Anda di halaman 1dari 15

Keisha daniswara

XI IPS 3

Khutbah Pertama dengan Bacaan Pembuka


‫صاَل ةُ َوال َّساَل ُم‬ َّ ‫ َوال‬،‫ان‬ ٍ ‫اَ ْل َح ْم ُد هللِ ْال َم ْوج ُْو ِد َأ َزاًل َوَأبَ ًدا بِاَل َم َك‬
‫ َو َعلَى‬،‫ان‬ َ َ‫ َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َسيِّ ِد َولَ ِد َع ْدن‬،‫ان اَأْل ْك َماَل ِن‬ ِ ‫اَأْلتَ َّم‬
ُ‫ َأ ْشهَ ُد َأ ْن اَّل ِإلهَ ِإاَّل هللا‬،‫ان‬ ٍ ‫صحْ بِ ِه َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِِإحْ َس‬ َ ‫آلِ ِه َو‬
،ُ‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن َسيِّ َدنَا ُم َح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُه‬،ُ‫ك لَه‬ َ ‫َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي‬
ُ‫ي بَ ْع َده‬ َّ ِ‫اَل نَب‬.
ِ ‫ فَِإنِّي ُأ ْو‬،‫َأ َّما بَ ْع ُد‬
‫ي بِتَ ْق َوى هللاِ ْال َعلِ ِّي ْالقَ ِدي ِْر ْالقَاِئ ِل‬Cْ ‫ص ْي ُك ْم َونَ ْف ِس‬
‫ب‬ٍ ‫ْر ِح َسا‬Cِ ‫ُون َأجْ َرهُ ْم بِ َغي‬ َ ‫ ِإنَّ َما يُ َوفَّى الصَّابِر‬:‫فِ ْي ُمحْ َك ِم ِكتَابِ ِه‬
)10 :‫(الزمر‬
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Dari atas mimbar khatib berwasiat kepada
kita semua, terutama kepada diri khatib
pribadi, untuk senantiasa berusaha
meningkatkan kualitas keimanan dan
ketakwaan kepada Allah subhanahu wa
ta’ala dengan cara melaksanakan semua
kewajiban dan menjauhkan diri dari seluruh
yang diharamkan.

Kaum Muslimin rahimakumullah,


Dalam kesempatan khutbah pada siang hari
ini, khatib akan menyampaikan khutbah
dengan tema: “Bencana: Ujian ataukah
Azab?”.
Serangkaian bencana di Bulan Oktober ini
melanda sejumlah wilayah Indonesia mulai
banjir bandang, longsor, hingga gempa
bumi.
Beragam bencana alam itu telah merenggut
korban jiwa maupun luka-luka.
Sederet bencana yang menimpa rakyat
Indonesia ini memunculkan sebuah
pertanyaan: apakah bencana itu ujian
ataukah azab yang Allah timpakan kepada
bangsa Indonesia?
Hadirin rahimakumullah
Bencana atau musibah adakalanya ujian
dan adakalanya merupakan azab yang
disegerakan di dunia.
Dari mana kita mengetahui bahwa sebuah
bencana dan musibah adalah ujian ataukah
azab?. Apabila musibah itu ditimpakan
kepada orang-orang shalih yang taat kepada
Allah ta’ala, maka ia adalah ujian yang
meninggikan derajat mereka dan
melipatgandakan pahala mereka di akhirat.
Musibah yang berupa ujian ini ditimpakan
oleh Allah kepada orang-orang yang
dikehendaki kebaikan pada dirinya, seperti
para nabi, para wali, para ulama yang
mengamalkan ilmunya dan orang-orang
shalih lainnya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
ِ ‫ُصبْ ِم ْنهُ ( َر َواهُ ْالبُ َخ‬
) ُّ‫اري‬ ِ ‫َم ْن ي ُِر ِد هللاُ بِ ِه َخ ْيرًا ي‬
Maknanya: “Barangsiapa yang Allah
kehendaki kebaikan pada dirinya, maka
Allah akan menimpakan musibah
kepadanya” (HR al-Bukhari).
Dari hadits ini dapat dipahami bahwa
seseorang yang dikehendaki kebaikan dan
derajat yang tinggi pada dirinya, maka Allah
melindunginya dari musibah agama dan
menimpakan berbagai musibah dunia pada
dirinya, anaknya, hartanya atau orang yang
ia cintai.
Musibah agama adalah seperti
meninggalkan shalat limat waktu, berjudi,
berzina, mencuri dan lain sebagainya.
Sedangkan musibah dunia sangat banyak
bentuknya. Di antaranya kemiskinan, sakit,
ditinggal mati orang yang dicintai,
diperlakukan buruk orang lain dan lain
sebagainya.
Semakin taat seseorang dan semakin
banyak ia melakukan kebaikan, maka
semakin besar dan berat ujian yang Allah
timpakan kepadanya. Sebagaimana kita
tahu, manusia yang paling taat adalah para
nabi.
Musibah yang menimpa mereka tentu lebih
banyak dan lebih berat dibandingkan
dengan manusia pada umumnya. Nabi Nuh
diuji dengan anak dan istrinya yang tidak
mau beriman. Beliau juga dicaci dan
seringkali dipukuli sampai pingsan ketika
menyampaikan dakwah kepada umatnya.

Nabi Ibrahim diuji dengan dilemparkan ke


api yang berkobar-kobar dan tidak dikarunia
anak sampai usia lanjut. Nabi Zakariyya
meninggal digergaji. Nabi Yahya kepalanya
dipenggal. Banyak nabi di kalangan Bani
Israil yang mati dibunuh sebagaimana
disebutkan dalam surat al-Baqarah ayat 87
dan surat al ‘Imran ayat 181.
Nabi Ayyub diuji dengan sakit selama 18
tahun dan dimatikan seluruh anaknya dan
dilenyapkan seluruh hartanya. Nabi
Muhammad diuji dengan cacian dari
kaumnya, dijatuhkan kotoran dan jeroan
unta pada kepala dan badannya saat sujud,
dilempari batu sampai berdarah, ditinggal
mati oleh istri tercintanya, ditinggal mati
oleh putranya saat masih bayi,
meninggalkan kampung halaman yang
sangat beliau cintai, mengalami demam
tinggi dua kali lipat dari demam paling tinggi
yang dialami manusia pada umumnya dan
lain sebainya.
Oleh karena itu semua, Baginda Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
‫ يُ ْبتَلَى ال َّر ُج ُل‬،ُ‫اس بَاَل ًء اَأل ْنبِيَا ُء ثُ َّم اَأْل ْمثَ ُل فَاَأْل ْمثَل‬
ِ َّ‫َأ َش ُّد الن‬
)‫ب ِد ْينِ ِه ( َر َواهُ التِّرْ ِم ِذيُّ َوَأحْ َم ُد َو َغ ْي ُرهُ َما‬ ِ ‫َعلَى َح َس‬
Maknanya: “Manusia yang paling berat
musibahnya adalah para nabi, kemudian
orang-orang yang di bawah derajat mereka,
kemudian orang-orang yang di bawah
derajat mereka. Seseorang diuji
berdasarkan sekuat apa ia pegangteguh
agamanya” (HR at-Tirmidzi, Ahmad dan
lainnya)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga
bersabda:
‫ َوِإ َّن هللاَ ِإ َذا َأ َحبَّ قَ ْو ًما‬،‫ِإ َّن ِعظَ َم ْال َج َزا ِء َم َع ِعظَ ِم ْالبَاَل ِء‬
ُ‫ َو َم ْن َس ِخطَ فَلَهُ الس ُّْخط‬،‫ضا‬ َ ‫ض َي فَلَهُ ال ِّر‬ ِ ‫ فَ َم ْن َر‬،‫ا ْبتَالَهُ ْم‬
)ّ‫( َر َواهُ التِّرْ ِم ِذي‬
Maknanya: “Sesungguhnya pahala yang
besar didapatkan melalui musibah yang
besar pula. Apabila Allah ta’ala mencintai
suatu kaum, maka Allah akan menimpakan
musibah kepada mereka. Barangsiapa yang
ridla, maka Allah meridlainya. Dan
barangsiapa yang tidak ridla, maka Allah
murka kepadanya (HR at-Tirmidzi).
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Sedangkan bencana dan musibah yang
merupakan azab adalah yang ditimpakan
kepada para pelaku dosa dan maksiat.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
ٍ ِ‫ت َأ ْي ِدي ُك ْم َويَ ْعفُو َع ْن َكث‬
‫ير‬ Cْ َ‫صيبَ ٍة فَبِ َما َك َسب‬ ِ ‫صابَ ُك ْم ِم ْن ُم‬ َ ‫َو َما َأ‬
)30 :‫(الشورى‬
Maknanya: “Dan musibah apa pun yang
menimpa kalian adalah disebabkan oleh
perbuatan dosa kalian sendiri, dan Allah
memaafkan banyak (dari kesalahan-
kesalahan kalian)” (QS asy-syura: 30)
Imam at-Thabari menafsirkan ayat ini
dengan mengatakan:
‫ص ْيبَ ٍة فِي ال ُّد ْنيَا فِي َأ ْنفُ ِس ُك ْم‬ ِ ‫ُص ْيبُ ُك ْم َأيُّهَا النَّاسُ ِم ْن ُم‬ ِ ‫َو َما ي‬
ِ ‫ فَِإنَّ َما ي‬:ُ‫ت َأ ْي ِدي ُك ْم) يَقُ ْول‬
‫ُص ْيبُ ُك ْم‬ ْ َ‫َوَأ ْهلِ ْي ُك ْم َوَأ ْم َوالِ ُك ْم (فَبِ َما َك َسب‬
‫ك ُعقُ ْوبَةً ِم َن هللاِ لَ ُك ْم بِ َما اجْ تَ َر ْمتُ ْم ِم َن اآْل ثَ ِام فِ ْي َما بَ ْينَ ُك ْم‬ ّ ِ‫ذل‬
‫ فَاَل‬،‫َوبَي َْن َربِّ ُك ْم َويَ ْعفُ ْو لَ ُك ْم َربُّ ُك ْم َع ْن َكثِي ٍْر ِم ْن ِإجْ َرا ِم ُك ْم‬
‫يُ َعاقِبُ ُك ْم بِهَا‬.
“Bencana dan musibah yang menimpa
kalian di dunia wahai manusia, pada diri,
keluarga dan harta kalian tiada lain adalah
azab dari Allah kepada kalian yang
disebabkan dosa-dosa yang kalian lakukan
kepada sesama kalian dan dosa yang kalian
perbuat kepada Allah. Dan Allah
mengampuni banyak dosa kalian yang lain
sehingga tidak menurunkan azab (yang lain)
kepada kalian.”

Dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallahu


‘alaihi wa sallam bersabda:
  ‫ َوِإ َذا‬،‫ِإ َذا َأ َرا َد هللاُ بِ َع ْب ِد ِه ال َخ ْي َر َع َّج َل لَهُ ال ُعقُوبَةَ ِفي ال ُّد ْنيَا‬
َ ‫ه ال َّش َّر َأ ْم َس‬Cِ ‫َأ َرا َد هللاُ بِ َع ْب ِد‬
‫ك َع ْنهُ بِ َذ ْنبِ ِه َحتَّى يُ َوافِ َي بِ ِه يَ ْو َم‬
)ّ‫القِيَا َم ِة ( َر َواهُ التِّرْ ِم ِذي‬
Maknanya: “Jika Allah menghendaki
kebaikan pada hambanya, maka Allah
menyegerakan baginya azab di dunia. Dan
jika Allah menghendaki keburukan pada
hambanya, maka Allah menahan azab
kepadanya di dunia meski ia terus berbuat
dosa sehingga azab itu akan ditimpakan
kepadanya pada hari kiamat” (HR at-
Tirmidzi)
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Kemudian yang penting sekali untuk
diperhatikan bahwa ada sebuah hadits yang
berbunyi:
ُ‫ك َأ ْن يَ ُع َّمهُ ُم هللا‬ ِ ‫ ي‬Cُ‫اس ِإ َذا َرَأ ْوا ْال ُم ْن َك َر فَلَ ْم يُ َغيِّرُوه‬
ُ ‫ُوش‬ َ َّ‫ِإ َّن الن‬
َ ‫ب ( َر َواهُ اب ُْن ِحب‬
)‫َّان‬ Cٍ ‫بِ ِعقَا‬
Maknanya: “Sesungguhnya manusia apabila
mengetahui kemungkaran lalu mereka tidak
mau mengubahnya, maka hampir saja
(tunggulah saatnya) Allah akan mengazab
mereka seluruhnya” (HR Ibnu Hibban).
Hadits ini memberikan pemahaman kepada
kita bahwa jika di suatu daerah terdapat
kemungkaran yang merajalela dilakukan,
tapi tidak ada satu pun yang mengubahnya
dengan amar makruf dan nahi mungkar,
maka azab Allah akan menimpa mereka
semua.
Azab Allah tidak hanya dikenakan kepada
mereka yang berbuat kemungkaran, tapi
juga ditimpakan kepada orang-orang shalih
yang enggan beramar makruf dan bernahi
mungkar dengan mencegah kemungkaran
tersebut.
Kemungkaran adalah seperti paham-paham
yang menyimpang dari ajaran para ulama
Ahlussunnah wal Jama’ah, zina, judi,
meminum minuman keras dan lain
sebagainya.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan
beberapa hal:
Pertama, bagi seorang Mukmin, musibah
yang menimpanya, baik musibah itu ujian
ataupun azab, adalah kebaikan baginya
apabila dihadapi dengan sabar dan ridla.
Jika berupa ujian, maka musibah itu akan
meninggikan derajatnya dan
melipatgandakan pahalanya di akhirat.
Dan jika berupa azab, maka azab di dunia
itu akan menggugurkan azab baginya di
akhirat kelak. Dan hal itu lebih baik baginya.
Karena azab di akhirat jauh lebih berat dan
lebih pedih dibandingkan azab dunia.

Kedua, sedangkan bagi orang kafir, bencana


dan musibah apa pun yang menimpanya di
dunia tidaklah bermanfaat sama sekali
baginya di akhirat.
Ketiga, jika seseorang mulai berbuat taat
dan mulai meninggalkan hal-hal yang
diharamkan lalu ditimpa berbagai musibah,
maka itu adalah ujian baginya. Apakah ia
akan terus melanjutkan ketaatan ataukah ia
kendor semangat lalu meninggalkan
ketaatan itu.
Keempat, jika seseorang ditimpa musibah
dan bencana setelah ia berbuat maksiat dan
dosa, maka yang semestinya dia lakukan
adalah menyegerakan taubat dengan
sungguh-sungguh dari semua dosa yang
pernah ia lakukan. Baginda Nabi bersabda:
‫ب لَهُ ( َر َواهُ اب ُْن َما َجه‬ ِ ‫التَّاِئبُ ِم َن ال َّذ ْن‬
َ ‫ب َك َم ْن اَل َذ ْن‬
)‫َوالطَّبَ َرانِ ُّي َو َغ ْي ُرهُ َما‬
Maknanya: “Seseorang yang bertaubat dari
dosa seperti orang yang tidak punya dosa”
(HR Ibnu Majah, ath-Thabarani dan lain-
lain)
Kelima, kemungkaran jika sudah merajalela
dan tidak ada satu pun yang berupaya
mencegahnya, maka tunggulah saatnya
Allah akan menurunkan azab kepada
‫‪semuanya. Yang shalih maupun yang fasik,‬‬
‫‪semuanya terkena azab.‬‬
‫‪Demikian khutbah singkat pada siang hari‬‬
‫‪yang penuh keberkahan ini. Semoga‬‬
‫‪bermanfaat dan membawa barakah bagi‬‬
‫‪kita semua. Amin.‬‬
‫آن ْال َع ِظي ِْم‪َ ،‬ونَفَ َعنِي‪َ C‬وِإيَّا ُك ْم بِ َما ِف ْي ِه‬ ‫ك هللاُ لِي َولَ ُك ْم ِفي القُرْ ِ‬ ‫بَا َر َ‬
‫ت َوال ِّذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‪َ ،‬وتَقَبَّ َل ِمنِّ ْي َو ِم ْن ُك ْم تِاَل َوتَهُ‪ِ ،‬إنَّهُ هُ َو‬ ‫ِم َن اآْل يَا ِ‬
‫ال َّس ِم ْي ُع ْال َعلِ ْي ُم‬
‫‪Khutbah Kedua Penutup dan Doa‬‬
‫صلِّ ْي َوُأ َسلِّ ُم َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد‬ ‫اَ ْل َح ْم ُد هللِ َو َكفَى‪َ ،‬وُأ َ‬
‫ْال ُمصْ طَفَى‪َ ،‬و َعلَى آلِ ِه َوَأصْ َحابِ ِه َأ ْه ِل ْال َوفَا‪َ .‬أ ْشهَ ُد َأ ْن اَّل ِإلهَ‬
‫ك لَهُ‪َ ،‬وَأ ْشهَ ُد َأ َّن َسيِّ َدنَا ُم َح َّم ًدا َع ْب ُدهُ‬ ‫ِإاَّل هللاُ َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي َ‬
‫‪َ .‬و َرس ُْولُهُ‬
‫ص ْي ُك ْم َونَ ْف ِس ْي بِتَ ْق َوى ‪       ‬‬ ‫َأ َّما بَ ْع ُد‪ ،‬فَيَا َأيُّهَا ْال ُم ْسلِ ُم ْو َن‪ُ ،‬أ ْو ِ‬
‫هللاِ ْال َعلِ ِّي ْال َع ِظي ِْم َوا ْعلَ ُم ْوا َأ َّن هللاَ َأ َم َر ُك ْم بَِأ ْم ٍر َع ِظي ٍْم‪َ ،‬أ َم َر ُك ْم‬
‫صاَل ِة َوال َّساَل ِم َعلَى نَبِيِّ ِه ْال َك ِري ِْم فَقَا َل‪ِ :‬إ َّن هَّللا َ َو َماَل ِئ َكتَهُ‬ ‫بِال َّ‬
‫صلُّوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموا‬ ‫ين آ َمنُوا َ‬ ‫ون َعلَى النَّبِ ِّي‪ ،‬يَا َأيُّهَا الَّ ِذ َ‬ ‫صلُّ َ‬ ‫يُ َ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ّ‬ ‫ٰ‬
‫آل َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد‬ ‫ِ‬ ‫ى‬ ‫ل‬ ‫ع‬
‫َ‬ ‫و‬ ‫د‬ ‫م‬ ‫ح‬ ‫م‬
‫َ ِ ُ َ َّ ٍ َ‬ ‫ا‬ ‫َ‬ ‫ن‬‫د‬ ‫ِّ‬ ‫ي‬‫س‬ ‫ى‬ ‫ل‬‫ع‬‫َ‬ ‫لِّ‬ ‫تَ ْسلِي ًما‪ ،‬اَ َّ َ‬
‫ص‬ ‫م‬‫ُ‬ ‫ه‬ ‫لل‬
‫ْت َعلَى َسيِّ ِدنَا ِإ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى ِ‬
‫آل َسيِّ ِدنَا ِإ ْب َرا ِه ْي َم‬ ‫صلَّي َ‬
‫َك َما َ‬
‫ت‬ ‫آل َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َك َما بَا َر ْك َ‬ ‫ار ْك َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬ ‫َوبَ ِ‬
‫آل َسيِّ ِدنَا ِإ ْب َرا ِه ْي َم‪ ،‬فِ ْي ْال َعالَ ِمي َْن‬ ‫َعلَى َسيِّ ِدنَا ِإ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى ِ‬
‫ٰ‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‪ .‬اَللّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِمي َْن َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‬
‫ت‬ ‫ِإنَّ َ‬
‫ت‪ ،‬اللهم ا ْدفَ ْع‬ ‫ت اَأْلحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْ‪C‬م َواَأْل ْم َوا ِ‬ ‫وال ُمْؤ ِمنِي َْن َو ْال ُمْؤ ِمنَا ِ‬‫ْ‬
‫َعنَّا ْالبَاَل َء َو ْال َغاَل َء َو ْال َوبَا َء َو ْالفَحْ َشا َء َو ْال ُم ْن َك َر َو ْالبَ ْغ َي‬
‫ف ْال ُم ْختَلِفَةَ َوال َّش َداِئ َد َو ْال ِم َح َن‪َ ،‬ما ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َما‬ ‫َوال ُّسي ُْو َ‬
‫ك‬ ‫ان ْال ُم ْسلِ ِمي َْن َعا َّمةً‪ِ ،‬إنَّ َ‬ ‫صةً َو ِم ْن ب ُْل َد ِ‬ ‫بَطَ َن‪ِ ،‬م ْن بَلَ ِدنَا هَ َذا َخا َّ‬
‫َعلَى ُك ِّل َش ْي ٍء قَ ِد ْي ٌر‬
‫ان َوِإ ْيتَا ِء ِذي ْالقُرْ بَى‬ ‫إن هللاَ يَْأ ُم ُر بِ ْال َع ْد ِل َواإْل حْ َس ِ‬ ‫ِعبَا َد هللاِ‪َّ ،‬‬
‫ويَ ْنهَى َع ِن الفَحْ َشا ِء َو ْال ُم ْن َك ِ‪C‬ر َوالبَ ْغ ِي‪ ،‬يَ ِعظُ ُك ْ‪C‬م لَ َعلَّ ُك ْم‬
‫‪.‬تَ َذ َّكر ُْو َن‪ .‬فَاذ ُكرُوا هللاَ ْال َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُكرْ ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ َأ ْكبَ ُر‬
‫‪Demikian ulasan contoh Khutbah Jumat‬‬
‫‪lengkap dengan pembuka dan penutup‬‬
‫‪yang merupakan syarat sahnya sholat‬‬
‫‪Jumat.‬‬
‫‪Wallahu A'lam‬‬

Anda mungkin juga menyukai