “Bagaimana pendapatmu tentang qadha’ dan
qadar, wahai Abu Abdillah?” Maka beliau menjawab dengan jawaban yang
singkat padat tegas: “Wahai Amir, Allah Ta’ala tidak akan menanyai
hambaNya tentang qadha’ dan qadar pada hari kiamat nanti. Namun Dia
akan bertanya tentang amal mereka.”
ب الَّذِينَ ِم ْن قَ ْب ِل ِه ْم َ ََّيءٍ َكذَلِكَ َكذ ْ َّللاُ َما أ َ ْش َر ْكنَا َو ََل آبَاؤُ نَا َو ََل َح َّر ْمنَا ِم ْن ش
َّ سيَقُو ُل الَّذِينَ أ َ ْش َر ُكوا لَ ْو شَا َء
َ
صونَ قُ ْل ُ الظ َّن َوإِ ْن أ َ ْنت ُ ْم إِ ََّل ت َْخ ُر َ ْ َحتَّى ذَاقُوا بَأ
َّ سنَا قُ ْل ه َْل ِع ْندَ ُك ْم ِم ْن ِع ْل ٍم فَت ُ ْخ ِر ُجوهُ لَنَا إِ ْن تَتَّبِعُونَ إِ ََّل
َفَ ِللَّ ِه ْال ُح َّجةُ ْالبَا ِلغَةُ فَلَ ْو شَا َء لَ َهدَا ُك ْم أَجْ َمعِين
43
Sebagian di antara mereka adakalanya berpendapat bahwa takdir
merupakan hujjah (alasan) bagi seorang hamba (dalam hal berbuat sesuatu
keburukan, red.), dan adakalanya tidak. Apabila takdir merupakan hujjah
bagi seorang hamba (sebagaimana sangkaan mereka, red.), berarti ia juga
merupakan hujjah bagi hamba lainnya, karena semua manusia sama-sama
terkena takdir. Konsekuensinya, ia (orang yang berfaham taqdir sebagai
hujjah terhadap perbuatan buruknya, red) tidak lagi perlu mencegah orang
yang menzhaliminya, memakinya, merampas hartanya, merusak
kehormatan istrinya, memenggal lehernya, atau melakukan perusakan
terhadap ladang atau keturunannya. Kalau demikian, niscaya akan
binasalah dunia. Jelaslah bahwa perbuatan mereka itu batil menurut akal
dan kufur menurut syara’.
Hal itu juga membawa akibat bahwa tidak ada perbedaan antara wali-wali
Allah dan musuh-musuh Allah, antara kaum mukminin dan kaum kuffar,
antara ahli surga dan ahli neraka. Ini bertentangan dengan firman Allah
(lihat: 35:19-22, 38:28, 45:21)
(Yang benar), Bahwa takdir (hanya boleh) diimani dan tidak boleh
dijadikan sebagai alasan. Barangsipa yang berhujjah dengan takdir,
hujjahnya tertolak, dan barangsiapa yang berudzur dengan takdir, udzurnya
tidak bisa diterima. Bila hujjah dengan takdir bisa diterima, maka Allah
tidak akan mengazab seorang pun baik di dunia maupun di akhirat: pencuri
44
tidak bisa dihukum potong, pembunuh tidak boleh dihukum bunuh, tidak
perlu ada jihad fi sabilillah dan tidak perlu ada amar ma’ruf nahi munkar.
Bahwa ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang ini, ‘Ya
Rasulallah, tidakkah kita tinggalkan saja amal, selanjutnya kita bergantung
kepada takdir?’ Beliau menjawab, Tidak. Beramallah, maka masing-
masing akan dimudahkan menuju apa yang dia diciptakan (ditetapkan)
untuknya.” (HR. Bukhari). Di hadits lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam ditanya: Ya Rasullah, apakah pendapat Anda mengenai apa yang
diperbuat dan diusahakan oleh seorang manusia, adakah itu termasuk apa
yang pena-pena telah menjadi kering dan lembaran-lembaran telah dilipat
padanya? Kemudian ditanyakanlah pada beliau: Lalu untuk apakah amal
perbuatan? Maka Nabi menjawab: Berbuatlah, maka masing-masing akan
dimudahkan menuju apa yang dia dicipta untuknya.”
45
Beriman Kepada Qadha dan Qadar Tidak Menghalangi Untuk Berusaha
Muslim yang meyakini akan qadha dan qadar Allah Ta’ala secara benar
akan melahirkan buah-buah positif dalam kehidupannya. Ia tidak akan
pernah frustrasi atas kegagalan atau harapan-harapan yang lari darinya, dan
ia tidak terlalu berbangga diri atas kenikmatan dan karunia yang ada di
genggamannya. Sabar dan syukur adalah dua senjata dalam menghadapi
setiap permasalahan hidup.
46
Pertama, jalan yang membebaskan kesyirikan. Dia mengetahui bahwa
segala urusan ada di Tangan Pencipta langit dan bumi dengan segala isinya.
Bagaimana ia akan tunduk kepada hamba yang terbuat dari tanah? Ibnu
Rajab mengatakan, “Barangsiapa yang memahami dengan jelas bahwa
setiap makhluk yang ada di atas tanah adalah tanah, maka tidak akan
mendahulukan ketaatan kepada tanah dari pada kepada Rabbnya “tuhan-
tuhan” itu. Bagaimana ia membuat senang tanah dengan membuat murka
Raja Yang Maha Pemberi? Sungguh ini sesuatu yang aneh.”
“Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-
duga)? Tiada yang merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang
merugi.” (Al-A’raf, 7: 99)
47
sebagaimana sabda Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan
oleh Muslim dan Ahmad tentang kondisi seorang mukmin (yang telah
dikemukakan di atas, red.)
Pertemuan ke : 6
SKL : Melakukan ibadah yang benar
Materi : Hukum air
Kompetensi : Ihsan dalam thoharoh
Indikator : Siswa mampu mengetahui jenis air yang dapat diguna kan untuk
thoharoh
dengan benar
Hukum Air
48
Pertama: Air Muthlaq, seperti air hujan, air sungai, air laut, hukumnya
suci dan mensucikan. Air ini adalah setiap air yang keluar dari dalam bumi
maupun turun dari langit. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
Yang juga termasuk air muthlaq adalah air salju, embun, dan air sumur
kecuali jika air-air tersebut berubah karena begitu lama dibiarkan atau
karena bercampur dengan benda yang suci sehingga air tersebut tidak
disebut lagi air muthlaq.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya mengenai air laut, beliau
pun menjawab,
Kedua: Air Musta’mal: yaitu air yang lepas dari anggota tubuh orng yang
sedang berwudhu atau mandi, dan tidak mengenai benda najis, hukumnya
suci seperti yang disepakati para ulama, dan tidak mensucikan menurut
jumhurul ulama.
Namun pendapat yang lebih kuat, air musta’mal termasuk air muthohhir
(mensucikan, berarti bisa digunakan untuk berwudhu dan mandi) selama ia
tidak keluar dari nama air muthlaq atau tidak menjadi najis disebabkan
tercampur dengan sesuatu yang najis sehingga merubah bau, rasa atau
warnanya. Inilah pendapat yang dianut oleh ‘Ali bin Abi Tholib, Ibnu
‘Umar, Abu Umamah, sekelompok ulama salaf, pendapat yang masyhur
dari Malikiyah, merupakan salah satu pendapat dari Imam Asy Syafi’i dan
Imam Ahmad, pendapat Ibnu Hazm, Ibnul Mundzir dan Syaikhul Islam
Ibnu Taimiyah. (Lihat Shahih Fiqh Sunnah, 1/104).
49
ُ علَ ْينَا َر ُ َّ فَ َجعَلَ الن، َ ى بِ َوضُوءٍ فَت ََوضَّأ ُ ِ بِ ْال َه
َّ سو ُل
َِّللا َ اس –صلى هللا عليه وسلم –خ ََر َج َ ِ فَأت، ِاج َرة
َّ ضوئِ ِه فَيَت َ َم
س ُحونَ بِ ِه ُ ض ِل َوْ ََيأ ْ ُخذُونَ ِم ْن ف
Ibnu Hajar Al ‘Asqalani mengatakan, “Hadits ini bisa dipahami bahwa air
bekas wudhu tadi adalah air yang mengalir dari anggota wudhu Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sehingga ini adalah dalil yang sangat-sangat
jelas bahwa air musta’mal adalah air yang suci.” (Fathul Bari, Ibnu Hajar
Al Asqolani, 1/295, Darul Ma’rifah, Beirut)
ْ َس َح ِب َرأْ ِس ِه ِم ْن ف
ض ِل َماءٍ َكانَ فِى يَ ِد ِه َّ أ َ َّن النَّ ِب.
َ َم-صلى هللا عليه وسلم- ى
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengusap kepalanya dengan
bekas air wudhu yang berada di tangannya.” (HR. Abu Daud no. 130).
50
wudhunya beliau usap padaku. Kemudian aku pun tersadar.” (HR. Bukhari
no. 194)
َّ سو ِل
َِّللا ِ ضئُونَ فِى زَ َم
ُ ان َر َ ِّالر َجا ُل َوال ِن
َّ سا ُء يَت ََو ِّ ِ ََج ِميعًا –صلى هللا عليه وسلم – َكان
“Dulu di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam laki-laki dan
perempuan, mereka semua pernah menggunakan bekas wudhu mereka satu
sama lain.” (HR. Bukhari no. 193).
Sedangkan sebagian ulama semacam Imam Asy Syafi’i dalam salah satu
pendapatnya, Imam Malik, Al Auza’i dan Imam Abu Hanifah serta murid-
muridnya berpendapat tidak bolehnya berwudhu dengan air musta’mal.
Hadits yang melarang menggunakan air bekas bersucinya wanita semisal
hadits dari Al Hakam bin ‘Amr. Beliau berkata,
Wallahu a’lam.
51
Ketiga: Air yang bercampur benda suci seperti sabun, dan cuka
selama percampuran itu sedikit tidak merubah nama air, maka
hukumnya masih suci mensucikan menurut madzhab Hanafi , dan
tidak mensucikan menurut Imam Syafi’i dan Malik.
Keempat: Air yang terkena najis, jika merubah rasa, warna atau aromanya
maka hukumnya najis tidak boleh dipakai bersuci menurut ijma’.
Ibnul Mundzir mengatakan, “Para ulama telah sepakat bahwa air yang
sedikit maupun banyak jika terkena najis dan berubah rasa, warna dan
baunya, maka itu adalah air yang najis.”
Sedang jika tidak merubah salah satu sifatnya maka mensucikan menurut
imam Malik, baik air itu banyak atau sedikit;
52
“Sesungguhnya air itu suci, tidak ada yang dapat menajiskannya.” (HR.
Tirmidzi, Abu Daud, An Nasa’i, Ahmad).
Abu Hanifah, Asy Syafi’i, Ahmad dan pengikut mereka menyatakan bahwa
jika air kurang dari dua qullah, air tersebut menjadi najis dengan hanya
sekedar kemasukan najis walaupun tidak berubah rasa, warna atau baunya.
Air dua qullah adalah air seukuran 500 rathl ‘Iraqi yang seukuran 90
mitsqal. Jika disetarakan dengan ukuran sha’, dua qullah sama dengan
93,75 sha’ (Lihat Tawdhihul Ahkam min Bulughil Marom, Syaikh Ali
Basam, 1/116, Darul Atsar, cetakan pertama, 1425 H.)
Sedangkan 1 sha’ seukuran 2,5 atau 3 kg. Jika massa jenis air adalah 1
kg/liter dan 1 sha’ kira-kira seukuran 2,5 kg; berarti ukuran dua qullah
adalah 93,75 x 2,5 = 234,375 liter. Jadi, ukuran air dua qullah adalah
ukuran sekitar 200 liter. Gambaran riilnya adalah air yang terisi penuh pada
bak yang berukuran 1 m x 1 m x 0,2 m.
“Jika air telah mencapai dua qullah, maka tidak mungkin dipengaruhi
kotoran (najis).” (HR. Ad Daruquthni)
“Jika air telah mencapai dua qullah, maka tidak ada sesuatu pun yang
menajiskannya.” (HR. Ibnu Majah” dan Ad Darimi)
Para ulama berselisih mengenai keshahihan hadits air dua qullah. Sebagian
ulama menilai bahwa hadits tersebut mudhtharib (termasuk dalam
golongan hadits dha’if/lemah) baik secara sanad maupun matan (isi hadits).
Namun ulama hadits abad ini, yaitu Syaikh Muhammad Nashiruddin Al
Albani rahimahullah menyatakan bahwa hadits ini shahih.
53
Dzahabiy, An Nawawiy dan Ibnu Hajar Al ‘Asqolaniy. Syaikhul Islam
Ibnu Taimiyah mengatakan, “Mayoritas pakar hadits menyatakan bahwa
hadits ini hasan dan berhujah dengan hadits ini. Mereka telah memberikan
sanggahan kepada orang yang mencela (melemahkan) hadits ini.”
(Disarikan dari Tawdhihul Ahkam min Bulughil Marom, 1/116)
Masalah As-Su’ru
As-Su’ru (sisa) yaitu air yang tersisa di tempat minum setelah diminum.
ِضعِ علَى َم ْو َ ُض ُع فَاه َ َسلَّ َم فَيَ علَ ْي ِه َو َّ صلَّى
َ َُّللا َ يَّ ِض ث ُ َّم أُنَا ِولُهُ النَّب ٌ ِب َوأَنَا َحائُ ت ُك ْنتُ أ َ ْش َر ْ َشةَ قَال
َ ِعائَ ع ْن َ
ِ علَى َم ْو َ ُض ُع فَاه َ سلَّ َم فَ َي
َ علَ ْي ِه َو َّ صلَّى ُ ٌ ب َوأَت َ َع َّر ُق ْال َع ْرقَ َوأَنَا َحا ِئ
َّ ض ث ُ َّم أنَا ِولُهُ النَّ ِب ُ ي فَ َي ْش َر
ِضع َ َُّللا َ ي َّ ِف
ُ ي َولَ ْم يَ ْذ ُك ْر ُز َهي ٌْر فَيَ ْش َر
ب َّ ِف
“Aku minum ketika aku sedang dalam keadaan haid, kemudian aku
memberikannya kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu beliau
meletakkan mulutnya pada tempat mulutku (ketika minum). Dan Zuhair tak
menyebutkan, Lalu beliau minum.” (HR. Muslim No.453).
Kedua: Sisa kucing dan hewan yang halal dagingnya hukumya suci.
54
Namun meski demikian karena ada dalil yang secara khusus menyebutkan
bahwa sisa minum kucing itu tidak najis maka ketentuan umum itu menjadi
tidak berlaku yaitu ketentuan bahwa semua yang dagingnya najis maka
ludahnya pun najis. Minimal khusus untuk kucing.
Dalil yang menyebutkan tidak najisnya ludah kucing itu adalah hadits
berikut ini :
َّ علَ ْي ُك ْم َو
ِ الط َّوافَا
ت َّ َت ِبن َِج ٍس إَنَّ َها ِمن
َ َالط َّوا ِفيْن َ ِإنَّ َها لَ ْي
ْ س
“Kucing itu tidak najis sebab kucing itu termasuk yang berkeliaran di
tengah kita”. (HR. Abu Daud, At-Tirmizy, An-Nasai, Ibnu Majah, Ahmad)
.
Sedangkan Al-Kharkhi dan Abu Yusuf mengatakan bahwa su’ru kucing itu
hukumnya makruh. Alasannya adalah bahwa kucing itu sering menelan
atau memakan tikus yang tentu saja mengakibatkan su’runya saat itu
menjadi najis.
Dalam hal ini Abu Hanifah juga sependapat bahwa kucing yang baru saja
memakan tikus maka su’ru-nya najis. Sedangkan bila tidak langsung atau
ada jeda waktu tertentu maka tidak najis.
Sisa keledai, dan binatang buas, juga burung hukumnya suci menurut
madzhab Hanafi.
Sedangkan sisa anjing dan babi hukumnya najis menurut seluruh ulama.
Pertemuan ke : 6
SKL : Melakukan ibadah yang benar
Materi : Khusyu’ dalam sholat
Kompetensi : Ihsan dalam sholat
55
Semua penetapan kewajiban ibadah disampaikan kepada Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam melalui malaikat Jibril. Namun, tidak demikian halnya
dengan shalat yang penetapan kewajibannya disampaikan secara langsung
oleh Allah Ta’ala melalui peristiwa besar, Isra’ dan Mi’raj.
Shalat adalah ibadah yang paling utama di dalam Islam. Seorang muslim
diwajibkan mengerjakannya lima kali sehari semalam, di tambah lagi
dengan shalat-shalat sunnah. Ia adalah amal pertama yang akan ditanyakan
oleh Allah Ta’ala ketika seseorang masuk ke dalam kuburnya. Jika pada
ibadah lain—misalnya haji dan zakat—kewajibannya disyaratkan adanya
istitha’ah (kemampuan)[1], maka dalam shalat tidak ada yang dapat
menggugurkan kewajibannya selagi ia masih dalam keadaan sadar. Jika
tidak dapat dilakukan dengan berdiri, maka ia dapat dilakukan dengan
duduk, berbaring, atau dengan isyarat.
Ringkasnya, shalat adalah ibadah yang harus dijaga dan dipelihara dengan
sungguh-sungguh. Salah satu hal yang terpenting harus dijaga di dalam
ibadah shalat adalah khusyu’.
56
Sebaliknya, orang yang melaksanakan shalat hanya sekedar untuk
menanggalkan kewajiban dirinya dan tidak memperhatikan kualitas
shalatnya, apalagi waktunya, maka Allah Ta’ala dan Rasul-Nya mengecam
pelaksanaan shalat yang semacam itu. Allah Ta’ala berfirman,
َ ص َالتِ ِه ْم
َسا ُهون َ ع ْن َ فَ َو ْي ٌل ِل ْل ُم
َ صلِِّينَ الَّذِينَ ُه ْم
“Maka celakalah orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari
shalatnya” (QS. Al-Maun, 107: 4-5)
اس َو ََل َ َّسالَى ي َُرا ُءونَ الن َّ ع ُه ْم َو ِإذَا قَا ُموا ِإلَى ال
َ ص َال ِة قَا ُموا ُك َّ َِإ َّن ْال ُمنَا ِفقِينَ يُخَا ِدعُون
ُ َّللاَ َو ُه َو خَا ِد
َّ َيَ ْذ ُك ُرون
ً َّللاَ ِإ ََّل قَ ِل
يال
57
“Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari
hati yang tidak khusyu’, dari jiwa yang tidak merasa puas, dan dari doa
yang tidak didengar (tidak dikabulkan).” (HR. Abu Dawud no. 1548, An-
Nasa’i no. 5536, dan Ibnu Majah no. 3837. Haits ini shahih.)
58
سلَّ َم َ صلَّى هللا
َ علَ ْي ِه َو َ ِس ْو ُل هللاُ ع ْنهُ قَا َل قَا َل َر
َ ُي هللا
َ ض
ِ نس َر ٍ َ ع ْن أ َ َاْذُ ُك ِر ْال َم ْوتَ فِى
َ ” صالَتِكَ فَإ ِ َّن
ص ِلِّىَ ُظ ُّن أَنَّهُ ي
ُ صالَة َ َر ُج ٍل َلَ َي َ صلَّى َ صالَتَهُ َوَ َي أ َ ْن يُحْ سِن َ الر ُج َل ِإذَا ذَ َك َر ْال َم ْوتَ فِى
ٌّ صالَتِ ِه لَ َح ِر َّ
َ
ُغي َْرهَا َوإِيَّاكَ َو ُك ُّل أ ْم ٍر يُ ْعتَذَ ُر ِم ْنه
َ ً صالَة
َ ” رواه الديلمي فى مسند الفردوس وحسنه الحافظ ابن حجر
و تابعه اْللباني
59
terbebas (dari dosa) seperti di hari ia dilahirkan ibunya.” (Diriwayatkan Al-
Hakim dan dinilai shahih oleh Albani).
Imam Ahmad meriwatkan dari Mujahid bahwa Abdullah bin Zubair ketika
shalat, seolah-olah ia sebatang kayu karena kyusyu’nya. Abu Bakar juga
demikian.
Juga diriwayatkan ketika Umar melewati satu ayat (dalam shalat). Ia seolah
tercekik oleh ayat itu dan diam di rumah hingga beberapa hari. Orang-
orang menjenguknya karenanya mengiranya sedang sakit.
Dan adalah Ali bin Abi Thalib, ketika waktu shalat tiba ia begitu
terguncang dan wajahnya pucat. Ada yang bertanya, “Ada apa dengan
dirimu wahai Amirul Mukminin?” ia menjawab, “Karena waktu amanah
telah datang. Amanah yang disampaikan kepada langit, bumi, dan gunung,
lalu mereka tidak sanggup memikulnya dan aku sanggup.”
Diriwayatkan pula ketika Zainal Abidin bin Ali bin Husain berwudhu,
wajahnya berubah dan menjadi pucat. Dan ketika shalat, ia menjadi
ketakutan. Ketika ditanya tentang hal itu ia menjawab, “Tahukan Anda di
hadapan siapa Anda berdiri?”
Sifat seorang mukmin adalah khusyu’ dalam shalat, sementara orang yang
lalai dan tidak bisa khusyu’ dalam shalatnya seperti sifat orang-orang
munafik.
60
golongan itu (orang-orang kafir), Maka kamu sekali-kali tidak akan
mendapat jalan (untuk memberi petunjuk) baginya.” (An-Nisa’ : 142-143).
Inilah sifat orang-orang munafik dalam amal yang sangat mulia, shalat. Ini
disebabkan pada diri mereka tidak ada niat, rasa takut, dan keimanan
kepada Allah Ta’ala. Sifat lahiriyah mereka adalah malas dan sifat
batiniyah mereka lebih buruk lagi, agar dilihat oleh orang lain.
Seperti firman Allah Ta’ala yang lain,“Dan tidak ada yang menghalangi
mereka untuk diterima dari mereka nafkah-nafkahnya melainkan karena
mereka kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka tidak mengerjakan
shalat, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta)
mereka, melainkan dengan rasa enggan.” (At-Taubah: 54).
61
ruku’lah sampai kamu benar-benar tenang dalam ruku’, kemudian
angkatlah sampai tegak berdiri, lalu sujudlah sampai tenang dalam sujud,
kemudian bangunlah sampai kamu tenang dalam duduk, kemudian sujudlah
sampai kamu tenang dalam sujud. Lakukan hal itu dalam semua shalatmu.”
ع َحتَّى َلَ ت ََرى فِ ْي َها خَا ِشعًا ُ ْئ ي ُْرفَ ُع ِم ْن َه ِذ ِه اْل ُ َّم ِة ْال ُخ
ُ ش ْو َ َّأو ُل
ٍ شي
“Hal pertama yang diangkat dari ummat ini adalah khusyu’ sampai-sampai
kamu tidak menemukan seorang pun yang khusyu’.” (Thabrani dengan
sanad baik dan dinilai shahih oleh Albani).
عهُ َوي ْن ِق ُر ِفى َ سلَّ َم َرأى َر ُجالً َلَ يُتِ ُّم ُر ُك ْو َ ِ صلَّى هللا
َ علَ ْي ِه َو َ س ْو َل هللاُ ع ْب ِد هللاِ اْل َ ْشعَ ِري أ َ َّن َر
َ ع ْن أَبِي َ
: سلَّ َم َ صلَّى هللا
َ علَ ْي ِه َو َ ِس ْو ُل هللا ُ ص ِلِّي فَقَا َل َر ُ “ علَى
َ ُس ُج ْو ِد ِه َو ُه َو ي َ َعلَى َحا ِل ِه َه ِذ ِه َمات َ لَ ْو َماتَ َهذَا
سلَّ َم َ ُصلَّى هللا
َ علَ ْي ِه َو َ غي ِْر ِملَّ ِة ُم َح َّم ٍد َ ” ، س ُج ْو ِد ِه َمث ُل ْال َجاِئع َ َمث َ ُل الَّذِي َلَ يُتِ ُّم ُر ُك ْو
ُ عهُ َو يَ ْن ِق ُر فِى
ش ْيئًاَ ُع ْنه
َ ان ِ َ”يَأ ُك ُل الت َّ ْم َر ة َ أ َ ِو الت َّ ْم َرتَي ِْن َلَ يُ ْغنِي
Abu Abdullah Al-Asy’ari meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam melihat seseorang yang tidak menyempurnakan ruku’nya
dan mematuk dalam sujudnya dalam shalatnya. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Kalau orang ini mati dalam keadaan seperti ini
tentu ia mati di luar agama Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.” Lalu
beliau bersabda lagi, “Perumpamaan orang yang tidak menyempurnakan
ruku’nya dan mematuk dalam sujudnya bagai orang lapar lalu ia makan
satu atau dua biji kurma namun tidak merasa kenyang sedikit pun.”
(Diriwayatkan Thabrani di Al-Kabir, Abu Ya’la, dan Khuzaimah. Albani
menilainya hasan).
62
Umar bin Khatthab ra pernah melihat seseorang yang mengangguk-
anggukkan kepalanya dalam shalat lalu ia berkata, “Hai pemilik leher.
Angkatlah lehermu! Khusyu; itu tidak berada di leher namun berada di
hati.”
Said bin Musayyib melihat seseorang yang main-main dalam shalatnya lalu
berkata, “Kalau hati orang ini khusyu’ tentu raganya juga khusyu’.”
63
Keempat: Orang yang ketika melaksanakan shalat ia tunaikan hak-
haknya, rukun-rukunnya, dan batasan-batasannya. Hanya tenggelam
dalam upaya memelihara batasan-batasannya dan rukun-rukunnya agar
tidak ada yang menyia-nyiakannya sedikitpun. Seluruh perhatiannya
terpusat kepada upaya memenuhi sebagaimana mestinya, secara sempurna
dan utuh. Hatinya benar-benar larut dalam urusan shalat dan
penyembahann kepada Tuhannya.
64
diambil pelajarannya. Ayat yang menjelaskan nikmat disambut dengan
bersyukur dan bertahmid. Ayat yang menjelaskan peristiwa bersejarah
diambil ibrah dan pelajarannya.
Berupaya untuk selalu mengingat Allah dan betapa sedikitnya kadar syukur
kita. Merasakan haibah (keagungan) Allah ketika berada di hadapan-Nya,
terutama saat sujud.
ٌ اجدِ سَ ون ْال َع ْبدُ ِم ْن َر ِبِّ ِه َو ُه َو ُ سلَّ َم قَا َل أ َ ْق َر
ُ ب َما َي ُك َ ع َل ْي ِه َو َّ صلَّى
َ َُّللا ُ ع ْن أ َ ِبي ُه َري َْرة َ أ َ َّن َر
َّ سو َل
َ َِّللا َ
َ
َ ُّفَأ ْكثِ ُروا الد
عا َء
Gabungkanlah rasa raja’ (harap) dan khauf (takut) dalam kehidupan sehari-
hari. Rasakanlah haya’ (malu) kepada Allah dengan sebenar-benar haya’.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Dan para ulama berkata, “Hakikat haya’ adalah satu akhlak yang bangkit
untuk meninggalkan tindakan yang buruk dan mencegah munculnya taqshir
(penyia-nyiaan) hak orang lain dan hak Allah.”
َّ ص َالةٍ َما َكانَ فِي ْال َمس ِْج ِد َي ْنت َِظ ُر ال
ْ ص َالة َ َما لَ ْم يُحْ د
ِث َ ََل َيزَ ا ُل ْال َع ْبدُ فِي
“Seorang hamba senantiasa dalam keadaan shalat selama ia berada di
dalam masjid menunggu (waktu) shalat selama tidak batal.” (Bukhari
Muslim).
65
ُص َالةِ َوإِنَّه َّ ام يَ ْع ِمدُ إِلَى الَ َص َالةٍ َما د َ ص َالةِ فَإِنَّهُ فِي َّ امدًا إِلَى ال ِ عَ ضو َءهُ ث ُ َّم خ ََر َج ُ سنَ ُو َ َْم ْن ت ََوضَّأ َ فَأَح
ِ ْ س ِم َع أ َ َحدُ ُك ْم
اإلقَا َمةَ فَ َال َي ْس َع فَإ ِ َّن َ ع ْنهُ ِب ْاْل ُ ْخ َرى
َ س ِيِّئ َةٌ فَإِذَا َ سنَةٌ َوي ُْم َحى ْ َب لَهُ ِبإِحْ دَى ُخ
َ ط َوت َ ْي ِه َح ُ يُ ْكت
طا َ ارا قَالُوا ِل َم يَا أَبَا ُه َري َْرة َ قَا َل ِم ْن أَجْ ِل َكثْ َرةِ ْال ُخ
ً َظ َم ُك ْم أَجْ ًرا أ َ ْبعَدُ ُك ْم د
َ أ َ ْع
َ َس ِكينَ ِة َوَلَ ت َأْت ُ ْوهَا َوأ ْنت ُ ْم ت َ ْس َع ْونَ فَ َما أد َْر ْكت ُ ْم ف
صلُّ ْوا َو َما فَات َ ُك ْم فَأ َ ِت ُّم ْوا َّ ِإذَا أَت َ ْيت ُ ُم ال
َّ صالَة َ فَ َعلَ ْي ُك ْم ِبال
“Jika kalian berangkat shalat hendaklah dengan tenang janganlah kalian
berangkat shalat tergesa-gesa, jika kalian mendapatinya shalatlah dan jika
ketinggalan maka sempurnakan.” (Bukhari, Muslim, dan Ahmad).
Pertemuan ke : 8
SKL : Melakukan ibadah yang benar
Materi : Menjauhi dosa besar
Kompetensi : Menjauhi dosa besar
Indikator : Siswa mampu memahami yang termasuk dosa besar dengan benar
Diriwayatkan oleh Umar ibnu Abbas dan lainnya, mereka berkata, "Tidak
ada dosa besar bila disertai istighfar dan tidak ada dosa kecil bila dilakukan
terus-menerus".
67
Sikap Muslim terhadap dosa adalah sebagaimana diungkapkan oleh
Abdullah ibnu Mas’ud, "Seorang mu’min melihat dosanya seolah-olah ia
berada pada kaki gunung yang akan runtuh menimpanya, sedangkan orang
durhaka (al-fajr) melihat dosanya sebagimana lalat hinggap pada
hidungnya, kemudian ia menghalaunnya."
Syirik adalah menyamakan Allah dengan yang lain dalam hal-hal yang
menjadi kekhususan-Nya.
Syirik dapat digolongkan menjadi dua macam: syirik besar (asy-syirku al-
akbar) dan syirik kecil (asy-syirku al-asghar).
Syirik Besar
68
diciptakan dan tidak kuasa untuk (menolak) sesuatu kemudharatan dari
dirinya dan tidak (pula untuk mengambil) sesuatu kemanfa’atan dan tidak
kuasa mematikan, menghidupkan dan tidak (pula) membangkitkan.
Fenomena Syirik
Pemujaan dan do’a pada selain Allah seperti jin, berhala, taghut. Allah
menjelaskan perilaku mereka dalam firman-Nya,
Maka apabila mereka naik kapal mereka mendo’a kepada Allah dengan
memurnikan keta’atan kepada-Nya; maka tatkala Allah menyelamatkan
mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) mempersekutukan
(Allah), (29. Al ‘Ankabuut : 65)
Hidup tanpa tujuan dan merasa tenang, tenteram, dan ridla dengan
kehidupan dunia, tanpa mengingat akhirat sedikitpun.
8. mereka itu tempatnya ialah neraka, disebabkan apa yang selalu mereka
kerjakan.
Apakah kami setelah mati dan setelah menjadi tanah (kami akan kembali
lagi), itu adalah suatu pengembalian yang tidak mungkin. (50. Qaaf : 3)
69
Katakanlah:"Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku,
niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. (3. Ali Imran : 31)
70
Syirik adalah kedzaliman yang paling besar, karena yang didzalimi adalah
Allah SWT.
71
seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan
angin ke tempat yang jauh. (22. Al Hajj : 31)
Syirik Kecil
Sihir
Hukum sihir
72
Sihir termasuk syirik terhadap rubbubiyah Allah, karena mengaku-aku
mengetahui yang ghaib, padahal yang mengetahui hal-hal yang ghaib itu
hanya Allah saja. Di sisi lain, sihir juga termasuk syirik terhadap
uluhiyatullah, karena mengabdi kepada jin dengan amalan-amalan tertentu.
Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa
kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu
mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (mengerjakan sihir),
hanya syaitan-syaitan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Merek
mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua
orang malaikat di negeri Babil yaiu Harut dan Marut, sedang keduanya
tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum
mengatakan:"Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu
janganlah kamu kafir". Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu
apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang
(suami) dengan isterinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi
mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan ijin Allah.
Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudharat kepadanya dan
tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini
bahwa barang siapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu,
tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan
mereka menjual dirinya sendiri dengan sihir, kalau mereka mengetahui. (2.
Al Baqarah : 102)
Hukuman bagi para tukang sihir adalah dibunuh jika diketahui bahwa ia
tukang sihir sebagaimana yang ditetapkan Umar bin Khaththab r.a. pada
masa kekhalifahannya, "Hendaknya kalian membunuh tukang-tukang sihir
baik laki-laki maupun perempuan".
73
Tentang orang-orang yang datang pada tukang sihir, Rasulullah saw.
bersabda, "Tiga orang yang tidak masuk surga, yaitu peminum khamr,
pemutus silaturrahim, dan orang yang membenarkan sihir" (HR Imam
Ahmad).
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang
ibubapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun.Bersyukurlah
kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah
kembalimu. (31. Luqman : 14)
Dalam ayat ini Allah merangkaikan bersyukur kepada kedua orang tua
dengan bersyukur kepada Allah. Ini menunjukkan betapa pentingnya
berbuat baik kepada kedua orang tua. Abdullah ibnu Abbas berkata, "Ada
tiga ayat dalam Al-Qur’an yang merangkaikan satu perintah dengan
perintah yang lain, yang tidak diterima tanpa mengamalkan rangkaian
tersebut, yaitu (1) ayat ‘taati Allah dan taatilah Rasul’, Barang siapa yang
mentaati Allah tetapi tidak mentaati Rasul, maka tidak diterima; (2)
‘Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat’. Barang siapa yang menjalankan
shalat tetapi tidak menjalankan zakat, maka tidak akan diterima; dan (3)
‘Bersyukurlah kamu kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu’. Barang
siapa yang bersyukur kepada Allah tetapi tidak bersyukur kepada orang tua,
maka tidak akan diterima’".
Rasulullah saw. bersabda, "Ridla Allah terletak pada ridla kedua orang tua,
dan kemarahan Allah terletak pada kemarahan kedua orang tua" (HR
Tirmidzi).
"Tidak akan masuk surga orang yang durhaka kepada orang tua, orang
mengungkit-ungkit, dan peminum khamr" (HR Bukhari Muslim). "Allah
74
melaknat orang yang mengumpat bapaknya, Allah mencaci orang yang
mengumpat ibunya’ (HR Ibnu Hibban).
"Tiga do’a yang selalu dikabulkan, yaitu do’anya orang yang teraniaya,
do’anya orang yang sedang bepergian, dan do’a (buruk) orang tua atas
anaknya" (HR Tirmidzi).
Hak ibu untuk dihormati lebih besar daripada ayah, karena ibu lebih berat
menanggung penderitaan sejak mengandung hingga mengasuh anaknya.
Diriwayatkan dalam sebuah hadits, ada seorang datang kepada Rasulullah
saw. lalu bertanya, ‘Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling
berhak saya pergauli dengan baik?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu’. Ia bertanya
lagi, ‘Kemudian siapa’. Beliau menjawab, ‘Ibumu’. Ia bertanya lagi,
‘Kemudian siapa?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu’. Kemudian siapa lagi?’
Beliau menjawab, ‘Kemudian bapakmu’ (HR Bukhari Muslim)
75
Contoh lain durhaka terhadap orang tua adalah tidak mengajak
musyawarah dalam urusan rumah tangga, tidak mendahulukan mereka
dalam pemberian, menyia-nyiakan keduanya khususnya di masa tuanya,
tidak mengikuti keinginannya yang baik, selalu memprotes dengan keras,
dll
Lari dari medan tempur merupakan dosa besar karena dapat mendatangkan
bahaya bagi tentara Islam dan kaum muslimin. Rasulullah besabda,
"Jauhilah tujuh perkara yang menghancurkan…" yang salah satunya adalah
lari dari medan perang.
Boleh lari dari medan perang jika merupakan strategi untuk mengecoh
musuh, bergabung dengan pasukan lain, dan dalam keadaan darurat.
Pertolongan ada di tangan Allah, maka wajib bagi setiap mu’min untuk
bertawakal kepada Allah setelah melakukan usaha yang maksimal.
Persaksian Palsu
76
terkecuali yang diterangkan kepadamu kaharamannya, maka jauhilah
olehmu barhala-berhala yang najis itu dan jauhilah perkataan-perkataan
yang dusta. (22. Al Hajj : 30)
Dan dalam hadits, Rasulullah bersabda, "Pada hari kiamat, tidak akan
bergeser kedua kaki orang yang bersaksi palsu sehingga wajib baginya
neraka" (HR Ibnu Majjah dan Hakim).
Orang yang bersaksi palsu berarti telah melakukan beberapa dosa besar
sekaligus:
Dosa menipu, Rasulullah bersabda, "Seorang mu’min bisa diberi watak apa
saja kecuali khiyanat dan dusta" (HR Al-Bazar dan Abu Ya’la).
Dosa menghalalkan apa-apa yang diharamkan dan dijaga oleh Allah, baik
berupa harta, harga diri maupun darah.
Pertemuan ke : 9
SKL : Melakukan ibadah yang benar
Materi : Memenuhi Janji
Kompetensi : Memenuhi nadzar
Indikator :
1. Siswa mampu memahami hakikat nadzar dengan benar
2. Siswa mampu memenuhi nadzar (jika ia bernadzar) dengan benar
77
Memenuhi Janji
Israil adalah sebutan bagi nabi Ya’qub. Bani Israil adalah turunan nabi
Ya’qub; sekarang terkenal dengan bangsa Yahudi. Janji Bani Israil kepada
Tuhan ialah: bahwa mereka akan menyembah Allah dan tidak
mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, serta beriman kepada rasul-
rasul-Nya di antaranya nabi Muhammad SAW sebagaimana yang tersebut
di dalam Taurat.
78
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu
kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada
Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan
memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-
orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya,
mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati
janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan,
penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar
(imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertaqwa.” (QS. Al-
Baqarah: 177)
79
“Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara
yang lebih baik (bermanfaat) sampai ia dewasa dan penuhilah janji;
Sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya.” (QS. Al-
Israa’: 34)
َ َعدَ أ َ ْخل
َ َو ِإذَا اؤْ ت ُ ِمنَ خَان،ف َ َو ِإذَا َو،ِب َ َِإذَا َحد
َ ث َكذ
“Tanda-tanda orang munafik ada tiga; jika berbicara ia berbohong, jika
berjanji ia ingkar, dan jika dipercaya ia berkhianat.” (Muttafaq Alaihi).
Ditambahkan dalam riwayat Muslim, “Kendatipun ia berpuasa, shalat, dan
mengaku sebagai orang Muslim.”
Jabir RA bercerita,
ط ْيتُكَ َه َكذَا َو َه َكذَا َو َه َكذَا َفلَ ْم يَ ِجئْ َما ُل َ لَ ْو قَ ْد َجا َء َما ُل ْالبَحْ َري ِْن أ َ ْع:سلَّم َ علَي ِه َو َّ صلَّى
َ َُّللا َ ي ُّ ِقَا َل ِلي النَّب
ُعنه َ َُّللاَّ ي ِ فَلَ َّما َجا َء َما ُل ْال َبحْ َري ِْن أ َ َم َر أَبُو َب ْك ٍر َر،سلَّم
َ ض َ علَي ِه َو َّ صلَّى
َ َُّللا َ النبي
ُ ضَ ْال َبحْ َري ِْن َحتَّى قُ ِب
ِإ َّن النَّبِي: ُ فَأَت َ ْيتُهُ ُوقُ ْلت.عدَّة ٌ ْأو دَي ٌْن فَ ْليَأْتِنَا
ُ سلَّمَ علَي ِه َو َّ صلَّى
َ َُّللا َ َِّللا َّ سو ِل ُ َم ْن َكانَ لَهُ ِع ْندَ َر:فَنَادَى
ُخ ْذ ِمثْلَ ْي َها:س ِمائ َ ٍة فقال ُ ِي خ َْم َ فَ َحثَى ِلي َحثْيَةٌ فَعَدَ ْدت ُ َها فَإِذَا ه،سلَّم قال لي كذا وكذا َ علَي ِه َو َّ صلَّى
َ َُّللا َ
80
“Nabi berkata kepadaku, ‘Kalau harta Bahrain datang aku akan
memberimu segini, segini, dan segini.” Ternyata harta Bahrain tidak pernah
datang hingga beliau meninggal. Lalu ketika harta Bahrain itu datang Abu
Bakar menyuruh orang untuk memanggil, ‘Barangsiapa yang mempunyai
piutang kepada Rasulullah hendaknya datang kepada kami niscaya aku
akan membayarnya. Aku berkata, ‘Sesungguhnya Rasulullah berkata
kepadaku begini dan begitu. Kemudian ia mengambil satu genggam
untukku dan aku menghitungnya. Ternyata ia berjumlah lima ratus. Abu
Bakar berkata lagi, “Ambillah dua gini lagi.” (Muttafaq Alaihi).
2) Perjanjian Hudhaibiyah
81
f. Merupakan akhlak imaniyah ()اْلخالق اإليمانية
g. Akhlak para Nabi dan Rasul ()أخالق اْلنبياء والمرسلين. Contohnya pada
kisah Nabi Ismail:
ً س
]١٩:٥٤[ وَل نَّبِيًّا ُ صادِقَ ْال َو ْع ِد َو َكانَ َر ِ َوا ْذ ُك ْر فِي ْال ِكت َا
َ َب إِ ْس َما ِعي َل ۚ إِنَّهُ َكان
“Dan Ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang
tersebut) di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar
janjinya, dan dia adalah seorang Rasul dan nabi.” (QS. Maryam: 54)
b. Janji kepada bawahan atau orang yang levelnya lebih rendah dari dirinya
dalam suatu unit pekerjaan, dsb.
Si B percaya dan ia berikan 1000 dinar itu, sesuai dengan batas waktu yang
disepakati bersama.
82
Lalu si A pulang ke kampungnya di seberang sana. Ia kumpulkan uang
hingga cukup jumlahnya sampai batas waktu pembayarannya.
”Ya Allah Engkau Yang Maha Mengetahui, bahwa saya pernah berutang
1000 dinar kepada seseorang, ketika ia meminta jaminan, saya katakan:
“Cukuplah Allah sebagai penjamin” dan ia menerima. Ketika ia meminta
saksi, saya katakan: “Cukuplah Allah sebagai saksi” dan ia pun menerima.
Dan sekarang saya sudah berusaha mencari penyeberangan untuk
membayarkannya, tetapi saya tidak menemukannya, maka sekarang saya
titipkan ini kepadamu Ya Allah”.
Sesampai di rumah kayu itu ia belah untuk dijadikan kayu bakar. Ketika
dibelah, ditemukanlah 1000 dinar dan catatan dari si A di seberang.
83
Kata A: “ Bukankah telah saya katakan bahwa saya tidak mendapatkan
kapal penyeberangan.
Pelajaran dari kisah ini: Jika kita melakukan itu kepada anak-anak
sedangkan yang sebenarnya tidak ingin memberinya, maka berarti
– mengajarkan kebohongan
84
memberikan 500’. Abu Bakar berkata, ’Ambil lagi yang sebanyak itu!’
(HR. Bukhari-Muslim)
Abi Juhaifah pernah dijanjikan oleh Rasulullah SAW akan diberi 13 qulush
(unta betina muda) lalu aku mendatanginya, tapi beliau wafat hingga aku
tidak diberi apapun. Ketika Abu Bakar menjadi Khalifah, beliau berkata,
’Siapa yang memiliki janji dengan Rasulullah Saw, datanglah kepadaku.’
Maka aku berdiri dan memberitahukannya lalu beliau memerintahkan
untuk memberi kepada kami.” (HR. Tirmidzi)
85
Pertemuan ke : 10
SKL : Berkepribadian matang, berakhlak mulia dan bermanfaat bagi orang
lain
Materi : Rendah Hati
Kompetensi : Memenuhi nadzar
Indikator :
1. Siswa memahami perilaku takabur,rendah hati
2. Siswa memiliki perilaku rendah hati
Rendah Hati
Tawadhu merupakan salah satu bagian dari akhlak mulia jadi sudah
selayaknya kita sebagai umat muslim bersikap tawadhu, karena tawadhu
merupakan salah satu akhlak terpuji yang wajib dimiliki oleh setiap umat
islam. Perhatikan sabda Nabi SAW berikut ini :
86
Iyadh bin Himar ra. berkata: Bersabda Rasulullah SAW: “Sesungguhnya
Allah SWT telah mewahyukan kepadaku: “Bertawadhu’lah hingga
seseorang tidak menyombongkan diri terhadap lainnya dan seseorang tidak
menganiaya terhadap lainnya.(HR. Muslim).
87
40. berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab[1097]: "Aku akan membawa singgasana itu
kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di
hadapannya, iapun berkata: "Ini Termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku Apakah aku bersyukur
atau mengingkari (akan nikmat-Nya). dan Barangsiapa yang bersyukur Maka Sesungguhnya Dia
bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan Barangsiapa yang ingkar, Maka Sesungguhnya Tuhanku
Maha Kaya lagi Maha Mulia".(QS. An Naml: 40).”
[1097] Al kitab di sini Maksudnya: ialah kitab yang diturunkan sebelum Nabi Sulaiman ialah Taurat dan
Zabur.
88
63. dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang
yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang
jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung)
keselamatan. (QS. Al Furqaan: 63)
23. tidak diragukan lagi bahwa Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang
mereka rahasiakan dan apa yang mereka lahirkan. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang sombong (QS: an-Nahl: 23)
[540] Artinya: doa dan amal mereka tidak diterima oleh Allah.
89
2. Dari Anas ra berkata: Nabi SAW memiliki seekor unta yang diberi
nama al-’adhba` yang tidak terkalahkan larinya, maka datang seorang
‘a’rabiy dengan untanya dan mampu mengalahkan, maka hati kaum
muslimin terpukul menyaksikan hal tersebut sampai hal itu diketahui oleh
nabi SAW, maka beliau bersabda: Menjadi haq Allah jika ada sesuatu yang
meninggikan diri di dunia pasti akan direndahkan-Nya. HR Bukhari (Fathul
Bari’-2872).
Dan beliau SAW adalah orang yang sangat rendah hati, lembut
perangainya, dermawan luar biasa, indah perilakunya, selalu berseri-seri
wajahnya, murah senyum pada siapa saja, sangat tawadhu’ tapi tidak
90
menghinakan diri, dermawan tapi tidak berlebih-lebihan, mudah iba
hatinya, sangat penyayang pada semua muslimin. Beliau SAW datang
sendiri menjenguk orang sakit, menghadiri penguburan, berkunjung baik
mengendarai keledai maupun berjalan kaki, mengabulkan undangan dari
para hamba sahaya siapapun dan dimanapun. Bahkan ketika kekuasaannya
SAW telah meliputi jazirah Arabia yang besar datang seorang ‘A’rabiy
menghadap beliau SAW dengan gemetar seluruh tubuhnya, maka beliau
SAW yang mulia segera menghampiri orang tersebut dan berkata:
Tenanglah, tenanglah, saya ini bukan Raja, saya hanyalah anak seorang
wanita Quraisy yang biasa makan daging kering. (HR Ibnu Majah-3312
dari abu Mas’ud al-Badariiy)
Tawadhu’ juga mutlak dimiliki bagi para pendakwah yang sedang berjuang
meninggikan Kalimatullah di muka bumi ini, maka sifat tawadhu’ mutlak
diperlukan untuk kesuksesan misi dakwahnya. Karena bila tidak, maka
disaat seorang pendakwah mendapatkan pujian, mendapatkan banyak
jemaah, dikagumi orang dan ketenaran mulai menghampirinya, tanpa
ketawadhu’an, maka seorang pendakwah pun tidak akan luput dari
berbangga diri atas keberhasilannya.
91
Pertemuan ke : 11
SKL : Melakukan ibadah yang benar
Materi : Tidak imma’ah
Kompetensi : Tidak imma’ah(asal ikut, tidak punya prinsip)
Indikator :
1. Siswa dapat memahami perilaku imam’ah
2. Siswa memiliki pendirian ,tidak asal ikut
Tidak Imma’ah
Imma’ah, sifat labil yang mengikuti arus, tren dan mayoritas. Tidak punya
prinsip, krisis identitas dan berjiwa pembebek. Dalam hal apapun, sifat
imma’ah akan selalu terlihat buruk. Lawannya adalah Tauthinun nafsi;
teguh, punya pendirian dan ciri khas, mengerti identitas diri, dan tegar di
atas prinsip.
َ ْس ُك ْم إِ ْن أَح
َسن َ ُطنُوا أ َ ْنف ِّ ِ َولَ ِك ْن َو،ظلَ ْمنَا
َ ظلَ ُموا َ ْاس أَح
َ َوإِ ْن،سنَّا َ ْ إِ ْن أَح: َََل ت َ ُكونُوا إِ َّمعَةً تَقُولُون
ُ َّسنَ الن
سا ُءوا فَ َال ت َْظ ِل ُموا َ َ َو ِإ ْن أ،اس أ َ ْن تُحْ ِسنُوا ُ َّالن
“Janganlah kalian menjadi orang yang suka ikut-ikutan, yang berkata, “Jika
orang-orang baik, maka kami juga akan berbuat baik. Dan jika mereka
berbuat zhalim, maka kami juga akan berbuat zhalim.” Akan tetapi
mantapkanlah hati kalian, jika manusia berbuat baik kalian juga berbuat
baik, namun jika mereka berlaku buruk, janganlah kalian berbuat zhalim.”
(HR Tirmidzi, beliau berkata haditsnya hasan gharib)
Imma‟ah bisa muncul jika kita belum mengenal Islam secara sempurna.
Oleh karena itu,Iman harus ditumbuhkan, agar menjadi kokoh dan tidak
mudang goyah.
Ciri-ciri orang yang Imma‟ah : Jika ada orang lain berbuat baik, maka dia
akan berbuat baik, namun jika ada orang lain berbuat buruk, dia akan ikut
berbuat buruk juga.
92
Imma‟ah : pendirian diletakkan pada kebiasaan masyarakat (hanya ikut
1.Mencari teman yang baik, yang imannya kuat agar bisa mengingatkan
kita,
2. Beristiqomah
Ada unsur Istif‟al : bertahan dan berusaha. Jangan takut dan jangan
bersedih, Allah bersama kita. Kiat-kiat agar mudah dalam istiqomah ->
sering mengingat kematian!
93
Akibat Sikap Imma’ah :
Adab Tabayyun :
Karena waktu adalah ibadah.Hijrah harus dengan proses yang baik. Kita
harus meminta kepada Allah agar diberikeistiqomahan. Niatkan saja untuk
kebaikan-kebaikan, InsyaAllah Allah akanmemudahkan jalannya.
“Ikan hidup di air laut yang asin, namun tidak ikut asin.”
94
Pertemuan ke : 9
SKL : Berkepribadian matang, berakhlak mulia dan bermanfaat bagi orang
lain
Materi : Berkata jujur
Kompetensi : Tidak dusta
Indikator :
1. Siswa memahami perilaku jujur
2. Siswa memilki perilaku jujur
Berkata Jujur
Dalam bahasa arab jujur berasal dari kata as Sidqu yang berarti benar dan
nyata. Lawan kata dari as sidqu adalah al kadzbu yang berarti bohong atau
dusta.
Berlaku jujur adalah perintah Alloh dan merupakan sifat yang mulia dalam
islam.
Alloh berfirman,
95
21. Ta'at dan mengucapkan Perkataan yang baik (adalah lebih baik bagi mereka). apabila telah tetap
perintah perang (mereka tidak menyukainya). tetapi Jikalau mereka benar (imannya) terhadap Allah,
niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka. (QS. Muhammad: 21)
Yaitu tidak ada motivasi bagi seseorang dalam segala tindakan dan
perbuatan kecuali dorongan karena Alloh semata.
Lidah hendaknya selalu dijaga agar menyampaikan berita sesuai fakta yang
sebenarnya.
Amal perbuatannya adalah sesuai dengan apa yang ada pada dirinya, jadi
bukan karena pencitraan ataupun amalan yang dibuat-buat.
وأحسنوا جوار من، واصدقوا إذا حدثتم، فأدوا إذا اؤتمنتم،فإذا أحببتم أن يحبكم هللا ورسوله
جاوركم
“Jika kalian suka untuk dicintai Alloh dan RasulNya, maka tunaikan
amanah yang dipercayakan pada kalian, dan jujurlah ketika bicara, serta
berbuat baiklah pada tetangga kalian”.
3. Turunnya barokah
وإن كتما وكذبا محقت بركة، فإن صدق وبينا بورك لهما في بيعهما،البيعان بالخيار ما لم يتفرقا
بيعهما
Namun jika keduanya bohong dan saling menutupi maka hilanglah barokah
pada transaksi keduanya”.
4. Ketenangan batin
Allah berfirman,
97
15. Katakanlah: "Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari
yang demikian itu?". untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah),
pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir dibawahnya sungai-
sungai; mereka kekal didalamnya. dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang
disucikan serta keridhaan Allah. dan Allah Maha melihat akan hamba-
hamba-Nya.(Ali Imron 15-17)
17. (yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang
menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di
waktu sahur[187].
Hakikat kejujuran
98
“Engkau tetap jujur pada kondisi dimana engkau tidak akan selamat kecuali
harus berbohong”
Pertemuan ke : 13
SKL : Berkepribadian matang, berakhlak mulia dan bermanfaat bagi orang
lain
Materi : Menjaga pergaulan
Kompetensi : Tidak menjadikan orang buruk sebagai teman/sahabat
Menjaga Pergaulan
99
pengertian "malu" saja. Haya adalah satu instrumen yang digunakan untuk
membina kesucian dan menghalangi Mukminin dan Mukminat terjatuh
kedalam dosa dan maksiat. Rasulullah telah menegaskan bahwa:
Malu dan iman itu adalah teman seiring dan sejalan. Bila yang satu
diangkat maka yang lain pun akan terangkat pula
(HR Muslim)
100
Katakanlah kepada laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan
panda-
ngan mereka..."Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan yang
beriman: "hendaklah mereka menahan pandangan mereka..."
(An-Nur:30-31)
101
memakai pakaian yang menutup aurat jauh lebih penting daripada memakai
pakaian-pakaian mahal. Secara jelas, Islam telah menetapkan batas-batas
aurat pria dan wanita dan mewajibkan aurat ini tidak diperlihatkan kepada
mereka yang bukan muhrim.
102
Pertemuan ke : 14
SKL : Berkepribadian matang, berakhlak mulia dan bermanfaat bagi orang
lain
Materi : Birul walidain
Kompetensi : Birul walidain
Indikator : Siswa mampu menjadi anak yang berbakti kepada orang tua
Birrul Walidain
103
‘Kemudian amal apa lagi?’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:
‘Berbakti kepada kedua orang tua.’ Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu
‘anhu bertanya lagi: ‘Kemudian amal apa lagi? Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam menjawab: ‘Jihad di jalan Allah’. (Setelah menyampaikan hadits
ini) Abdullah nin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Telah disampaikan
kepadaku dari Rasuluullah shallallahu ‘alaihi wa sallam hal-hal ini,
seandainya aku menambah pertanyaan (kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam) tentu akan ditambahkan kepadaku jawaban lainnya” (HR.Bukhari)
Dalam hadits ini birrul walidain disebut oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam setelah as-shalatu ‘ala waqtiha, dan sebelum al-jihadu fi
sabilillah. Hal ini mengisyaratkan bahwa selain as-shalatu ‘ala waqtiha dan
al-jihadu fi sabilillah, birrul walidaian adalah termasuk amal yang utama
dan perlu diperhatikan dengan sungguh-sungguh oleh setiap muslim.
104
begitu memusuhi agama, maka berjihad melawan orang yang bukan kafir,
seperti orang-orang fasik, ia akan lebih meninggalkan lagi. Dengan
demikian, nampak jelas bahwa siapa yang memelihara tiga perkara ini
maka ia akan lebih memelihara lagi untuk perkara lainnya, dan siapa yang
menyia-nyiakannya maka untuk yang lainnya ia akan lebih menyia-nyiakan
lagi.”
Birrul walidain artinya berbudi pekerti yang baik kepada walidain (kedua
orang tua). Al-Birr dimaknai husnul khuluq (budi pekerti yang baik)
berdasarkan hadits An-Nawasi Ibn Sim’an Al-Anshari yang bertanya
kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang makna al-birr dan
al-itsm; dia berkata,
اإلثْ ُم َما َحاكَ فِي ِ ْ ق َو ِ ُاإلثْ ِم فَقَا َل ْال ِب ُّر ُحس ُْن ْال ُخل
ِ ْ ع ْن ْال ِب ِ ِّر َو
َ سلَّ َم
َ علَ ْي ِه َو َّ صلَّى
َ َُّللا ُ سأ َ ْلتُ َر
َّ سو َل
َ َِّللا َ
ُ َّعلَ ْي ِه الن
اس َّ َصد ِْركَ َو َك ِر ْهتَ أ َ ْن ي
َ ط ِل َع َ
“Saya bertanya pada Rasul tentang arti al-Bir dan al-Itsm. Maka
(Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) menjawab: “Al-Birr adalah budi
pekerti yang baik. Sedangkan al-Itsm adalah apa yang muncul di hatimu,
dan kamu sendiri tidak senang tatkala manusia mengetahuinya.” (HR.
Muslim).
105
ي َم ْر ِجعُ ُك ْم َّ َْس لَكَ بِ ِه ِع ْل ٌم فَ َال ت ُ ِط ْع ُه َما إِل
َ سانَ بِ َوا ِلدَ ْي ِه ُح ْسنًا َوإِ ْن َجا َهدَاكَ ِلت ُ ْش ِركَ بِي َما لَي ِ ْ ص ْينَا
َ اإل ْن َّ َو َو
ُ
َفَأنَبِِّئ ُ ُك ْم بِ َما ُك ْنت ُ ْم ت َ ْع َملُون
Sebab turunnya ayat ini ialah berkenaan dengan peristiwa Sa’ad bin Abu
Waqas radhiyallahu ‘anhu ketika masuk Islam. Ia adalah salah seorang
sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang termasuk as-sabiqunal
awwalun; Ibunya bernama Hamnah binti Abu Sufyan. Setelah Hamnah
mengetahui bahwa Sa’ad secara sembunyi-sembunyi masuk Islam, maka
sang ibu sama sekali tidak rela anaknya meninggalkan agama berhala. Ia
memprotes tindakan Sa’ad dan bersumpah, “Hai Sa’ad, agama apa pula
yang baru engkau ikuti itu? Demi Allah aku tak akan makan dan minum
sampai engkau kembali kepada agama leluhurmu. Atau relakah aku mati
sedang engkau menanggung malu sepanjang zaman gara-gara engkau
meninggalkan agama kita? Engkau pasti dicap orang kelak sebagai
pembunuh ibu kandungmu sendiri”.
Mengenai larangan taat kepada siapa pun jika diajak berbuat maksiat
kepada Allah Ta’ala disebutkan dalam hadits,
106
ِ صيَ ِة ْالخَا ِل
ق ٍ عةَ ِل َم ْخلُ ْو
ِ ق فِ ْي َم ْع َ ََل
َ طا
“Tidak boleh taat kepada makhluk (manusia) dalam mendurhakai Khaliq.”
(H.R. Ahmad dan Hakim)
Allah Ta’ala menyebut Nabi Yahya bin Zakariya ‘alaihimas salam dengan
ungkapan,
صيًّا
ِ ع ً َوبَ ًّرا بِ َوا ِلدَ ْي ِه َولَ ْم يَ ُك ْن َجب
َ َّارا
“Dan seorang yang berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia
orang yang sombong lagi durhaka.” (QS. Maryam: 14)
ار ًكا أَيْنَ َما ُك ْنتُ َما د ُْمتُ َحيًّا َوبَ ًّرا بِ َوا ِلدَتِي َولَ ْم َ ي ْال ِكت
َ ََاب َو َجعَلَنِي نَبِيًّا َو َجعَلَنِي ُمب َ َِّللاِ آَت َان َ قَا َل إِ ِنِّي
َّ ُع ْبد
ش ِقيًّا ً َيجْ َع ْل ِني َجب
َ َّارا
َِيركُ َّللاِ أ َ َردْتُ أ َ ْن أ َ ْغ ُز َو َو َق ْد ِجئْتُ أ َ ْست َش َّ سو َل ُ سلَّ َم فَقَا َل َيا َر َ علَ ْي ِه َو َّ صلَّى
َ َُّللا ِّ أ َ َّن َجا ِه َمةَ َجا َء ِإلَى النَّ ِب
َ ِي
فَقَا َل ه َْل لَكَ ِم ْن أ ُ ٍ ِّم قَا َل نَ َع ْم قَا َل فَ ْالزَ ْم َها فَإ ِ َّن ْال َجنَّةَ تَحْ تَ ِرجْ لَ ْي َها
Ketiga, kedua orang tua adalah pihak keluarga yang paling berhak
diperlakukan dengan baik.
َّ سو ِل
َِّللا ُ ص َحا َبتِى َقا َل –صلى هللا عليه وسلم – َجا َء َر ُج ٌل ِإلَى َر َ َّللاِ َم ْن أ َ َح ُّق ِب ُحس ِْن
َّ سو َل ُ فَقَا َل َيا َر
َ قَا َل ث ُ َّم َم ْن قَا َل « ث ُ َّم أَبُوك. » َ قَالَ ث ُ َّم َم ْن قَا َل « أ ُ ُّمك. » َ قَا َل ث ُ َّم َم ْن قَا َل « أ ُ ُّمك. » َ» « أ ُ ُّمك
108
wa sallam mengatakan, ‘Ibumu’. Dia berkata lagi, ‘Kemudian siapa lagi?’
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, ‘Ayahmu’.” (HR. Bukhari
dan Muslim)
ِ ب فَ ْاْل َ ْق َر
ب ِ ُوصي ُك ْم ِب ْاْل َ ْق َر َّ ُوصي ُك ْم ِبآ َبا ِئ ُك ْم ِإ َّن
ِ َّللاَ ي َّ ُوصي ُك ْم بِأ ُ َّم َها ِت ُك ْم ث َ َالثًا ِإ َّن
ِ َّللاَ ي َّ ِإ َّن
ِ َّللاَ ي
“Sesungguhnya Allah telah mewasiyatkan kalian supaya berbakti kepada
ibu-ibu kalian -beliau mengucapkan hingga tiga kali-, berbakti kepada
bapak-bapak kalian, berbakti kepada kaum kerabat kalian, lalu kepada
kerabat yang lebih dekat lagi.” (HR. Ibnu Majah)
Di awal risalah ini telah dikemukakan perihal Sa’ad bin Abi Waqash, Allah
Ta’ala membenarkan tindakan Sa’ad, yakni tetap berbuat baik kepada
orang tua, tetapi tidak boleh mengikuti kemauannya untuk berbuat syirik.
Hadits lain yang menyebutkan kebolehan berbuat baik kepada orang tua
yang musyrik dapat kita ketahui dari riwayat berikut,
109
Dari Asma` binti Abu Bakar ia berkata, “(Ketika terjadi gencatan senjata
dengan kaum Quraisy) ibuku mendatangiku yang ketika itu masih musyrik.
Lalu aku meminta pendapat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, saya
bertanya, ‘Wahai Rasulullah, Ibuku mendatangiku karena rindu padaku.
Bolehkah aku menjalin silaturahmi dengan Ibuku?’ Beliau menjawab, ‘Ya,
sambunglah silaturahmi dengan ibumu.’” (HR. Muslim)
Pertama, birrul walidain termasuk amal yang dicintai Allah Ta’ala. Hadits
di awal risalah ini menunjukkan hal ini dengan sangat jelas.
ع ِظي ًما فَ َه ْل ِلى ِم ْن ت َْوبَ ٍة قَا َل ه َْل َ صبْتُ ذَ ْنبًاَ َ َّللاِ إِنِِّى أ
َّ سو َل َّ ِأ َت َى النَّب
ُ فَقَا َل يَا َر-صلى هللا عليه وسلم- ى
قَا َل فَبِ َّرهَا. قَا َل نَ َع ْم.ٍ قَا َل ه َْل لَكَ ِم ْن خَالَة.َ قَا َل َل.لَكَ ِم ْن أ ُ ٍ ِّم
110
Apakah aku bisa bertaubat?” Beliau balik bertanya, “Apakah engkau masih
memiliki ibu?” ia menjawab, “Tidak.” Beliau bertanya lagi, “Apakah
engkau masih memiliki bibi (saudari ibu)?” Ia menjawab, “Ya.” Maka
beliau bersabda, “Berbaktilah kepadanya.” (HR. Tirmidzi)
ِ َع ْم ِر ِه َويُزَ ادَ لَهُ فِى ِر ْزقِ ِه فَ ْليَبَ َّر َوا ِلدَ ْي ِه َو ْلي
ُص ْل َر ِح َمه ُ س َّرهُ أ َ ْن يُ َمدَّ لَهُ فِى
َ َم ْن
“Siapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan ditambah rezekinya, maka
hendaklah ia berbakti kepada kedua orang tuanya dan menyambung
silaturahim” (HR. Ahmad)
Keempat, birrul walidain adalah salah satu bentuk ketaatan kepada Allah
Ta’ala dan menjadi sebab teraihnya keridhaan.
111
« َّللاِ قَا َل « َم ْن أَد َْركَ َوا ِلدَ ْي ِه ِع ْندَ ْال ِكبَ ِر ُ قِي َل َم ْن يَا َر.» َُر ِغ َم أ َ ْنفُهُ ث ُ َّم َر ِغ َم أ َ ْنفُهُ ث ُ َّم َر ِغ َم أ َ ْنفُه
َّ سو َل
َ» أ َ َحدَ ُه َما أ َ ْو ِكلَ ْي ِه َما ث ُ َّم لَ ْم َي ْد ُخ ِل ْال َجنَّة
ْ َاب أ َ ِو احْ ف
ُظه َ ض ْع ذَلِكَ ْال َب
ِ َ ب ْال َجنَّ ِة فَإ ِ ْن ِشئْتَ فَأ
ِ ط أَب َْوا َ ْال َوا ِلدُ أ َ ْو
ُ س
“Orang tua adalah paling pertengahan dari pintu-pintu surga. Jika kamu
mau, sia-siakanlah pintu itu (kau tidak mendapat surga) atau jagalah ia
(untuk mendapatkan pintu surga itu).” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Ketika kita ingin berbakti kepada kedua orang tua, ada unsur-unsur sikap
dan akhlak yang harus kita penuhi, yaitu:
سانًا ۚ إِ َّما يَ ْبلُغ ََّن ِع ْندَكَ ْال ِكبَ َر أ َ َحدُ ُه َما أ َ ْو ِك َال ُه َما فَ َال تَقُ ْل
َ ْض ٰى َربُّكَ أ َ ََّل ت َ ْعبُد ُوا إِ ََّل إِيَّاهُ َوبِ ْال َوا ِلدَي ِْن إِح
َ ََوق
ٍ ِّ ُ لَ ُه َما أ
ف َو ََل ت َ ْن َه ْر ُه َما َوقُ ْل لَ ُه َما قَ ْو ًَل َك ِري ًما
112
Gestur seorang anak hendaknya menunjukkan sikap merendahkan diri
kepada kedua orangtuanya dengan penuh kasih sayang dan mendoakan
mereka agar keduanya dikasihi Allah Ta’ala.
اح ْب ُه َما ِفي الدُّ ْن َيا َم ْع ُروفًا ۖ َواتَّبِ ْع ِ ص َ ْس لَكَ ِب ِه ِع ْل ٌم فَ َال ت ُ ِط ْع ُه َما ۖ َو
َ علَ ٰى أ َ ْن ت ُ ْش ِركَ ِبي َما لَي
َ ََو ِإ ْن َجا َهدَاك
َي َم ْر ِجعُ ُك ْم فَأُنَ ِبِّئ ُ ُك ْم ِب َما ُك ْنت ُ ْم ت َ ْع َملُونَّ َي ۚ ث ُ َّم ِإل َ س ِبي َل َم ْن أَن
َّ ََاب ِإل َ
“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku
sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu
mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan
ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-
Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan.” (QS. Luqman, 31:15)
Kita tetap berkewajiban berbakti kepada kedua orang tua meski keduanya
telah wafat. Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa Allah Ta’ala memberikan
kesempatan kepada manusia untuk memiliki simpanan amal kebaikan
setelah wafatnya yang dapat diperoleh diantaranya dari anak-anaknya yang
shaleh dan shalehah.
ف ي َُر ٰى ث ُ َّم يُجْ زَ اهُ ْال َجزَ ا َء ْاْل َ ْوفَ ٰى َ سعَ ٰى َوأ َ َّن
َ ُس ْعيَه
َ س ْو َ ان إِ ََّل َما
ِ سَ ْل ْن َ َوأ َ ْن لَي
ِ ْ ْس ِل
113
“…dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang
telah diusahakannya, dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan
(kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan
yang paling sempurna…” (QS. An-Najm ayat, 53: 39-41)
Juga diriwayatkan dari Abu Usaid Malik bin Rabi’ah As-Sa’idi, ia berkata,
َّللاِ ه َْلَّ سو َل ُ س ِل َمةَ فَقَا َل َيا َر َ ِإذَا َجا َءهُ َر ُج ٌل ِم ْن َب ِنى-صلى هللا عليه وسلم- َِّللا َّ سو ِل ُ َب ْينَا نَحْ ُن ِع ْندَ َر
ُ ار لَ ُه َما َو ِإ ْنفَاذ ِ علَ ْي ِه َما َو
ُ َاَل ْستِ ْغف َ ُ صالَةَّ َى ٌء أَبَ ُّر ُه َما ِب ِه بَ ْعدَ َم ْوتِ ِه َما قَا َل « َن َع ِم ال
ْ ىش َّ ى ِم ْن ِب ِ ِّر أَبَ َو
َ بَ ِق
صدِي ِق ِه َما َ ص ُل إَِلَّ بِ ِه َما َوإِ ْك َرا ُمَ الر ِح ِم الَّتِى َلَ تُو
َّ ُصلَة
ِ ع ْه ِد ِه َما ِم ْن بَ ْع ِد ِه َما َو
َ ».
“Suatu saat kami pernah berada di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Ketika itu ada datang seseorang dari Bani Salimah, ia berkata,
‘Wahai Rasulullah, apakah masih ada bentuk berbakti kepada kedua orang
tuaku ketika mereka telah meninggal dunia?’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam menjawab, ‘Iya (yaitu dengan) mendo’akan keduanya, meminta
ampun untuk keduanya, memenuhi janji mereka setelah meninggal dunia,
menjalin hubungan silaturahim (kekerabatan) dengan keluarga kedua orang
tua yang tidak pernah terjalin dan memuliakan teman dekat keduanya.’”
(HR. Abu Daud dan Ibnu Majah)
Nabi Ibrahim ‘alaihis salam mempunyai ayah yang bernama Azar yang
aqidah-nya berseberangan dengan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam. Tetapi
beliau tetap menunjukan sikap birrul walidain yang dilakukan seorang anak
kepada bapaknya. Dalam menegur ayahnya, beliau menggunakan kata-kata
yang santun dan ketika mengajaknya agar mengikuti jalan yang lurus,
dipilihnya tutur kata yang lemah lembut. Hal ini dikisahkan oleh Allah
Ta’ala melalui firman-Nya,
114
ْص ُر َو ََل ِ َصدِِّيقًا نَبِيًّا إِ ْذ قَا َل ِْلَبِي ِه يَا أَب
ِ ت ِل َم ت َ ْعبُدُ َما ََل يَ ْس َم ُع َو ََل يُب ِ َِيم ۚ إِنَّهُ َكان
َ ب إِب َْراه ِ َوا ْذ ُك ْر فِي ْال ِكت َا
ت ََل ت َ ْعبُ ِدِ س ِويًّا َيا أ َ َب ً ص َرا
َ طا ِ َت ِإ ِنِّي قَ ْد َجا َءنِي ِمنَ ْال ِع ْل ِم َما لَ ْم َيأْتِكَ فَات َّ ِب ْعنِي أ َ ْهدِكِ ش ْيئًا َيا أ َ َب
َ َع ْنك َ يُ ْغنِي
َالرحْ ٰ َم ِن فَت َ ُكونَّ َعذَابٌ ِمن َ ََاف أ َ ْن يَ َمسَّك ُ ت ِإ ِنِّي أَخ ِ َصيًّا يَا أَب ِ ع َ لرحْ ٰ َم ِن
َّ طانَ َكانَ ِل َ ش ْيَّ طانَ ۖ إِ َّن الَ ش ْي
َّ ال
ان َو ِليًّاِ ط َ ش ْي
َّ ِلل
115
Makkah. Hal ini telah dinanti oleh Abu Bakar As-Shiddiq radhiyallahu
‘anhu dengan cukup lama.
116
Pertemuan ke : 15
SKL : Menjadi pribadi yang bersungguh-sungguh, disiplin dan mampu
menahan nafsunya
Materi : Menjauhi tempat-tempat maksiat
Kompetensi : Manjauhi tempat- tempat yang haram
Indikator : Siswa mampu menjauhi tempat –tempat yang haram dengan sangat
baik
117
Hamba Allah yang beriman selalu berusaha menjaga keimanannya agar
tidak melemah dan terkikis. Diantara hal-hal yang dapat melemahkan iman
adalah mendekati tempat-tempat yang di dalamnya dilakukan perbuatan-
perbuatan yang haram.
Dari ayat di atas dapat dipahami secara tersirat bahwa mendekati tempat-
tempat yang dipastikan dapat menjerumuskan kita kepada perbuatan haram
hukumnya adalah haram.
118
Seseorang yang mendekati dan masuk ke tempat-tempat yang haram, cepat
atau lambat akan tergoda hatinya, dan hawa nafsunya menjadi sulit untuk
dikendalikan. Hal ini terjadi karena setan selalu menjadikan maksiat itu
indah bagi yang melihatnya terutama mereka yang lemah iman. Ditambah
lagi hawa nafsu manusia yang cenderung mengikuti hal-hal buruk dan
merasa berat dalam mentaati Allah Ta’ala.
119
Seorang muslim yang baik selalu berusaha agar dirinya tidak menjadi
penyebab orang lain berburuk sangka kepadanya. Hal ini dilakukan demi
menjaga ukhuwah islamiyyah dan kehormatan diri.
((فَإِذَا أَبَ ْيت ُ ْم ِإ ََّل:َ قَال.َّث فِي َهاُ سنَا نَت َ َحد ُ ِي َم َجا ِل ُّ علَى
َ َما لَنَا بُدٌّ ِإنَّ َما ه:الط ُرقَاتِ)) فَقَالُوا َ ُ(( ِإيَّا ُك ْم َو ْال ُجل
َ وس
ُّف ْاْلَذَى َو َرد ُّ ص ِر َو َكَ ََض ْالبُّ ((غ:َق؟ قَال َّ َو َما َح ُّق:الط ِريقَ َحقَّ َها)) قَالُوا
ِ الط ِري َّ طوا
ُ س فَأ َ ْعَ ْال َم َجا ِل
))ع ْن ْال ُم ْن َك ِر َ ي ِ س َال ِم َوأ َ ْم ٌر ِب ْال َم ْع ُر
ٌ وف َونَ ْه َّ ال.
“Jauhilah duduk-duduk di (pinggir) jalan! ”Mereka menjawab: “Kadang
kami tak bisa menghindarinya ya Rasulullah karena harus berbicara di
sana”. Rasul bersabda: “Jika kamu tidak dapat menghindarinya, maka
berikan hak-hak jalan! ”Mereka berkata: “Apakah hak jalan itu? ”Sabda
Rasulullah Saw: “Menundukkan pandangan, menahan diri (dari menyakiti
orang lain), menjawab salam dan amar ma’ruf nahi munkar. ”(HR. Bukhari
dan Muslim)
121
Perintah menundukkan pandangan adalah untuk mencegah kita melihat
kecantikan atau aurat lawan jenis, perintah menahan diri adalah agar kita
terhindar dari ghibah atau menggunjing orang lain, perintah menjawab
salam adalah agar kita menghormati orang-orang yang lewat, dan amar
ma’ruf nahi munkar adalah agar kita menegakkan yang disyariatkan dan
mencegah hal-hal yang diharamkan.
ََّللاَ َح َّق تُقَاتِ ِه َو ََل ت َ ُموت ُ َّن ِإ ََّل َوأ َ ْنت ُ ْم ُم ْس ِل ُمون
َّ يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا اتَّقُوا
Tentunya kita tidak hanya ingin mati dengan berstatus muslim, namun kita
ingin meninggalkan dunia ini sebagai muslim yang sedang melakukan
ketaatan kepada Allah Ta’ala. Hal ini tidak mungkin dapat diwujudkan
selain dengan berusaha untuk mengislamkan kehidupan kita. Mengambil
ajaran Islam dalam setiap aspek kehidupan, tinggal dan mencintai tempat-
tempat yang baik, menjauhi perbuatan-perbuatan maksiat dan tempat-
tempat yang haram. Ingatlah hadits Rasulullah berikut ini:
122
upaya untuk memberantasnya dengan cara-cara yang dibenarkan oleh
syariat. Apalagi bila justru anggota masyarakat tersebut menjadi konsumen
dan pelanggan tempat-tempat haram itu, maka azab dari Allah bisa jadi
akan ditimpakan kepada mereka.
Pertemuan ke : 16
SKL : Menjadi pribadi yang bersungguh-sungguh, disiplin dan mampu
menahan
Nafsunya
Indikator :
1. Siswa mampu menjauhi tempat –tempat yang haram dengan sangat
baik
2. Siswa memngetahui gerakan dan lembaga yang memusuhi islam
dengan sangat baik
Manusia hidup memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tujuan bersifat duniawi
dan ukhrawi. Tujuan akhirat adalah masuk surga, serta tujuan tertingginya
adalah melihat Allah di surga. Semua orang ingin mencapai tujuan dengan
baik, selamat dan cepat. Sehingga untuk mencapai tujuan, maka manusia
harus menghindari jalan yang bengkok, menghambat, menyimpang bahkan
berlawanan. Untuk dapat merealisasi cita-cita, maka perlu melihat medan
123
yang menghantarkan menuju tujuan, serta mengidentifikasi berbagai
persoalan yang menghambatnya. Medan dalam dakwah dan untuk
mencapai tujuan hidup sangatlah banyak dan bervariasi.
Kendala yang dihadapi oleh ummat manusia menuju Allah dan kebenaran
dari berbagai aspek. Berikut ini nas konsepsi yang perlu direnungkan,
sebelum kita melihat realitas sosial yang lebih rumit karena berbagai
derivatnya.
125
Massonary
Ta'rif
Organisasi ini telah didirikan oleh Herodes Agripa I (wafat tahun 44 M),
dengan dibantu oleh dua orang penasehatnya, orang Yahudi yaitu: Heram
Abioud: Wakil Presiden, Moab Leumi: Pemegang rahasia utama.
Freemasonry pada hari-hari pertamanya telah didirikan diatas dasar makar,
tipu daya dan teror, dimana mereka telah memiliki rumus, nama, dan tanda-
tanda untuk menuduh dan mengintimidasi. Perkumpulan mereka disebut
"Candi Ursyalim" untuk mengelabui, bahwa itu adalah candinya Sulaiman
As.
126
Itulah tahapan pertama. Adapun tahapan ke dua bagi Massonary, dimulai
sejak tahun 1770 M, lewat jalanAdam Wisewhite, seorang Kristen yang
atheis dan direkrut oleh Freemasonry dengan tujuan menguasai dunia.
Proyek tersebut berakhir pada tahun 1776 M. Perkumpulan pertama yang
dibuat ialah "Perkumpulan Cahaya ", dinisbatkan kepada syetan yang
mereka anggap suci.
Mereka telah berhasil menipu 2000 orang tokoh-tokoh politik dan ahli
pikir. Bersama para tokoh itu, mereka mendirikan sebuah perkumpulan
utama yang disebut "Perkumpulan Timur Tengah". Dalam perkumpulan
tersebut, mereka mampu menundukkan para politikus itu untuk mengabdi
kepada kepentingan Freemasonry. Dikumandangkannya slogan-slogan
mentereng, yang menyembunyikan hakikat mereka. Maka banyaklah
orang-orang Islam yang tertipu.
Adam Wisewhite adalah seorang Kristen Jerman (wafat tahun 1830 M),
yang telah menjadi atheis. Dialah yang menyusun dan menerapkan planing
modern untuk Massonary.
Seorang Jendral Amerika, Albert Pike, telah dipecat dari kesatuannya, tapi
kemudian menuangkan rasa dendamnya kepada seluruh bangsa lewat
Freemasonry. Dialah yang telah membuat rencana destruktif yang siap
untuk dilaksanakan.
127
Diingkarinya Allah, para Rasul, kitab, dan segala sesuatu yang ghaib.
Dianggapnya bahwa itu semua adalah cerita-cerita lucu dan khurafat.
128
Aktif berusaha untuk menguasai presiden-presiden dan kepala
pemerintahan agar mereka bisa melindungi tujuan-tujuan mereka yang
destruktif. Menguasai media propaganda, baik media cetak dan elektronika
ataupun lainnya untuk dimanfaatkan sebagai senjata ampuh yang sangat
efektif.
129
Penerimaan anggota baru, berlangsung dalam suasana yang mengerikan.
Dimana ia dihadapkan kepada ketua dengan menutup kedua matanya.
Ketika disumpah untuk menjaga rahasia, kedua matanya dibuka, sehingga
ia dihadapkan dengan kejutan-kejutan pedang terhunus di sekitar lehernya.
Dihadapannya ada kitab "Perjanjian Lama". Disekelilingnya ada sebuah
kamar yang remang-remang, yang berisikan banyak tengkorak manusia dan
alat-alat pertukangan yang dibuat dari kayu. Itu semua untuk menanam rasa
takut dalam jiwa anggota baru.
Akar pemikiran Freemasonry adalah Yahudi tulen, baik ditinjau dari segi
pemikiran, ataupun tujuan, sarana, filsafat pola pikirnya. Dengan demikian
Freemasonry adalah murni produk Yahudi.
130
Sejarah tak pernah mengenal satupun organisasi rahasia yang begitu
berwibawa seperti Freemasonry. Sebabnya ialah:
Yahudi Dunmah
Ta'rif
131
Kelompok ini didirikan oleh Sabatai Zevi (1626 - 1675 M). la adalah
seorang Yahudi yang dilahirkan dan dibesarkan di Turki. Pada tahun 1648
M, ia mempermaklumkan, bahwa dirinya adalah Al-Masihnya Bani Israel
dan juru selamat mereka yang dijanjikan. Ketika gerakan Sabatai mulai
memanas, maka ia ditangkap oleh pemerintah Osmaniah. Para ulamapun
mendiskusikannya tentang klaim-klaimnya. Ketika Sabatai mengetahui
bahwa dirinya telah divonis hukuman mati ia lalu mengemukakan
keinginannya untuk masuk Islam.
Sara: la adalah seorang gadis Polandia yang percaya kepada Sabatai dan
kawin dengannya. Abraham Nathan: Seorang Yahudi yang telah diangkat
menjadi utusan Sabatai kepada ummat manusia. Yoseph Bilosov: la adalah
pengganti Sabatai dan orang tua istri keduanya. la bergerak dengan nama
Abdul Gafur Efendi. Mustafa Jalbi: Kepala sekte Qurh Qasy, sebuah sekte
yang termasuk tiga kelompok yang menyempal dari Dunmah. Mereka tidak
mempunyai karangan-karangan yang tercetak dan beredar. Tetapi mereka
mempunyai banyak brosur-brosur rahasia yang beredar di kalangan mereka
sendiri.
132
kadang mereka sering menonjol-nonjolkan slogan-slogan Islam dalam
beberapa kesempatan, seperti hari-hari raya, sebagai suatu tipu daya belaka.
Saksi Yehova
Ta'rif
133
resmi telah diakui di Amerika Serikat, sebelum kemunculannya dengan
nama tersebut pada tahun 1844 M.
Diyakininya, bahwa Yahudi adalah Tuhan bagi mereka, Isa adalah Presiden
bagi Kerajaan Allah.
134
kecuali agama Yahudi. Dan ketua-ketua mereka semuanya adalah Yahudi.
Diakuinya kesucian kitab-kitab yang dianggap suci oleh Yahudi, yaitu 19
buah kitab. Diyakininya trinitas, dan ditafsirkannya dengan: Yehova,
Tuhan Anak, dan Ruhul Qudus. Seorang anggota dalam organisasi ini
melewati beberapa tahapan yang sulit, dan untuk mencapainya harus
memenuhi persyaratan-persyaratan yang kejam dan berat. Ciri-cirinya:
Pertama: Membangun sebuah menara, ya'ni sebuah kubah yang berpojok
tujuh, yang menjadi lambang Yahudi, baik lambang agama ataupun
lambang nasional. Kedua: Membangun bintang enam, yang juga
merupakan lambang Yahudi. Ketiga: Membangun nama "Yehova", dan
ditulisnya dengan bahasa Ibrani. Yehova adalah Tuhan menurut Yahudi.
135
Hampir tak ada satu negarapun didunia ini yang terlepas aktifitas organisasi
bawah tanah yang berbahaya ini. Markas mereka berpusat di Amerika,
distrik Broklyn-Ne York, dengan alamat: 124 Columbia Heights, Brooklyn
I, New Yo USA. Negera-negara yang ada aktifitas mereka sampai tahun
1955 mencapai 158 negara, waktu itu anggotanya berjumlah 632.929 or
Propagandisnya berjumlah 1.814 orang. Oleh karena itu, berapa gerangan
jumlah mereka sekarang ? Sebagian negara yang tahu bahaya aktifitas
mereka. Oleh karena itu, segala aktifitas mereka dilarangnya. Negara-
negara itu antara lain: Singapore, Lebanon, Cote d'lvoire, Philipina, Irak,
Norwegia, Kamerun, Cina, Turki, Swiss, Rumania, dan Belanda. Namun
mereka masih mempunyai aktifitas di negara-negara tersebut dengan cara
khusus dan rahasia. Adapun di negara-negara Afrika dan dunia Islam, pada
umumnya mereka bekerjasama dengan organisasi-organisasi missionaris
Kristen. Diterbitkannya beribu-ribu buku, brosur dan surat kabar; dan
dibagi-bagikannya dengan cuma-cuma. Sesuatu yang menunjukan kekuatan
asset keuangan mereka. Mereka mempunyai sekolah khusus untuk mereka
sendiri, perkebunan, penerbitan dan pers. Masing-masing biro itu
mempunyai managemen sendiri-sendiri. Mereka mempunyai kantor-kantor
penterjemah dan pengarang, dan mempunyai team ahli keagamaan untuk
mentafsirkan kitab-kitab suci sesuai dengan kepentingan mereka. Mereka
mempunyai kerjasama yang besar dengan organisasi-organisasi kedutaan,
yang bekerja aktif untuk kepentingan Yahudi. Organisasi ini, bisa
mengambil manfaat dari anggotanya untuk aktif sebagai intel, mata-mata
dan agen propaganda.
Zionisme
Ta'rif
136
Austria "Theodor Herzl", yang dikategorikan sebagai pencetus pertama ide
gerakan tersebut. Dan idenya itulah yang menjadi landasan berdirinya
gerakan Zionisme internasional.
6. Gerakan Minshe bin Israel (1604 - 1657 M). Ini adalah cikal
bakal yang telah mengarahkan planing zionisme dan difokuskannya pada
prinsip memperalat inggris untuk mencapai tujuan-tujuan zionisme.
137
sebagai langkah awal untuk meraih bumi Palestina kemudian mendirikan
negara Yahudi.
138
· Zionisme bertujuan agar orang-orang Yahudi mampu mendominasi
dunia, sebagaimana telah dijanjikan oleh Tuhan mereka "Yahweh ".
Sebagai titik tolak dari rencana besar itu, mereka harus mendirikan sebuah
pemerintahan di bumi yang telah dijanjikan, yaitu yang terbentang dari
sungai Nil sampai dengan sungai Eufrat.
139
cukuplah kita dikenal sebagai manusia yang kejam, sadis, dan biadab, agar
segala bentuk-bentuk pembangkangan bisa dihilangkan".
140
· "Kita harus menciptakan krisis ekonomi, agar semua bangsa tunduk
kepada kita, berkat emas yang telah kita monopoli".
143
· "Yang bisa naik di panggung kekuasaan, hanyalah mereka yang
mempunyai lembaran-lembaran sejarah hitam yang tidak terbongkar.
Mereka itu akan menjadi jujur untuk menjalkan perintah-perintah kami,
karena takut dibongkar dan ditelanjangi depan umum. Kami juga tetap
membuat boneka-boneka, dan yang akan membesar-besarkan kehebatan
dan kepahlawanl mereka itu".
144
· "Kami akan memperlakukan orang-orang yang menghala halangi
jalan kami dengan memberlakukan ketentuan yang sang bengis, sadis dan
kejam".
"Zionisme" itu usianya sudah sangat tua, setua usia Taurat itu sendiri.
Gerakan inilah yang telah membongkar semangat nasionalisme di kalangan
orang-orang Yahudi semenjak hari-harinya yang pertama. Gerakan Herzl,
pada hakekatnya merupakan pembaharuan dan penataan kembali
"zionisme" yang sudah kuno itu.
145
Zionisme mempunyai beratus-ratus organisasi di Eropa, dan Arnerika yang
bergerak dalam berbagai lapangan yang penampilan-nya seakan-akan
nampak saling bertentangan, padahal semuanya aktif bekerja untuk
kepentingan Yahudi Internasional.
Ada yang kekuatannya sangat berlebihan, tapi ada pula yang sangat lemah.
Namun bagaimanapun penampilan, realitas masih menunjukkan bahwa,
orang-orang Yahudi sekarang masih berada diatas angin.
Rotary Club
Ta'rif
Berdiri tahun 1905. Rotary adalah sebuah organisasi mantel Free Massonry
yang sepenuhnya dikendalikan Yahudi Internasional. Organisasi ini lebih
populer dengan sebutan Rotary Club, dari kata-kata in rotation. Sebuah
ungkapan yang dibarengi dengan pertemuan-pertemuan utama bagi para
anggota club yang dilaksanakan di kantor-kantor mereka secara bergilir.
Ada beberapa club yang ide dan caranya sangat mirip Rotary, yaitu Lions,
Kiwany, Exchange, Meja Bundar, Pulpen dan B'Nai B'Rith. Bentuk dan
aktifitas club-club ini hampir sama dengan Rotary. Begitu juga tujuannya,
kendati dalam beberapa hal terdapat perbedaannya. Tetapi hal itu hanyalah
untuk memperbanyak cara penyebaran ide dan penyedotan pendukung. Di
antara programnya ialah diselenggarakan kunjungan antar club. Di
beberapa kota dibentuk Dewan Pimpinan Club sebagai koordinator antar
club.
148
Dalam soal agama dan tanah air serta keteguhannya memegang prinsip
selektifitas mempunyai persamaan besar antara Rotary Club dengan
Freemassonry. Untuk menjadi anggota Rotary maupun Freemassonry atau
simpatisannya harus menunggu panggilan dari pengurus club. Pemahaman
tentang nilai dan semangat yang membentuk jiwa seseorang antara Free
Masonry dan Rotary Club sama. Seperti ide egaliti, fraterniti semangat
humanisme dan kerja sama internasional. Ini adalah semangat yang sangat
berbahaya yang diarahkan untuk mengikis karakteristik bangsa-bangsa dan
menguburkan segala bentuk loyalitas. Sehingga pribadi-pribadi akan
kehilangan identitas dan harga diri serta hidup dalam kebingungan.
Akibatnya tak ada lagi kekuatan yang dominan kecuali orang-orang Yahudi
yang terus menerus berambisi mendominasi dunia.
Rotary dan club-club yang sejenis dengannya bekerja aktif sesuai rencana
Yahudi di bawah naungan dominasi Free Masonry dan orang-orang yang
berperan aktif dalam Yahudi internasional, baik secara teoritis maupun
secara praktis. Keuntungan organisasi ini dengan segala aktifitasnya,
sepenuhnya untuk kepentingan Yahudi.
Dalam kepemimpinan antara Rotary dan Free Massonry tidak sama. Ketua
dan Pimpinan Free Masonry tetap misterius. Sebaliknya mungkin saja
Rotary dapat ditelusuri asal-usulnya, baik pendiri maupun pimpinan-
pimpinan terasnya. Tetapi untuk mendirikan cabang Rotary di mana saja,
tidak boleh sembarangan, kecuali dengan pengukuhan dari pucuk pimpinan
internasional dan di bawah pengawasan kantor lama. Dalam rangka
kemudahan hubungan dengan berbagai sekte dan golongan Rotary berpura-
pura aktif demi kamanusiaan. Selain itu ia berpura-pura membatasi
aktifitasnya dalam masalah-masalah sosial dan kultural. Cara pencapaian
sasarannya melalui pertemuan-pertemuan berkala, seminar, ceramah yang
mengarahkepada upaya mendekatkan antaragama dan menghapus segala
perbedaan keagamaan.
Ruhani Baru
Ta'Rif
Berdiri di awal abad 20. Ruhani baru adalah sebuah sekte perusak dan
gerakan tendensius yang didasarkan kepada magic. Gerakan ini mengaku
mampu mendatangkan ruh orang-orang yang sudah mati dengan cara-cara
ilmiah. Sasarannya menumbuhkan tasykik (keragu-raguan) terhadap agama
dan keyakinan serta membawa aliran agama baru dengan segala atributnya.
Gerakan ini pertama kali muncul di Amerika Serikat pada awal abad ke-20.
Di belakangnya adalah orang-orangYahudi. Aliran ini kemudian tersebar di
dunia Arab dan Islam.
150
Di dunia Islam terdapat tokoh-tokoh yang bersemangat mengibarkan panji-
panji gerakan ini, antara lain:
151
mengaku dapat mengobati penyakit jiwa melalui ruh-ruh itu. Mereka
mengaku dapat mengumpulkan gambar ruh-ruh di dalam sinar infra merah.
Untuk mengelabui orang mereka menggunakan selubung ilmiah dalam
aktifitasnya. Padahal kenyataannya yang dilakukan semata-mata magic trik
serta daya tarik magnetis yang dapat mempengaruhi penonton. mereka
mengunakan kontak dengan jin.
152
yang patuh beragama. Mereka mengatakan, tuhan mereka lebih nyata
daripada Tuhanj para rasul. Tuhan mereka lebih sedikit sifat-sifat
kemanusiaannya < lebih banyak sifat-sifat ketuhanannya.
153
Terbukti, ajaran ini mempunyai hubungan pribadi dan ideologis dengan
Free Massonry dan Saksi Yehova. Rotary Club sangat mendukung
fenomena ini dan memberikan bantuan dan melindungi sepakterjangnya.
Dalam banyak hal, keyakinannya sangat dipengaruhi oleh Yahudi.
Sekularisme
Ta'rif
154
dibakar. John Locke: Menuntut agar wahyu tunduk kepada akal ketika
terjadi kontradiksi.
155
8. Teori Evolusi: Muncul sebuah buku "Asal Usul Manusia" tahun 1859
M, karangan Charles Darwin. Buku itu terfokus pada hukum natural
selection (penyaringan alam) dan ketetapan-ketetapan yang lebih layak.
Teori tersebut telah menetapkan, bahwa moyang manusia yang sebenarnya
adalah suatu embrio yang sangat kecil, yang hidup di sebuah alam tertentu
sejak berjuta-juta tahun yang silam. Kera adalah salah satu tahapan dari
evolusi yang berakhir pada manusia. Teori ini telah mengakibatkan
runtuhnya keyakinan-keyakinan agama dan tersebarnya atheisme. Orang-
orang Yahudi telah mengeksploitasi teori tersebut secara kejam.
13. Jean Paul Sartre tentang "Existensialisme", dan Colin Wilson tentang
"Non Afiliation": menyeru kepada existensialisme dan atheisme.
India: Sampai tahun 1791 M, hukum yang berlaku di negri ini masih
sejalan dengan syariat Islam. Tetapi setelah didalangi oleh Inggris
kemudian berangsur-angsur berubah, melepaskan syari'at Islam. Sehingga
pada pertengahan abad-19, syari'at Islam telah habis sama sekali di negeri
itu.
156
Al-Jazair: Negara ini menghapuskan hukum Islam setelah dijajah Francis
pada tahun 1830 M.
157
pemisah yang kokoh antara dunia ruh dengan materi. Nilai-nilai spiritual
menurut mereka adalah yang negatif.
158
agama-agama apapun, baik yang mendukung ilmu Pengetahuan ataupun
yang memusuhinya.
Ta'Rif
159
dikendalikan oleh beberapa orang Yahudi dalam upaya merusak dan
mendominasi dunia.
Pada musim panas tahun 1915 M. Milvan Jones, pendiri Club ini
mengumandangkan ide untuk mendirikan club-club dimana akan tergabung
di dalamnya para pegawai dari seluruh penjuru Amerika Serikat. Dan club
pertama yang berdiri dari jenis club-club tersebut adalah di kota San
Antonio Texas.
Pada bulan Mei 1917, muncullah Internasional Association ofm Lions Club
ke permukaan. Organisasi ini telah menyelenggarakanjj pertemuan
pertamanya di Chicago, sebuah kota dimana beberapa Rotary Club telah
lahir.
Para ahli berkeyakinan bahwa club ini berinduk kepada B'Nai B 'Rits, yang
didirikan pada tanggal 13 Oktober 1834 di New York
Secara umum, Lions Club dalam berbagai hal berinduk kepada organisasi
Freemasonry.
160
· Aktif menyebarkan ilmu pengetahuan dengan berbagai sarana yang
memungkinkan.
Keanggotaan
Disyaratkan, agar anggota itu terdiri dari para tokoh pekerja Yang sukses,
dan tempat kerjanya harus berada di daerah dimana terdapat Lions Club.
Bagan Organisasi
161
Setiap Club terdiri dari: Seorang Ketua, Seorang atau lebih wakil ketua,
Seorang Sekretaris dan seorang Bendahara. Dewan Manajer, yang terdiri
dari 12 orang. Satu atau 2 orang dari mereka harus dari ketua-ketua club
yang lama, dengan tujuan untuk memudahkan kontrol bagi Dewan
Manager (Executive) agar club itu tidak menyimpang dari garis yang
dikehendaki oleh club mereka. Biro-biro yang dibuka oleh Dewan
Executive dimaksudkan agar bisa mencakup berbagai macam organisasi.
Islam, menurut mereka, secara lahir sama saja dengan agama lain, baik itu
agama samawi ataupun agama ciptaan manusia. Adapun maksud yang
sebenarnya dari mereka adalah melakukan tipu daya, meskipun yang
mereka lakukan terhadap Islam lebih spesifik daripada tipu daya terhadap
agama lain.
Lions Club dan Rotary semakin aktif di Mesir setelah ditanda tanganinya
perjanjian damai dengan Israel. Organisasi ini menjadikan hotel-hotel besar
sebagai markasnya, seperti hotel Assalam di Mesir Baru, Hilton, Syebrid,
dan Sheraton.
163
Qodiyani (Ahmadiyah)
Ta’Rif
164
Muhammad Shadiq: Mufti Qadiyanisme. Karangannya antara lain:
"Khadimu Khatamun Nabiyyin " ( Khadam nabi terakhir). Basyir Ahmad
bin Ghulam. Diantara karya-karyanya ialah: Siratul Mahdi (sejarah hidup
Al-Mahdi), dan Kalimatul Fashl (kata Pemisah).
165
kiblat mereka dan tempat haji mereka. Dihapuskannya aqidah jihad, dan
mereka taat tanpa reserve kepada pemerintah Inggris. Sebab, menurut
mereka pemerintah Inggris itu adalah yang berkuasa berdasarkan nash Al-
Qur'an. Setiap orang Islam, menurut mereka adalah kafir, sampai mereka
masuk kepada Qadiyanisme. Dan yang kawin (memperistri atau bersuami)
dengan orang non Qadiyanisme dianggap kafir.
166