Anda di halaman 1dari 13

FILSAFAT UMUM TENTANG AKSIOLOGI

Dosen Pengampu : Ibrahim Muhammad Adam Musa SH.i,M.Pd.I

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 4
ANGGOTA :
- Moh Abdullah
- Cyndy Eka Dian
- laila Hafidzah Salma
- Samsul Arifin
- Satrinah
- Deri Andika
A. PENDAHULUAN
Ilmu merupakan sesuatu yang paling penting bagi manusia,
karena dengan ilmu semua keperluan dan kebutuhan manusia
bisa terpenuhi secara cepat dan mudah. Dan merupakan
kenyataan yang tak dapat dipungkiri bahwa peradaban manusia
sangat berhutang pada ilmu. Ilmu telah banyak mengubah
wajah dunia seperti hal memberantas penyakit, kelaparan,
kemiskinan, dan berbagai wajah kehidupan yang sulit lainnya.
Dengan kemajuan ilmu juga manusia bisa merasakan
kemudahan lainnya seperti transportasi, pemukiman,
pendidikan, komunikasi, dan lain sebagainya. Singkatnya ilmu
merupakan sarana untuk membantu manusia dalam mencapai
tujuan hidupnya.
Aksiologi merupakan bagian dari filsafat ilmu yang
mempertanyakan bagaimanana manusia menggunakan
ilmunya.
B. Pengertian Aksiologi
Aksiologi merupakan bagian dari  filsafat ilmu yang mempertanyakan
bagaimana manusia menggunakan ilmunya. Aksiologi adalah istilah yang
berasal dari bahasa Yunani  yaitu  axios yang artinya nilai dan logos artinya
teori atau ilmu. Jadi aksiologi adalah teori tentang nilai dalam berbagai
bentuk.
Dalam kamus Bahasa Indonesia aksiologi adalah kegunaan ilmu
pengetahuan bagi kehidupan manusia tentang nilai-nilai khususnya etika.
Menurut Bramel Aksiologi terbagi tiga bagian :
1. Moral Conduct  yaitu tindakan moral, Bidang ini melahirkan disiplin
khusus yaitu etika.
2. Estetic expression yaitu ekspresi keindahan, bidang ini melahirkan
keindahan
3. Socio-politcal life  yaitu kehidupan social politik, yangakan melahirkan
filsafat social politik.
Menurut pandangan Kattsoff  aksiologi adalah ilmu pengetahuan yang
menyelidiki tentang  hakekat nilai yang umumnya ditinjau dari sudut
pandang kefilsafatan.
Menurut pandangan Barneld aksiologi adalah  cabang filsafat yang
menyelidiki tentang nilai-nilai, menjelaskan berdasarkan kriteria atau
prinsip tertentu yang dianggap baik di dalam tingkah laku manusia
Jadi, aksiologi adalah teori tentang nilai. Berikut ini dijelaskan
beberapa definisi aksiologi :
a.       Menurut Suriasumantri, aksiologi adalah teori nilai yang
berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperleh
b.      Menurut Wibosono, aksiologi adalah nilai-nilai sebagai tolak
ukur kebenaran, etika, dan moral sebagai dasar normative penelitian
dan panggilan, serta penerapan ilmu.
c.       Scheleer dan Langeveld mengontraskan aksiologi dengan
praxeology, yaitu suatu teori dasar tentang tindakan tetapi lebih
sering dikontraskan dengan deontology, yaitu suatu teori mengenai
tindakan baik secara normal
d.      Langeveld memberikan pendapat bahwa aksiologi terdiri atas
dua hal utama, yaitu etika dan estetika. Etika merupakan bagian
filsafat nilai dan penilaian yang membicarakan perilaku orang,
sedangkan estetika adalah bagian filsafat nilai dan penilaian
mengandung karya manusia dari sudut indah dan jelek.
Dalam Encyslopedia of philosophy dijelaskan aksiologi
disamakan dengan value(nilai) and valuation(penilaian) :
1. Nilai digunakan sebagai kata benda abstrak, Dalam
pengertian yang lebih sempit seperti baik, menarik dan bagus.
Sedangkan dalam pengertian yang lebih luas mencakup sebagai
tambahan segala bentuk kewajiban, kebenaran dan kesucian.
2. Nilai sebagai kata benda konkret. Contohnya ketika kita
berkata sebuah nilai atau nilai-nilai. Ia sering dipakai untuk
merujuk kepada sesuatu yang bernilai, seperti nilainya atau
nilai dia.
3. Nilai juga dipakai sebagai kata kerja dalam ekspresi menilai,
memberi nilai atau dinilai.
Dari definisi aksiologi di atas, terlihat dengan jelas bahwa
permasalahan utama adalah mengenai nilai. Nilai yang
dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk
melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang
dinilai.Teori tentang nilai yang dalam filsafat mengacu pada
masalah etika dan estetika.
Etika menilai perbuatan manusia, maka lebih tepat kalau dikatakan
bahwa objek formal etika adalah norma-norma kesusilaan manusia, dan
dapat dikatakan pula bahwa etika mempelajari tingkah laku manusia
ditinjau dari segi baik dan tidak baik di dalam suatu kondisi yang
normative, yaitu suatu kondisi yang melibatkan norma-norma.
Sedangkan estetika berkaitan dengan nilai tentang pengalaman
keindahan yang dimiliki oleh manusia terhadap lingkungan dan
fenomena di sekelilingnya. Aksiologi adalah bagian dari filsafat yang
menaruh perhatian tentang baik dan buruk (good and bad), benar dan
salah (right and wrong), serta tentang cara dan tujuan (means and and).
Aksiologi mencoba merumuskan suatu teori yang konsisten untuk
perilaku etis.
          Kattsoff menyatakan bahwa pertanyaan mengenai hakikat nilai
dapat dijawab dengan tiga macam cara yaitu:
Obyektivisme logis yaitu nilai merupakan kenyataan ditinjau dari segi
ontologi, namun tidak terdapat dalam ruang dan waktu.Nilai-nilai
tersebut merupakan esensi logis dan dapat diketahui melalui akal.
Obyektivisme metafisik yaitu nilai merupakan unsur obyektif yang
menyusun kenyataan.
Subjectivisme, yaitu penilaian terhadap sesuatu dimana dalam proses penilaian
terdapat unsur intuisi (perasaan).
Dari sini muncul empat pendekatan etika, yaitu :
1. Teori nilai intuitif
2. Teori nilai rasional
3. Teori nilai alamiah
4. Teori nilai emotif
Teori nilai intuitif dan teori nilai rasional beraliran obyectivise sedangkan teori nilai
alamiah dan teori nilai emotif beraliran subyektivise.
1. Teori Nilai intuitif (The Intuitive theory of value)
Teori ini berpandangan bahwa sukar jika tidak bisa dikatakan mustahil untuk
mendefinisikan suatu perangkat nilai yang absolut. Bagaimanapun juga suatu
perangkat nilai yang absolute itu eksis dalam tatanan yang bersifat obyektif. Nilai
ditemukan melalui intuisi karena ada tatanan moral yang bersifat baku.
2. Teori nilai rasional (The rational theory of value)
Bagi mereka janganlah percaya pada nilai yang bersifat obyektif dan murni
independent dari manusia. Nilai tersebut ditemukan sebagai hasil dari
penalaran manusia. Fakta bahwa seseorang melakukan suatu yang benar
ketika ia tahu degan nalarnya bahwa itu benar, sebagai fakta bahwa
hanya orang jahat atau yang lalai melakukan sesuatu berlawanan dengan
kehendak.
3. Teori nilai alamiah (The naturalistic theory of value)
Nilai menurutnya diciptakan manusia bersama dengan
kebutuhan-kebutuhan dan hasrat-hasrat yang dialaminya.
Nilai adalah produk biososial, artefak manusia, yang
diciptakan , dipakai, diuji oleh individu dan masyarakat untuk
melayani tujuan membimbing perilaku manusia.
4. Teori nilai emotif (The emotive theory of value)
Jika tiga aliran sebelumnya menentukan konsep nilai dengan
status kognitifnya, maka teori ini memandang bahwa konsep
moral dan etika bukanlah keputusan factual tetapi hanya
merupakan ekspresi emosi dan tingkah laku.
C. Dasar Aksiologi Ilmu
Kegunaan ilmu adalah menghasilkan pengetahuan yang dapat digunakan
untuk tujuan antara lain :
1.      Membuktikan kebenaran (truth).
2.      Menemukan pengetahuan (knowledge).
3.      Memperoleh suatu pemahaman fenomena (understanding,
comprehention, insight).
4.      Memberikan penjelasan (explanation).
5.      Melakukan pengendalian (control).
6.      Melakukan penerapan (application, invention, production).
 
Ilmu dikembangkan oleh ilmuwan untuk mencapai kebenaran atau
memperoleh pengetahuan. ilmu telah memberi kemudahan manusia
dalam mengendalikan kekuatan alam. Ilmu adalah netral, tidak
mengenal sifat baik dan buruk. Manusia yang menjadi penentu untuk
apa ilmu digunakan.
Landasan aksiologi ilmu adalah analisis tentang penerapan hasil temuan
ilmu (ilmu pengetahuan). penerapan ilmu untuk memudahkan manusia
untuk memenuhi kebutuhan dan keluhuran hidupnya.
D. Fungsi Aksiologi
Aksiologi ilmu pengetahuan sebagai strategi untuk mengantisipasi
perkembangan dan teknologi (IPTEK) tetap berjalan pada jalur kemanusiaan.
Oleh karena itu daya kerja aksiologi antara lain :
1.      Menjaga dan memberi arah agar proses keilmuan menemukan
kebenaran yang hakiki.
2.      Dalam pemilihan objek penelaahan dapat dilakukan secara etis, tidak
mengubah kodrat manusia, dan tidak merendahkan martabat manusia.
3.      Pengembangan ilmu pengetahuan diarahkan untuk dapat meningkatkan
taraf hidup yang memperhatikan kodrat dan martabat manusia serta
memberikan keseimbangan alam lewat pemanfaatan ilmu.
E. Pendekatan-Pendekatan dalam Aksiologi
Pendekatan-pendekatan dalam aksiologi dapat dijawab dengan tiga macam
cara, yaitu :
1.    Nilai sepenuhnya berhakekat subyektif. Ditinjau dari sudut pandang ini,
nilai-nilai merupaka reaksi-reaksi yang diberikan oleh manusia sebagai pelaku
dan keberadaannya tergantung pada pengalaman-pengalaman mereka.
2.    Nilai-Nilai merupakan kenyataan-kenyataan yang ditinjau dari segi
ontologi namun tidak terdapat dalam ruang dan waktu.
3.    Nilai-Nilai merupakan unsur-unsur obyektif yang menyusun kenyataan.
F. Hubungan Aksiologi dengan Filsafat Ilmu
Kaitan Antara Aksiologi Dengan Filsafat Ilmu adalah Nilai itu bersifat objektif, tapi
kadang-kadang bersifat subjektif. Dikatakan objektif jika nilai-nilai tidak
tergantung pada subjek atau kesadaran yang menilai. Tolak ukur suatu gagasan
berada pada objeknya, bukan pada subjek yang melakukan penilaian. Kebenaran
tidak tergantung pada kebenaran pada pendapat individu melainkan pada
objektivitas fakta. Sebaliknya, nilai menjadi subjektif, apabila subjek berperan
dalam memberi penilaian; kesadaran manusia menjadi tolak ukur penilaian.
Dengan demikian nilai subjektif selalu memperhatikan berbagai pandangan yang
dimiliki akal budi manusia, seperti perasaan yang akan mengasah kepada suka
atau tidak suka, senang atau tidak senang.
Salah satu faktor yang membedakan antara peryataan ilmiah dengan anggapan
umum ialah terletak pada objektifitasnya.
 Seorang ilmuan harus melihat realitas empiris dengan mengesampingkan
kesadaran yang bersifat idiologis, agama dan budaya. Seorang ilmuan haruslah
bebas dalam menentukan topik penelitiannya, bebas melakukan eksperimen-
eksperimen. Ketika seorang ilmuan bekerja dia hanya tertuju kepada
proses kerja ilmiah dan tujuannya agar penelitiannya berhasil dengan baik.
Nilai objektif hanya menjadi tujuan utamanya, dia tidak mau terikat pada
nilai subjektif .
G. KESIMPULAN
Kesimpulan dari makalah ini adalah :
 Menurut bahasa Yunani AKSIOLOGI berasal dari kata axios artinya nilai
dan logos artinya Teori atau Ilmu.
 Aksiologi merupakan bagian dari filsafat ilmu yang mempertanyakan
bagaimanana manusia menggunakan ilmunya.
 Menurut Bramel Aksiologi terbagi tiga bagian :
1. Moral Conduct  yaitu tindakan moral,
2. 2. Estetic expression yaitu ekspresi keindahan,
3. 3. Socio-politcal life  yaitu kehidupan social politik,
 aksiologi adalah teori tentang nilai, Dalam Encyslopedia of philosophy dijelaskan
aksiologi disamakan dengan value(nilai) and valuation(penilaian).
 Kattsoff menyatakan bahwa pertanyaan mengenai hakikat nilai dapat di jawab
dengan tiga macam cara yaitu : Obyektivisme logis, Obyektivisme metafisik,
Subjectivisme.
 ilmu Aksiologi menghasilkan pengetahuan yang dapat digunakan untuk tujuan
antara lain, salah satunya yaitu untuk membuktikan kebenaran.
 Di antara fungsi Aksiologi adalah Menjaga dan memberi arah agar proses
keilmuan menemukan kebenaran yang hakiki.
 Hubungan Aksiologi Dengan Filsafat Ilmu adalah Nilai itu bersifat
objektif, tapi kadang-kadang bersifat subjektif.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
SEMOGA BERGUNA DAN
BERMANFAAT BAGI KITA SEMUA

WASSALAMU’ALAIKUM WR.WB

HORMAT KAMI
KELOMPOK 4

Anda mungkin juga menyukai