Anda di halaman 1dari 4

Khutbah Pertama

َ. ‫ َو َع َلى آِلِه َو َص ْح ِبِه َو َتاِبِع ْيِه َع َلى َم ِّر الَّز َم اِن‬، ‫ َو الَّص اَل ُة َو الَّس اَل ُم َع َلى ُمَحَّمٍد َس ِّيِد َو َلِد َع ْدَناَن‬، ‫ْلَحْم ُد ِهلل اْلَم ِلِك الَّد َّياِن‬
‫ َو َأْش َهُد َأَّن َس ِّيَدَنا ُمَحَّم ًدا َع ْبُد ُه‬، ‫َو َأْش َهُد َأْن اَّل ِإلَه ِإاَّل ُهللا َو ْح َد ُه اَل َش ِرْيَك َلُه اْلُم َنـَّز ُه َع ِن اْلِج ْس ِم َّيِة َو اْلِج َهِة َو الَّز َم اِن َو اْلَم َك اِن‬
‫َو َر ُسْو ُلُه اَّلِذ ْي َك اَن ُخ ُلُقُه اْلُقْر آَن‬

‫ َو ِإْن َتُع ُّد وا ِنْع َم َة ِهَّللا اَل ُتْح ُصوَها‬: ‫ اْلَقاِئِل ِفي ِكَتاِبِه اْلُقْر آِن‬، ‫ َفإِّني ُأْو ِص ْيُك ْم َو َنْفِس ي ِبَتْقَو ى ِهللا اْلَم َّناِن‬، ‫ ِع َباَد الَّرْح ٰم ِن‬،‫َأَّم ا َبْعُد‬
)18 :‫ِإَّن َهَّللا َلَغ ُفوٌر َرِح يٌم (النحل‬

Kaum Muslimin jama’ah shalat Jumat rahimakumullah.

Sudah selayaknya kita bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang Ia anugerahkan
kepada kita. Tiada satu pun selain-Nya yang mampu menghitungnya. Nikmat terbagi
menjadi dua macam, nikmat lahir dan nikmat batin. Allah ta’ala berfirman:

20 :‫َو َأْس َبَغ َع َلْيُك ْم ِنَع َم ُه َظاِهَر ًة َو َباِط َنًة (لقمان‬

Artinya: Dan Dia melimpahkan kepadamu nikmat-Nya yang zahir dan yang batin
(Luqman: 20).

Nikmat lahir adalah nikmat yang terlihat oleh mata seperti harta, penghormatan orang,
ketampanan, kecantikan, diberi taufiq (kemudahan) untuk melakukan amal ketaatan,
kesehatan, keturunan, harta, kedudukan, sungai, hujan, tanaman, hewan ternak, air dingin
dan banyak lagi lainnya. Sedangkan nikmat batin adalah nikmat yang didapati oleh
seseorang dalam dirinya seperti memiliki ilmu tentang Allah, kokohnya keyakinan
kepada Allah dan dijauhkan dari penyakit dan berbagai marabahaya.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.

Kewajiban setiap muslim adalah bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikma t tersebut.
Bersyukur kepada Allah adalah dengan tidak menggunakan nikmat-nikmat dari Allah
untuk bermaksiat kepada-Nya, tidak kufur kepada Allah dan para utusan-Nya. Barang
siapa melakukan syukur seperti ini, maka ia adalah seorang hamba yang telah bersyukur
kepada Tuhannya. Sedangkan orang yang mengucap syukur kepada Allah dengan
lidahnya sebanyak apapun namun masih menggunakan nikmat Allah untuk berbuat
maksiat kepada-Nya, maka hakikatnya ia belumlah bersyukur kepada Tuhannya
sebagaimana yang diwajibkan.

Dan hendaklah diketahui bahwa kita semua di hari kiamat akan dimintai
pertanggungjawaban atas nikmat yang Allah anugerahkan kepada kita. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
‫ َو ِفْيَم َأْنَفَقُه‬،‫اَل َتُز ْو ُل َقَد َم ا َع ْبٍد يوَم القيامِة َح َّتى ُيْس َأَل َع ْن ُع ْم ِِرِه ِفْيَم َأْفَناُه َو َع ْن ِع ْلِمِه ِفْيَم َفَعَل َو َع ْن َم اِلِه ِم ْن َأْيَن اْك َتَسَبُه‬
)‫ (رواه الترمذّي وصّححه‬.‫َو َع ْن ِج ْس ِمِه ِفْيَم َأْباَل ُه‬

Artinya:

“Seorang hamba tidak akan berpindah dari suatu fase ke fase yang lain di hari kiamat
hingga ditanya tentang umurnya dalam hal apa dihabiskan, tentang ilmunya dalam hal
apa digunakan, tentang hartanya dari mana ia perolah dan dalam hal apa disalurkan dan
tentang jasadnya dalam hal apa difungsikan.” (HR. at-Tirmidzi dan ia menilainya shahih).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda:

)‫ (رواه الحاكم وصّححه‬. ‫َأَّوُل َم ا ُيَح اَس ُب ِبِه اْلَع ْبُد َيْو َم اْلِقَياَم ِة َأْن ُيَقاَل َلُه َأَلْم ُأِص َّح َلَك ِج ْس َم ك َو ُأْر ِو َك ِم ن اْلَم اِء اْلَباِرِد‬

Artinya: “Hal pertama yang seorang hamba akan dihisab tentangnya di hari kiamat adalah
dikatakan kepadanya: Bukankah telah Aku sehatkan badanmu dan aku hilangkan
dahagamu dengan air yang dingin?” (HR. al Hakim dan ia menilainya shahih).

Karenanya, mari kita hisab diri kita. Mari kita renungkan, sudahkah kita bersyukur atas
berbagai nikmat yang Allah kurniakan kepada kita sebagaimana mestinya?

Jamaah jumat yang berbahagia

di antara nikmat batin adalah nikmat teragung yang tidak sebanding dengan nikmat
apapun, yaitu nikmat iman kepada Allah dan nikmat-nikmat yang mengikutinya, yaitu
berserah diri kepada Allah, mencintai orang-orang shaleh, kokohnya keyakinan kita
kepada Allah, mengagungkan ilmu agama dan semacamnya. Iman kepada Allah dan
Rasul-Nya adalah modal utama bagi seorang muslim, sehingga ia adalah nikmat yang
paling agung, paling utama dan paling tinggi yang diberikan kepada manusia. Orang yang
diberi dunia (harta, jabatan dan semacamnya) namun tidak diberi iman, maka seakan ia
tidak diberi nikmat apapun. Sebaliknya, orang yang diberi iman dan tidak diberi dunia,
maka seakan ia tidak terhalang dari satu nikmat pun. Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda:

)‫ِإَّن َهللا عَّز وَج َّل ُيْع ِط ي الُّد ْنَيا َم ْن ُيِح ُّب َو َم ْن اَل ُيِح ُّب َو اَل ُيْع ِط ي الِّدْيَن ِإاَّل ِلَم ن َأَح َّب (رواه أحــمد‬

Artinya: “Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla memberikan (nikmat) dunia kepada orang
yang Ia cintai dan kepada orang yang tidak Ia cintai, dan tidak memberikan nikmat
agama kecuali kepada orang yang Ia cintai.” (HR. Ahmad)

Di antara nikmat ada juga yang merupakan akibat atau buah dari nikmat iman. Nikmat ini
tampak pada anggota badan seseorang, seperti melaksanakan kewajiban, menjauhi
perkara haram dan memperbanyak amal sunnah. Nikmat iman sebenarnya adalah nikmat
batin, akan tetapi pengaruhnya terlihat pada anggota badan. Iman adalah syarat
diterimanya amal shaleh. Tanpa iman, bentuk amal kebaikan sebanyak apapun tidak akan
diterima oleh Allah ta’ala.

Orang yang mati dalam keadaan tidak iman akan datang di hari kiamat tanpa memiliki
sedikit pun kebaikan, karena ia tidak mengenal Allah dan tidak beriman kepada-Nya.
Sedangkan seorang muslim yang tidak bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat-Nya,
lalu meninggal sebagai pelaku dosa besar, maka ia tergantung pada kehendak Allah. Jika
Allah menghendaki, Ia akan menyiksanya dan jika Allah menghendaki, Ia akan
mengampuninya. Sedangkan orang yang diberi taufiq untuk bersyukur kepada Allah atas
nikmat-nikmat-Nya yang lahir dan batin, dengan melaksanakan perintah Allah, sehingga
ia melaksanakan kewajiban dan menjauhi perkara haram serta menggunakan anugerah
nikmat untuk menaati Tuhannya, maka balasan dari Tuhannya adalah kenikmatan yang
abadi, yang tidak akan punah dan sirna. Allah ta’ala berfirman:

‫) َج َزاُؤ ُهْم ِع ْنَد َر ِّبِهْم َج َّناُت َع ْد ٍن َتْج ِري ِم ْن َتْح ِتَها اَأْلْنَهاُر‬7( ‫ِإَّن اَّلِذ يَن آَم ُنوا َو َع ِم ُلوا الَّصاِلَح اِت ُأوَلِئَك ُهْم َخ ْيُر اْلَبِرَّيِة‬
)8( ‫َخ اِلِد يَن ِفيَها َأَبًدا َرِض َي ُهَّللا َع ْنُهْم َو َر ُضوا َع ْنُه َذ ِلَك ِلَم ْن َخ ِش َي َر َّبُه‬

Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka


itulah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka dari Tuhannya adalah surga ‘Adn yang
mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah
ridla terhadap mereka dan mereka pun ridla kepada-Nya. Itu adalah (balasan) bagi orang
yang takut kepada Tuhannya.” (QS. al Bayyinah: 7-8).

Mereka adalah makhluk yang paling berbahagia, karena Allah ridla terhadap mereka
sebagaimana mereka ridla kepada-Nya. Ridla Allah adalah salah satu sifat-Nya, yang
tidak menyerupai ridla makhluk. Karena makna ridla Allah adalah kehendak untuk
memberikan nikmat. Sedangkan ridla para hamba kepada Tuhannya adalah berimannya
mereka kepada Allah, menerima ketetapan-Nya dan menyerahkan segala hal kepada-Nya.
Mereka tidak memprotes dan menyalahkan Allah dalam satu pun musibah yang menimpa
mereka. Sebaliknya mereka bersabar untuk tetap melaksanakan kewajiban dan menjauhi
perkara haram serta menahan diri dari menggunakan nikmat Allah dalam perbuatan
maksiat kepada-Nya. Mereka juga bersabar atas ujian-ujian yang menimpa mereka,
sehingga balasan untuk mereka adalah ridla Allah terhadap mereka. Sungguh beruntung
mereka. Alangkah berbahagianya mereka.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.


‫‪Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga‬‬
‫‪bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua. Amin.‬‬

‫َأُقْو ُل َقْو ِلْي ٰهَذ ا َو َأْسَتْغ ِفُر َهللا ِلْي َو َلُك ْم ‪َ ،‬فاْسَتْغ ِفُرْو ُه‪ِ ،‬إَّنُه ُهَو اْلَغ ُفْو ُر الَّر ِح ْيُم‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫َاْلَحْم ُد ِهلل َو َكَفى‪َ ،‬و ُأَص ِّلْي َو ُأَس ِّلُم َع َلى َس ِّيِد َنا ُمَحَّمٍد اْلُم ْص َطَفى‪َ ،‬و َع َلى آِلِه َو َأْص َح اِبِه َأْهِل اْلَو َفا‪َ .‬أْش َهُد َأْن اَّل إلَه ِإاَّل ُهللا‬
‫َو ْح َد ُه اَل َش ِرْيَك َلُه‪َ ،‬و َأْش َهُد َأَّن َس ِّيَدَنا ُمَحَّم ًدا َع ْبُد ُه َو َر ُسْو ُلُه‬

‫َأَّم ا َبْعُد‪َ ،‬فَيا َأُّيَها اْلُم ْس ِلُم ْو َن ‪ُ ،‬أْو ِص ْيُك ْم َو َنْفِسْي ِبَتْقَو ى ِهللا اْلَعِلِّي اْلَعِظ ْيِم َو اْع َلُم ْو ا َأَّن َهللا َأَم َر ُك ْم ِبَأْم ٍر َع ِظ ْيٍم ‪َ ،‬أَم َر ُك ْم‬
‫ِبالَّص اَل ِة َو الَّس اَل ِم َع َلى َنِبِّيِه اْلَك ِرْيِم َفَقاَل ‪ِ :‬إَّن َهللا َو َم اَل ِئَك َتُه ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّنِبِّي ‪َ ،‬يا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُم وا‬
‫ّٰل‬
‫َتْس ِليًم ا‪َ ،‬ال ُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َنا ُمَحَّمٍد َو َع َلى آِل َس ِّيِد َنا ُمَحَّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َع َلى َس ِّيِد َنا ِإْبَر اِهْيَم َو َع َلى آِل َس ِّيِد َنا ِإْبَر اِهْيَم‬
‫َو َباِرْك َع َلى َس ِّيِد َنا ُمَحَّمٍد َو َع َلى آِل َس ِّيِد َنا ُمَحَّمٍد َك َم ا َباَر ْك َت َع َلى َس ِّيِد َنا ِإْبَر اِهْيَم َو َع َلى آِل َس ِّيِد َنا ِإْبَر اِهْيَم ‪ِ ،‬فْي اْلَع اَلِم ْيَن‬
‫ّٰل‬
‫ِإَّنَك َحِم ْيٌد َمِج ْيٌد ‪َ .‬ال ُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُم ْس ِلِم ْيَن َو اْلُم ْس ِلَم اِت واْلُم ْؤ ِمِنْيَن َو اْلُم ْؤ ِم َناِت اَأْلْح َياِء ِم ْنُهْم َو اَأْلْم َو اِت‪ ،‬اللهم اْدَفْع َع َّنا اْلَباَل َء‬
‫َو اْلَغاَل َء َو اْلَو َباَء َو اْلَفْح َش اَء َو اْلُم ْنَك َر َو اْلَبْغ َي َو الُّسُيْو َف اْلُم ْخ َتِلَفَة َو الَّش َداِئَد َو اْلِمَح َن ‪َ ،‬م ا َظَهَر ِم ْنَها َو َم ا َبَطَن ‪ِ ،‬م ْن َبَلِد َنا َهَذ ا‬
‫َخ اَّص ًة َوِم ْن ُبْلَداِن اْلُم ْس ِلِم ْيَن َعاَّم ًة‪ِ ،‬إَّنَك َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َقِد ْيٌر‬

‫َقِد ي‬

‫ِع َباَد ِهللا‪ ،‬إَّن َهللا َيْأُم ُر ِباْلَع ْد ِل َو اإْل ْح َس اِن َو ِإْيَتاِء ِذ ي اْلُقْر َبى وَيْنَهى َع ِن الَفْح َش اِء َو اْلُم ْنَك ِر َو الَبْغ ِي ‪َ ،‬يِع ُظُك ْم َلَع َّلُك ْم َتَذَّك ُرْو َن ‪.‬‬
‫َفاذُك ُروا َهللا اْلَعِظ ْيَم َيْذ ُك ْر ُك ْم َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َبُر‬

Anda mungkin juga menyukai