Anda di halaman 1dari 9

AXIOLOGI

Oleh :
Taufiq Julian Davit

PEMBIMBING :
Alwin Kasim, drg., SpBM

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS


PROGRAM STUDI BEDAH MULUT DAN MAKSILOFASIAL
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai

ketuhanan, alam manusia, dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang

bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia setelah mencapai pengetahuan.

Perkembangan yang terjadi dalam pengetahuan ternyata melahirkan sebuah polemik baru karena

kebebasan pengetahuan terhadap nilai atau yang bisa kita sebut sebagai netralitas pengetahuan

(value free). Sebaliknya ada jenis pengetahuan yang didasarkan pada keterikatan nilai. Sekarang

mana yang lebih unggul antara netralitas pengetahuan dan pengetahuan yang didasarkan pada

keterikatan nilai? Bagian dari filsafat pengetahuan membicarakan tentang ontologis, epistomologis

dan aksiologi, Pembahasan aksiologi menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu. Artinya pada

tahap-tahap tertentu kadang ilmu harus disesuaikan dengan nilai-nilai budaya dan moral suatu

masyarakat, sehingga nilai kegunaan ilmu tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat dalam

usahanya meningkatkan kesejahteraan bersama, bukan sebaliknya malahan menimbulkan bencana.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah diatas dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:

1.      Apa pengertian aksiologi?

2.      Apa fungsi aksiologi ?

3.      Apa saja pendekatan – pendekatan dalam aksiologi?

4.      Apa kaitan aksiologi dengan filsafat ilmu?

C. Tujuan
1.      Untuk menjelaskan pengertian aksiologi

2.      Untuk mengetahui fungsi aksiologi

3.      Untuk mengetahui pendekatan-pendekatan dalam aksiologi

4.      Untuk mengetahui kaitan aksiologi dengan filsafat ilmu

BAB II

AKSIOLOGI ILMU
A. Pengertian Aksiologi Ilmu

Aksiologi adalah istilah yang berasal dari kata Yunani yaitu; axios yang berarti sesuai atau

wajar. Sedangkan logos yang berarti ilmu. Aksiologi dipahami sebagai teori nilai. Aksiologi ilmu

(nilai) adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakekat nilai, yang umumnya ditinjau dari sudut

pandang kefilsafatan. Nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan

berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai. Aksiologi meliputi nilai-nilai, parameter bagi apa

yang disebut sebagai kebenaran atau kenyataan itu sebagaimana kehidupan kita yang menjelajahi

kawasan, seperti kawasan sosial, kawasan fisik materiil, dan kawasan simbolik yang masing-

masing menunjukan aspeknya sendiri-sendiri. Lebih dari itu, aksiologi juga menunjukan kaidah-

kaidah apa yang harus kita perhatikan di dalam menerapkan ilmu kedalam praksis. Menurut

Suriasumantri aksiologi adalah teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan

yang diperoleh. Menurut kamus Bahasa Indonesia aksiologi adalah kegunaan ilmu pengetahuan

bagi kehidupan manusia, kajian tentang nilai-nilai khususnya etika.

Menurut Bramel, aksiologi terbagi tiga bagian, yaitu :

1.        Moral Conduct, yaitu tindakan moral, bidang ini melahirkan disiplin khusus, yaitu etika

2.        Estetic Expression, yaitu ekspresi keindahan. Bidang ini melahirkan keindahan

3.        Sosio-political life, yaitu kehidupan sosial politik, yang akan melahirkan filsafat sosial

politik.

Dari definisi-definisi aksiologi di atas, terlihat dengan jelas bahwa permasalahan utama

adalah mengenai nilai. Nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk

melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai. Teori tentang nilai yang dalam filsafat

mengacu pada permasalahan etika dan estetika. Etika menilai perbuatan manusia, maka lebih tepat

kalau dikatakan bahwa objek formal etika adalah norma-norma kesusilaan manusia, dan dapat

dikatakan pula bahwa etika mempelajari tingkah laku manusia ditinjau dari segi baik dan tidak baik
di dalam suatu kondisi yang normative, yaitu suatu kondisi yang melibatkan norma-norma.

Sedangkan estetika berkaitan dengan nilai tentang pengalaman keindahan yang dimiliki oleh

manusia terhadap lingkungan dan fenomena di sekelilingnya. Aksiologi adalah bagian dari filsafat

yang menaruh perhatian tentang baik dan buruk (good and bad), benar dan salah (right and wrong),

serta tentang cara dan tujuan (means and and). Aksiologi mencoba merumuskan suatu teori yang

konsisten untuk perilaku etis.

          Kattsoff menyatakan bahwa pertanyaan mengenai hakekat nilai dapat dijawab dengan tiga

macam cara yaitu:

1. Subyektivitas yatu nilai sepenuhnya berhakekat subyektif. Ditinjau dari sudut pandang ini,

nilai merupakan reaksi yang diberikan manusia sebagai pelaku dan keberadaannya

tergantung dari pengalaman.

2. Obyektivisme logis yaitu nilai merupakan kenyataan ditinjau dari segi ontologi, namun tidak

terdapat dalam ruang dan waktu.Nilai-nilai tersebut merupakan esensi logis dan dapat

diketahui melalui akal.

3. Obyektivisme metafisik yaitu nilai merupakan unsur obyektif yang menyusun kenyataan.

B. Fungsi Aksiologi

Aksiologi ilmu pengetahuan sebagai strategi untuk mengantisipasi perkembangan dan

teknologi (IPTEK) tetap berjalan pada jalur kemanusiaan. Oleh karena itu daya kerja aksiologi

antara lain :

1.      Menjaga dan memberi arah agar proses keilmuan menemukan kebenaran yang hakiki.

2.      Dalam pemilihan objek penelaahan dapat dilakukan secara etis, tidak mengubah kodrat

manusia, dan tidak merendahkan martabat manusia.

3.      Pengembangan ilmu pengetahuan diarahkan untuk dapat meningkatkan taraf hidup yang

memperhatikan kodrat dan martabat manusia serta memberikan keseimbangan alam lewat
pemanfaatan ilmu.

C. Pendekatan-Pendekatan dalam Aksiologi

Pendekatan-pendekatan dalam aksiologi dapat dijawab dengan tiga macam cara, yaitu :

1.    Nilai sepenuhnya berhakekat subyektif. Ditinjau dari sudut pandang ini, nilai-nilai merupaka

reaksi-reaksi yang diberkan oleh manusia sebagai pelaku dan keberadaannya tergantung pada

pengalaman-pengalaman mereka.

2.    Nilai-Nilai merupakan kenyataan-kenyataan yang ditinjau dari segi ontologi namun tidak

terdapat dalam ruang dan waktu.

3.    Nilai-Nilai merupakan unsur-unsur obyektif yang menyusun kenyataan.

D. Hubungan Aksiologi dengan Filsafat Ilmu

Kaitan Antara Aksiologi Dengan Filsafat Ilmu adalah Nilai itu bersifat objektif, tapi kadang-

kadang bersifat subjektif. Dikatakan objektif jika nilai-nilai tidak tergantung pada subjek atau

kesadaran yang menilai. Tolak ukur suatu gagasan berada pada objeknya, bukan pada subjek yang

melakukan penilaian. Kebenaran tidak tergantung pada kebenaran pada pendapat individu

melainkan pada objektivitas fakta. Sebaliknya, nilai menjadi subjektif, apabila subjek berperan

dalam memberi penilaian; kesadaran manusia menjadi tolak ukur penilaian.

Dengan demikian nilai subjektif selalu memperhatikan berbagai pandangan yang dimiliki

akal budi manusia, seperti perasaan yang akan mengasah kepada suka atau tidak suka, senang atau

tidak senang. Bagaimana dengan objektivitas ilmu? Sudah menjadi ketentuan umum dan diterima

oleh berbagai kalangan bahwa ilmu harus bersifat objektif. Salah satu faktor yang membedakan

antara peryataan ilmiah dengan anggapan umum ialah terletak pada objektifitasnya.

Seorang ilmuan harus melihat realitas empiris dengan mengesampingkan kesadaran yang

bersifat idiologis, agama dan budaya. Seorang ilmuan haruslah bebas dalam menentukan topik

penelitiannya, bebas melakukan eksperimen-eksperimen. Ketika seorang ilmuan bekerja dia hanya
tertuju kepada proses kerja ilmiah dan tujuannya agar penelitiannya berhasil dengan baik. Nilai

objektif hanya menjadi tujuan utamanya, dia tidak mau terikat pada nilai subjektif .

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Aksiologi adalah istilah yang berasal dari kata Yunani yaitu; axios yang berarti sesuai atau

wajar. Sedangkan logos yang berarti ilmu. Aksiologi dipahami sebagai teori nilai. Aksiologi ilmu

(nilai) adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakekat nilai, yang umumnya ditinjau dari sudut

pandang kefilsafatan .

Kaitan Antara Aksiologi Dengan Filsafat Ilmu adalah Nilai itu bersifat objektif, tapi

kadang-kadang bersifat subjektif. Dikatakan objektif jika nilai-nilai tidak tergantung pada subjek

atau kesadaran yang menilai.

Aksiologi membberikan jawaban untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu di

pergunakan. Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah nilai.

Bagaimana penentuan objek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan nilai. Bagaimana kaitan

antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma

nilai.

DAFTAR PUSTAKA

Adib, Mohammad. 2011. Filsafat Ilmu Ontologi, Epistemologi, Aksiologi, Dan Logika Ilmu
Pengetahuan. Pustaka Pelajar: Yogyakarta. Adisusilo

JR, Sutarjo.1983. Problematika Perkembangan Ilmu Pengetahuan. Kanisius: Yogyakarta.

Anton dan Achmad Charris Zubair. 2015. Metodologi Penelitian Filsafat. Kanisius: Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai