Anda di halaman 1dari 10

A.

Makna Aksiologi

menurut kamus bahasa Indonesia aksiologi adalah (1) kegunaanilmu pengetahuan bagi
kehidupan manusia, (2) kajian tentang nilaikhususnya etika. nilai digunakan sebagai kata benda
abstrak, dalampengertian yang lebih sempit seperti baik, menarik dan bagus. Sedangkandalam
pengertian yang lebih luas mencakup sebagai tambahan segala bentuk kewajiban, kebenaran dan
kesucian. nilai sebagai kata bendakonkret. Contohnya ketika kita berkata sebuah nilai atau nilai-
nilai. Iasering dipakai untuk Merujuk untuk sesuatu yang layak, seperti nilaiatau nilai dia. nilai
juga dipakai sebagai kata kerja dalam ekspresi laki-lakiila,memberi nilai atau dinilai. Sedangkan
menurut Wikipedia, Aksiologimerupakan cabang filsafat ilmu yang dipertanyakan
bagaimanamanusia menggunakan ilmunya.Aksiologi adal ahistilah yang berasal dari bahasa
Yunani yaitu; aksio yang berarti nilai dan logo yang berarti ilmu. menurut John Sinclair,
dalamlingkup kajian Filsafat, nilai Merujuk pada pemikiran atau suatu sistemseperti politik,
sosial dan agama. Sedangkan nilai itu sendiri adalah sesuatuyang berharga, yang diidamkan oleh
setiap gila

5 sbeberapa definisi tentang aksiolo gimenurut para ahli

1.menurut Suriasumantri, aksiologi adalah teori nilai yang hal baikdengan kegunaan dari
pengetahuan yang diperole

2.menurut Wibisono, aksiologi adalah nilai-nilai sebagai tolak ukurkebenaran, etika dan moral
sebagai dasar normatif mencari danpenggalian,serta penerapan ilmu.

3.Scheleer mengontraskan aksiologi dengan praksiologi, yaitu suatu teoridasar tentang tindakan
tetapi lebih sering dikontraskan dengan tata susila , yaitu suatu teori mengenai tindakan baik
secara moral.

4.Langeveld memberikan pendapat bahwa aksiologi terdiri atas dua halutama, yaitu etika dan
estetika. Etika merupakan bagian filsafat nilaidan penilaian yang membicarakan perilaku orang,
sedangkan estetikaadalah bagian filsafat tentang nilai dan penilaian yang memandangkarya
manusia dari sudut indah dan jelek.

5.Kattsoff mendefinisikan aksiologi sebagai ilmu pengetahuan yangmenyelediki hakekat nilai


yang umumnya ditinjau dari sudut pandangkefilsafatan.Dari definisi aksiologi di atas, terlihat
dengan jelas bahwapermasalahan utama adalah mengenai nilai. Nilai yang dimaksud
adalahsesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai pertimbangantentang apa yang
dinilai.Teori tentang nilai yang dalam filsafat mengacu pada masalah etikadan estetika.
Aksiologi ilmu terdiri dari nilai-nilai yang bersifat normatif

B.Konsep Nilai Dalam Aksiologi

Dalam pembahasan aksiologi, nilai menjadi fokus utama. Nilaidipahami sebagai pandangan,
cita-cita, adat, kebiasaan, dan lain-lain yangmenimbulkan tanggapan emosional pada seseorang
atau masyarakattertentu. Dalam filsafat, nilai akan berkaitan dengan logika, etika,
estetika.Logika akan menjawab tentang persoalan nilai kebenaran sehingga denganlogika akan
diperoleh sebuah keruntutan. Etika akan berbicara mengenainilai kebenaran, yaitu antara yang
pantas dan tidak pantas, antara yang baik dan tidak baik. Adapun estetika akan mengupas tentang
nilaikeindahan atau kejelekan. Estetika biasanya erat berkaitan dengan karyaseni.Sebuah nilai
bisa juga bersifat subjektif dan objektif akan sangat bergantung pada perasaan dan intelektualitas
yang hasilnya akanmengarah pada perasaan suka atau tidak suka, senang atau tidak senang.nilai
akan subjektif bila subjek sangat berperan dalam segala hal.

bagaimanadengan nilai dalam ilmu pengetahuan. Perkembangan dan kemajuan ilmu. mengenai
norma-norma rasional atau yang pagar ideal sebagai kriteria.Dari berbagai corak aliran ini maka
hubungan antara nilai dan fakta dapatdi luar melalui tiga hal.

Pertama, aliran naturalis potsitivisme yangmenyatakan tidak ada kaitan antara pengalaman
manusia dengan sistemnilai.

Kedua, objektifisme logistik yang menyatakan bahwa nilai merupakanesensi logistik dan
substantif yang tidak ada keterikatan dengan status atautindakan eksistensi dalam realitas.

Ketiga, aliran objektif metafisis yangmenyatakan nilai adalah norma ideal yang mengandung
tidak yakin integralobjektif dan aktif dari sekarang metafisik.Dengan demikian dalam filsafat
aksiologis pembicaraan utamaterkait erat dengan kaitan ilmu dan moral. Hal ini telah lama
menjadi bahan pembahasan para pemikir antara lain Merton, Popper, Russel, danpemikira
lainnya.

C.Landasan Aksiologi

Dalam aksiologis dibicarakan tentang kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia dan
juga nilai-nilai yang harus dilembagakanpada setiap dominannya.Aksiologi pada dasarnya
bersifat ide dan karenaitu ia abstrak dan tidak dapat disentuh oleh panca indra.Yang
dapatditangkap dari aspek aksiologis adalah materi atau tingkah laku yangmengandung nilai.
Karena itu nilai bukan soal benar atau salah karena ia tidak dapat diuji.Ukurannya sangat
subjektif dan objek, kajiannya adalahsoal apakah suatu nilai dekehendaki atau tidak.Berbeda
dengan fakta yang juga abstrak namun dapat diuji dan argumentasi rasional dapat memaksaorang
untuk menerima kebenarannya. Pengukuran benar dan salah darisuatu fakta dapat dilakukan
secara objektif dan empiris. bagaimanadengan nilai dalam ilmu pengetahuan. Perkembangan dan
kemajuan ilmu. mengenai norma-norma rasional atau yang pagar ideal sebagai kriteria.Dari
berbagai corak aliran ini maka hubungan antara nilai dan fakta dapatdi luar melalui tiga hal.
Pertama, aliran naturalis potsitivisme yangmenyatakan tidak ada kaitan antara pengalaman
manusia dengan sistemnilai.

Kedua, objektifisme logistik yang menyatakan bahwa nilai merupakanesensi logistik dan
substantif yang tidak ada keterikatan dengan status atautindakan eksistensi dalam realitas.

Ketiga, aliran objektif metafisis yangmenyatakan nilai adalah norma ideal yang mengandung
tidak yakin integralobjektif dan aktif dari sekarang metafisik.Dengan demikian dalam filsafat
aksiologis pembicaraan utamaterkait erat dengan kaitan ilmu dan moral. Hal ini telah lama
menjadi bahan pembahasan para pemikir antara lain Merton, Popper, Russel, danpemikira
lainnya.

metafisika keilmuwan, sedangkan dalam kegunaan, bahkanpemilihan objek penelitian, maka


kegiatan keilmuwan harus berlandaskanazas-azas moral.hubungan antara ilmu dengan moral
oleh Jujun S. Ditelaah secara hati-hati dengan mempertimbangkan tiga dimensi filosofis ilmu.
PandanganJujun S mengenai hal tersebut adalah sebagai berikut

1.untuk mendapatkan pengertian yang benar mengenai kaitan antarailmu dan moral maka
pembahasan masalah ini harus didekati dari segi-segi enam yang lebih detail yaitu segi enam
ontologi, epistemologi, danaksiologi.

2.Menafsirkan hakikat ilmu dan moral sebaiknya diperhitungkanfaktor sejarah, baik sejarah
perkembangan ilmu itu sendiri, maupunpenggunaan ilmu dalam lingkup perjalanan sejarah
kemanusiaan.

3.Secara ontologi dalam pemilihan wujud yang akan dijadikan objekpenelaahannya (objek
ontologis/objek resmi) ilmu dibimbing olehkaidah moral yang berazaskan tidak mengubah
kodrat manusia, tidakmerendahkan martabat manusia, dan tidak mencampuri masalahkehidupan

.4.Secara epistemologis, upaya ilmiah tercermin dalam metoda keilmuwanyang berporoskan


proses logiko-hipotetiko-verifikatif dengan kaidahmoral yang berazaskan menemukan
kebenaran, yang dilakukan denganpenuh kejujuran, tanpa kepentingan langsung tertentu dan
berdasarkankekuatan argumentasian sich yang berarti

sistem dari moral prinsip atau aturan dari perilaku . atau suatu sistem,prinsip moral, aturan atau
cara berperilaku. Akan tetapi, sekarang etika (dengan tambahan huruf S) dapat berarti tunggal.
Jika ini yang dimaksudmaka etika berarti NS cabang dari filsafat itu deals with moral
principles ,suatu cabang filsafat yang memberikan batasan prinsip-prinsip moral. Jika ethics
dengan maksud plural (jamak) berarti moral principles that govern or influence a person’s behavi
or . prinsip-prinsip moral yang dipengaruhi olehperilaku pribadi.Dalam bahasa Yunani Kuno,
etika berarti ethos , yang apabila dalam bentuk tunggal mempunyai arti tempat tinggal yang
biasa, padang rumput,kandang, adat, akhlak, watak perasaan, sikap, cara berpikir. Dalam bentuk
jamata etha) artinya adalah adat kebiasaan. Jadi, jika kita membatasi diripada asal-usul kata ini,
maka “etika” berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.
Arti inilah yang menjadi latar belakang bagi terbentuknya istilah “etika” yang oleh Aristoteles
(384-322SM.) sudah dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Etika secara lebihdetail
merupakan ilmu yang membahas tentang moralitas atau tentangmanusia sejauh berkaitan dengan

moralitas.

D.Komponen Aksiologi

1. Etika

Tujuan dari etika adalah agar manusia mengetahui dan mampumempertanggungjawabkan apa
yang ia lakukan. Di dalam etika, nilai kebaikan dari tingkah laku manusia menjadi sentral
persoalan.Maksudnya adalah tingkah laku yang penuh dengan tanggung jawab, baik tanggung
jawab terhadap diri sendiri, masyarakat, alam maupunterhadap Tuhan sebagai sang pencipta.
Dalam perkembangan sejarahetika, ada 4 teori etika sebagai sistem filsafat moral yaitu
hedonisme,eudemonisme, utiliterisme dan pragmatisme. Hedonisme adalah suatupandangan
yang menganggap bahwa sesuatu yang baik jikamengandung kenikmatan bagi manusia.
Eudemonisme menegaskansetiap kegiatan manusia mengejar tujuan. Adapun tujuan
darieudemonisme itu sendiri adalah kebahagiaan. Selanjutnya, utilitarismeyang berpendapat
bahwa tujuan hukum adalah memajukankepentingan para warga negara dan bukan memaksakan
perintah-perintah Ilahi atau melindungi apa yang disebut hak-hak kodrati.Selanjutnya,
pragmatisme adalah suatu pemikiran yang menganggap bahwa sesuatu yang baik adalah yang
berguna secara praktis dalamkehidupan. Ukuran kebenaran suatu teori adalah kegunaan praktis
teoriitu, bukan dilihat secara teoretis.Etika berada dalam setiap faktor kehidupan manusia, meski
tidakselalu dinyatakan secara tertulis, dalam berkomunikasi pun ada etikanya.

Andersen mengatakan bahwa etika adalah sebuah situasi yangmempelajari nilai dan landasan
bagi penerapannya. Hal ini pantas atautidak pantas, baik atau buruk. Sebuah etika tidak akan
lagimempersoalkan kondisi manusia tetapi sudah pada bagaimanaseharusnya manusia bertidak
namun kemudian kita tidak dapatmengatakan bahwa sebuah etika akan menyelesaikan persoalan
praktis.Sebuah etika tidak mengatakan pada seseorang apa yang harusdilakukannya pada situasi
tertentu. Teori etika akan membantu menusiauntuk memutuskan apa yang harus ia lakukan.
Sehingga dapatdikatakan bahwa fungsi praktis etika adalah memberikan pertimbangandalam
perilaku.

2.Estetika Estetika akan dikaitkan dengan seni karena estetika lahir daripenilaian manusia
tentang keindahan. Kattsof mengatakan bahwaestetika akan menyangkut perasaan, dan perasaan
ini adalah perasaanindah. Nilai keindahan tidak semata-mata pada bentuk atau kualitasobjeknya,
tetapi juga isi atau makna yang dikandungnya. Dengandemikian sebuah estetika akan ditemukan
dalam sisi lahirnya maupun batinnya, bukan hanya sepihak.

E.Kegunaan Aksiologi

1.ilmu, nilai, dan tanggung jawab

Dalam tahap awal perkembangannya, ilmu sudah dikaitkandengan tujuan tertentu. Ilmu tidak
saja digunakan untuk menguasaialam melainkan juga untuk memerangi sesama manusia,
ataumenguasai manusia. Tidak jarang manusia diperbudak oleh ilmu.Dengan ilmu, kadang-
kadang manusia mengorbankan nilai-nilaikemanusiannya. Akhirnya hanya karena ilmu terjadi
gejaladehumanisasi, sehingga tidak salah jika banyak orang mengatakan bahwa ilmu sudah tidak
berpihak kepada manusia, tetapi ilmu sudahmempunyai tujuannya sendiri. Dalam zaman
globalisasi saat ini, dimana proses perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak
lagimenunjukkan perkembangan sedikit demi sedikit, setapak demi setapak,melainkan melalui
lompatan-lompatan atau terobosan-terobosan yang besar. Filsuf-filsuf ini juga menyaksikan
gejala-gejalayang perlu mendapat perhatian kemanusiaan sehubungan denganakibat sampingan
dari penerapan teknologi ini. Dengan demikiansebuah ilmu bukan mustahil justru menjadi
bumerang bagikemanusiaan itu sendiri, dan terlempar jauh dari hakikat ilmu yangsebenarnya.
Menghadapi kenyataan pahit ini, Ilmuwan yang padahakikatnya mempelajari alam sebagaimana
adanya, mulaimempertanyakan tentang bagaimana seharusnya memanfaatkan ilmu.Banyak
orang mulai bertanya untuk apa ilmu itu harus dipergunakandan ke arah mana ilmu harus
diarahkan. Tentu untuk menjawabpertanyaan ini orang harus melihat lagi tentang hakikat moral.
Inilahpertanyaan tentang aksiologi yang dipecahkan demi kemaslahatanumat.Dalam filsafat,
ilmu juga dikaitkan dengan nilai. Pertanyaan yang banyak dibahas antara lain bahwa apakah
selalu ilmu itu bebas nilai atautidak bebas nilai. Tentu tidak ada orang yang meragukannya kalau
ilmuitu sendiri bernilai. Nilai ilmu terletak pada manfaat yang diberikannyasehingga menusia
dapat mencapai kemudahan dalam hidup. Ilmudikatakan bernilai karena menghasilkan
pengetahuan yang dapatdipercaya kebenarannya yang objektif, yang terkaji secara kritik.Dengan
demikian ilmu sebagai sebuah nilai adalah sesuatu yang bernilaidan masih bebas nilai. Akan

tetapi setelah ilmu digunakan oleh ilmuwan, ia menjadi tidak bebas nilai, hal ini disebabkan

sejauh manamoral yang ada pada ilmuwan untuk bertanggung jawab terhadap ilmuyang
dimilikinya akan menyebabkan ilmu itu menjadi baik atau menjadi buruk.Namun, sebagai
seorang ilmuwan, tidak akan dapat lepas darihakikat ilmu. Banyak peran yang menjadi tanggung
jawab sosialterhadap ilmu yang dimiliki. Sikap sosial ilmuwan harus selalukonsisten dengan
proses penelaahan ilmu yang dilakukan. Beberapasikap sosial yang mungkin dilakukan ilmuwan
sebagai cermin tanggung jawab sosial antara lain

a.Menjelaskan semua permasalahan yang tidak diketahui masyarakatdengan bahasa yang mudah
dicerna.

 b.Memengaruhi opini dalam rangka memunculkan masalah yangpenting untuk segera


dipecahkan.

c.Meramalkan apa yang terjadi dengan sebuah fenomena.

d.Menemukan alternatif dari objek permasalahan yang menjadi pusatperhatian

.e.Di bidang etika, ilmuwan tidak hanya memberikan informasi tetapi juga memberikan contoh 2.

2.Kegunaan aksiologi terhadap tujuan ilmu pengetahuan

Berkenaan dengan nilai guna ilmu, baik itu ilmu umum maupunilmu agama, tak dapat dibantah
lagi bahwa kedua ilmu itu sangat bermanfaat bagi seluruh umat manusia. Dengan ilmu sesorang
dapat mengubah wajah dunia. Berkaitan dengan hal ini, menurut FrancisBacon seperti yang
dikutip oleh Jujun. S. Suriasumatri bahwa“pengetahuan adalah kekuasaan”. Apakah kekuasaan
itu merupakan berkat atau justru malapetaka bagi umat manusia. Kalaupun terjadimalapetaka
yang disebabkan oleh ilmu, kita tidak bisa mengatakan bahwa itu merupakan kesalahan ilmu
karena ilmu itu sendirimerupakan alat bagi manusia untuk mencapai kebahagiaan hidup, lagipula
ilmu memiliki sifat netral, ilmu tidak mengenal baik ataupun burukmelainkan tergantung pada
pemilik dalam menggunakannya.

Untuk mengetahui kegunaan filsafat ilmu atau untuk apa filsafatilmu itu digunakan, kita dapat
memulainya dengan melihat filsafatsebagai tiga hal, yaitu:

1. Filsafat sebagai kumpulan teori digunakan untuk memahami danmereaksikan dunia


pemikiran. Jika seseorang hendak ikut membentudunia atau ikut mendukung suatu ide
yang membentuk suatu dunia,atau hendak menentang suatu sistem kebudayaan, sistem
ekonomi,atau sistem politik, maka sebaiknya mempelajari teori-teorifilsafatnya.Inilah
kegunaan mempelajari teori-teori filsafat ilmu.
2. Filsafat sebagai pandangan hidup. Dalam hal ini, semua teoriajarannya diterima
kebenarannya dan dilaksanakan dalamkehidupan. Filsafat ilmu sebagai pandangan hidup
digunakansebagai petunjuk dalam menjalani kehidupan.
3. Filsafat sebagai metodologi dalam memecahkan masalah.dalam hidup ini kita
menghadapi banyak masalah. Bila ada batu di depanpintu, setiap keluar dari pintu itu
kaki kita tersandung maka dapatdiasumsikan bahwa batu itu masalah. Kehidupan akan
dijalani lebihenak bila masalah masalah itu dapat diselesaikan.Ada banyak
caramenyelesaikan masalah, mulai dari cara yang sederhana sampai yangpaling rumit.
Bila cara yang digunakan amat sederhana maka biasanya masalah tidak terselesaikan
secara tuntas. Penyelesaianyang detail itu biasanya dapat mengungkap semua masalah
yang berkembang dalam kehidupan manusia.

Aksiologi adalah teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh.
Dengan aksiologi, kita mempelajari tentang apa guna dari ilmu pengetahuan yang didapatkan
atau nilai-nilai yang kita peroleh dari sebuah ilmu pengetahuan, seperti misalnya nilai-nilai yang
terkandung dalam sebuah lukisan. Aksiologi juga merupakan cabang dari kajian filsafat yang
berhubungan dengan etika dan estetika.

BAB IIIPENUTUPA.

Kesimpulan

Aksiologi ilmu terdiri dari nilai-nilai yang bersifat normatif dalampemberian makna terhadap
kebenaran atau kenyataan sebagaimanadijumpai dalam kehidupan, yang menjelajahi berbagai
kawasan, sepertikawasan sosial, kawasan simbolik atau pun fisik material. Lebih dari itunilai-
nilai juga ditunjukkan oleh aksiologi ini sebagai suatu

conditio sine quanon yang wajib dipatuhi dalam kegiatan kita, baik dalam melakukanpenelitian
maupun di dalam menerapkan ilmu. Jadi, aksiologi adalah teoritentang nilai.Dalam filsafat, nilai
akan berkaitan dengan logika, etika, estetika.Logika akan menjawab tentang persoalan nilai
kebenaran sehingga denganlogika akan diperoleh sebuah keruntutan. Etika akan berbicara
mengenainilai kebenaran, yaitu antara yang pantas dan tidak pantas, antara yang baik dan tidak
baik. Adapun estetika akan mengupas tentang nilaikeindahan atau kejelekan. Estetika biasanya
erat berkaitan dengan karyaseni.

AKSIOLOGI merupakan cabang filsafat yang mempelajari Nilai. Aksiologi ialah ilmu
pengetahuan yang menyelidiki hakekat nilai, didunia ini terdapat banyak cabang pengetahuan
yang bersangkutan dengan masalah-masalah nilai yang khusus seperti Epistimologis
(kebenaran), Etika (kebaikan) dan Estetika (Keindahan).

Ada beberapa karakteristik nilai yang berkaitan dengan teori nilai, yaitu Nilai objektif atau
subjektif yaitu Nilai itu objektif jika ia tidak bergantung pada subjek atau kesadaran yang menilai
sebaliknya nilai itu subjektif jika eksistensinya, maknanya, dan validitasnya tergantung pada
reaksi subjek yang melakukan penilaian, tanpa mempertimbangkan apakah ini bersifat psikis
atau fisik.

Dan yang kedua adalah  Nilai absolute atau berubah yaitu Suatu nilai dikatakan absolute atau
abadi, apabila nilai yang berlaku sekarang sudah berlaku sejak masa lampau dan akan berlaku
serta abash sepanjang masa, serta akan berlaku bagi siapapun tanpa memperhatikan ras, maupun
kelas social. Dipihak lain ada yang beranggapan bahwa semua nilai relative sesuai dengan
keinginan atau harapan manusia.Ada dua teori tentang Nilai yang pertama Etika dan Pendidikan.
Cara memandangnya dari sudut baik dan tidak baik, etika merupakan filsafat tentang perilaku
manusia. Filsafat Pendidikan Islam dan Etika Pendidikan, antara ilmu (pendidikan) dan etika
memiliki hubungan erat.

 Revolusi Genetika

Ilmu dalam persfektif sejarah kemanusiaan mempunyai puncak kecemerlangan masing- masing,
namun seperti kotak Pandora yang terbuka kecemerlangan itu membawa malapetaka. Dengan
penelitian genetika, kita tak lagi menelaah organ – organ manusia dalam upaya untuk
menciptakan teknologi kemudahan, melainkan manusia sendiri sekarang menjadi objek
penelaahan yang akan menghasilkan bukan lagi teknologi yang memberikan kemudahan,
melainkan teknologi yang akan merubah manusia itu sendiri.

Rekayasa yang cenderung menimbulkan gejala anti kemanusiaan (dehumanisme) dan mengubah
hakikat kemanusiaan. Hal ini menyebabkan kekhawatiran disekitar batas dan wewenag
pengembangan ilmu, disamping tanggung jawab dan moral ilmwuan. Jika ilmuwan melakukan
telaahan terhadap organ tubuh manusia, seperti jantung dan ginjal barangkali hal itu tidak
menjadi masalah terutama jika kajian itu bermuara pada penciptaan teknologi yang dapat
merawat atau membantu fungsi- fungsi organ tubuh manusia. Tapi jika sains mencoba mengkaji
hakikat manusia dan cenderung mengubah proses penciptaan manusia. Seperti kasus dalam
kloning, bayi tabung sehingga hal inilah yang menimbulkan pertanyaan disekitar batas dan
wewenang penjelajahan ilmu.

https://azmi648.blogspot.com/2016/01/chapter-10-aksiologi-nilai-kegunaan-ilmu.html?m=1

DAFTAR PUSTAKA

Abadi, T. W. (2016, Maret). Aksiologi: Antara Etika, Moral dan Estetika.Kanal (Jurnal Ilmu Komunikasi), 4 

(2), 187-204. Retrieved from http://ojs.umsida.ac.id/index.php/Kanal

Azwar, W., & Muliono. (2020)Filsafat Ilmu: Cara Mudah Memahami Filsafat Ilmu.Jakarta: Prenada


Media.
Bahrum. (2013). Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi.Sulesana, 35-45.

Bakhtiar, A. (2012)Filsafat Ilmu.Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Bertens, K. (2013)Etika (Revisi ed.). Yogyakarta: Kanisius.

Hakim, A. A., & Sabeni, B. A. (2018).Filsafat Umum dari Metologi sampaiTeofilosofi. Bandung: Pustaka


Setia.id.wikipedia.org.(2020, April 27).

 Aksiologi 

. Retrieved April 27, 2020, fromWikipedia Ensiklopedia


Bebas:https://id.wikipedia.org/wiki/Aksiologikbbi.web.id.(2020, April 27).aksiologi . Retrieved April 27,
2020, from

KamusBesar Bahasa Indonesia (KBBI) Kamus Versi Online/Daring:https://kbbi.web.id/aksiologi

Sanprayogi, M., & Chaer, M. T. (2017, Juli). Aksiologi Filsafat Ilmu dalamPengembangan Keilmuan.

 Al Murabbi, 4 (1), 105-120.

Suaedi. (2016).Pengantar Filsafat Ilmu. Bogor: IPB Press.

Surajiyo. (2014).Ilmu Filsafat Suatu Pengantar.Bandung: Bumi Aksara. 

Suriasumantri, J. S. (2006). Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta:Yayasan Obor.

Wahana, P. (2016).Filsafat Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta: Pustaka Diamond.

Wiramihardja, S. A. (2018) Pengantar Filsafat  (Revisi 2 ed.). Bandung: RefikaAditama.

https://www.kompasiana.com/sherlylestari8853/5fa0d1318ede48294a69c742/nilai-kegunaan-ilmu-
aksiolog .

https://id.wikipedia.org/wiki/Aksiologikbbi.web.id

https://www.academia.edu/42996201/MAKALAH_FILSAFAT_ILMU_Aksiologi_Nilai_Kegunaan_Ilmu

https://kbbi.web.id/aksiologiSanprayogi

http://setia.id.wikipedia.org/

http://msida.ac.id/i

https://www.kompasiana.com/noraina7096/5f9ffc6a725d244e144698e2/mengenal-aksiologi-nilai-
kegunaan-ilmu-dalam-filsafat

Anda mungkin juga menyukai