Anda di halaman 1dari 6

KHUTBAH JUMAT

KONSEP PERSAUDARAAN DALAM ISLAM

OLEH:
MUHAMAD SYAHRUL WATONI
2023
KHUTBAH PERTAMA

‫إ ّن ا ْل َح ْم َد ِلَّلِه َنْح َم ُد ُه َو َنْس َتِع ْي ُنُه َو َنْس َتْغ ِفُر ُه َو َنُعْو ُذ ِب اللِه ِم ْن ُش ُر ْو ِر َأْنُفِس َنا َو َس ّيَئا ِت َأْع َم ا ِلَنا َم ْن َيْه ِدِه اللُه َفَال‬
‫ُمِض ّل َلُه َو َم ْن ُيْض ِلْل َفَال َهاِدَي َلُه َأْش َهُد َأْن َال ِإل َه ِإّال اللُه َو َأْش َهُد َأّن ُمَح ّم ًدا َع ْبُد ُه َو َر ُسْو ُله‬

‫َاللُهّم َص ّل َو َس ّلْم َع لى سّيدنا ُمَح ّمٍد َو َع لى آ ِلِه ِو َأْص َح اِبِه َو َم ْن َتِبَع ُهْم ِبِإْح َس ا ٍن ِإَلى َي ْو ِم الّد ْين‬.

‫َي اَأّيَه ا ا ّلَذ ْي َن آ َم ُنْو ا اّتُقوا اللَه َح ّق ُتَقاِتِه َو َال َتُم ْو ُتّن ِإّال َو َأْنُتْم ُم ْس ِلُم ْو َن‬

‫َي ا َأّيَه ا ا ّلِذ ْي َن آَم ُنْو ا اّتُقوا اللَه َو ُقْو ُلْو ا َقْو ًال َسِد ْيًدا ُيْص ِلْح َلُك ْم َأْع َم ا َلُك ْم َو َيْغ ِفْر َلُك ْم ُذ ُنْو َبُك ْم َو َم ْن ُيِط ِع اللَه َو َر ُسْو َلُه‬
‫َفَقْد َفاَز َفْو ًز ا َع ِظ ْي ًم‬

،‫ َف ِإَّنُه َم ْن َيِع ْش ِم ْنُك ْم َفَسَيَر ى ا ْخ ِتَالًف ا َك ِثْيًر ا‬،‫ َو ِإْن َك اَن َعْبًدا َح َبِش ًّي ا‬، ‫ا ْو ِص ْي ُك ْم ِبَت ْق َو ى اللِه َو الَّس ْم ِع َو ال َّطاَع ِة‬
‫َفَع َلْي ُك ْم ِب ُس َّنِتْي َو ُس َّنِة ا ْل ُخ َلَفا ِء الَّر ا ِش ِد ْي َن ا ْل َم ْه ِد ِّيْي َن‬،

Hadirin Jamaah Jum’at Rahimakumullah

Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah swt atas segala karunia dan
rahmat-Nya, sehingga kita bisa hidup dan datang ke masjid yang mulia ini
dengan sehat wal afiat. Shalawat dan salam kita haturkan kepada Baginda
Rasulullah saw, manusia yang paling mulia di jagad raya, yang memiliki kasih
sayang yang tinggi kepada seluruh umat manusia.

Pada kesempatan mulia ini, khatib berwasiat kepada seluruh jamaah wabil khusus
kepada khatib pribadi untuk senantiasa meningkatkan dan menguatkan ketakwaan
kita kepada Allah swt, dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi
larangan-larangan-Nya. Semoga kita selalu diberikan petunjuk jalan yang lurus
dan diridhai oleh Allah swt.

Hadirin jamaah jum’at rahimakumullah

Tujuan yang hendak dicapai dalam khutbah kali ini adalah ingin mengetahui
problematika yang dihadapi oleh masyarakat di bidang persaudaraan yang biasa
disebut dengan sebutan ukhuwah, terutama ukhuwah islamiyah.

Ukhuwah sendiri artinya persaudaraan. Istilah ini menjadi tidak asing bila
dikaitkan dengan hubungan sosial sesama umat muslim yang ingin hidup
berkelompok, pada dasarnya sudah menjadi suatu ketetapan bagi umat manusia
untuk hidup secara sosial atau berserikat. Sebagaimana penjelasan menurut al-
raghib dalam mufradat alfadzhil qur’an, kata ukhuwah berasal dari kata akhun.
Akhun mengandung arti berserikat dengan yang lain karena kelahiran dari kedua
belah pihak atau karena persusuan. Kata ini juga menjelaskan seluruh mukmin
bersaudara.

Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara yang majemuk dengan


berbagai keragaman yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Memiliki
beragam suku bangsa, bahasa, agama dan adat istiadat. Menurut data dari Biro
Pusat Statistik, ada 652 bahasa dan lebih dari 1.340 suku bangsa di Indonesia.
Demikian juga jika kita melihat dunia, tentu di dunia lebih banyak lagi suku,
bangsa, bahasa dan agama yang beraneka ragam.

Akan tetapi, realita yang terjadi pada khalayak umat Islam pada masa ini telah
menunjukkan tanda-tanda lemahnya suatu persaudaraan yang telah dibentuk oleh
Allah dan rasulnya (ukhuwah islamiyah), seperti contohnya adalah terjadinya
pertikaian yang disebabkan yang disebabkan oleh permasalahan yang sepele,
hilangnya budaya silaturrahmi antar sesama umat muslim maupun non muslim,
merasa acuh terhadap sesama manusia. Hal-hal semacam ini seharusnya tidak
terjadi dikehidupan orang-orang Muslim karena Rasulullah SAW mengajarkan
untuk selalu menjaga persaudaraan yang dahulu pernah beliau contohkan kepada
umatnya. Jika merujuk kepada kitab-kitab sejarah sudah pastinya hal yang paling
pertama yang dilakukan Rasulullah SAW ketika sampai di kota Madinah adalah
mempersatukan antara kaum muhajirin dan kaum anshar

Maa’syiral muslimin Rahimakumullah

Sesungguhnya didalam persaudaraan terdapat keutamaan dan pengaruh positif


pada masyarakat dalam menyatukan hati, menyamakan kata dan merapatkan
barisan. Orang-orang yang terikat dengan persaudaraan memiliki banyak
keutamaan seperti diantaranya adalah: kelak di hari kiamat mereka memiliki
kedudukan yang mulia yang dicemburui para syuhada’, wajah-wajah mereka
bagaikan cahaya diatas cahaya, seperti yang hadits yang bersumber dari Umar bin
Khattab, Nabi SAW bersabda:

‫َأَّن ُع َم َر ْب َن ا ْل َخ َّطاِب َقا َل َق اَل الَّنِب ُّي َص َّلى ال َّلُه َع َلْي ِه َو َس َّلَم ِإَّن ِم ْن ِع َب اِد ال َّلِه ُأَلَناًسا َم ا ُهْم ِب َأْن ِبَي اَء َو اَل ُش َهَدا َء‬
‫َيْغ ِب ُطُهْم اَأْلْن ِبَيا ُء َو ال ُّش َهَدا ُء َي ْو َم ا ْل ِقَياَم ِة ِبَم َك اِنِه ْم ِم ْن ال َّلِه َتَع اَلى َق اُلوا َي ا َر ُسو َل ال َّلِه ُتْخ ِب ُر َنا َم ْن ُهْم َق اَل ُهْم َقْو ٌم‬
‫َت َح اُّبوا ِب ُر و ِح ال َّلِه َع َلى َغْي ِر َأْر َح ا ٍم َبْيَنُهْم َو اَل َأْم َو ا ٍل َيَتَع ا َط ْو َنَها َفَو ال َّلِه ِإَّن ُو ُج وَهُهْم َلُنوٌر َو ِإَّنُهْم َع َلى ُنو ٍر اَل‬
‫َي َخ اُفوَن ِإَذ ا َخ اَف ال َّناُس َو اَل َي ْح َز ُنوَن ِإَذ ا َح ِز َن ال َّناُس َو َقَر َأ َهِذِه ا آْل َيَة { َأاَل ِإَّن َأْو ِلَي ا َء ال َّلِه اَل َخ ْو ٌف َع َلْي ِه ْم َو اَل‬
‫ُهْم َي ْح َز ُنوَن‬

“Sesungguhnya dari hamba-hamba kami ada sekelompok manusia, mereka bukan


para nabi dan juga bukan para syuhada. Para nabi dan syuhada’ cemburu kepada
mereka karena kedudukan mereka di sisi Allah di hari kiamat. Para sahabat
bertanya: siapakah mereka wahai Rasulullah? Mereka adalah suatu kaum yang
mencintai karena Allah padahal tidak ada hubungan persaudaraan sedarah antara
mereka, dan tidak ada hubungan harta (waris), maka demi Allah sesungguhnya
wajah-wajah mereka bagaikan cahaya dan sesungguhnya mereka di atas cahaya,
mereka tidak takut ketika manusia merasa takut, dan tidak pula sedih ketika
manusia merasa sedih, kemudian beliau membaca ayat ini:

‫َآاَل ِاَّن َاْو ِلَيۤا َء ِهّٰللا اَل َخ ْو ٌف َع َلْيِه ْم َو اَل ُهْم َيْح َز ُنْو َۚن‬

Ketahuilah bahwa sesungguhnya (bagi) para wali Allah itu tidak ada rasa takut yang
menimpa mereka dan mereka pun tidak bersedih. (QS.Yunus: 62)
Terjadinya suatu penyimpangan sosial dalam persaudaraan dikhalayak masyarakat pada
kehidupan sehari-hari dilatar belakangi oleh minimya pengetahuan masyarakat islam
dalam menyikapi persaudaraan dalam Islam, dari fakta-fakta yang terlihat maka penting
bagi masyarakat Islam untuk mengetahui konsep persaudaraan dalam Al-Qur’an atau
lebih mudahnya bisa disebut konsep persaudaraan dalam Islam sesuai Al-Qur’an dan
As-Sunnah.
Maasyiral muslimin rahimakumullah
Perlu diketahui bahwasanya lafadz ukhuwah (persaudaraan) dan pecahan dari lafadz
ukhuwah (persaudaraan) disebutkan di dalam al-qur’an kurang lebih sebanyak Sembilan
puluh enam kali, bahwasanya penyebutan dengan jumlah banyak berarti menunjukkan
begitu pentingnya urusan persaudaraan, karena mengandung banyak keutamaan dan
nilai-nilai positif terhadap masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, diantara dari
keutamaan dan nilai-nilai positif terhadap masyarakat dalam kehidupan sehari-hari,
diantara dari keutamaan persaudaraan lainnya adalah:
Pertama, mereka merasakan buah dari lezatnya iman. Sedangkan selain mereka tidak
merasakan seperti apa buah lezatnya keimanan tersebut. Rasulullah SAW bersabda:
“Ada tiga golongan yang dapat merasakan manisnya iman: orang yang mencintai Allah
dan Rasulnya lebih dari mencintai dirinya sendiri, mencintai seseorang karena Allah,
dan ia benci kembali pada kekafiran sebagaimana ia benci jika Allah mencampakkanya
kedalam api neraka”. (HR. Bukhari)
Kedua, mereka berada dalam naungan cinta Allah SWT di akhirat. Allah SWT
berfirman didalam hadits qudsi yang berbunyi:
‫ اليوم أظلهم في ظلي يوم ال ظل إال ظلي‬،‫اين المتحابون بجاللي‬
Artinya:”Dimana orang-orang yang saling mencintai karena-Ku, maka hari ini aku akan
menaungi mereka dengan naungan yang dimana pada hari ini tidak ada naungan selain
naungan-Ku”. (HR.Muslim)
Dan juga Rasulullah SAW bersabda: “Ada seseorang yang mengunjungi saudaranya di
sebuah desa. Di tengah perjalanan, Allah mengutus malaikatnya. Ketika berjumpa,
malaikat berkata: “hendak kemana engkau wahai Fulan?” orang tersebut menjawab,
“Saya mau mengunjungi saudara saya didesa ini.” Malaikat bertanya, “Apakah engkau
ingin mendapat sesuatu keuntungan darinya?” ia menjawab, “Tidak. Aku
mengunjunginya hanya karena aku mencintainya karena Allah.” Malaikat pun berkata,
“Sungguh utusan Allah yang diutus padamu memberi kabar untukmu, bahwa Allah
telah mencintaimu, sebagaimana engkau mencintai saudaramu karenanya” (HR.
Muslim)
Terakhir, mereka adalah ahli surga di akhirat kelak. Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa yang mengunjungi orang sakit atau mengunjungi saudaranya karena
Allah, maka malaikat berseru, berbahagialah kamu, berbahagialah kamu dengan
perjalananmu, dan kamu telah mendapatkan salah satu tempat di surga.” (HR.Tirmidzi)
Dan juga Rasulullah SAW bersabda di dalam hadits yang berbunyi:
‫ال يدخل الجنة قاطع رحم‬
‫‪“Tidaklah masuk surga orang yang memutus tali silaturrahim.” (HR.Muslim).‬‬
‫‪Ma’asyiral muslimin rahimakumullah‬‬
‫‪Kesimpulan yang dapat saya sampaikan pada khutbah kali ini adalah: Pertama,‬‬
‫‪menjelaskan begitu pentingnya mempererat tali persaudaraan dalam ikatan aqidah atau‬‬
‫‪dalam ikatan iman. Kedua, mengarahkan masyarakat masyarakat Muslim untuk‬‬
‫‪senantiasa menjaga dan mendamaikan antara hubungan persaudaraan dalam ikatan‬‬
‫‪aqidah yakni, dengan menjaga tutur kata, perilaku terhadap sesama, dan selalu menjaga‬‬
‫‪tali silaturrahim antar umat muslim. Semoga kita senantiasa di beri kemudahan untuk‬‬
‫‪melakukan hal-hal tersebut di atas. Amin ya rabbal alamin‬‬

‫باَر َك ُهللا ِلْي َو َلُك ْم ِفي الُقْر آِن الَعِظ ْيِم َو َنَفَعِني َو ِإَّياُك ْم ِبَم ا ِفْيِه ِم َن اآلَياِت َو الِّذْك ِر الَحِكْيِم َو َتَقَّبَل ِم ِّني َوِم ْنُك ْم ِتالَو َتُه ِإَّنُه ُهَو‬
‫الَّس ِم ْيُع الَع ِلْيم‬
‫‪KHUTBAH KEDUA‬‬

‫ْلَحْم ُد ِهلِل َعلَى ِإْح َس اِنِه َو الُّشْك ُر َلُه َعلَى َتْو ِفْيِقِه َو اْمِتَناِنِه‪َ .‬و َأْش َهُد َأْن الآ ِإَلَه ِإاَّل ُهللا َو ْح َد ُه َال َش ِر ْيَك َلُه‪َ ،‬و َأْش َهُد أَّن َس ِّيَدَنا‬
‫ُمَحَّم ًدا َع ْبُد ُه َو َر ُسْو ُلُه الَّد اِع ي ِإلَى ِر ْض َو اِنِه‪َ .‬الّلُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َنا ُمَحَّمٍد ِوَع َلى آِلِه َو َأْص َح اِبِه َو َس ِّلْم َتْس ِلْيًم ا ِكثْيًرا َأَّم ا‬
‫َبْعُد‪َ ،‬فيآ َأُّيَها الَّناُس اَّتُقوا َهللا ِفْيَم ا َأَم َر َو اْنَتُهْو ا َع َّم ا َنَهى‪َ ،‬و اْعَلُم ْو ا َأَّن َهللا َأَم َر ُك ْم ِبَأْم ٍر َبَد َأ ِفْيِه ِبَنْفِسِه َو َثـَنى ِبَم آل ِئَك ِتِه‬
‫‪ِ.‬بُقْد ِسِه َو َقاَل َتعَاَلى‪ِ :‬إَّن َهللا َو َم آلِئَك َتُه ُيَص ُّلْو َن َعلَى الِّنِبِّي يآ َأُّيَها اَّلِذ ْيَن آَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َع َلْيِه َو َس ِّلُم ْو ا َتْس ِلْيًم ا‬
‫َالّلُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َنا ُمَحَّمٍد َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َو َع َلى آِل َس ِّيِد َنا ُمَحَّمٍد َو َع َلى َأْنِبيآِئَك َو ُرُس ِلَك َو َم آلِئَك ِة اْلُم َقَّر ِبْيَن ‪،‬‬
‫َو اْر َض الّلُهَّم َع ِن اْلُخَلَفاِء الَّراِشِد ْيَن َأبي َبْك ٍر َو ُع َم َر َو ُع ْثَم اَن َو َع ِلٍّي َو َع ْن َبِقَّيِة الَّص َح اَبِة َو الَّتاِبِع ْيَن َو َتاِبِع ي الَّتاِبِع ْيَن َلُهْم‬
‫ِبِإْح َس اٍن ِإَلى َيْو ِم الِّدْيِن ‪َ ،‬و اْر َض َع َّنا َم َع ُهْم ِبَر ْح َم ِتَك يآ َأْر َح َم الَّراِحِم ْيَن‬
‫َالّلُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُم ْؤ ِمِنْيَن َو اْلُم ْؤ ِم َناِت َو اْلُم ْس ِلِم ْيَن َو اْلُم ْس ِلَم اِت‪َ ،‬اَاْلْح يآِء ِم ْنُهْم َو ْاَالْم َو اِت‪َ .‬الّلُهَّم َأِع َّز اِإْل ْس َالَم َو ْالُم ْس ِلِم ْيَن ‪َ ،‬و َأِذ ِّل‬
‫الِّش ْر َك َو ْالُم ْش ِر ِكْيَن ‪َ ،‬و اْنُصْر ِعَباَدَك ْالُمَو ِّح ِد َّيَة‪َ ،‬و اْنُصْر َم ْن َنَصَر الِّدْيَن ‪َ ،‬و اْخ ُذ ْل َم ْن َخ َذ َل اْلُم ْس ِلِم ْيَن ‪َ ،‬و َد ِّم ْر َأْع َداَء‬
‫الِّدْيِن َو اْع ِل َك ِلَم اِتَك ِإَلى َيْو َم الِّدْيِن ‪َ .‬الّلُهَّم اْدَفْع َع َّنا ْالَبَالَء َو ْالَو َباَء َو الَّز اَل ِز َل َو ْالِمَح َن َو ُسْو َء ْالِفْتَنِة َم ا َظَهَر ِم ْنَها َو َم ا‬
‫‪َ.‬بَطَن َع ْن َبَلِد َنا ِإْنُدوِنْيِس َّيا َخ آَّص ًة َو َس اِئِر ْالُبْلَداِن اْلُم ْس ِلِم ْيَن َعآَّم ًة َيا َر َّب اْلَع اَلِم ْيَن‬
‫َر َّبَنا آِتَنا ِفي الُّد ْنَيا َحَس َنًة َوِفي اآْل ِخَر ِة َحَس َنًة َوِقَنا َع َذ اَب الَّناِر ‪َ .‬ر َّبَنا َظَلْم َنا َأْنُفَس َنا َوِإْن َلْم َتْغ ِفْر َلَنا َو َتْر َحْم َنا َلَنُك ْو َنَّن ِم َن‬
‫اْلَخ اِس ِرْيَن ِعَباَد ِهللا‪ِ ،‬إَّن َهللا َيْأُم ُرَنا ِباْلَع ْد ِل َو اِإْل ْح َس اِن َو ِإْيتآِء ِذ ي اْلُقْر َبى َو َيْنَهى َع ِن اْلَفْح شآِء َو اْلُم ْنَك ِر َو اْلَبْغ ِي َيِع ُظُك ْم‬
‫َلَع َّلُك ْم َتَذَّك ُرْو َن ‪َ ،‬و اْذ ُك ُروا َهللا اْلَعِظ ْيَم َيْذ ُك ْر ُك ْم ‪َ ،‬و اْشُك ُرْو ُه َع َلى ِنَعِمِه َيِزْد ُك ْم ‪َ ،‬و َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك َبْر‬
DAFTAR PUSTAKA

https://lampung.nu.or.id/khutbah/khutbah-jumat-pentingnya-
persaudaraan-sesama-manusia-RdB8m
https://nexmedia.co.id/bacaan-wasiat-taqwa-khutbah-jumat/
#google_vignette
https://quran.nu.or.id/yunus/62
https://ilmuislam.id/hadits/2982/hadits-abu-daud-nomor-3060

Anda mungkin juga menyukai