Anda di halaman 1dari 6

Sumber: https://islam.nu.or.

id/post/read/123740/khutbah-jumat--sikap-bijak-
menghadapi-musibah

Teks khutbah jum’at : SIKAP BIJAK DALAM MENGHADAPI MUSIBAH

،‫ َو َعَلى آِلِه َو َصْح ِبِه َو َمْن َو ااَل ُه‬،‫ َو الَّصاَل ُة َو الَّس اَل ُم َعَلى َس ِّيِدَنا َحُمَّم ٍد َرُسْو ِل اِهلل‬،‫َاَحْلْم ُد ِلّٰل ه‬

‫ اَل َنَّيِب‬،‫ َو َأْش َه ُد َأَّن َس ِّيَدَنا َحُمَّم ًد ا َعْبُد ُه َو َرُسْو ُلُه‬،‫َو َأْش َه ُد َأْن اَّل ِإلَه ِإاَّل اُهلل َو ْح َد ُه اَل َش ِر ْيَك َلُه‬
:‫ َفِإيِّن ُأْو ِص ْيُك ْم َو َنْف ِس ْي ِبَتْق َو ى اِهلل اْلَعِلِّي اْلَق ِدْيِر اْلَق اِئِل ْيِف ْحُمَك ِم ِكَتاِبِه‬، ‫ َأَّم ا َبْع ُد‬،‫َبْع َد ُه‬

‫ِب‬ ‫ِت‬ ‫ِل‬ ‫ِم‬ ‫ِف‬ ‫ِب ٍء ِم‬


‫َو َلَنْبُلَو َّنُك ْم َش ْي َن اَخْلْو َو اُجْلوِع َو َنْق ٍص َن اَأْلْم َو ا َو اَأْلْنُف ِس َو الَّثَمَر ا َو َبِّش ِر الَّصا ِر يَن‬
‫ِه‬ ‫ِئ‬ ‫ِإ ِل ِه ِإ ِإ ِه ِج‬ ‫ِص‬ ‫ِذ ِإ‬
‫) ُأوَل َك َعَلْي ْم‬١٥٦( ‫) اَّل يَن َذا َأَص اَبْتُه ْم ُم يَبٌة َقاُلوا َّنا َّل َو َّنا َلْي َر ا ُعوَن‬١٥٥(
)١٥٧-١٥٥ :‫) (البقرة‬١٥٧( ‫َص َلَو اٌت ِم ْن َر ِهِّبْم َو َر َمْحٌة َو ُأوَلِئَك ُه ُم اْلُم ْه َتُد وَن‬

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Dari atas mimbar khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri
khatib pribadi, untuk senantiasa berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan
kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan cara melaksanakan semua kewajiban dan
menjauhkan diri dari seluruh yang diharamkan.

Kaum Muslimin yang berbahagia,

Dalam beberapa ayat tersebut, Allah subhanahu wa ta’ala memberikan kabar


gembira kepada orang-orang yang bersabar. Mereka diberi kabar gembira akan
mendapatkan shalawat dan rahmat dari Allah subhanahu wa ta’ala. Shalawat yang
dimaksud dalam ayat di atas adalah rahmat (kasih sayang) yang disertai dengan
kemuliaan derajat dan keagungan (ta’zhim) dari Allah ta’ala. Rahmat tersebut adalah
rahmat yang khusus, bukan sekadar rahmat. Karena dalam kehidupan dunia, rahmat
Allah terbagi menjadi dua: rahmat umum dan rahmat khusus.

Rahmat yang sifatnya umum diberikan oleh Allah di dunia ini tidak hanya
kepada orang-orang yang mukmin, namun juga diberikan kepada siapa pun. Semua
manusia, mukmin atau pun kafir, orang yang taat maupun pelaku maksiat, di dunia
semuanya mendapatkan rahmat Allah yang umum.

Di antara rahmat yang sifatnya umum itu adalah kesehatan, kekayaan, nikmat
bernapas dan menghirup udara segar serta nikmat-nikmat duniawi lainnya. Hal-hal itu
adalah rahmat Allah yang diberikan secara umum kepada semua orang tanpa
memandang agama dan keyakinannya, tanpa memandang akhlak dan perilakunya.
Semuanya diberi. Semuanya dapat. Semuanya merasakan.

Adapun rahmat yang khusus, yaitu rahmat yang disertai dengan kemuliaan
derajat dan keagungan, tidaklah Allah anugerahkan di dunia ini kecuali kepada orang-
orang yang beriman, bersabar dan ridha terhadap segala apa yang Allah takdirkan
kepada mereka. Jadi syarat pertama dan paling utama untuk mendapatkan rahmat
khusus itu adalah iman, yaitu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Beriman kepada
Allah artinya meyakini dengan pasti dan sepenuh hati bahwa Allah ada tapi tidak serupa
dengan segala yang ada, serta tidak menentang Allah dalam segala apa yang Ia tentukan
bagi para hamba, baik ketentuan itu manis atau pun pahit, baik maupun buruk,
menyenangkan atau pun menyusahkan, membahagiakan atau pun menyengsarakan.
Sedangkan beriman kepada Rasul artinya percaya dengan pasti dan sepenuh hati tentang
segala apa yang beliau beritakan, baik berkaitan dengan hukum di dunia atau pun
berkaitan dengan apa yang akan terjadi di alam barzakh dan akhirat kelak.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Ayat-ayat di atas juga menjelaskan kepada kita bahwa rahmat Allah yang
disertai kemuliaan derajat akan diberikan kepada orang-orang yang pada saat ditimpa
musibah, mereka mengatakan “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un” serta meyakini
maknanya. “Inna lillah” artinya ridha dan menerima segala ketentuan Allah dan tidak
protes dan menentangnya. Baik ketentuan itu sesuai dengan apa yang kita inginkan atau
pun tidak. Baik ketentuan itu membuat kita senang atau pun susah. Yang demikian itu
karena kita harus meyakini secara pasti bahwa diri kita dan apa yang kita miliki adalah
milik Allah subhanahu wa ta’ala. Oleh karena itu, Allah berhak bertindak apa saja yang
Ia kehendaki terhadap segala apa yang menjadi milik-Nya.

Hadirin rahimakumullah,

Diri kita, anak kita, pasangan hidup kita, rumah, harta, mobil bahkan nyawa kita
sejatinya adalah milik Allah ta’ala. Kesehatan bukanlah milik kita. Jika Allah sebagai
pemiliknya mengambilnya dari kita lalu kita dijadikan sakit, maka kita wajib ridha dan
sabar. Harta juga bukanlah milik kita. Jika Allah sebagai pemiliknya mengambilnya dari
kita lalu kita dijadikan miskin, maka kita wajib ridha dan sabar. Anak dan pasangan kita
bukan pula milik kita. Jika Allah sebagai pemiliknya mengambil mereka dan
mewafatkan mereka, maka kita wajib ridha dan sabar. Kepemilikan kita terhadap itu
semua hanyalah kepemilikan yang majazi, bukan kepemilikan yang hakiki. Semuanya
itu sejatinya hanyalah amanah yang Allah titipkan kepada kita. Karena hanya titipan,
jika sewaktu-waktu diambil oleh pemiliknya, maka kita wajib menerima dengan sikap
ridha dan menghadapinya dengan penuh kesabaran. Karena hanya titipan, maka kita
tidak boleh dan tidak sepatutnya menyombongkan diri, sebanyak apa pun harta kita,
setampan dan secantik apa pun kita.

Kaum Muslimin rahimakumullah,

“Wa Inna ilaihi raji’un” artinya kita semua pada akhirnya akan memperoleh
balasan dari Allah ta’ala. Balasan yang diperoleh tentu sesuai dengan kadar iman dan
amal shalih masing-masing. Orang yang imannya sempurna, begitu keluar dari dunia
dan memasuki alam barzakh, maka tidak ada sedikit pun yang membuatnya susah dan
sengsara. Setiap saat, setiap detik ia akan merasakan kenikmatan dan kebahagiaan.
Keadaannya bagaikan orang yang pada awalnya hidup susah dan merasakan pengapnya
penjara yang sempit lalu keluar dari penjara dan menghirup udara bebas dan merasakan
kelapangan hidup. Atau ibarat orang yang awalnya kelaparan di musim paceklik lalu
hidup sejahtera dan sentosa. Begitulah alam barzakh bagi seorang mukmin. Lebih-lebih
seorang mukmin yang imannya sempurna.

Salah satu kenikmatan terbesar yang dirasakan oleh seorang mukmin di alam
barzakh adalah melihat bagian dari surga yang akan ia tempati kelak di kehidupan
akhirat sebanyak dua kali setiap hari, pagi dan petang. Nikmat ini melebihi seluruh
kenikmatan yang pernah ia rasakan sewaktu hidup di dunia. Ia juga akan merasakan
berbagai nikmat lain di alam barzakh. Nikmat-nikmat kubur tersebut hanyalah secuil
dari sekian banyak kenikmatan yang akan Allah anugerahkan kepadanya kelak di
akhirat.

Kaum Muslimin rahimakumullah,

Dalam ayat di atas, Allah menyebut kata “mushibah” dengan lafazh nakirah.
Artinya musibah apapun, besar maupun kecil, berat atau pun ringan, akan memberikan
manfaat bagi seorang Muslim jika dihadapi dengan sikap ridha dan sabar. Musibah itu
akan mengangkat derajatnya dan menghapus dosanya. Sampai-sampai musibah yang
sangat ringan sekali pun dan tidak dianggap sebagai musibah oleh kebanyakan orang,
seperti tertusuk duri atau sedikit rasa risau di hati, juga bermanfaat bagi seorang
Muslim. Semakin besar dan semakin berat musibah yang Allah timpakan kepada
seorang Muslim, maka semakin banyak manfaat yang ia peroleh. Semakin banyak
dosanya yang diampuni dan semakin tinggi derajatnya. Bahkan hal itu menjadi tanda
bahwa Allah menghendaki kebaikan pada dirinya sebagaimana sabda Baginda Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam:

‫ِص ِم‬ ‫ِد ِه‬


) ‫اْلُبَخ اِر ُّي‬ ‫َمْن ُيِر الَّلُه ِب َخ ْيًر ا ُي ْب ْنُه (َرَو اُه‬

Maknanya: “Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan pada dirinya, maka Allah
akan menimpakan musibah kepadanya” (HR al-Bukhari).
Karenanya, semakin tinggi derajat seseorang maka semakin berat musibah yang Allah
kenakan kepadanya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫ ُيْبَتَلى الَّر ُج ُل َعَلى َح َس ِب ِديِنِه (َرَو اُه الِّتْر ِمِذُّي‬،‫َأَش ُّد الَّناِس َباَل ًء اَأْلْنِبَياُء َّمُث اَأْلْم َثُل َفاَأْلْم َثُل‬

)َ‫ِح َّبان‬
‫َو َأَمْحُد َو اْبُن‬

Maknanya: “Orang yang paling berat bala’ dan musibahnya adalah para nabi, lalu
orang-orang yang berada di bawah derajat mereka lalu orang-orang yang berada di
bawah derajat mereka, seseorang diuji dengan bala’ sesuai dengan kadar kekuatannya
memegangteguh agama” (HR at-Tirmidzi, Ahmad dan Ibnu Hibban).

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga
bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua. Amin.

‫ِح‬ ‫ِف ِإ‬ ‫ِف‬


‫ َّنُه ُه َو اْلَغُفْو ُر الَّر ْيُم‬،‫ َفاْس َتْغ ُر ْو ُه‬، ‫َأُقْو ُل َقْو ْيِل ٰه َذ ا َو َأْس َتْغ ُر اَهلل ْيِل َو َلُك ْم‬
‫‪Khutbah II‬‬

‫َاَحْلْم ُد ِهلل َو َك َف ى‪َ ،‬و ُأَص ِّل َو ُأَس ِّلُم َعَلى َس ِّيِدَنا َحُمَّم ٍد اْلُم ْص َطَف ى‪َ ،‬و َعَلى آِلِه َو َأْص َح اِبِه َأْه ِل‬
‫ْي‬
‫اْلَو َفا‪َ .‬أْش َه ُد َأْن اَّل ِإلَه ِإاَّل اُهلل َو ْح َد ُه اَل َش ِر ْيَك َلُه‪َ ،‬و َأْش َه ُد َأَّن َس ِّيَدَنا َحُمَّم ًد ا َعْبُد ُه َو َرُسْو ُلُه َأَّم ا‬
‫ِهلل ِل ِظ‬ ‫ِس ِب‬ ‫ِص‬ ‫ِل‬
‫َبْع ُد ‪َ ،‬فَيا َأُّيَه ا اْلُمْس ُمْو َن ‪ُ ،‬أْو ْيُك ْم َو َنْف ْي َتْق َو ى ا اْلَع ِّي اْلَع ْيِم َو اْع َلُمْو ا َأَّن اَهلل َأَم َر ُك ْم‬
‫ِبَأْم ٍر َعِظ ْيٍم ‪َ ،‬أَم َر ُك ْم ِبالَّصاَل ِة َو الَّس اَل ِم َعَلى َنِبِّيِه اْلَك ِرِمْي َفَق اَل ‪ِ :‬إَّن الَّلَه َو َم اَل ِئَك َتُه ُيَص ُّلوَن َعَلى‬

‫الَّنِّيِب‪ ،‬ا َأُّي ا اَّلِذي آ ُنوا ُّلوا َعَل ِه ِّل وا َت ِلي ا‪َ ،‬الّٰل َّم ِّل َعَلى ِّيِدَنا َحُمَّم ٍد َعَلى آِل‬
‫َو‬ ‫َس‬ ‫ْي َو َس ُم ْس ًم ُه َص‬ ‫َي َه َن َم َص‬
‫َس ِّيِدَنا َحُمَّم ٍد َك َم ا َص َّلْيَت َعَلى َس ِّيِدَنا ِإْبَر اِه ْيَم َو َعَلى آِل َس ِّيِدَنا ِإْبَر اِه ْيَم َو َباِر ْك َعَلى َس ِّيِدَنا‬
‫ِل ِد ِإ ِه‬ ‫ِد ِإ ِه‬ ‫ٍد‬ ‫ِل ِد‬ ‫ٍد‬
‫َحُمَّم َو َعَلى آ َس ِّي َنا َحُمَّم َك َم ا َباَر ْك َت َعَلى َس ِّي َنا ْبَر ا ْيَم َو َعَلى آ َس ِّي َنا ْبَر ا ْيَم ‪ْ ،‬يِف‬
‫اْل اَلِم ِإَّن ِمَح ٌد ِجَم ٌد ‪َ .‬الّٰل َّم اْغ ِف ِلْل ِلِم اْل ِل اِت واْل ِمِن اْل ِم اِت اَأْل اِء‬
‫ْحَي‬ ‫ُم ْؤ َنْي َو ُم ْؤ َن‬ ‫َع َنْي َك ْي ْي ُه ْر ُمْس َنْي َو ُمْس َم‬

‫ِم ْنُه ْم َو اَأْلْم َو اِت ‪ ،‬اللهم اْد َفْع َعَّنا اْلَباَل َء َو اْلَغاَل َء َو اْلَو َباَء َو اْلَف ْح َش اَء َو اْلُم ْنَك َر َو اْلَبْغَي َو الُّس ُيْو َف‬
‫اْل ْخَتِلَفَة الَّش َد اِئَد اْلِم ‪ ،‬ا َظ ِم ا ا َط ‪ِ ،‬م َلِدَنا َذ ا اَّصًة ِم ْلَد اِن‬
‫َو َح َن َم َه َر ْنَه َو َم َب َن ْن َب َه َخ َو ْن ُب‬ ‫َو‬ ‫ُم‬
‫ٍء َقِد ِع ا اِهلل‪ ،‬إَّن ا ْأ ِباْل ْد ِل اإْل اِن ِإ اِء‬ ‫ِلِم‬
‫َهلل َي ُمُر َع َو ْح َس َو ْيَت‬ ‫َعاَّم ًة‪ِ ،‬إَّنَك َعَلى ُك ِّل َش ْي ْيٌر َب َد‬ ‫اْلُمْس َنْي‬
‫ِع‬ ‫ِء‬ ‫ِذ‬
‫وَيْنَه ى َعِن الَف ْح َش ا َو اْلُم ْنَك ِر َو الَبْغِي ‪َ ،‬ي ُظُك ْم َلَعَّلُك ْم َتَذ َّك ُر ْو َن ‪َ .‬فاذُك ُر وا اَهلل‬ ‫ي اْلُقْر ىَب‬
‫ِذ ِهلل‬ ‫ِظ‬
‫اْلَع ْيَم َيْذ ُك ْر ُك ْم َو َل ْك ُر ا َأْك َبُر‬

Anda mungkin juga menyukai