Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH POKOK-POKOK AJARAN ISLAM

IMAN, ISLAM, IHSAN, ILMU DAN AMAL

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Metodologi Studi Islam
Dosen Pengampu: Guntur Jakariya, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh:
Dede Ruhiat
Fifi Afiani

PROGRAM STUDI EKONOMI SYAR’IAH


SEKOLAH TINGGI EKONOMI ISLAM NAHDLATUL ULAMA
(STEINU) SUBANG
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala atas rahmat dan karunia-Nya
makalah ini yang berjudul makalah pokok-pokok ajaran islam Iman, islam, ihsan,
ilmu dan amal. Alhamdulillah akhirnya dapat terselesaikan.Untuk itu kami
ucapkan terima kasih kepada Dosen pengajar kami atas segala bimbingan, ilmu,
dan nasehatnya yang beliau berikan. Dan juga terima kasih kepada teman-teman
yang telah memberikan dukungannya sehingga makalah ini dapat diselesaikan.

Apabila ada kekurangan dan kesalahan pada makalah ini saya mohon maaf
dan saya mengharapkan kritik dan saran dari Dosen dan teman-teman sekalian.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat menambah wawasan kita semua
tentang Iman, islam, ihsan, ilmu dan amal.

Subang, 21 Nopember 2019

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Tidak ada keberuntungan bagi umat manusia di dunia dan akhirat kecuali
dengan Islam. Kebutuhan mereka terhadapnya melebihi kebutuhan terhadap
makanan, minuman, dan udara. Setiap manusia membutuhkan syari'at. Maka,
dia berada di antara dua gerakan,yaitu gerakan yang menarik kepada perkara
yang berguna dan gerakan yang menolak mara bahaya. Islam adalah penerang
yang menjelaskan perkara yang bermanfaat dan berbahaya.
Agama Islam ada tiga tingkatan,yaitu Iman,Islam dan ihsan.Dan setiap
tingkatanya mempunyai Rukun-rukun tertentu.

B. Perumusan Masalah
Didalam Makalah ini akan dirumuskan beberapa masalah diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Apa Pengertian Iman, Islam, Ihsan, ilmu dan amal?
2. Bagaimana Hubungan antara Iman, Islam, dan Ihsan?
3. Apa Keutamaan Iman, Islam, dan Ihsan bagi manusia?

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Iman, Islam, Dan Ihsan


Rosulullah SAW Bersabda:

َ‫ ذَات‬n ‫هللا‬ ِ ‫س ْو ِل‬ ُ ‫س ِع ْن َد َر‬ ٌ ‫ َب ْينَ َما نَحْ نُ ُجلُ ْو‬:‫ع ْنهُ أ َ ْيضًا قَا َل‬ َ ُ‫ع َم َر َر ِض َي هللا‬ ُ ‫ع َْن‬
‫علَ ْي ِه‬َ ‫ ََل يُ َرى‬،‫ش ْع ِر‬ َّ ‫س َوا ِد ال‬ َ ‫ش ِد ْي ُد‬
َ ٬‫ب‬ ِ ‫اض الثِ ِّ َيا‬ َ ‫علَ ْي َنا َر ُج ٌل‬
ِ ‫ش ِد ْي ُد َب َي‬ َ ‫طلَ َع‬ َ ‫ ِإ ْذ‬٬‫َي ْوم‬
‫سنَ َد ُر ْكبَتَ ْي ِه إِلَى ُر ْكبَت َ ْي ِه‬ ْ َ ‫ فَأ‬n ‫س إِلَى النَّ ِب ِِّي‬ َ َ‫ َحتَّى َجل‬،ٌ‫ َو ََل يَ ْع ِرفُهُ ِمنَّا أ َ َحد‬،‫سفَ ِر‬ َّ ‫أَث َ ُر ال‬
ِ‫س ْو ُل هللا‬ ُ ‫ فَقَا َل َر‬.‫س ََل ِم‬ ْ ‫ أ َ ْخ ِب ْرنِي ع َِن اْ ِإل‬٬‫ يَا ُم َح َّم ُد‬:‫ َوقَا َل‬٬‫علَى فَ ِخذَ ْي ِه‬ َ ‫ض َع َكفَّ ْي ِه‬ َ ‫َو َو‬
٬َ‫ص ََلة‬ َّ ‫ َوت ُ ِق ْي َم ال‬٬‫هللا‬ِ ‫س ْو ُل‬ ٰ
ُ ‫ش َه َد أ َ ْن ََل ِإل َه ِإ ََّل هللاُ َوأ َ َّن ُم َح َّمدًا َر‬ ْ َ ‫س ََل ُم أ َ ْن ت‬ ِ ‫ ((اْ ِإل‬:n
:‫س ِب ْي ًَل)) قَا َل‬ َ ‫ط ْعتَ ِإلَ ْي ِه‬ َ َ ‫ست‬ ْ ‫ َوت َ ُح َّج ا ْل َبيْتَ ِإ ِن ا‬٬‫ان‬ َ ‫ض‬ َ ‫ص ْو َم َر َم‬ُ َ ‫ َوت‬٬َ‫الزكَاة‬ َّ ‫َوت ُ ْؤ ِت َي‬
‫ ((أَ ْن ت ُ ْؤ ِم َن‬:‫ قَا َل‬.‫ان‬ ِ ‫ فَأ َ ْخ ِب ْر ِني ع َِن اْ ِإل ْي َم‬:‫ قَا َل‬.ُ‫ص ِ ِّدقُه‬ َ ُ‫سأَلُهُ َوي‬ْ َ‫ ي‬٬ُ‫ فَعَ ِج ْبنَا لَه‬. َ‫ص َد ْقت‬ َ
))‫ َوت ُ ْؤ ِم َن بِا ْلقَد َِر َخ ْي ِر ِه َوش ِ َِّر ِه‬٬‫اآلخ ِر‬ ِ ‫ َوا ْليَ ْو ِم‬٬‫س ِل ِه‬ُ ‫ َو ُر‬٬‫ َو ُكتُبِ ِه‬٬‫ َو َم ََلئِ َكتِ ِه‬٬ِ‫بِالل‬
‫ فَ ِإ ْن لَ ْم‬٬ُ‫ ((أ َ ْن ت َ ْعبُ َد هللاَ َكأَنَّكَ ت َ َراه‬:‫ قَا َل‬.‫ان‬ ِ ‫س‬ َ ْ‫ فَأ َ ْخ ِب ْرنِي ع َِن اْ ِإلح‬:‫ قَا َل‬. َ‫ص َد ْقت‬ َ :‫قَا َل‬
‫ع ْن َها‬ َ ‫سئ ُو ُل‬ ْ ‫ (( َما ا ْل َم‬:‫ قَا َل‬.‫ع ِة‬ َ ‫سا‬ َّ ‫ فَأ َ ْخبِ ْرنِي ع َِن ال‬:‫ قَا َل‬.)) َ‫تَك ُْن ت َ َراهُ فَ ِإنَّهُ يَ َراك‬
‫ َوأ َ ْن‬٬‫ ((أ َ ْن ت َ ِل َد اْأل َ َمةُ َربَّت َ َها‬:‫ قَا َل‬.‫ارا ِت َها‬ َ ‫ فَأ َ ْخ ِب ْر ِني ع َْن أ َ َم‬:‫ قَا َل‬.))‫سا ِئ ِل‬ َّ ‫ِبأ َ ْعلَ َم ِم َن ال‬
ُ‫ فَلَ ِبثْت‬٬ َ‫ط َلق‬َ ‫ ث ُ َّم ا ْن‬.))‫ان‬ ِ َ‫اولُ ْو َن فِي ا ْلبُ ْني‬ َ ‫ط‬َ َ ‫ يَت‬٬‫َّاء‬ ِ ‫ت َ َرى ا ْل ُحفَاةَ ا ْلعُ َراةَ ا ْلعَالَةَ ِرعَا َء الش‬
:‫ قَا َل‬.‫س ْولُهُ أ َ ْع َل ُم‬ ُ ‫ هللاُ َو َر‬: ُ‫سائِ ُل؟)) قُ ْلت‬ َّ ‫ أَتَد ِْري َم ِن ال‬٬‫ع َم َر‬ ُ ‫ ((يَا‬:‫ ث ُ َّم قَا َل‬،‫َم ِليًّا‬
.‫[ رواه مسلم‬1]))‫ أَتـَا ُك ْم يُعَ ِ ِّل ُم ُك ْم ِد ْينَ ُك ْم‬٬‫((فَ ِإنَّهُ ِج ْب ِر ْي ُل‬
Dari Umar radhiallahuanhu juga dia berkata: Ketika kami duduk-duduk disisi
Rasulullah n suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan
baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-
bekas perjalanan dan tidak ada seorangpun diantara kami yang mengenalnya.
Hingga kemudian dia duduk dihadapan Nabi, lalu kedua lututnya disandarkan
kepada lututnya Rasulullah n, dan meletakan kedua tangannya diatas paha Nabi,
kemudian dia berkata: “Ya Muhammad, beritahukan aku tentang Islam?”, maka
Rasulullah n menjawab: “Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada yang
berhak diibadahi melainkan hanyalah Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah
utusan Allah, engkau melaksanakan shalat, menunaikan zakat, puasa di bulan
Ramadhan dan menunaikan haji jika telah mampu“, kemudian dia berkata:
“anda benar“. Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula yang
membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi: “Beritahukan aku tentang Iman“.

[1] Imam An-Nawawi.Syarhu Al-Arba’in An-Nawawiyah.

4
Lalu Nabi menjawab: “Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada
taqdir yang baik maupun yang buruk“, kemudian dia berkata: “anda benar“.
Kemudian dia berkata lagi: “Beritahukan aku tentang ihsan“. Lalu Nabi
menjawab: “Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau
melihatnya, kalaupun engkau tidak melihatnya, sesungguhnya Dia melihat
engkau”. Kemudian dia berkata: “Beritahukan aku kapan terjadi kiamat”. Nabi
menjawab: “Yang ditanya tidak lebih tahu daripada yang bertanya“. Dia berkata
lagi: “Beritahukan aku tentang tanda-tandanya”, Nabi bersabda: “Jika seorang
hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki
dan dada, miskin dan penggembala domba, (kemudian) berlomba-lomba
meninggikan bangunan”. Kemudian orang itu pergi dan aku berdiam cukup lama.
Kemudian Rasulullah bertanya: “wahai Umar, tahukah engkau siapa yang
bertanya?”. aku berkata: “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui”. Beliau
bersabda: “Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian (bermaksud)
mengajarkan agama kalian“. (Riwayat Muslim).

1. Pengertian Iman
Kata Iman berasal dari Bahasa Arab yaitu bentuk masdar dari kata kerja
(fi’il) ‫ امن – يؤمن – ايمانا‬yang mengandung beberapa arti yaitu percaya,
tunduk, tentram, dan tenang.[2]
Imam al-Ghazali mengartikannya dengan ‫ التصديق‬yaitu “pembenaran”.
Menurut Syekh Muhammad Amin al-Kurdi :
‫اَليمان فهو التصديق بالقلب‬
“ Iman ialah pembenaran dengan hati”.
Menurut Imam Ab Hanifah:
‫اَليمان هو اَلقرار والتصديق‬
“Iman ialah mengikrarkan (dengan lidah) dan membenarkan (dengan
hati)”.
Menurut Hasbi As-Shiddiqy :
‫القول باللسان والتصد يق بالجنان والعمل باَلركان‬

[2] Louis Ma’luf, Kamus al-Munjid, Beirt : al-Maktabah al-Katulikiyah, T.th, hlm.16

5
“Iman ialah mengucapkan dengan lidah, membenarkan dengan hati dan
mengerjakan dengan anggota tubuh”.
Menurut Imam Ahmad bin Hanbal mendefinisikannya dengan:
‫قول وعمل ونية وتمسك بالسنة‬
“Ucapan diiringi dengan ketulusan niat dan dilandasi dengan berpegang
teguh kepada Sunnah”.[3]

Jadi bisa disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Iman adalah


Membenarkan segala sesuatu baik berupa perkataan, hati, maupun
perbuatan.
Sesuai dengan hadits Rasulullah saw diatas sudah jelas bahwasanya ada
enam rukun iman yang harus diyakini untuk menjadi seorang Islam yang
sempurna dan menjadi seorang hamba Allah yang ihsan nantinya.
Keenam Rukun Iman tersebut adalah:
a. Beriman kepada Allah Swt
b. Beriman kepada Malaikat
c. Beriman kepada Kitab-kitab
d. Beriman kepada para Rasul
e. Beriman kepada Hari Akhirat
f. Beriman kepada (Taqdir) Ketentuan Allah

2. Pengertian Islam
Kata Islam berasal dari Bahasa Arab adalah bentuk masdar dari kata kerja
‫ اسالما‬- ‫ اسلم – يسلم‬Yang secara etimologi mengandung makna : Sejahtera,
tidak cacat, selamat. Seterusnya kata salm dan silm, mengandung
arti: kedamaian, kepatuhan, dan penyerahan diri. Dari kata-kata ini,
dibentuk kata salam sebagai istilah dengan pengertian: Sejahtera, tidak
tercela, selamat, damai, patuh dan berserah diri. Dari uraian kata-kata itu
pengertian islam dapat dirumuskan taat atau patuh dan berserah diri
kepada Allah.[4]

[3] Muhammad Abduh, Risalah Tauhid, (Terjemahan) H. Firdaus, Jakarta : Bulan Bintang, 1976,
hlm.257
[4] Asmaran AS, Pengantar Study Tauhid, Jakarta : Rajawali Prees, 1992, hlm.84

6
Secara istilah kata Islam dapat dikemukan oleh beberapa pendapat :
a. Imam Nawawi dalam Syarh Muslim :

‫اَلسَلم وهو اَلستسَلم واَلنقياد الظاهر‬


“Islam berarti menyerah dan patuh yang dilihat secara zahir”.
b. Ab A’la al-Maudud berpendapat bahwa Islam adalah damai.
Maksudnya seseorang akan memperoleh kesehatan jiwa dan raga
dalam arti sesungguhnya, hanya melalui patuh dan taat kepada Allah.
c. Menurut Hammudah Abdalati Islam adalah menyerahkan diri kepada
Allah SWT.Maksudnya patuh kepada kemauan Tuhan dan taat kepada
Hukum-Nya.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Islam itu


ialah tunduk dan taat kepada perintah Allah dan kepada larangannya.

Islam di bangun diatas lima rukun,sebagaimana dijelaskan dalam Hadits:


‫حدثنا عبيد هللا بن موسى قال اخبرنا حنظلة بن أبي سفيان عن عكرمة بن خالد عن‬
‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه و سلم ( بني اإلسَلم‬:‫ابن عمر رضي هللا عنهما قال‬
‫على خمس شهادة أن َل إله إَل هللا وأن محمدا رسول هللا وإقام الصَلة وإيتاء‬
) ‫الزكاة والحج وصوم رمضان‬
“Abdulloh bin musa telah bercerita kepada kita, dia berkata ; handlolah
bin abi sufyan telah memberi kabar kepada kita d ari ikrimah bin kholid
dari abi umar ra. Berkata : rasul saw. Bersabda : islam dibangun atas
lima perkara : persaksian sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah dan
sesungguhnya nabi Muhammad adalah utusannya, mendirikan sholat,
memberikan zakat, hajji dan puasa ramadlan”.
Jadi,Rukun Islam itu ada Lima, yaitu:Syahadat, Shalat, Zakat, Puasa, Haji

3. Pengertian Ihsan
Kata ihsan berasal dari Bahasa Arab dari kata kerja (fi’il) yaitu :
‫ احسن – يحسن – احسانا‬artinya : ‫ ( فعل الحسن‬Perbuatan baik ).
Rasululloh memberikan definisi Ihsan dalam hadist nya:

7
5
َ‫ فَ ِإ ْن لَ ْم تَك ُْن ت َ َراهُ فَ ِإنَّهُ َي َراك‬٬ُ‫هللا َكأَنَّكَ ت َ َراه‬
َ ‫أ َ ْن ت َ ْعبُ َد‬
“Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau
melihatnya, kalaupun engkau tidak melihatnya, sesungguhnya Dia melihat
engkau”
Menurut istilah ada beberapa pendapat para ulama,yaitu:
a. Muhammad Amin al-Kurdi, ihsan ialah selalu dalam keadaan diawasi
oleh Allah dalam segala ibadah yang terkandung di dalam iman dan
islam sehingga seluruh ibadah seorang hamba benar-benar ikhlas
karena Allah.
b. Menurut Imam Nawawi Ihsan adalah ikhlas dalam beribadah dan
seorang hamba merasa selalu diawasi oleh Tuhan dengan penuh
khusuk, sebagainya.

4. Hubungan Iman, Islam, Dan Ihsan


Iman, Islam dan Ihsan satu sama lainya memiliki hubungan karena
merupakan unsur-unsur agama.
Iman,Islam dan Ihsan adalah satu kesatuan yang tidak bisa
dipisahkan satu dengan lainnya. Iman adalah keyakinan yang menjadi
dasar akidah. Keyakinan tersebut kemudian diwujudkan melalui
pelaksanaan kelima rukun Islam. Sedangkan pelaksanaan rukun Islam
dilakukan dengan cara Ihsan, sebagai upaya pendekatan diri kepada Allah.
Selain itu Iman, Islam, dan Ihsan sering juga diibaratkan hubungan
diantara ketiganya adalah seperti segitiga sama sisi yang sisi satu dan sisi
lainya berkaitan erat. Segitiga tersebut tidak akan terbentuk kalau ketiga
sisinya tidak saling mengait. Jadi manusia yang bertaqwa harus bisa
meraih dan menyeimbangkan antara iman, islam dan ihsan.
Didalam al-qur’an juga disebutkan bahwa Iman, Islam, dan Ihsan memiliki
keterkaitan, yaitu dalam QS Al-Maidah ayat 3 dan QS Ali-Imron ayat 19
yang berbunyi :
QS Al-Maidah ayat 3 :
‫ٱۡل ۡسلَ َم د ِٗين ۚا‬
ِ ۡ ‫ضيتُ لَ ُك ُم‬ َ ُ‫ۡٱليَ ۡو َم أ َ ۡك َم ۡلتُ لَ ُك ۡم دِينَ ُك ۡم َوأ َ ۡت َممۡ ت‬
ِ ‫علَ ۡي ُك ۡم نِعۡ َمتِي َو َر‬

5
Imam An-Nawawi.Syarhu Al-Arba’in An-Nawawiyah.

8
“ Pada hari ini Aku telah sempurnakan bagi kaliam agama kalian dan
Aku telah menyempurnakan nikmat kepada kalian dan Aku telah meridhai
Islam adalah agama yang benar bagi kalian”.

QS Ali-Imron ayat 19 :
ٰ ‫اإل‬
‫سل ُم‬ َّ ‫إِنَّ الدِّينَ ِعن َد‬
ِ ِ‫َّللا‬
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam”.

Di dalam ayat tersebut dijelaskan kata Islam selalu diikuti dengan kata
addin yang artinya agama. Addin terdiri atas 3 unsur yaitu, Iman,
Islam, dan Ihsan. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa iman
merupakan keyakinan yang membuat seseorang ber-Islam dan
menyerahkan sepenuh hati kepada Allah dengan menjalankan syareatnya
dan meninggalkan segala yang dilarang oleh syariat Islam.

5. Pengertian Ilmu
Kata ilmu berasal dari kata kerja ‘alima, yang berarti memperoleh
hakikat ilmu, mengetahui, dan yakin. Ilmu, yang dalam bentuk jamaknya
adalah ‘ulum, artinya ialah memahami sesuatu dengan hakikatnya, dan itu
berarti keyakinan dan pengetahuan. Jadi ilmu merupakan aspek teoritis
dari pengetahuan. Dengan pengetahuan inilah manusia melakukan
perbuatan amalnya

6. Pengertian Amal
Secara bahasa "amal" berasal dari bahasa Arab yang berarti
perbuatan atau tindakan, sedangkan saleh berarti yang baik atau yang
patut.Menurut istilah, amal saleh ialah perbuatan baik yang memberikan
manfaat kepada pelakunya di dunia dan balasan pahala yang berlipat di
akhirat.
Pengertian amal dalam pandangan Islam adalah setiap amal saleh,
atau setiap perbuatan kebajikan yang diridhai oleh Allah SWT.Dengan
demikian, amal dalam Islam tidak hanya terbatas pada ibadah,
sebagaimana ilmu dalam Islam tidak hanya terbatas pada ilmu fikih dan

9
hukum-hukum agama.Ilmu dalam dalam ini mencakup semua yang
bermanfaat bagi manusia seperti meliputi ilmu agama, ilmu alam, ilmu
sosial dan lain-lain.
Ilmu-ilmu ini jika dikembangkan dengan benar dan baik maka
memberikan dampak yang positif bagi peradaban manusia. Misalnya
pengembangan sains akan memberikan kemudahan dalam lapangan
praktis manusia. Demikian juga pengembangan ilmu-ilmu sosial akan
memberikan solusi untuk pemecahan masalah-masalah di masyarakat.

7. Hubungan Antara Ilmu Dan Amal


Hubungan ilmu dan amal dapat difokuskan pada dua hal.Pertama,
ilmu adalah pemimpin dan pembimbing amal perbuatan.Amal boleh lurus
dan berkembang bila didasari dengan ilmu.Dalam semua aspek kegiatan
manusia harus disertai dengan ilmu baik itu yang berupa amal ibadah atau
amal perbuatan lainnya. Kedua jika orang itu berilmu maka ia harus
diiringi dengan amal. Amal ini akan mempunyai nilai jika dilandasi
dengan ilmu. Begitu juga dengan ilmu akan mempunyai nilai atau makna
jika diiringi dengan amal. Keduanya tidak dapat dipisahkan dalam perilaku
manusia.Sebuah perpaduan yang saling melengkapi dalam kehidupan
manusia yaitu setelah berilmu lalu beramal.
Ajaran Islam sebagai mana tercermin dari Al-Qur'an sangat kental
dengan nuansa–nuansa yang berkaitan dengan ilmu, ilmu menempati
kedudukan yang sangat penting dalam ajaran islam. Keimanan yang
dimiliki oleh seseorang akan jadi pendorong untuk menuntut ilmu,
sehingga posisi orang yang beriman dan berilmu berada pada posisi yang
tinggi dihadapan Allah yang berarti juga rasa takut kepada Allah akan
menjiwai seluruh aktivitas kehidupan manusia untuk beramal shaleh.
Dengan demikian nampak jelas bahwa keimanan yang dibarengi dengan
ilmu akan membuahkan amal–amal shaleh. Maka dapat disimpulkan
bahwa keimanan dan amal perbuatan beserta ilmu membentuk segi tiga
pola hidup yang kokoh.Ilmu, iman dan amal shaleh merupakan faktor
menggapai kehidupan bahagia.

10
8. Sumber Ilmu Menurut Ajaran Islam
1) Wahyu , yaitu sesuatu yang dibisikkan dan diilhamkan ke dalam
sukma serta isyarat cepat yang lebih cenderung dalam bentuk rahasia
yang disebut ayat Allah swt “Qur’aniyah”
2) Akal , yaitu suatu kesempurnaan manusia yang diberikan oleh Allah
swt untuk berpikir dan menganalisa semua yang ada dan wujud diatas
dunia yang disebut ayat Allah “Kauniyah”

9. Hubungan Antara ilmu dan Amal Dalam Kehidupan


Sumber pokok ilmu pengetahuan menurut Islam adalah wahyu dan
akal yang keduanya tidak boleh dipertentangkan karena manusia diberi
kebebasan dengan mengembangkan akalnya dengan catatan dalam
pengembangan tersebut tetap terikat dengan wahyu dan tidak akan
bertentangan dengan syariat Islam. Sehingga ilmu pengetahuan dibagi
menjadi 2 bagian besar yaitu ilmu yang bersifat abadi yang tingkat
kebenarannya bersifat mutlak dan ilmu yang bersifat perolehan yang
tingkat kebenarannya bersifat nisbi. Menuntut ilmu pengetahuan
mendalami ilmu agama bertujuan untuk mencerdaskan umat dan
mengembangkan agama Islam agar dapat disebarluaskan dan dipahami
oleh masyarakat.
Allah juga memberikan tuntunan agar motifasi dan niat belajar
serta menuntut ilmu itu hanya semata-mata karena Allah SWT. Seperti di
QS Al-Alaq: 1-5. Alasan mencari ilmu yang motifasinya harus wajib
karena Allah SWT:
1) Karena ilmu yang dicari itu bermanfaat baik di dunia maupun di
akhirat
2) Ada kesungguhan bagi yang menuntutnya karena dorongannya hanya
satu yaitu perintah Allah SWT.
3) Tidak akan kecewa berat apabila tujuannya tidak tercapai karena
semuanya telah diatur oleh Allah yang maha Bijaksana.

11
Hubungan ilmu dan amal dalam kehidupan adalah sebagai berikut:
a. Dalam konsep ilmu pengetahuan dan teknologi
b. Dalam ilmu teknologi modern merupakan penerapan praktis ilmu
pengetahuan
c. Kewajiban manusia menjaga alam dari kerusakan dan fasad.
d. Mencegah kerusakan alam sebab perbuatan manusia

10. Hadits Yang Terkait Dengan Integritas Ilmu Dan Amal


a) Al Khātib Al Baghdadi rāhimahullāh mengatakan

‫ و ليس يع ِّد عالما من لم يكن بعلمه عامَل‬.‫ و العمل ثمرة‬،‫فإن العلم شجرة‬
“Sesungguhnya ilmu adalah pohon, sedangkan amal adalah buahnya.
orang yang tidak mengamalkan ilmunya tidaklah dianggap sebagai
orang yang berilmu”

b) Abdullah Ibnul Mu’tazzi rāhimahullāh mengatakan,

‫علم بَل عمل كشجرة بَل ثمرة‬


“Ilmu tanpa amal seperti pohon tanpa buah”

c) Abu Darda’ rādhiyallāhu ‘anhu mengatakan,

‫يا‬: ‫فيقول‬,‫إنما أخشى يوم القيامة أن يناديني ربي على رؤوس الخَلئق‬
!‫عويمر‬
‫ما ذا عملت فيما علمت؟‬
“Sesungguhnya yang aku takutkan hanyalah ketika Rābb-ku
memanggilku di hadapan seluruh manusia di hari kiamat kelak,
kemudian Dia bertanya : ‘Wahai ‘Uwaimir (Abu Darda’), apa yang
telah kamu amalkan dari ilmumu?”

BAB II
PENUTUP

A. Kesimpulan

12
Iman adalah ucapan yang disertai dengan perbuatan diiringi dengan
ketulusan niat dan dilandasi dengan Sunnah. Islam adalah inisial seseorang
masuk ke dalam lingkaran ajaran Ilahi. Sedangkan Ihsan adalah adalah cara
bagaimana seharusnya kita beribadah kepada Allah.
Iman, Islam dan Ihsan adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan
satu dengan lainnya. Iman adalah keyakinan yang menjadi dasar akidah.
Keyakinan tersebut kemudian diwujudkan melalui pelaksanaan kelima rukun
Islam. Sedangkan pelaksanaan rukun Islam dilakukan dengan cara Ihsan,
sebagai upaya pendekatan diri kepada Allah.
Iman lebih menekankan pada segi keyakinan di dalam hati. Islam adalah
sikap aktif untuk berbuat atau beramal.Sedangkan Ihsan merupakan
perwujudan dari iman dan islam yang sekaligus merupakan cerminan dari
kadar iman dan islam itu sendiri.
Kata ilmu berasal dari kata kerja ‘alima, yang berarti memperoleh hakikat
ilmu, mengetahui, dan yakin. Ilmu, yang dalam bentuk jamaknya adalah
‘ulum, artinya ialah memahami sesuatu dengan hakikatnya, dan itu berarti
keyakinan dan pengetahuan. Dan secara bahasa "amal" berasal dari bahasa
Arab yang berarti perbuatan atau tindakan.
Jadi kita makhluk yang paling sempurna dibumi Allah ini kita patut
mengamalhan ilmu yang kita miliki, apa gunanya jika kita memiliki ilmu tapi
tidak di amalkan. Maka dari itu kita harus pandai-pandai bersyukur atas
limpahan nikmat-Nya kepada kita.

B. Saran
Dari pembahasan di atas, penulis hanya bisa menyarankan agar pembaca
senantiasa meningkatkan semangat keagamaan dan lebih meningkatkan
keimanan dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

Imam An-Nawawi.Syarhu Al-Arba’in An-Nawawiyah.


Louis Ma’luf, Kamus al-Munjid, Beirt : al-Maktabah al-Katulikiyah, T.th, hlm.16

13
Muhammad Abduh, Risalah Tauhid, (Terjemahan) H. Firdaus, Jakarta : Bulan
Bintang, 1976, hlm.257
Asmaran AS, Pengantar Study Tauhid, Jakarta : Rajawali Prees, 1992, hlm.84

14

Anda mungkin juga menyukai