Anda di halaman 1dari 4

KEJAMNYA FITNAH AKHIR ZAMAN

‫ َو‬،‫ َاْش َهُد َاْن اۤل ِاٰل َه ِااَّل ُهللا َو اْح َد ُه اَل َش ِر ْيَك َلُه‬، ‫َاْلَحْم ُد ِِهلل اَّلِذ ي َهَداَنا ِلٰهَذ ا َو َم ا ُكَّنا ِلَنْهَتِدَي َلْو اَل َأْن َهَداَنا ُهّٰللا‬
‫ اَل َنِبَّي َبْع َد ُه‬،‫َاْش َهُد َاَّن ُمَح َّم ًد َع ْبُد ُه َو َر ُسْو ُلُه‬
Kita Kembali bersyukur kepada Allah swt dengan banyak banyak memuji-Nya atas
segala nikmat dan karunia yang telah Allah berikan kepada kita semua, mulai dari
nikmat Kesehatan, nikmat kesempatan dan nikmat nikmat lainnya yang tidak dapat kita
hitung

‫ۗ َو ِاْن َتُع ُّد ْو ا ِنْع َم َة ِهّٰللا اَل ُتْح ُص ْو َها‬


“dan jika kamu menghitung nikmat Allah maka kamu tidak akan sanggup”
Sholawat serta salam kita kirimkan atas junjungan nabi besar baginda Nabi Muhammad
saw, karna sebab perantaraan beliaulah Allah swt mengeluarkan kita dari alam yang
gelap gulita menuju alam yang terang benderang sebagaimana firmannya:

‫ُّظ‬ ‫۟ا‬
‫ۖ ٱُهَّلل َو ِلُّى ٱَّلِذيَن َء اَم ُنو ُيْخ ِر ُجُهم ِّم َن ٱل ُلَٰم ِت ِإَلى ٱلُّن وِر‬
Yaamasyirol muslimin`

Sesungguhnya Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam telah mengabarkan kepada umatnya,


tentang peristiwa-peristiwa yang akan terjadi hingga hari kiamat. Dengan kasih-
sayangnya. Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan tentang fitnah-fintah akhir
zaman, agar ummat berhati-hati dan selalu bertakwa, serta kembali berpegang teguh
dengan sesuatu yang dilakukan oleh para pendahulu. Beliau shallallahu ‘alaihi wa
sallam mengabarkan tentang fitnah-fitnah dalam agama. Beliau bersabda,

‫بَاِد ُرْو ا ِباَألْع َم اِل ِفَتًن ا َك ِقَط ِع اْلَلْي ِل الُم ْظ ِلِم ُيْص ِبُح الَر ُج ُل ُم ْؤ ِم ًن ا َو ُيْم ِس ْي َك اِفًر ا َأْو‬
‫ُيْم ِس ْي ُم ْؤ ِم ًن ا َو ُيْص ِبُح َك اِفًر ا َي ِبْيُع ِد ْي َن ُه ِبَعَر ِض ِمَن الُّد ْن َي ا‬
“Segeralah kalian beramal shalih (sebelum datang) fitnah, seperti malam yang gelap.
Seorang pada pagi harinya dalam keadaan beriman, kemudian pada sore harinya
menjadi kafir. Atau pada sore harinya dalam keadaan beriman, pagi harinya menjadi
kafir, dia menjual agamanya dengan benda-benda dunia.” (HR. Muslim)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mengabarkan tentang fitnah kebodohan,


kerakusan, dan kekacauan. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫َي َت َقاَر ُب الَّز َم اُن َو ُيْق َبُض الِع ْل ُم َو َت ْظ َهُر الِفَت ُن َو ُيْلَق ى الُشُّح َو َي ْك ُثُر الَهْر ُج َقاُلْو ا َو َم ا‬
‫الَهْر ُج َقاَل الَق ْت ُل‬
“Zaman semakin dekat, ilmu dicabut, muncul fitnah-fitnah, tersebar kebakhilan-
kebakhilan, banyak terjadi al haraj. Para sahabat bertanya, ‘Apakah al haraj itu, ya
Rasulullah?” Rasulullah menjawab, ‘Pembunuhan.’” (Muttafuqn ‘alaih).

Ikhwani fiddin,

Sungguh, ilmu telah dicabut dan sangat sedikit para ulama. Ilmu yang hakiki adalah ilmu
yang bermanfaat, yang akan menjadikan pemiliknya suri tauladan di dalam kebaikan,
kezuhudan, kewara’an, dan dalam mengikuti sunah Rasulullah, para sahabatnya, dan
para khulafaurrasyidin.

Sungguh, telah muncul bermacam fitnah dari berbagai sisi; muncul celaan-celaan
terhadap Islam, muncul orang-orang yang memberikan keraguan-keraguan di dalam
agama Islam, dan menjadikan manusia berpaling darinya, sehingga tercabutlah
kecintaan para pemeluknya. Ini merupakan suatu musibah yang besar.

Marilah kita berlindung kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dari fitnah-fitnah ini, dan
mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kita keteguhan serta
kemantapan dalam menempuh jalan lurus ini.

Suatu ketika Hudzaifah radhiallahu’anhu bertanya kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi


wa sallam, “Wahai, Rasulullah. Apakah setelah kebaikan Islam ini akan timbul
kejelekan?” Beliau menjawab, “Ya.” Hudzaifah kembali bertanya, “Apakah setelah
kejelekan itu ada kebaikan?” Beliau menjawab, “Ya. Akan tetapi, di dalamnya ada
dahkhn.” (Rasulullah ditanya), “Apakah dakhn itu, wahai Rasulullah?”

Beliau menjawab, “Satu kaum yang mengambil sunah selain dari sunnahku, dan
mengambil petunjuk selain dari petunjukku. Kalian mengetahui hal itu dari mereka dan
kalian mengingkari mereka.” Hudzaifah bertanya, “Apakah setelah itu akan ada
kejelekan?” Beliau menjawab, “Ya. (yaitu) dai-dai yang berdiri di pinggir pintu-pintu
Jahannam, barangsiapa yang menerima ajakan mereka, akan dicampakkan ke
dalamnya.” Hudzaifah bertanya, “Wahai, Rasulullah. (Gambarkanlah) sifat mereka untuk
kami.” Rasulullah menjawab, “Mereka adalah orang seperti kita dan berbicara dengan
bahasa kita.” (Al Hadis).

Sungguh, telah tertanam pada diri para hamba sifat bakhil dan tamak, sehingga banyak
di antara mereka yang menolak untuk membayar zakat dan nafkah yang wajib. Banyak
orang yang tamak dan berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan sesuatu yang
sebenarnya ia tidak berhak, sehingga banyak kekacauan dan pembunuhan.

Ikhwani fiddin rahimakumullah,

Di antara fitanh yang besar, yaitu diangkatnya amanah dari pundak-pundak manusia,
sehingga hampir tidak kita dapatkan orang yang betul-betul menunaikan amanahnya.
Rasulullah bersabda, yang artinya, “Seorang laki-laki tidur sejenak, sehingga diangkat
amanah dari hatinya.” Beliau berkata, “Dan manusia terus melakukan jual beli, dan
hampir tidak ada di antara mereka yang menunaikan amanah, maka
dikatakan, Sesungguhnya di tempat Bani Fulan terdapat orang yang maanah,” dan
dikatakan tentang orang ini, alangkah berakalnya ia, alangkah beruntungnya ia,
alangkah kuatnya ia; padahal di dalam hatinya tidak ada keimanan, (meskipun) seberat
biji dzarrah”. (Muttafaqun alaih)
Benarlah apa yang dikabarkan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa telah
diambil sifat amanah dari hati manusia, sehingga kita lihat hampir tidak ada orang yang
betul-betul amanah.

Telah datang seorang Badui kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata,
“Kapankah hari kiamat akan terjadi?” Beliau menjawab dengan sabdanya,

‫َفِإَذ ا ُضِّيَع ِت اَألَم اَن ُة َفاْنَت ِظ ْر الَس اَع َة َقاَل َك ْيَف ِإَض اَع ُتَه ا ِإَذ ا َو َس َد اَألْم ُر ِإَلى َغ ْي ِر‬
‫َأْه ِلِه َفاْنَت ِظ ْر الَس اَع َة‬
“Apabila telah disia-siakannya amanah, maka tunggulah hari kiamat! Orang tersebut
kembali bertanya, ‘Bagaimana disia-siakannya, wahai Rasulullah?’ beliau menjawab,
‘Apabila suatu perkara diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tungguhlah
hari kiamat.’” (HR. Bukhari)

Ikhwani fiddin,

Demikian pula dengan kepemimpinan, ia merupakan satu amanah yang besar.


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ُك ُّلُك ْم َر اٍع َو ُك ُّلُك ْم َمْس ُئْو ٌل َع ْن َر ِع َي ِتِه‬


“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan diminta pertanggungjawaban
terhadap apa yang pimpin.”

Pemimpin yang adil dan shalih merupakan dambaan seluruh rakyat, tentunya ia seorang
sosok yang betul-betul paham terhadap hak dan kewajibannya, serta paham terhadap
apa yang harus dilakukannya dalam membimbing masyarakat, yakni agar menjadi
masyarakat yang mendapatkan keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Akan tetapi
tatkala kepemimpinan dibebankan kepada orang yang sama sekali bukan ahlinya, maka
yang akan timbul hanyalah kekacauan, tidak stabilnya kehidupan bermasyarakat, serta
jauhnya dari rahmat dan keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Kemudian, di antara fitnah yang besar, yaitu fitnah harta. Sangat sedikit manusia yang
selamat dari fitnah ini. Hanya sedikit saja yang mendapatkannya dengan cara yang
halal, dan kemudian membelanjakannya di jalan yang benar. Sebagian
mendapatkannya dengan berbagai cara, walaupun menggunakan jalan yang
diharamkan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,

‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫َأ‬ ‫ْأ‬


‫َلَي ِتَي َّن َع َلى الَّن اِس َز َم اٌن اَل ُيَب اِل الَمْر ُء ِبَم ا َخ َذ الَم اَل ِمْن َح اَل ٍل ْم ِمْن َح َر اٍم‬
“Sungguh akan datang suatu zaman, yaitu seseorang tidak lagi memikirkan dari mana ia
mendapatkan hartanya, apakah dari jalan yang halal ataukah yang haram.” (HR.
Bukhari)

Sungguh benar sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam manusia tidak lagi
memerdulikan tentang hartanya, dari mana ia mendapatkannya. Seolah-olah mereka
hidup hanyalah untuk mengumpulkan harta dan kenikmatan-kenikmatan dunia,
meskipun harus dengan cara berbuat curang, atau berdusta, atau dengan korupsi, dan
yang lainnya. Manusia tidak lagi ingat, bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala akan
menghisab dan meminta pertanggungjawabannya.

Maka, berhati-hatilah, wahai kaum muslimin. Berhati-hatilah dari fitnah-fitnah ini dan
jauhilah. Sesungguhnya, apabila fitnah telah muncul dan bertebaran, ia akan
membinasakan semuanya, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

‫َو اَّت ُقوا ِفْتَن ًة َالُتِص يَب َّن اَّلِذيَن َظ َلُم وا ِمنُك ْم َخ آَّص ًة َو اْع َلُم وا َأَّن َهللا َش ِديُد اْل ِع َقاِب‬
“Dan takutlah kepada fitnah yang tidak hanya menimpa orang yang zhalim di antara
kalian semata dan ketahuilah, bahwa Allah memiliki adzab yang sangat pedih.” (QS. Al-
Anfal: 25)

Zainab Ummul Mukminin berkata, “Suatu ketika, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa


sallam terbangun dari tidurnya dengan wajah kemerah-merahan. Beliau berkata,

‫اَل ِإَلَه ِإاَّل ُهللا َو ْي ٌل ِلْل َعَر ِب ِمْن َش ِّر َقِد اْق َت َر َب ُفِتَح الَيْو َم ِمْن َر ْد ِم َي ْأُجْو ُج َو َم ْأُجْو ُج‬
‫ِم ْث ُل َهِذِه َو َح َّلَق ِبِإْص َب ِعِه اِإلْبَه اُم َو اَّلِتْي َت ِلْيَه ا َقاَلْت َز ْي َن ُب ِبْن ُت َج ْح ٍش َفُقْلُت َي ا‬
‫َر ُسْو َل ِهللا َأَن ْه ِلُك َو ِفْي َن ا الَص اِلُحْو َن َقاَل َن َع ْم ِإَذ ا َك ُثَر الَخ َب ُث‬
“Tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah. Celaka bagi orang-orang
Arab. Keburukan telah mendekat. Sungguh telah dibuka pada hari ini benteng
Ya’juj dan Ma’juj seukuran sekian.” Beliau melingkarkan jempol dan jari telunjuknya,
maka aku (Zainab) bertanya kepada beliau, “Apakah kita akan binasa dan di sekeliling
kita masih ada orang yang shalih?” Beliau menjawab, “Ya, apabila telah tersebar
kekejian.” (HR. Bukhari)

Fitnah akan terus ada sampai hari kiamat nanti. Dan dengan kasih-sayangnya
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam telah memberikan solusi kepada umatnya, agar
terhindar dari fitnah tersebut. Yaitu dengan meminta perlindungan kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam telah memerintahkan, agar kita selalu meminta
perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dari empat macam fitnah, yaitu: dari
fitnah api neraka jahannam, fitnah adzab kubur, dari fitnah kehidupan serta fitnah
kematian.

Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala melindungi kita dari segala macam fitnah,
baik yang nampak maupun yang tidak nampak. Dan semoga Allah Subhanahu wa
Ta’ala menunjukkan pintu-pintu kebaikan, sehingga kita bisa mengikutinya, dan Dia
menunjukkan kepada kita pintu kejelekan, sehingga kita bisa menjauhinya.

Anda mungkin juga menyukai