Anda di halaman 1dari 7

Khutbah I

‫ َأْش ُد َأْن اَل َل اَّل هّٰللا‬، ‫ َأْف َنا َش ْي الَّن الَك ري‬، ‫ْال ُد ْال ُد اّلذي َهَداَنا ُسُب الّس َال‬
‫ِا َه ِإ‬ ‫ِم َه‬ ‫ِم َو َهَم ِب ِر َعِة ِبّي‬ ‫َل‬ ‫َحْم ِهّٰلِل َحْم ِهّٰلِل‬
‫ الّلُهَّم َص ِّل‬،‫ َو َأْش َهُد َأّن َس ِّيَدَنا َو َنِبَّيَنا ُمَحَّم ًدا َع ْبُد ُه َو َر سوُله‬،‫ ُذ و ْالَج الِل َو اإلْك رام‬،‫َو ْح َد ُه ال َش ِر يك َله‬
: ‫ َأَّم ا َبْعُد‬،‫و َس ِّلْم َو باِر ْك َع َلى َس ِّيِد نا ُم َحّمٍد َو َع َلى اِله َو أْص حاِبِه َو الَّتاِبعيَن ِبإْح ساِن إَلى َيْو ِم الِّدين‬
‫ َقاَل ُهّٰللا َتَع الَى ِفي ْالُقْر اِن‬، ‫ أْو ُصْيُك ْم َو َنْفِسْي ِبَتْقَو ى ِهّٰللا َو َطاَع ِتِه َلَع َّلُك ْم ُتْفِلُحْو ْن‬،‫َفَياُّيَها اِإل ْخ َو ان‬
‫ ا َأُّي ا اَّل يَن َآ ُنوا اَّتُقوا هّٰللا‬: ‫الَّرْح ٰم الَّر ْي‬
‫ِن ِح ِم َي َه ِذ َم‬ ‫ ِبْس ِم ِهّٰللا‬،}‫ َأُع ْو ُذ ِباِهّٰلِل ِم َن اَّلشْيَطاِن الَّر ِج ْيم‬: ‫ْالَك ِر يْم‬
‫ ُيْص ِلْح َلُك ْم َأْع َم اَلُك ْم َو َيْغ ِفْر َلُك ْم ُذ ُنوَبُك ْم َو َم ْن ُيِط ِع هّٰللا َو َر ُسوَلُه َفَقْد َفاَز َفْو ًز ا‬،‫َو ُقوُلوا َقْو اًل َسِد يًدا‬
‫َع ِظ يًم ا وقال تعالى َيا َاُّيَها اَّلِذ ْيَن آَم ُنْو ا اَّتُقْو ا َهّٰللا َح َّق ُتَقاِتِه َو َال َتُم ْو ُتَّن ِإَّال َو َأْنُتْم ُم ْس ِلُم ْو َن‬.

‫َص َدَق ُهّٰللا الَعِظ يْم‬


Jamaah shalat Jumat Rahimakumullah,

Pada kesempatan yang mulia ini, marilah kita senantiasa meningkatkan


keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT, taqwa dalam arti
menjalankan segala apa yang diperintahkan oleh Allah, dan berusaha
sekuat tenaga meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah SWT.

Tema khutbah kali ini adalah "Orang-orang Bangkrut dalam Agama


Menurut Rasulullah".

Pada suatu kesempatan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya


kepada para sahabat apakah mereka tahu yang disebut orang bangkrut.
Hal ini sebagaimana dikisahkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan
dari Abu Hurairah radliyallahu ‘anh sebagai berikut:

‫ َأَتْد ُرْو َن َم ا اْلُم ْفِلُس ؟‬: ‫َأَّن َر ُسْو َل ِهّٰلِلا صلى هّٰللا عليه وسلم َقاَل‬
Sesungguhnya Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam bertanya: “Tahukah
kalian siapakah yang dinamakan orang bangkrut?”

‫ َاْلُم ْفِلُس ِفْيَنا َم ْن َال ِد ْر َهَم َلُه َو َال َم َتاَع‬:‫َقاُلْو ا‬


Mereka (para sahabat) menjawab: “Orang bangkrut menurut pendapat
kami ialah mereka yang tidak mempunyai uang dan tidak pula
mempunyai harta benda.”

Jawaban seperti itu ternyata bukan sebagaimana yang dimaksudkan


Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam. Beliau tidak bertanya tentang
ekonomi. Beliau ingin mengajak para sahabat mengetahui bahwa
kebangkrutan bisa terjadi tidak hanya dalam bidang ekonomi, tetapi
juga dalam bidang agama. Jadi di dalam agama juga ada perhitungan
matematis terkait pahala dan dosa, seperti penambahan dan
pengurangan di antara sesama manusia. Hal ini terjadi pada saat semua
manusia berada di Padang Makhsyar untuk menjalani hisab yang akan
menentukan apakah seseorang akan masuk surga atau neraka.

Jamaah Jumát hafidhakumullâh,

Dengan perhitungan seperti itu, dapat diketahui apakah seseorang akan


termasuk orang beruntung atau justru orang bangkrut di akherat kelak.
Adapaun yang dimaksud bangkrut dalam agama adalah sebagaimana
penjelasan Rasulullah dalam lanjutan hadits berikut:
،‫ َو َقَذ َف ٰه َذ ا‬،‫ َو َيْأِتي َقْد َشَتَم ٰه َذ ا‬،‫ َيْأِتي َيْو َم اْلِقَياَم ِة ِبَص َالٍة َو ِص َياٍم َو َزَك اٍة‬،‫َفَقاَل “ِإَّن اْلُم ْفِلَس ِم ْن ُأَّمِتي‬
‫ َفِإْن َفِنَيْت‬.‫ َفُيْع ِط ى ٰه َذ ا ِم ْن َحَس َناِتِه َو ٰه َذ ا ِم ٰن َحَس َناِتِه‬.‫ َو َض َرَب ٰه َذ ا‬،‫ َو َس َفَك َد َم ٰه َذ ا‬،‫َو َأَك َل َم اَل ٰه َذ ا‬
‫ُأ‬
‫ ُثَّم ُطِر َح ِفي الَّناِر‬.‫ ِخ َذ ِم ْن َخ َطاَياُهْم َفُطِر َح ْت َع َلْيِه‬،‫ َقْبَل َأْن َيْقَض ى َم ا َع َلْيِه‬،‫”َح َس َناُتُه‬
Nabi menjelaskan: “Sesungguhnya orang bangkrut dari umatku ialah
mereka yang datang pada hari kiamat dengan membawa amal kebaikan
dari shalat, puasa, dan zakat. Tetapi mereka dahulu pernah mencaci
maki orang lain, menuduh orang lain, memakan harta orang lain,
menumpahkan darah orang lain dan memukul orang lain. Maka kepada
orang yang mereka salahi itu diberikan pahala amal baik mereka; dan
kepada orang yang lain lagi diberikan pula amal baik mereka. Apabila
amal baik mereka telah habis sebelum hutangnya lunas, maka
diambillah kesalahan orang yang disalahi itu dan diberikan kepada
mereka; Sesudah itu, mereka akan dilemparkan ke dalam neraka.”

Jadi setiap orang dari umat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam


mendapatkan pahala dari ibadah-ibadah yang mereka lakukan semasa
hidupnya seperti shalat, puasa, dan zakat. Namun pahala-pahala yang
didapat dari ibadah-ibadah wajib itu akan dikonfrontir dengan dosa-
dosa sosialnya akibat berbuat zalim kepada sesama manusia seperti
mencaci maki, menuduh, memfitnah, memakan harta orang lain seperti
mencuri atau korupsi, membunuh secara tidak sah, melukai atau
menyakiti orang lain baik secara fisik maupun non-fisik, dan sebagainya.

Apabila besarnya dosa-dosa sosial akibat kezaliman tidak sebanding


dengan kesalehan-kekesalehan yang dilakukannya karena banyaknya
orang yang dizalimi atau tingginya tingkat kezaliman kepada orang
tertentu, maka dosa-dosa dari orang-orang yang dizalimi akan diberikan
kepada orang yang menzalimi hingga mencapai titik impas. Apabila titik
impas tidak tercapai, maka Allah subhanahu wata'ala akan
melemparkan orang yang menzalimi itu ke neraka. Orang seperti inilah
yang disebut orang bangkrut dalam agama sebagaimana penjelasan
Rasulullah dalam hadits di atas.

Jamaah Jumát hafidhakumullâh,

Kezaliman manusia terhadap manusia lainnya pada dasarnya


merupakan urusan manusia karena termasuk wilayah muamalah.
Namun demikian, Allah tidak membiarkannya hingga pihak yang
melakukan kezaliman menyelesaikan masalahnya, misalnya dengan
konpensasi tertentu dan/atau meminta maaf kepada pihak yang
dizalimi semasa hidupnya. Apabila hal ini tidak dilakukan hingga
masing-masing meninggal dunia, maka Allah akan
memperhitungkannya di akherat kelak.

Jadi melakukan kezaliman terhadap sesama manusia bukanlah


persoalan sepele karena urusannya bisa sampai ke akhirat. Allah
memang memperhatikan dan memperhitungkan setiap kezaliman
seperti itu sebagaimana juga disebutkan dalam sebuah hadits marfu’
yang diriwayatkan dari Anas bin Malik radliyallahu ‘anh sebagai berikut:
‫هّٰللا‬
‫َو َأَّم ا الُّظْلُم اَّلِذ ي ال َيْتُر ُك ُه َفُظْلُم اْلِعَباِد َبْع ِض ِهْم َبْعًضا َح َّتى ُيَدِّبُر ِلَبْع ِض ِهْم ِم ْن َبْع ٍض‬
“Adapun kezaliman yang tidak akan dibiarkan oleh Allah adalah
kezaliman manusia atas manusia lainnya hingga mereka menyelesaikan
urusannya.”

Oleh karena itu siapa pun hendaknya bersikap hati-hati kepada orang
lain dengan menjaga lisan, tangan dan anggota badan lainnya agar
terhindar dari dosa-dosa sosial akibat berbuat kezaliman kepada
mereka. Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi Al-Haddad dalam kitabnya
berjudul Sabîlul Iddikâr wal I’tibâr bimâ Yamurru bil Insân wa Yanqadli
Lahu minal A’mâr (Dar Al-Hawi, Cet. II, 1998, hal.100), juga menjelaskan
bahwa di antara hal-hal yang amat diperhitungkan oleh Allah pada hari
kiamat adalah perbuatan zalim manusia terhadap manusia lainnya
sebagaimana kutipan berikut ini:

‫ َفِإَّنُه َالُّظْلُم اَّلِذ ْي اَل َيْتُر ُك ُه ُهّٰللا‬، ‫ ُظْلُم ْالِعَباِد‬: ‫َو اْع َلْم َأَّن ِم ْن َأَشِّد اَأْلْش َياِء َو َأَش ِّقَها ِفْي َم ْو ِقِف ْالِقَياَم ِة‬
“Ketahuilah bahwa di antara hal-hal berat dan sangat diperhitungkan
pada hari kiamat adalah perbuatan zalim terhadap sesama manusia
sebab hal ini merupakan kezaliman yang tidak akan dibiarkan oleh
Allah.”

Jamaah Jumát hafidhakumullâh,

Oleh karena itu apabila kita benar-benar sayang pada diri sendiri, maka
hal-hal yang harus kita lakukan dalam rangka mencegah kebangkrutan
amal adalah menjaga agar pahala dari ibadah-ibadah yang kita lakukan
tidak ludes oleh dosa-dosa sosial akibat kezaliman-kezaliman kita
kepada orang lain. Jadi memang pahala-pahala dari berbagai ibadah
saja seperti shalat, puasa, haji dan bahkan zakat sekalipun belum cukup
menjadi bekal kita di akherat hingga ada kepastian bahwa orang-orang
lain selamat dari lisan dan tangan kita melakukan kezaliman-kezaliman
kepada mereka.

Mudah-mudahan kita semua senantiasa diberi kekuatan oleh Allah


subhanahu wata’ala untuk mampu menjaga lisan, tangan dan anggota
tubuh lainnya dari melakukan perbuatan-perbuatan yang menzalimi
sesama manusia seperti: menyakiti hati orang lain, mencaci maki,
memfitnah dan menuduh tanpa bukti, mengambil hak orang lain
seperti mencuri dan korupsi, membunuh secara tidak sah, menyakiti
secara fisik, dan sebagainya. Dengan cara ini semoga kita semua
selamat dari predikat orang-orang bangkrut di akherat. Amin… amin ya
rabbal ‘alamin.

‫ أُع وُذ ِباِهّٰلِل ِم َن‬: ‫ َو أْدَخ َلَنا وِإَّياكم ِفي ُز ْمَر ِة ِعَباِدِه الُم ْؤ ِمِنْيَن‬،‫َجَع َلنا ُهّٰللا َو إَّياكم ِم َن الَفاِئِز ين اآلِمِنين‬
‫ َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا اَّتُقوا َهَّللا َو ُقوُلوا َقْو اًل َسِد يًدا‬: ‫ ِبْس ِم ِهّٰللا الَّرْح ماِن الَّر ِح يْم‬، ‫الَّش ْيطاِن الَّر ِج يْم‬

‫ إّنُه َتعَاَلى َج ّو اٌد َك ِر ْيٌم‬. ‫ َو َنَفَعِنْي َو ِإّياُك ْم ِباآلياِت وِذ ْك ِر الَحِكْيِم‬، ‫بَاَر َك ُهّٰللا ِلْي َو لكْم ِفي الُقْر آِن الَعِظ ْيِم‬
‫َم ِلٌك َبٌّر َر ُؤ ْو ٌف َر ِح ْيٌم‬
‫‪Khutbah II‬‬

‫َاْلَحْم ُد ِهّٰلِل َعلَى ِإْح َس اِنِه َو الُّشْك ُر َلُه َعلَى َتْو ِفْيِقِه َو ِاْمِتَناِنِه ‪َ .‬و َأْش َهُد َأْن َال ِاَلَه ِإَّال ُهّٰللا َو ُهّٰللا َو ْح َد ُه َال َش ِر ْيَك‬
‫َلُه َو َأْش َهُد أَّن َس ِّيَدَنا ُمَحَّم ًدا َع ْبُد ُه َو َر ُسْو ُلُه الَّد اِع ى إلَى ِر ْض َو اِنِه‪َ .‬الّٰل ُهـَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َنا ُم َحَّمٍد ِو َع َلى‬
‫َاِلِه َو َأْص َح اِبِه َو َس ِّلْم َتْس ِلْيًم ا ِكثْيًرا‬

‫َأَّم ا َبْعُد َفيَا َاُّيَها الَّناُس ِاَّتُقواَهّٰللا ِفْيَم ا َأَم َر َو اْنَتُهْو ا َع َّم ا َنَهى َو اْع َلُم ْو ا َأَّن َهّٰللا َأَم َر ُك ْم ِبَأْم ٍر َبَد َأ ِفْيِه ِبَنْفِسِه‬
‫َو َثـَنى ِبَم آل ِئَك ِتِه ِبُقْد ِسِه َو َقاَل َتعَاَلى ِإَّن َهّٰللا َو َم آلِئَكَتُه ُيَص ُّلْو َن َعلَى الَّنِبى يآ َاُّيَها اَّلِذ ْيَن آَم ُنْو ا َص ُّلْو ا‬
‫َع َلْيِه َو َس ِّلُم ْو ا َتْس ِلْيًم ا‪َ .‬الّٰل ُهـَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َنا ُم َحَّمٍد َص َّلى ُهّٰللا َع َلْيِه َو َس ِّلْم َو َع َلى آِل َس ِّيِد نَا ُم َحَّمٍد‬
‫َو َع َلى َاْنِبيآِئَك َو ُرُس ِلَك َو َم آلِئَك ِة ْالُم َقَّر ِبْيَن َو اْر َض الّلُهَّم َع ِن ْالُخَلَفاِء الَّراِش ِد ْيَن َأِبى َبْك ٍر َو ُع َم ر‬
‫َو ُع ْثَم ان َو َع ِلى َو َع ْن َبِقَّيِة الَّص َح اَبِة َو الَّتاِبِع ْيَن َو َتاِبِع ي الَّتاِبِع ْيَن َلُهْم ِبِاْح َس اٍن ِاَلىَيْو ِم الِّدْيِن َو اْر َض َع َّنا‬
‫َم َع ُهْم ِبَر ْح َم ِتَك َيا َأْر َح َم الَّراِحِم ْيَن‬

‫َالّٰل ُهـَّم اْغ ِفْر ِلْلُم ْؤ ِمِنْيَن َو ْالُم ْؤ ِم َناِت َو ْالُم ْس ِلِم ْيَن َو ْالُم ْس ِلَم اِت َاَالْح يآُء ِم ْنُهْم َو ْاَالْم َو اِت َالّٰل ُهـَّم َأِع َّز‬
‫ْاِإل ْس َالَم َو ْالُم ْس ِلِم ْيَن َو َأِذ َّل الِّش ْر َك َو ْالُم ْش ِر ِكْيَن َو اْنُصْر ِعَباَدَك ْالُمَو ِّح ِد َّيَة َو اْنُصْر َم ْن َنَصَر الِّدْيَن‬
‫ّٰل‬
‫َو اْخ ُذ ْل َم ْن َخ َذ َل ْالُم ْس ِلِم ْيَن َو َد ِّم ْر َأْع َداَء الِّدْيِن َو اْع ِل َك ِلَم اِتَك ِإَلى َيْو َم الِّدْيِن ‪َ .‬ال ُهـَّم اْدَفْع َع َّنا ْالَبَالَء‬
‫َو ْالَو َباَء َو الَّز َالِز َل َو ْالِمَح َن َو ُسْو َء ْالِفْتَنِة َو ْالِمَح َن َم ا َظَهَر ِم ْنَها َو َم ا َبَطَن َع ْن َبَلِد َنا ِاْنُد وِنْيِس َّيا خآَّص ًة‬
‫َو َس اِئِر ْالُبْلَداِن ْالُم ْس ِلِم ْيَن عآَّم ًة َيا َر َّب ْالَع اَلِم ْيَن ‪َ .‬ر َّبَنا آِتنَا ِفى الُّد ْنَيا َحَس َنًة َو ِفى ْاآلِخَرِة َح َس َنًة َو ِقَنا‬
‫َع َذ اَب الَّناِر ‪َ .‬ر َّبَنا َظَلْم َنا َاْنُفَس َنا َو اإْن َلْم َتْغ ِفْر َلَنا َو َتْر َحْم َنا َلَنُك ْو َنَّن ِم َن ْالَخ اِس ِر ْيَن ‪ِ .‬ع َباَد ِهّٰلِلا ! ِإَّن َهّٰللا‬
‫َيْأُم ُرَنا ِبْالَع ْد ِل َو ْاِإل ْح َس اِن َو ِإْيتآِء ِذ ي ْالُقْر بَى َو َيْنَهى َع ِن ْالَفْح شآِء َو ْالُم ْنَك ِر َو ْالَبْغ ي َيِع ُظُك ْم َلَع َّلُك ْم‬
‫َتَذَّك ُرْو َن َو اْذ ُك ُروا َهّٰللا ْالَعِظ ْيَم َيْذ ُك ْر ُك ْم َو اْشُك ُرْو ُه َعلَى ِنَعِمِه َيِز ْد ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهّٰلِلا َأْك َبْر‬

Anda mungkin juga menyukai