Kelas : B 2018
Final Test Pendidikan Aqidah
1. Rukun iman yang ke 3 yaitu iman kepada kitab-kitab Allah SWT.
a) Apakah ada perbedaan mengenai cara mengimani al-qur`an dan cara mengimani kitab yang
lainnya?, Bagaimana cara kita mengimani kitab-kitab Allah SWT tersebut?
b) Jika kitab asli selain al-qur`an ditemukan, misalkan kitab injil yang diturunkan kepada nabi
Isa AS ditemukan kitab aslinya dan di jamin keasliannya. Bagaimana sikap kita sebagai
seorang muslim atau umat Nabi Muhammad SAW?, Bisa kah kita mengamalkan ajaran-
ajaran yang ada di kitab injil tersebut?
Jawab:
a) Ya, Al-Qur’an adalah kitab yang harus kita yakini dan kita amalkan, sedangkan cara
mengimani kitab-kitab Allah selain Al-Qur’an adalah hanya dengan meyakininya saja.
b) Kita sebagai seorang muslim tetap meyakini Injil adalah salah satu kitab yang diwahyukan
Allah kepada Nabi Isa AS, tetapi untuk diamalkan kita tetap mengamalkan ajaran yang
terdapat di dalam Al-Qur’an sebagai kitab paling lengkap yang diturunkan oleh Allah.
Karena kitab-kitab terdahulu semuanya mansukh (dihapus) dengan turunnya Al Quran
yang telah Allah jamin keasliannya. Al Quran akan tetap menjadi hujjah bagi semua
makhluk sampai hari kiamat kelak. Dan sebagai konsekuensinya, tidak boleh berhukum
dengan selain Al Quran dalam kondidi apapun.
2. Rukun iman yang ke 4 yaitu iman kapada nabi dan rasul Allah SWT?
a) Jelaskan apa yang dimaksud dengan kema`shuman bagi setiap nabi dan rasul?
b) Berikan tanggapan anda mengenai nabi dan rasul yang pernah melakukan kesalahan seperti
nabi Adam AS yang telah memakan buah dari pohon yang dilarang oleh Allah SWT dan
nabi Muhammad saw yang pernah melakukan kesalahan dalam mengambil keputusan
tentang tawanan perang badar?
Jawab:
a) Kema’shuman adalah terjemah dari kata ‘ish-mah dalam bahasa Arab, berasal dari kata ‘ashoma
(ص َم
َ ع
َ ). Imam Ibnu Qutaibah rahimahullah berkata, “’Ashama (ص َم َ ع
َ ) artinya mana’a, darinya
muncul kata ‘ish-mah (ص َمة ْ
ْ )اَل ِعdalam agama, yaitu: terjaga dari kemaksiatan. Istilah maksum
menjadi sifat para nabi yang terjaga dari kesalahan dalam menyampaikan agama. Mereka juga
terjaga dari dosa-dosa besar. Para Nabi memang terkadang mengalami dosa kecil berupa lupa atau
keliru. Hanya Allah SWT meluruskan mereka jika mereka berbuat kesalahan.
b) Menurut saya kesalahan yang dibuat oleh Nabi Adam AS dan juga oleh Nabi Muhammad SAW
tersebut adalah skenario dari Allah. Mereka ditakdirkan berbuat kesalahan agar menjadi pelajaran
dan hukum bagi umat manusia, akan tetapi hal tersebut tidak menjadikan beliau turun derajatnya
sebagai nabi dan rasul karena hal ini dijadikan pelajaran dan hukum bagi umat.
3. Coba jelaskan?, jika Allah SWT yang menciptakan kita dan semua perbuatan kita, lalu
mengapa ia mengadili perbuatan jahat yang kita lakukan, sedangkan ia yang telah
menciptakan perbuatan jahat tersebut?
Jawab:
Islam mengajarkan bahwa segala kejadian di alam semesta sudah ditakdirkan sejak sebelum
terbentuknya alam semesta berikut seluruh kronologisnya. Meyakini Allah tidak menciptakan
perbuatan manusia sama saja meyakini bahwa ada pencipta lain di alam ini selain Allah,
dalam hal ini manusia itu sendiri. Ini dianggap salah satu bentuk kesyirikan yang bertentangan
dengan ketauhidan. Kita harus memahami bahwa Allah menciptakan segala sesuatu, termasuk
manusia dan perbuatannya, Allah tidak pernah menyuruh manusia berbuat jahat, akan tetapi
menyuruh mereka berbuat baik, dan manusia melakukan kejahatan tersebut atas dasar dan
ikhtiarnya sendiri yang harus dipertanggungjawabkannya. Allah bisa saja menyesatkan siapa
saja yang Dia kehendaki dan memberi hidayah kepada siapa saja yang Dia kehendaki, tapi
apabila tanpa memahami dari makna hidayah dan perintah Allah untuk mencari hidayah
maka ia pantas untuk diadili di akhirat kelak.
4. Apakah yang anda lakukan jika nanti ada tradisi yang mengandung kesyrikan dan anda
disuruh melakukannya karena itu tradisi yang sudah turun temurun dilakukan didaerah anda?
Coba berikan tanggapan anda dengan memberikan contoh tradisi atau adat yang mengandung
kesyrikan di daerah anda yang kemungkinan besar anda di suruh melakukannya nanti.
Berikan tanggapan anda di sertai dengan dalil al-qur`an lengkap dengan harakat dan
terjemah?
Jawab:
Di daerah saya Amuntai yang terdapat Candi Agung disana ada mitos untuk menancapkan lidi
di sebuah bagian dari situs candi apabila bertambah panjang maka keinginan kita akan
terkabul. Dari saya anak-anak saya tidak pernah mau melakukakan itu ketika berkunjung ke
Candi dengan teman-teman meski mereka memaksa karena larangan dari kedua orangtua saya
yang melarang bahwa itu adalah hal syirik atau mempercayai selain Allah dan dosanya besar,
maka saya menolak melakukannya. Adapun dalil naqlinya ialah:
Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan
berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin,
tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu
miliki. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi membanggakan diri.
(Q.S An-Nisa: 36)
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan tawasul?, beberapa ulama berbeda pendapat mengenai
tawasul, coba jelaskan perbedaannya dan argumentasi yang dikemukakan?
Jawab:
Tawassul adalah mengambil sarana/wasilah agar do’a atau ibadahnya dapat lebih diterima dan
dikabulkan. Al-wasilah menurut bahasa berarti segala hal yang dapat menyampaikan dan
mendekatkan kepada sesuatu. Bentuk jamaknya adalah wasaa-il (An-Nihayah fil Gharibil
Hadiit wal Atsar :v/185 Ibnul Atsir). Sedang menurut istilah syari’at, al-wasilah yang
diperintahkan dalam al-Qur’an adalah segala hal yang dapat mendekatkan seseorang kepada
Allah Ta’ala, yaitu berupa amal ketaatan yang disyariatkan.
Demikian juga ketika Imam Ahmad Bin Hambal bertawassul kepada Imam Syafi’i dalam
doanya, maka anaknya yang bernama Abdullah heran seraya bertanya kepada bapaknya, maka
Imam Ahmad menjawab :"Syafii ibarat matahagi bagi manusia dan ibarat sehat bagi badan
kita"