DISUSUN OLEH :
1. M. IQBAL DWI AGUSTY
2. RUDHITYA AGIL
3. ALFRIAS
4. LAILA HAFIZAH SALMA
5. TASYA
KELAS 5 A EKSTENSION
SEKOLAH TINGGI ILMU QUR’AN KEPULAUAN RIAU
SEMESTER V / GANJIL
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini . Shalawat dan
salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-
sahabatnya yang telah memperjuangkan Agama Islam.
Kemudian dari pada itu, kami sadar bahwa dalam menyusun makalah ini banyak yang
membantu terhadap usaha kami, mengingat hal itu dengan segala hormat kami sampaikan
rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Dosen pengampu yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah ini
Ustad Munawir
2. Teman – teman dan seluruh pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyelesaian makalah.
Atas bimbingan, petunjuk dan dorongan tersebut kami hanya dapat berdo' a dan
memohon kepada Allah SWT semoga amal dan jerih payah mereka menjadi amal soleh di
mata Allah SWT. Amin. dan dalam penyusunan makalah ini kami sadar bahwa masih banyak
kekurangan dan kekeliruan, maka dari itu kami mengharapkan keritikan positif, sehingga bisa
diperbaiki seperlunya.
Akhirnya kami tetap berharap semoga makalah ini menjadi butir-butir amalan kami
dan bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi seluruh pembaca. Amin Yaa Robbal
'Alamin.
17 Oktober 2022
i
Daftar Isi
BAB I...................................................................................................................................................iii
PENDAHULUAN................................................................................................................................iii
A. LATAR BELAKANG............................................................................................................iii
B. RUMUSAN MASALAH........................................................................................................iii
C. TUJUAN PENULIS................................................................................................................iii
BAB II...................................................................................................................................................1
PEMBAHASAN...................................................................................................................................1
A. ISLAM DAN KEBUDAYAAN BATAK.....................................Error! Bookmark not defined.
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dewasa ini pengetahuan tentang agama sedikit banyak mulai luntur darikalangan
umat islam sendiri, khusunya kaula muda. Mereka yang mengaku islam, justru kebanyakan
tidak tahu mengenai ajaran ( syariat) islam, pedoman islam, asas-asas agamaislam, dan lain-
lain yang berkaitan dengan islam. Hal semacam ini tentu membuat hati semakin miris. Apalagi
kita yang notabene sebagai mahasiswa muslim yang sepatutnya mengenal agama lebih dalam
sebagai pedoman hidup, malah tidak mengerti bahkan tidak perduli sama sekali terhadapnya.
Banyak sekali sebenarnya persoalan dalam islam yang memang seharusnya
patutuntuk kita ketahui sebagai umat islam. Berkaitan mengenai asasnya, agama islam
memiliki dua asas yaitu, islam dan iman yang tertuang dalam lima rukun islam dan enam rukun
iman.Berbicara masalah rukun iman, kita disini akan lebih membahas tentang rukun iman yang
kedua ialah beriman kepada Malaikat.
B. RUMUSAN MASALAH
iii
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MALAIKAT
Malaikat merupakan makhluk ciptaan Allah yang memiliki kesamaan dengan manusia
yaitu untuk beribadah kepada Allah. Malaikat sendiri harus diyakini keberadaannya, karena
yakin dengan adanya malaikat termasuk rukun iman yang kedua. Malaikat diciptakan oleh
Allah dari Nur (cahaya). Malaikat diciptakan memiliki tugas yang telah diberikan oleh Allah.
Malaikat adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah tidak makan dan minum dan
juga tiak mempunyai nafsu seperti manusia. Malaikat merupakan makhluk yang selalu taat
kepada Allah dan tidak pernah membangkang kepadaNya. Malaikat selalu beribadah kepada
Allah tiada henti dan mereka senang mencari dan mengelilingi majlis dzikir. Malaikat
mempunyai kemampuan yang diberikan oleh Allah yaitu mereka dapat mengubah bentknya
seperti manusia atau yang lainnya.
Demikianlah pengrrtian dari malakat, malaikat makhluk yang tidak nyata dan tidak
bisa diliat oleh panca indra manusia. Malaikat harus kita percaua akan keberdannya oleh setiap
manusia yang beriman.
1) Jibril
Allah Ta’ala berfirman,
1
ُضانَ ِحينَ يَ ْلقَاه َ َو َكانَ َأجْ َو ُد َما يَ ُكونُ فِي َر َم،اس ِ َّصلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َأجْ َو َد الن
َ ِ َكانَ َرسُو ُل هَّللا
صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َمَ ِ فَلَ َرسُو ُل هَّللا، ََار ُسهُ القُرْ آن
ِ ضانَ فَيُد َ َو َكانَ يَ ْلقَاهُ فِي ُكلِّ لَ ْيلَ ٍة ِم ْن َر َم،ُِجب ِْريل
ِ َأجْ َو ُد بِال َخي ِْر ِمنَ الر
ِّيح ال ُمرْ َسلَ ِة
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah manusia yang paling lembut terutama pada
bulan Ramadan ketika malaikat Jibril ‘alaihissalam menemuinya. Dan Jibril ‘alaihissalam
mendatanginya setiap malam di bulan Ramadan, di mana Jibril ‘alaihissalam mengajarkan Al-
Qur’an. Sungguh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jauh lebih lembut daripada angin
yang berhembus.” (HR. Bukhari no. 6)
Nama lain dari malaikat Jibril yang terdapat dalil dari Al-Qur’an adalah Ar-Ruuh, Ruhul
Qudus, dan Ar-Ruuh Al-Amiin.
“Maka dia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka, lalu Kami mengutus roh
Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna.”
(QS. Maryam: 17)
“Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril).” (QS. Asy-Syu’ara’: 193)
Malaikat Jibril ‘alaihissalam disebut dengan “ruh” karena malaikat Jibril bertugas membawa
wahyu kepada para rasul dari kalangan manusia. Sedangkan wahyu adalah merupakan sumber
hidupnya hati, sebagaimana roh adalah sebab hidupnya badan (manusia. (Lihat Syarh
Al-‘Aqidah Ath-Thahawiyyah, hal. 301 karya Ibnu Abil ‘Izz Al-Hanafi rahimahullah)
2) Mikail
Allah Ta’ala berfirman,
َال فَِإ َّن هّللا َ َع ُد ٌّو لِّ ْل َكافِ ِرين َ َمن َكانَ َع ُد ّواً هّلِّل ِ َو َمآلِئ َكتِ ِه َو ُر ُسلِ ِه َو ِجب ِْر
َ يل َو ِمي َك
“Barangsiapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril, dan
Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir.” (QS. Al-Baqarah: 98)
2
Dari Samurah, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Aku bermimpi pada suatu malam, ada dua laki-laki yang datang kepadaku. Keduanya
berkata, ‘Malaikat yang menyalakan api adalah Malik sebagai penunggu neraka, sedangkan
aku adalah Jibril dan ini Mikail.’” (HR. Bukhari no. 3236)
3) Israfil
Dari Abu Salamah bin Abdurrahman bin Auf, beliau berkata, “Saya bertanya kepada ‘Aisyah
Ummul mukminin, ‘Doa iftitah apakah yang dibaca Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika
membuka salat malamnya?’
‘Aisyah menjawab, ‘Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam salat malam, beliau
membaca doa iftitah sebagai berikut,
(Ya Allah, Tuhan Jibril, Mikail, dan Israfil, Maha Pencipta langit dan bumi, Maha
Mengetahui yang gaib dan yang nyata, Engkaulah hakim di antara hamba-hamba-Mu tentang
apa yang mereka perselisihkan, tunjukilah aku jalan keluar yang benar dari perselisihan
mereka. Sesungguhnya Engkau Maha Pemberi petunjuk kepada jalan yang lurus, bagi siapa
yang Engkau kehendaki.)” (HR. Muslim no. 770)
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Pembesar malaikat ada tiga, yaitu malaikat Jibril,
Mikail, dan Israfil. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda …. “ (kemudian beliau
rahimahullah menyebutkan hadis di atas)
Ibnul Qayyim rahimahullah melanjutkan, “Maka dalam hadis tersebut, Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam bertawassul dengan dengan sifat rububiyyah yang bersifat umum dan bersifat
khusus berkaitan dengan tiga malaikat tersebut, yang diberi tugas mengurusi kehidupan.
Malaikat Jibril diberi tugas membawa wahyu yang merupakan sumber hidupnya hati dan roh
manusia. Mikail diberi tugas mengatur hujan yang merupakan sumber hidupnya bumi,
tumbuhan, dan hewan. Sedangkan Israfil diberi tugas meniup terompet (sangkakala) yang
dengannya hiduplah manusia setelah kematian mereka. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam meminta kepada Allah Ta’ala dengan rububiyyah-Nya untuk memberikan petunjuk
yang benar dari perkara yang diperselisihkan dengan seizin-Nya. Karena hal itu merupakan
kehidupan yang bermanfaat.” (Ighatsatul Lahfan, 2: 829)
Ibnu Abil ‘Izz Al-Hanafi rahimahullah mengatakan, “Pembesar malaikat ada tiga, yaitu
malaikat Jibril, Mikail, dan Israfil yang diberi tugas mengurusi kehidupan. Malaikat Jibril
3
diberi tugas membawa wahyu yang hati dan roh manusia menjadi hidup dengan wahyu
tersebut. Mikail diberi tugas mengatur hujan yang bumi menjadi hidup dengannya. Sedangkan
Israfil diberi tugas meniup trompet (sangkakala) yang dengannya hiduplah manusia setelah
kematian mereka.” (Syarh Ath-Thahawiyyah, hal. 300)
“Mereka berseru, ‘Hai Malik, biarlah Tuhanmu membunuh kami saja.’ Dia menjawab, ‘Kamu
akan tetap tinggal (di neraka ini).’” (QS. Az-Zukhruf: 77)
‘Aku bermimpi pada suatu malam, ada dua laki-laki yang datang kepadaku. Keduanya
berkata, ‘Malaikat yang menyalakan api adalah Malik sebagai penunggu neraka, sedangkan
aku adalah Jibril dan ini Mikail.’” (HR. Bukhari no. 3236)
Dua malaikat ini adalah malaikat yang diberi tugas untuk menanyai manusia di dalam kubur.
Dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,
Allah berfirman,
“Katakanlah, ‘Malaikat maut yang diserahi tugas untuk mencabut nyawa kalian, kemudian
hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan.’” (QS. As-Sajdah: 11)
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menceritakan proses kematian hamba yang beriman.
Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan,
4
“Kemudian datanglah Malaikat maut ‘alaihissalaam. Dia duduk di samping kepalanya, dan
mengatakan, ‘Wahai jiwa yang baik, keluarlah menuju ampunan Allah dan rida-Nya.’” (HR.
Ahmad no. 18543 dan Abu Dawud no. 4753. Dinilai sahih oleh Syu’aib Al-Arnauth)
Allah Ta’ala menurunkan malaikat Harut dan Marut sebagai ujian bagi manusia. Allah Ta’ala
berfirman,
ْ ْاطينَ َكفَر
َ َُّوا يُ َعلِّ ُمونَ الن
اس ِ اطينُ َعلَى ُم ْل
ِ ك ُسلَ ْي َمانَ َو َما َكفَ َر ُسلَ ْي َمانُ َولَـ ِك َّن ال َّشي ْ ُُوا َما تَ ْتل
ِ َوا ال َّشي Tْ َواتَّبَع
ُان ِم ْن َأ َح ٍد َحتَّى يَقُوالَ ِإنَّ َما نَحْ ن
ِ نز َل َعلَى ْال َملَ َك ْي ِن بِبَابِ َل هَا ُروتَ َو َما ُروتَ َو َما يُ َعلِّ َم ُأ
ِ السِّحْ َر َو َما
ْفِ ْتنَةٌ فَالَ تَ ْكفُر
“Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman (dan
mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir
(tidak mengerjakan sihir), hanya setan-setanlah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka
mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di
negeri Babil, yaitu Harut dan Marut. Sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada
seorang pun sebelum mengatakan, “Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu
jangnalah kamu kafir.” (QS. Al-Baqarah: 102)
Ibnu Jarir Ath-Thabari rahimahullah berkata, “Tidak ada dosa berkaitan dengan
diturunkannya sihir kepada dua malaikat tersebut. Demikian juga tidak ada dosa berkaitan
dengan pengajaran malaikat kepada manusia yang belajar dari mereka berdua. Hal ini karena
pengajaran kepada manusia tersebut berdasarkan izin dari Allah Ta’ala untuk
mengajarkannya, setelah mereka mengabarkan bahwa mereka berdua itu adalah fitnah (ujian),
dan setelah mereka melarang dari (belajar) sihir, mengamalkan sihir, dan kekafiran. Dosa itu
hanyalah bagi mereka yang belajar sihir dan mengamalkan sihir.” (Tafsir Ath-Thabari, 2: 423)
Nama-nama malaikat yang tidak ada dalil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah
Nama-nama di atas adalah nama-nama malaikat yang terdapat dalil dari Al-Qur’an dan As-
Sunnah. Adapun nama selain itu, maka bisa jadi dalilnya lemah (dha’if) atau bahkan tidak ada
asal usulnya.
Di antara nama yang tidak terdapat dalilnya dari hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
adalah menyebut malaikat “Izrail”, sebagai nama untuk Malaikat Maut. Hal ini perlu
mendapakan perhatian, karena banyaknya kaum muslimin yang menyebutkan nama malaikat
“Izrail”.
وإنما، وأما تسميته بـ “عزرائيل” كما هو الشائع بين الناس فال أصل له،هذا هو اسمه في القرآن
هو من اإلسرائيليات
“Nama ini (Malaikat Maut) itulah nama yang ada di dalam Al-Qur’an. Sedangkan nama
“Izrail”, yang terkenal di masyarakat, tidak ada dasarnya. Ini adalah nama yang bersumber
dari berita israiliyat.” (Takhrij Al-‘Aqidah at-Thahawiyah)
5
Yang juga dianggap sebagai nama malaikat, padahal tidak ada dalilnya adalah malaikat
“Raqib” dan “Atid”. Dua kata ini merupakan sifat malaikat, dan bukan nama untuk malaikat.
Dua kata ini disebutkan dalam Al-Qur’an,
ِإ ْذ يَتَلَقَّى ْال ُمتَلَقِّيَا ِن َع ِن ْاليَ ِمي ِن َو َع ِن ال ِّش َما ِل قَ ِعي ٌد َّما يَ ْلفِظُ ِمن قَوْ ٍل ِإاَّل لَ َد ْي ِه َرقِيبٌ َعتِي ٌد
“Ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan
yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di
dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaaf: 17-18)
Meskipun kita tidak mengetahui nama malaikat tersebut, tetapi kita wajib beriman bahwa ada
dua malaikat, satu di sebelah kanan dan satu di sebelah kiri, yang bertugas mengawasi dan
mencatat amal perbuatan manusia.
ِ ْت َوٱَأْلر
َض ۚ َو َم ْن ِعن َد ۥهُ اَل يَ ْستَ ْكبِرُونَ ع َْن ِعبَا َدتِِۦه َواَل يَ ْستَحْ ِسرُون ِ َولَ ۥهُ َمن فِى ٱل َّس ٰ َم ٰ َو
19. Dan kepunyaan-Nya-lah segala yang di langit dan di bumi. Dan malaikat-malaikat yang di
sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa
letih. (Qs. Al anbiya:19)
وا قُ ٓو ۟ا َأنفُ َس ُك ْم َوَأ ْهلِي ُك ْم نَارًا َوقُو ُدهَا ٱلنَّاسُ َو ْٱل ِح َجا َرةُ َعلَ ْيهَا َم ٰلَِٓئ َكةٌ ِغاَل ظٌ ِشدَا ٌد اَّل
۟ ُيََٰٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءامن
َ
ُ ْ َأ هَّلل
Tَ يَ ْعصُونَ ٱ َ َمٓا َم َرهُ ْم َويَف َعلونَ َما يُْؤ َمر
ُون
6. Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang
bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan
tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan. (Qs. At Tahrim:6)
۟ وا ْٱلم ٰلَِٓئ َكةَ ٱلَّ ِذينَ هُ ْم ِع ٰبَ ُد ٱلرَّحْ ٰمن ِإ ٰنَثًا ۚ َأ َش ِهد
َم َويُ ْسـَٔلُونTُُْوا َخ ْلقَهُ ْم ۚ َستُ ْكتَبُ َش ٰهَ َدتُه ۟
ِ َ َ T َُو َج َعل
19. Dan mereka menjadikan malaikat-malaikat yang mereka itu adalah hamba-hamba Allah
Yang Maha Pemurah sebagai orang-orang perempuan. Apakah mereka menyaksikan penciptaan
malaika-malaikat itu? Kelak akan dituliskan persaksian mereka dan mereka akan dimintai
pertanggung-jawaban.(Qs. Az Zuhkruf:19)
6
عَلَّ َم ۥهُ َش ِدي ُد ْٱلقُ َو ٰى
‘allamahụ syadīdul-quwā
D. TUGAS MALAIKAT
َ َاع ِل ْٱل َم ٰلَِٓئ َك ِة ُر ُساًل ُأ ۟ولِ ٓى َأجْ نِ َح ٍة َّم ْثن َٰى َوثُ ٰل
ث َو ُر ٰبَ َع ۚ يَ ِزي ُد فِى ِ ض َج ِ ْت َوٱَأْلر ِ َْٱل َح ْم ُد هَّلِل ِ ف
ِ اط ِر ٱل َّس ٰ َم ٰ َو
ِ ْٱل َخ ْل
ق َما يَ َشٓا ُء ۚ ِإ َّن ٱهَّلل َ َعلَ ٰى ُك ِّل َش ْى ٍء قَ ِدي ٌر
Artinya: 1. Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat
sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap,
masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa
yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS.Fatir:1)
7
BAB III
PENUTUP
8
A. KESIMPULAN
iman kepada malaikat ialah mempercayai bahwa Allah itu mempunyai suatumahluk bernama
malaikat, yang selalu taat kepadanya dan mengerjakan dengan sebaik- baiknya tugas yang
diberikan Allah kepada mereka. malaikat adalah mahluk halus,mahluk ghaib (Karena itu
bersifat abstrak dan immaterial), malaikat diciptakan tuhandari Nur (cahaya), tidak makan dan
minum, bukan berjenis laki-laki dan juga bukan berjenis wanita, Mereka mempunyai
keistimewaan, dapat menjelma kealam materi,malaikat tidak ada yang maksiat atau durhka.
Nama-
nama malaikat : jibril, mika’il,israfil, izra’il, ridwan, malik, munkar, nakir, raqib, atid.
jin termasuk mahluk halus sebagaimana malaikat, Asal kejadian jin adalah dariapi, Mereka
terbagi dua ada yang mukmin dan ada yang kafir, ada yang sholeh dan adayang jahat.Manusia
dibanding dengan golongan jin mempunyai beberapa persamaanMereka diciptakan agar
berbakti kepada tuhan, akan dipinta pertanggung jawabannyaoleh Tuhan atas amal perbuatan
mereka, ada yang mukmin ada yang kafir, Mereka banyak disebut secara bergandengan dalam
ayat-ayat Al-Qur’an,
B. DAFTAR PUSAKA
Tatapangarsa,humaidi ,1979, Kuliah Aqidah Lengkap, Surabaya: Bina IlmuMuhammad bin Shalih
Al-Utsaimin,1977,
9
Syarah Tsalatsul Ushul , Surakarta :Darul Tsarya.
Drs. Humaidi Tata Pangarsa, Kuliah aqidah lengkap. (Surabaya: Bina Ilmu.1979) hal. 81
Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin,
Syarah Tsalatsul Ushul , (Surakarta :Darul Tsarya.1997) hal. 164-165
Drs. Humaidi Tata Pangarsa.Kuliah aqidah lengkap. (Surabaya: Bina Ilmu.1979) hal. 83
Drs. Humaidi Tata Pangarsa. Kuliah aqidah lengkap. (Surabaya: Bina Ilmu.1979) Hal.83-85
Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, Syarah Tsalatsul Ushul , (Surakarta :Darul Tsarya.1997) hal.
166
10